Home Blog Page 27

Pemanfaatan Tanaman Liar Untuk Penuhi Asupan Gizi

0

Tahukah kamu, ternyata tanaman liar bisa menjadi sumber gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Sehingga gizi tidak lagi hanya dijangkau oleh kalangan tertentu.

Seperti halnya salah seorang peraih SATU Indonesia Awards 2011 lalu, Hayu Dyah Patria, dari Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan salah satu sosok inspiratif yang menebar banyak kebaikan dan manfaat kepada lingkungannya melalui inovasi tanaman liar jadi sumber gizi.

Peraih SATU Indonesia Awards 2011 itu adalah wanita warga Sidoarjo, yang mengenalkan pemanfaatan tanaman liar itu kepada masyarakatnya yang ada di Galengdowo.

Latar belakang dan niat dari Hayu Dyah Patria memperkenalkan tanaman liar jadi sumber gizi kepada masyarakat sekitar adalah untuk melestarikan tanaman liar. Kemudian langkah tersebut dilakukannya juga sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan memerangi kekurangan gizi dengan cara yang masuk akal.

Menurut wanita itu, cara yang masuk akal diperkenalkan kepada masyarakat yakni bisa dikembangkan dengan mudah, serta tanpa perlu perlakuan spesial. Peraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2011 itu merupakan seorang ahli teknologi pangan, yang lahir di Gresik, 27 Januari 1981 lalu.

Dia merasa tertantang dengan kondisi gizi masyarakat dan berupaya untuk bagaimana meningkatkan status gizi masyarakat dengan memanfaatkan tanaman liar yang ada di sekitar tempat tinggal.

Hayu Dyah Patria menceritakan, awalnya dia berpikir tanaman apa yang cocok untuk meningkatkan gizi masyarakat namun mudah dijangkau, dan tidak memerlukan uang untuk membelinya.

Akhirnya pilihan tersebut jatuh kepada tanaman liar. Salah satunya adalah daun kastuba, karena daun itu berlimpah kandungan mineral.

Kemudian ada pula daun krokot, makanan kesukaan jangkrik, ternyata kaya berbagai macam vitamin dan yang terpenting mengandung senyawa pendongkrak kecerdasan.

Tidak hanya itu, daun krokot juga banyak mengandung asam lemak omega-3 untuk perkembangan sel otak anak. Berkat diperkenalkannya tumbuhan liar untuk peningkatan gizi, inovasi Hayu Dyah Patria tidak hanya berlaku untuk warga yang berada di Galengdowo.

Akan tetapi dari Data Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkapkan, angka kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, yakni 17,9%. Penyebab utamanya adalah kemiskinan. Oleh karena itu, makanan asal tanaman liar yang diperkenalkan oleh peraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2011 sangat masuk akal untuk diperkenalkan kepada masyarakat.

Karena sesungguhnya tanaman tersebut bisa didapat tanpa uang. Tinggal petik di pekarangan rumah, akan tetapi kandungan gizinya tak kalah dari tanaman budidaya.

Terakhir, berkat inovasi ini banyak sekali masyarakat yang terbantu, bahkan masalah gizi keluarga sudah bisa sedikit teratasi dengan sumber dari makanan liar itu.

Program Waste Solution Hub, Olah Sampah Jadi Berkah

0

Masih seputar penggerak kegiatan lingkungan, perempuan bernama Siti Salamah dari Tangerang Selatan, Banten, sukses membuat inovasi. Yaitu berupa program yang diberi nama Waste Solution Hub.

Siti Salamah menggagas Waste Solution Hub sejak pertengahan 2019, lalu mendapat apresiasi SATU Indonesian Awards 2021.

Usaha dan kerja keras Siti Salamah ini patut di acungkan jempol, pasalnya belum tentu semua orang bisa memberikan solusi yang baik untuk lingkungannya, apalagi perihal sampah.

Kegiatan Program Waste Solution Hub yang ditawarkan Siti Salamah ini merupakan kegiatan inovasi sosial ini berfokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di daerah urban.

Selanjutnya Siti Salamah bersama rekannya membangun Waste Solution Hub ini dengan melakukan pendekatan sistem teknologi yang terintegrasi dan melibatkan multi pihak.

Program Waste Solution Hub inovasi perempuan penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 itu didorong untuk memberikan solusi terkait permasalahan sampah dan juga kondisi sosial khususnya di lingkungan kehidupan para pemulung.

Menurut Siti Salamah, memang ada sejumlah program pengelolaan sampah, namun kegiatan aktivitas sosial untuk turut memperhatikan kehidupan para pemulung menjadi nilai tambah dan pembeda Waste Solution Hub dengan yang lainnya.

Sebagai informasi aktivitas Waste Solution Hub dibagi menjadi beberapa program, seperti engelolaan Sampah Event dan cluster perumahan dilakukan dengan proses end-to-end untuk menambah nilai berkelanjutan.

Selanjutnya Pelatihan Intensif Pemulung dilakukan untuk memberikan peluang tambahan dan keterampilan.

Selain itu ada Program Konsultan Keberlanjutan untuk menghilangkan risiko dan tetap berkelanjutan, untuk proyek #lesswaste atau bahkan #zerowaste.

