Home Blog Page 58

Tugu Selais Tiga Sepadan Patah, Rangka Besinya Diganti

Tugu Selais Tiga Sepadan Kota Pekanbaru yang baru-baru ini mengalami kerusakan akibat banyaknya bagian yang sudah lapuk, segera dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.

Perbaikan Tugu Selais Tiga Sepadan

Tugu ini diperbaiki dengan cara mengganti rangka besi tugu tersebut. Pada Jumat (24/2/2023) Kepala Bidang (Kabid) Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru Langgeng, mengungkapkan bahwa bagian pada Tugu Selais ini banyak yang telah lapuk. Di antaranya yakni pada rangka besi dan tiang penyangganya.

”Akan kami perbaiki, karena tiang penyangga sudah lapuk dan kami ganti dengan yang baru. Karena sebagian bentuk fisiknya perlu diganti dengan yang lebih bagus,” ujarnya.

Pebaikan Dilakukan Secepatnya

Ia juga mengatakan, perbaikan pada tugu ini harus dikerjakan secepat mungkin. Ini dikarenakan proses perbaikan tugu yang menjadi ikon kota Pekanbaru ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

Perbaikan direncanakan akan dilakukan langsung di lokasi tugu tersebut. Namun, hal ini juga tergantung pada kondisi cuaca. Jika cuaca tak mendukung, maka pengerjaan perbaikan Tugu Selais akan ditunda.

”Rencana besok (hari ini, red) kami mulai perbaiki. Tergantung kondisi cuaca di lapangan. Perbaikan di tempat, karena rangka besi sudah pada lapuk dan perlu diganti besi yang baru dan dilas,” ujar Langgeng.

Alasanya pasti dari patahnya tugu tersebut belum dapat diketahui. Apakah faktor cuaca atau karena lain.

Ciri Khas Kota Pekanbaru Kurang Menonjol, Dispar Diminta Kaji Ulang

Encik dan puan, tak jarang pendatang kota Pekanbaru kebingungan saat ditanya apa sih ciri khas dari Pekanbaru atau saat ditanya oleh-oleh apa sih dari Pekanbaru? Kita sebagai masyarakat Pekanbaru pun terkadang masih bingung untuk menjawabnya.

Dinas Pariwisata Diminta untuk mengkaji Ulang

Sebagaimana diketahui, Kota Pekanbaru sendiri minim ikon atau ciri khas seperti kuliner, tanaman, dan juga souvenir. Hal ini membuat Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun meminta kepada Dinas Pariwisata untuk mengkaji hal tersebut.

Menurut Muflihun, Pekanbaru hingga saat ini belum memiliki suatu ciri khas yang khusus. Sehingga ia mengatakan bahwa Dinas Pariwisata perlu membahas hal ini untuk memuculkan sesuatu yang baru bagi Pekanbaru.

Ia juga mengatakan, kebanyakan orang yang datang ke Pekanbaru terkadang tidak mengatahui oleh-oleh apa yang harus mereka beli di kota ini.

Bahkan tak sedikit orang Pekanbaru tidak dapat menjawab ketika ditanya tentang oleh-oleh ciri khas Pekanbaru.

“Sampai hari ini belum dapat apa ciri khas kita,” ungkapnya.

Event Mencari Ikon dan Ciri Khas

Ia berharap, Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru dapat kembali mengadakan event untuk mencari ikon dan ciri khas Kota Bertuah ini.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar Kota Pekanbaru dapat dikenal orang luar dan dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk Kota ini.

Selain itu, ia juga berharap perusahaan yang beroperasi di Kota Pekanbaru dapat aktif mengadakan event kuliner dan UMKM.

Suku di Provinsi Riau, Selain Suku Melayu

0

Meskipun dikenal dengan Melayu, ternyata suku yang ada di Provinsi Riau tidak hanya suku Melayu saja. Untuk mengenal lebih jauh tentang beberapa Suku asli Riau selain Suku Melayu, mari simak penjelasan di bawah ini.

