Positif Covid di Riau Tambah 453, Total 84.001 Kasus

0
302

Positif Covid di Riau Hari Ini (Rabu, 21/7/2021) bertambah sebanyak 453 kasus, pasien sembuh bertambah 318 kasus, dan 26 pasien yang meninggal dunia. Sehingga jumlah kasus terkonfirmasi Covid di Riau menjadi 84.001 kasus.

Dari jumlah Pasien Covid-19 Riau Hari Ini, sebanyak 73.604 pasien positif Corona Riau yang telah sembuh dan pulang. 1.102 pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit, 7.028 orang isolasi mandiri, serta 2.267 pasien yang telah meninggal.

corona riau

Jumlah Suspek

Untuk jumlah suspek di Riau sebanyak 99.714 orang. Suspek yang isolasi di rumah sakit berjumlah 209 pasien, suspek yang telah selesai isolasi berjumlah 95.578 orang, dan suspek yang isolasi mandiri sebanyak 3.575 orang. Sedangkan suspek yang meninggal dunia berjumlah 352 orang.

Jumlah Spesimen

Sementara spesimen di Riau yang diperiksa sebanyak 1.386 spesimen, serta jumlah orang yang telah diperiksa 1.177 orang. Sehingga saat ini total spesimen swab yang telah diperiksa di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad mencapai 416.232 sampel.

Tren Kasus Positif COVID-19 di Riau Melonjak, Gubri Ajak Masyarakat Tingkatkan Displin Prokes

Tren kasus konfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Riau belakangan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Atas kondisi itu Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih hati-hati dan terus meningkatkan disiplin protokol kesehatan (Prokes), karena dikhawatirkan di Riau ada varian Delta.

Untuk diketahui, kasus COVID-19 di Riau dalam beberapa hari di atas 500 kasus perhari. Padahal sebelumnya kasus di Riau di angka 200-300 orang perhari.

Peningkatan kasus dikhawatirkan ada penyebaran varian baru. Karena itu masyarakat diminta untuk waspada dan tetap mematuhi Prokes.

Gubri Ingin Pasien Dirawat di Fasilitas Milik Pemerintah 

Untuk mengurangi angka kematian, Gubri Syamsuar menginginkan pasien isolasi mandiri (isoman) dirawat di fasilitas milik pemerintah.

Hal ini agar masyarakat yang melakukan isolasi bisa dikontrol dengan baik oleh petugas kesehatan yang ada di tempat isolasi yang telah disediakan pemerintah, sehingga meningkatnya jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 bisa diantisipasi.

“Kita tidak ingin ada kejadian seperti di Pulau Jawa bahwa ada masyarakat meninggal di rumah karena melakukan isolasi mandiri di rumah, susah mengontrol, tenaga medis tidak ada,” kata Gubri saat memimpin Rapat Koordinasi Persiapan PPKM Darurat dan Evaluasi PPKM Diperketat di Kota Pekanbaru yang berlangsung di Gedung Daerah Balai Serindit, Senin (12/7/2021).

Wagubri Lepas 60 Ambulans Jemput Pasien Covid 19 yang Isolasi Mandiri di Pekanbaru 

Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Edy Nasution didampingi Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi melepaskan 60 ambulans untuk menjemput pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah yang akan dipindahkan ke tempat isolasi yang telah disediakan oleh pemerintah.

Wagubri menerangkan, ambulans ini akan disebarkan di seluruh wilayah Pekanbaru untuk menjemput pasien COVID-19.

Adapun para petugas yang menjemput telah diinformasikan berapa jumlah pasien yang dijemput, serta alamat dari masing-masing pasien COVID-19 tersebut. Sehingga para petugas dapat langsung menjalankan tugas dan kewajibannya.

Petugas Medis Diminta Sering Pantau Kondisi Pasien Isolasi Mandiri

Pasien yang menjalani isolasi mandiri harus terus mendapatkan perhatian dari tim medis. Hal ini perlu dilakukan untuk mengatasi adanya pasien isoman yang meninggal dunia di rumah karena tiba-tiba mengalami gejala dan perburukan kondisi.

Untuk itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi meminta agar Puskesmas ataupun institusi kesehatan yang bertugas memantau pasien-pasien isoman, yang juga dibantu oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas, untuk selalu mengevaluasi dan memantau kondisi pasien isoman.

Sehingga apabila pasien isoman mengalami perburukan kondisi klinis dapat segera dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Dengan demikian, kasus kematian pasien Covid-19 yang isoman di rumah dapat dicegah.

Alami Gejala Ini, Pasien Isolasi Mandiri COVID-19 Harus Segera Dirawat di Rumah Sakit

Lebih lanjut dr Yovi mengungkapkan, jika mengalami beberapa gejala di bawah ini untuk segera dirawat di rumah sakit.

Adapun beberapa gejalanya ialah, demam berkepanjangan meski sudah diberi obat. Kemudian batuk yang terus-menerus meski sudah minum obat.

Gejala selanjutnya yang membuat pasien COVID-19 tidak bisa isolasi mandiri di rumah yakni sesak nafas. Yang ditandai dengan dada terasa berat saat menarik dan melepas nafas.

“Kalau sudah ada beberapa gejala di atas, berarti harus segera melakukan perawatan di rumah sakit. Tidak bisa isolasi mandiri lagi,” ujarnya.

14 Anak di Riau Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Angka kematian anak-anak akibat Covid-19 hingga saat ini sudah 14 anak yang meninggal dunia. Sebanyak 12 di antaranya adalah anak-anak di bawah usia lima tahun (balita).

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad Provinsi Riau, Citra Cesilia mengingatkan orang tua agar tidak menganggap sepele kasus Covid-19 pada anak.

Sebab banyak orang tua yang menganggap gejala ringan akibat Covid-19 yang dialami oleh si anak sebagai hal yang biasa. Sehingga anak tidak segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

“Setelah kita telusuri dari 14 anak yang meninggal dunia ini ternyata tidak sampai lima hari dirawat di rumah sakit. Mereka ini datang sudah dalam kondisi berat, kemudian dilakukan swab dihari itu, besoknya pasien meninggal, dua atau tiga hari kemudian baru keluar hasil swabnya ternyata positif. Artinya, disini ada keterlambatan pasien dibawa ke rumah sakit, ” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.