Ada 5 Suku Asli Riau

Berikut ini lima suku asli di Provinsi Riau selain Suku Melayu, di antaranya:

1. Akit

Suku asli Riau ini mendiami Pulau Rupat, Kecamatan Rupat, Bengkalis. Suku ini disebut sebagai orang Akit karena mereka kerap menggunakan rakit untuk berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain.

Mereka menggantungkan hidup pada alam dan berburu binatang atau memanfaatkan hasil hutan. Misalnya saja sagu yang kemudian diramu dan bisa menjadi persediaan makanan mereka dalam jangka yang cukup panjang.

Kepercayaan suku Akit ini adalah animisme. Suku akit asli jarang berinteraksi dengan orang-orang luar dan umumnya hanya bergaul dengan sesama masyarakat Akit. Mereka juga terkenal mampu meramu obat-obatan yang sebenarnya bisa membahayakan nyawa manusia.

2. Sakai

Merupakan suku terasing yang mendiami Provinsi Riau. Asal kata Sakai sampai saat ini belum diketahui secara pasti.

Namun keterangan dari para tetua Sakai, nama suku sakai baru ada sejak zaman penjajahan Jepang. Sebelum itu suku sakai dikenal dengan nama Uang Daek atau suku pebatin.

Mulanya istilah sakai dipakai oleh tentara Jepang untuk membedakan masyarakat biasa denga para tentara pejuang.

Jepang menyebut rakyat biasa yang bukan pejuang dengan dengan sebutan orang Sakai. Akhirnya nama tersebut melekat pada diri mereka sampai sekarang dikenal dengan Suku Sakai.

Suku ini tergolong dalam ras Veddoid. Umumnya mereka memiliki ciri-ciri fisik berkulit cokelat agak gelap dengan rambut keriting atau berombak.

3. Talang Mamak

Selanjutnya suku asli yang ada di Riau adalah Suku Talang mamak dan tergolong suku Melayu Tua.

Suku ini suku asli Indragiri, Riau, yang juga disebut suku Tuhan (pendatang pertama). Talang Mamak berasal dari kata Talang yang memiliki arti ladang sedangkan mamak yang memiliki ibu.

Selain talang mamak, suku ini juga punya sebutan lain, seperti suku anak dalam dan suku langkah lama. Suku ini hampir sama dengan suku sakai, katanya suku talang mamak berasal dari pagaruyung yang pindah dan tinggal di Indragiri.

Dikarenakan adanya konflik, baik adat maupun agama, sehingga mereka mencari tempat tinggal lain. Kepercayaan suku ini yakni adalah animisme, dikarenakan mereka masih percaya dengan kekuatan gaib dari roh ninik moyang.

4. Bonai

Suku Bonai merupakan salah satu suku yang mendiami daerah Bonai, Sekapas, dan Rantau Kapur, di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Bengkalis Riau.

Asal usul suku ini memiliki dua versi yakni yang pertama menerangkan bahwa nenek moyang mereka adalah berasal dari Borneo (Kalimantan) yang datang menyusuri muara sungai rokan ke arah hulu, dan sampailah mereka ketempat pemukiman sekarang.

Dan versi kedua, menerangkan asal usul nenek moyang orang Bonai adalah berasal dari kerajaan pagaruyung. Terlepas dari mitos misi Rakit Kulim Datuk Patih Nan Sebatang dalam masyarakat Bonai, seperti yang terjadi dalam orang talang mamak. Sama seperti suku lainnya, suku ini awalnya memiliki kepercayaan animisme.

5. Laut

Terakhir suku yang ada di Riau selain Suku Melayu adalah Suku Laut. Suku Laut merupakan suku yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir. Seperti namanya, ciri khas suku Laut adalah tinggal di atas perairan.

Sebagian dari mereka juga biasanya bermukim di muara sungai atau pesisir pantai. Kabarnya suku ini dulu adalah perampok yang punya peran penting bagi Kerajaan Sriwijaya maupun Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor.

Tugas mereka adalah menjaga selat dari bajak laut serta menjaga dan memandu pedagang yang melewati perairan tersebut agar sampai di pelabuhan kerajaan.

Sama seperti suku lainnya, suku Laut juga masih menganut kepercayaan animisme. Setelahnya barulah suku ini sudah mulai ada menganut agama islam dan kristen.

Overlay Tiga Ruas Jalan Kota Pekanbaru Akan Dilakukan PUPR

Encik dan Puan, Diketahui pada tahun 2023 Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pekanbaru, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru akan mengaspal kembali atau overlay di tiga ruas jalan yang ada di Kota Pekanbaru.

Tiga Ruas Jalan Akan Dioverlay

Tiga ruas jalan yang dimaksud tersebut disampai oleh Plt Kepala Dinas PUPR Kota Pekanbaru, Edward Riansyah, yakni Jalan Suka Karya, Jalan Parit Indah dan Jalan Dahlia.

“Untuk overlay, kita targetkan diawal ada tiga ruas jalan rencananya, salah satunya Parit indah dan Jalan Dahlia nantinya,” ungkap Edward Riansyah, Rabu (22/2).

Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun memberikan instruksi untuk melakukan overlay pada Jalan Suka Karya. Ia memberikan perintah tersebut kepada PUPR untuk melakukan pengaspalan ulang ruas jalan yang mengalami kerusakan tersebut.

Diketahui, perintah tersebut diberikan muflihun ketika mendatangi kegiatan gotong royong bersama warga di Jalan Suka Karya, Kecamatan Tuah Madani pada Minggu (6/11/2023) lalu.

Overlay ini dilakukan Pemko melalui PUPR Kota dengan tujuan untuk memperbaiki ruas jalanan yang rusak. Dengan dilakukannya overlay pada tiga ruas jalan tersebut, diharapkan Encik dan Puan dapat berkendara dengan nyaman dan aman.

Perbaikan Saluran Air di Kota Pekanbaru

Tak hanya overlay, Dinas PUPR Kota Pekanbaru juga memperbaiki saluran air. Hal ini dilakukan sesuai dengan apa yang diperintah Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun.

Pasar Cik Puan Pekanbaru Terbakar, Pemko Diminta Beri Bantuan

Encik dan Puan, Kebakaran yang terjadi di Pasar Cik Puan Pekanbaru pada hari Minggu (19/2/2023) lalu, mengakibatkan ribuan kios beserta dagangannya habis terbakar.

Pemko Diminta Beri Bantuan

Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho meminta kepada Pemko Pekanbaru untuk memberikan batuan dan menata kembali Pasar Cik Puan ini.

“Langkah-langkah yang harus segera diambil oleh Pemkot, pertama segera memberikan bantuan kepada korban kebakaran. Kemudian bagaimana agar Pemkot mengambil langkah cepat untuk menata pasar itu kembali dengan baik. Hidupkan kembali perekonomian pedagang di sana,” ucapnya, Rabu (22/2/2023).

Ia juga mengatakan, bahwa sudah saatnya Pasar Cik Puan ditata dengan rapi dan diperhatikan kebersihan serta kenyaman untuk pembeli dan juga penjual.

Dan Ia meminta harga sewa kios yang akan ditetapkan tidak memberatkan pedagang.

“Pasar-pasar di kota maju itu sudah bersih, tertata dan sangat bagus tapi tidak terlalu tinggi pungutan kiosnya. Langkah cepat ini yang harusnya dilakukan oleh Pemko Pekanbaru,” pungkasnya.

Kemudian, alasan Agung Nugroho meminta Pemko Pekanbaru untuk segera memperbaiki pasar tesebut, ialah dikarenakan untuk mengembalikan perekonomian pedangang yang merugi usai musibah kebakaran ini.

“Kami masyarakat Kota Pekanbaru yang hampir belanja setiap hari di Pasar Cik Puan, beli sayur, beli ikan berharap agar pasar ini segera beroperasional,” pungkas agung.

Penyebab Kebakaran

Diketahui, ada sebanyak 400 kios yang hancur ludes dalam kebakaran ini. Diduga penyebab kebakaran tersebut ialah akibat kobaran api arus listrik yang muncul dari kios kosong.

Untuk para pedangang. akan direlokasikan ke bagunan lama yang sempat terbengkalai.

Sistem Kekerabatan Melayu Riau, Berikut Penjelasannya

0

Tahukah Encik dan Puan kalau sistem kekerabatan Melayu Riau itu menganut sistem kekerabatan bilateral?

Sistem Kekerabatan Bilateral

Masyarakat parental atau bilateral itu sendiri adalah masyarakat yang susunan masyarakatnya ditarik menurut garis keturunan orang tua. Yaitu bapak dan ibu bersama-sama.

Jadi hubungan kekerabatan antara pihak bapak dan pihak ibu berjalan seimbang atau sejajar. Masing-masing anggota masuk dalam klan bapak dan klan ibu.

Oleh karena itu, dalam segi pewarisan pesukuan Melayu Riau mengikuti ayah. Akan tetapi, ada pula di sebagai wilayah di Provinsi Riau persukuannya mengikuti ibu. Seperti halnya di wilayah Sumatera Barat.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait sistem kekerabatan Melayu Riau, begini penjelasannya:

Prinsip keturunan

Bentuk susunan kekeluargaan adat Melayu adalah parental, yang berarti suami dan istri adalah sama. Baik dalam keluarga kedua belah pihak maupun terhadap masyarakat lainnya.

Sehingga perkawinan berarti usaha-usaha ke arah memperbesar jumlah anggota keluarga dan keturunan, bukan merupakan usaha melanjutkan salah satu keluarga dari suami atau istri tersebut.

Untuk itu, struktur kekeluargaan berdasarkan pengaruh pertalian darah dapat berupa:

  • Rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri serta anak-anak mereka
  • Keluarga sedarah
  • Keluarga seketurunan sampai batas tertentu

Di daerah-daerah bekas kerajaan yang terdapat di daerah Riau, terdapat keturunan bekas raja raja atau bangsawan yang masih menjaga identitas dirinya melalui perkawinan endogami.

Pernikahan endogami merupakan pernikahan yang membatasi pilihan pasangannya pada satu kelompok itu sendiri.

Sebagaimana di daerah dengan sistem kerajaan di daerah yang lainnya yang memakai adat Melayu, pengaruh sistem lama dalam pergaulan antara kelompok bangsawan dengan penduduk biasa masih terlihat dengan jelas, walaupun tidak lagi seperti masa lalu.

Kemudian ada pula sistem kekerabatan Melayu Riau di beberapa daerah menganut pola adat Minangkabau, maka sistem kekerabatan diatur menurut adat Minangkabau.

Hal ini berarti bahwa garis keturunan adalah menurut garis ibu. Sedangkan sistem perkawinan selalu eksogami yang berarti seseorang tidak boleh menikahi orang satu clan atau satu suku dengannya.

Hubungan kekerabatan

Sistem kekerabatan Melayu Riau selanjutnya yaitu hubungan kekerabatan. Dimana hubungan kekerabatan dalam suatu masyarakat ditandai oleh gejala-gejala antara lain berupa:

  • Boleh tidaknya antara pihak-pihak yang bersangkutan terjadi ikatan perkawinan
  • Ada tidaknya hak dan kewajiban antara pihak-pihak yang bersangkutan satu sama lain.

Dalam masyarakat yang dilatarbelakangi oleh pengaruh adat Minangkabau seperti di desa cengar dan seberang pantai, maka selain adanya faktor ajaran Islam yang menentukan boleh tidaknya dilakukan ikatan perkawinan antar pihak-pihak dalam masyarakat tersebut. Juga ditambah dengan ketentuan adat yang menganut sistem eksogami suku dalam perkawinan.

Di samping itu pada masyarakat tersebut terdapat pula hubungan yang timbul di antara anggota masyarakat sebagai akibat dari adanya hak dan kewajiban antar sesama mereka.

Seperti adanya hak untuk memanfaatkan harta dan kekayaan suku tertentu menurut tata cara adat Minangkabau. Juga kewajiban seorang mamak kepada waris dalam suatu rumah terhadap anak kemenakannya menimbulkan ikatan ikatan di antara dia dengan kemenangan yaitu.

Itulah tadi informasi terkait sistem kekerabatan masyarakat Melayu Riau. Semoga informasi ini bermanfaat.

Bahan Sembako di Pekanbaru Dipastikan Aman Hingga Usai Lebaran

Encik dan Puan, Bahan sembako di Pekanbaru seperti beras, gula dan lainnya dipastikan oleh Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun aman sampai bulan april nanti atau sampai setelah lebaran Idulfitri.

Bahan Sembako Dipastikan Cukup Hingga Habis lebaran

Untuk memastikan itu, pada hari Selasa (21/2), Muflihun mendatangi kantor Badan Urusan Logistik (Bulog) di Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru.

“Setelah saya melihat dan menyaksikan kunjungan ke Bulog, ketersediaan beras dan gula aman sampai Lebaran Idul Fitri,” ujarnya.

Muflihun berpendapat, bahwa isu terkait kenaikan harga beras itu tidak benar, ia mengatakan stok beras yang ada di Bulog masih cukup hingga akhir lebaran nanti.

“Namun yang perlu masyarakat ketahui bahwa bicara beras ada yang medium ada yang premium. Jadi beras yang premium ini kan pilihan, tapi yang medium ini tidak kalah dari yang premium,” pungkas Muflihun.

Ia juga menyebut, bahwa beras Bulog sendiri memiliki warna yang putih bersih dan wangi. Karena itu, ia meminta warga untuk tidak bergantung kepada beras premium saja.

“Sesekali cobalah juga yang medium. Sehingga tak ada lagi yang harga beras di atas rata-rata,” ucapnya.

Pasar Murah

Muflihun juga menyampaikan, bahwa pihaknya mengadakan pasar murah. Hal ini dilakukan berdasarakan atrensi dari presiden terkait bagaimana inflasi terus menurun bahkan menjadi deflasi.

Pemko Pekanbaru juga melakakukan rapat mingguan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dan juga pasar murah setiap bulannya.

“Malahan hari ini kita akan berdayakan koperasi untuk menyetok bahan yang dibutuhkan masyarakat. Kemarin kami kumpulkan distributor dan kita hari ini harus bergerak mencari kabupaten dan kota penghasil. Nanti kita beri bantuan transportasi melalui BTT (Belanja Tidak Terduga) sehingga harganya bisa stabil di Pekanbaru,” ujarnya.

Diprediksi Akan Ada Kenaikan Harga Sembako

Muflihun memprediksi, akan ada peningkatan harga sembako sebelum puasa dan lebaran. pihaknya sedang mengantisipasi hal tersebut.

“Kalaupun ada kenaikan tak terlalu jauh,”pungkasnya.

Di sisi lain, Kepala Bulog Divre Riau-Kepri Basirun melakukan penambahan stok beras di gudang, yakni sebanyak 818 ton, yang masih dalam perjalan dari dumai ada sebanyak 1.600 ton dan 4.800 ton sudah tersandar di Dumai.

“Stok ini akan memenuhi sampai bulan April setelah lebaran. Untuk berasnya semua jenis Thailand 5 persen,” ungkapnya.

Operasi Keselamatan Lancang Kuning Berakhir, Kasus Kecelakaan Menurun

Encik dan Puan, Operasi Keselamatan Lancang Kuning telah usai. Terdapat ada sebanyak 15 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama dua pekan tersebut, yang mana 8 diantaranya meninggal dunia.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Riau, Kombes Pol Dwi Nur Setiawan, pada Selasa (21/2), bahwasanya Operasi Keselamatan Lancang Kuning 2023 ini dimulai dari tanggal 7 Februari dan berakhir pada 20 Februari 2023 lalu.

Ada 15 Kasus Kecelakaan Dalam Dua Pekan

Ia juga mengungkapkan bahwa dalam dua pekan pelaksanaan operasi tersebut, pihaknya mencatat telah terjadi 15 kasus kecelakaan lalu lintas. Angka ini menurun dibandingkan dari pelaksanaan operasi tahun lalu.

“Tahun ini, terdapat 8 korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Tahun sebelumnya, ada 12 orang meninggal dunia saat pelaksanaan operasi yang sama,” ungkap Kombes Pol Dwi.

Sementara, untuk kasus kecelakaan yang mengakibatkan luka berat  ada sebanyak 9 orang. kasus ini juga menurun dari tahun sebelumnya, yakni sebanyak 12 orang.

Dan untuk korban luka ringan ada sebanyak 18 orang. Sehingga, total kerugian materil yang dialami ada sebesar Rp 126.200.000.

“Pada tahun lalu, terdapat 9 orang yang mengalami luka ringan. Adapun total kerugian materil dari kasus laka lantas tahun 2022 lalu adalah sebesar Rp39.900.000,” ungkap nya.

Tindakan Bagi Pelanggar Lalu Lintas

Dalam pelaksanaan Operasi ini, pihaknya juga melaksanakan penindakan terhadap pengendara yang  melanggar lalu lintas.

Ia mengungkapkan bahwa tahun ini ada sebanyak 975 kali pihaknya melakukan penilangan. Sementara pada tahun lalu ada sebanyak 1.571 kali.

Dan untuk teguran, pihaknya melakukan sebanyak 18.727 kali. Sementara pada tahun lalu, tindakan teguran ini hanya dilakukan sebanyak 6.786 kali.

“Selama 14 hari Operasi Keselamatan Lancang Kuning 2023, kita berhasil mencapai tujuan operasi, yakni mampu menekan kejadian lakalantas sebesar 21 persen dibanding tahun lalu. Kemudian jumlah fatalitas korban meninggal dunia dan luka berat juga dapat ditekan sebesar kurang lebih 25 persen dibandingkan tahun lalu,” ungkap Dwi.

Ia mengatakan, pelanggaran lalu lintas ini didominasi oleh pelanggar yang tidak menggunakan helm SNI dan sabuk pengaman.

“Pada operasi keselamatan tahun ini, untuk penindakan pelanggaran menggunakan ETLE Statis, ETLE mobile dan Teguran secara humanis,” pungkasnya.

Dalam pelaksanaan operasi ini ada sebanyak 990 orang personel Polantas yang terlibat. Serta ada 9 sasaran utama yang diperhatikan dalam operasi ini, yakni tidak menggunakan helm SNI, tidak menggunakan sabuk pengaman, melawan arus, kendaraan menggunakan knalpot brong, berkendara dengan bonceng lebih dari satu orang, berkendara melebihi batas kecepatan, berkendara di bawah umur, berkendara di bawah pengaruh alkohol, dan menggunakan handphone saat berkendara.

Diketahui, tujuan dilaksanakannya Operasi Keselamatan Lancang Kuning ini ialah untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas, menurunkan angka pelanggaran lalu lintas dan meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas.

Tugu Ikan Selais Pekanbaru Patah, Akan Segera Diperbaiki

Salah satu landmark di Kota Pekanbaru, Tugu Ikan Selais Tiga Sepadan mengalami kerusakan, Kamis (23/2/2023) pagi.

Penyebab Belum Diketahui

Adapun kerusakan pada Tugu Selais Tiga Sepadan yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, tepat di depan Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Pekanbaru, depan flyover ini dilaporkan patah dari pondasi tugu.

Sementara itu hingga kini masih belum diketahui pasti kapan landmark Kota Pekanbaru ini patah. Dilansir dari goriau, salah satu saksi mengatakan bahwa tugu itu terlihat patah sejak Rabu (22/2/2023) malam kemarin.

Masyarakat Pekanbaru sendiri berharap agar pemerintah dapat segera merespons serta memperbaiki tugu tersebut.

Respons Pemko

Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun memastikan jika Tugu Selais yang ambruk agar dapat segera berdiri kembali seperti semula. Pihaknya juga telah memerintahkan dinas terkait untuk melakukan perbaikan secepatnya.

Di lain pihak, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru Hendra mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait patahnya Tugu Ikan Selais Pekanbaru tersebut.

Ia mengatakan, robohnya Tugu Selais ini selain karena sudah tua, juga disebabkan dalam beberapa hari terakhir terjadi angin kencang dan hujan cukup deras. Saat ini pihaknya sudah melakukan evakuasi untuk bagian yang patah dan telah dibawa ke Dinas Pertamanan untuk dilakukan perbaikan.

Diungkapkan Hendra, pihaknya akan segera memanggil tukang las untuk segera diperbaiki lagi.

“Mudah-mudahan secepatnya bisa dipasang kembali,” pungkasnya.

Mengenal Tugu Ikan Selais

Untuk diketahui, Tugu Selais Tiga Sepadan ini dibangun pada era Kepemimpinan Wali Kota Pekanbaru (Alm) Herman Abdullah. Peresmiannya dilakukan pada tanggal 14 Juli 2011 yang lalu.

Tugu fauna khas Provinsi Riau sendiri bermakna penting bagi masyarakat Melayu, terutama yang ada di Kota Pekanbaru. Patung ikan yang saling bersentuhan pada tugu tersebut melambangkan kesatuan dan kerukunan masyarakat Melayu yang hidup di Pekanbaru.

Tugu ikan yang memiliki nama latin Kryptopterus lais tersebut memiliki tiga ekor patung ikan saling bersentuhan yang melambangkan karakter masyarakat Melayu yang hidup dalam kerukunan.

Kebakaran di Panger Pekanbaru, Ini Dugaan Penyebabnya

Encik dan Puan, penyebab kebakaran yang terjadi baru-baru ini di Jalan Pangeran Hidayat (Panger) Pekanbaru sudah terungkap.

9 Bangunan Terbakar Dalam Peristiwa Ini

Setelah dilakukan pendataan oleh petugas kepolisian maka diketahui bahwa jumlah bangunan yang terbakar dalam peristiwa tersebut ialah sebanyak 9 unit. Bangunan yang terbakar dalam peristiwa tersebut terdiri dari 2 kios usaha reklame dan 7 unit rumah tempat tinggal.

Kawasan Usaha Reklame

Sebagaimana diketahui, di kawasan Jalan Pangeran Hidayat Pekanbaru terdapat banyak usaha reklame.

Kronologi Kebakaran

Diketahui peristiwa kebakaran ini terjadi pada Senin (20/2/2023) malam, sekitar pukul 18.40 WIB atau selesai Magrib.

Dari informasi yang disampaikan oleh kepolisian bahwa kronologi kebakaran di Panger Pekanbaru ini berawal dari seorang saksi yang sedang berada di kios reklame pergi untuk melaksanakan ibadah sholat

“Tiba-tiba mesin cutting yang berada di kios reklame itu terbakar dan menimbulkan percikan api yang dengan cepat menjalar ke beberapa rumah yang berada di dekat lokasi kebakaran,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan, Selasa (21/2/2023).

Andrie mengungkapkan, bahwasanya 2 saksi lainnya yang sedang berada di sekitaran lokasi, sempat mendengar ada suara letusan.

Perlu 8 Unit Pemadam Kebakaran

Kemudian peristiwa kebakaran ini dilaporkan ke petugas pemadam kebakaran. serta, tim dari kepolisian juga mendatangi lokasi kejadian. Untuk memadamkan kobaran api tersebut, dibantu dengan 8 unit mobil pemadam kebakaran.

“Kerugian materil belum dapat ditaksir. Korban jiwa nihil,” ujar Andrie.

Setelah peristiwa ini terjadi, polisi melakukan pemasanga police line di sekeliling bangunan yang terbakar untuk dilakukannya penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi.

“Diduga penyebab Kebakaran di Jalan Panger Pekanbaru tersebut bermula dari mesin cutting,” ungkapnya.