Jadi kegiatan yang digagas oleh peraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 itu tidak hanya memikirkan solusi sampah, namun juga memikirkan bagaimana solusi jitu untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya para pemulung.

Sejak digagas dan hingga kini Waste Solution Hub telah mengedukasi lebih dari 23.435 pengunjung. Sedangkan jumlah sampah yang dikelola saat ini 4.388 kilogram.

Kemudian, dari Program Waste Solution Hub juga telah memberdayakan pemulung lebih dari 1.222 orang di wilayah Tangerang Selatan. Lebih dari 171 sukarelawan terlibat, serta donasi untuk Pekerja Informal (Pemulung) selama pandemi sebanyak 5006 paket sembako yang telah didistribusikan.

Waste Solution Hub punya target memiliki 10.000 mitra pemulung, meningkatkan pendapatan pemulung sebanyak 100 persen.

Selanjutnya mengelola 1.000 ton sampah per hari, menghasilkan lebih dari 1.000 produk daur ulang dan mengembangkan lebih dari 10 area pusat daur ulang dan pembelajaran di seluruh Indonesia.

Usaha dan kerja keras tim Program Waste Solution Hub, serta Siti Salamah selaku penggagas dan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 itu patut diapresiasi.

Sebab tidak semua orang memiliki kepedulian akan sampah. Serta tidak hanya itu, menariknya Waste Solution Hub tersebut juga memikirkan bagaimana nasib dan perekonomian dari para pemulung yang ada di sekitarnya.

Sistem Konservasi Limbah Organik, Untuk Ketahanan Pangan

0

Pernah dengar istilah konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan? Berikut kisah inspiratif dari pemuda asal Banyumas, Jawa Tengah, penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 lalu.

Pengelolaan sampah di Indonesia bisa terbilang masih cukup mengkhawatirkan, hampir setiap daerah di Indonesia bermasalah dengan pengelolaan sampah.

Namun, sosok pemuda inspiratif bernama Arky Gilang Wahab, ini sukses membuat inovasi berupa konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan.

Berawal dari kekhawatiran akan tumpukan sampah di daerahnya menjadi salah satu latar belakang terciptanya konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan tersebut.

Arky Gilang Wahab menjelaskan jika banyaknya sampah yang menumpuk di sudut-sudut desa Banjaranyar menjadi permasalahan utama warga setempat. Karena banyaknya sampah tersebut tentu menyebabkan aroma yang tidak sedap di sekitar lingkungan tersebut. Sehingga tidak aman untuk lingkungan sekitar.

Kian hari sampah semakin menumpuk yang lambat laun mengganggu aktivitas warga, dan menjadi salah satu keresahan Arky terhadap daerahnya.

Berangkat dari hal itu, sosok penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 itu memulai usaha budidaya maggot demi menanggulangi masalah utama warga Banjaranyar itu.

Dibantu oleh adik iparnya, Arky mulai menjalankan program budidaya maggot dengan bermodalkan maggot seberat 5 gram.

Selanjutnya budidaya maggotnya atau para maggot itu diberi makan dengan menggunakan sampah yang mereka dapatkan di kampung mereka. Sehingga hasil dari budidaya maggot ini adalah pupuk organik sejumlah 7 kilogram.

Karena tergolong sukses melakukan budidaya maggot dari konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan yang dijalankan oleh Arky, akhirnya pemerintah Banyumas merasa terbantu.

Kemudian pemerintah setempat memberikan dukungan kepada salah satu peraih Apresiasi SATU Awards 2021 itu berupa tempat untuk mengolah bubur sampah yang kemudian dilaksanakan di TPST.

Selanjutnya sampah-sampah organik yang diantar tersebut kemudian diolah menjadi bubur sampah untuk pakan larva maggot, bubur sampah tersebut kemudian diproses maggot untuk diolah menjadi pupuk organik.

Bermula hanya dengan mengolah sampah di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, kini ia mampu mengolah 5 ton sampah setiap hari yang berasal dari 5.500 rumah dan 72 instansi pemerintah di kecamatan Sumbang dan Sokaraja.

Berkat keresahan Arky terhadap sampah itu, dia akhirnya bisa membantu warga sekitar, lingkungan menjadi bersih, sehingga terciptalah konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan.

Artinya pupuk organik yang dihasilkan dari usaha maggot itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, lingkungan menjadi bersih, dan masyarakat terbantu.

Kembangkan Ecoprint Fashion Lokal Hingga Go Internasional

0

Alfira Oktaviani merupakan seorang mompreneur muda yang berasal dari Yogyakarta, ia sukses mendulang untung di bisnis ecoprint.

Berawal dari pembuatan fashion lokal dengan menggunakan teknik ecoprint, hingga kini karyanya semakin dinikmati para pecinta produk lokal khususnya ecoprint. Tidak hanya skala lokal, namun brand fashion milik penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 itu sukses menggait pasar hingga luar negeri dan go internasional.

Siapa sangka dengan bermodalkan kecintaan terhadap dunia fashion, seorang ibu rumah tangga tersebut mampu menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berinovasi.

Alfira Oktaviani memberi nama brand fashion lokal ecoprint miliknya Semilir Ecoprint, yang merupakan brand eco fashion yang digagas oleh salah seorang peraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 itu.

Semilir Ecoprint tersebut di bangunnya dengan tujuan ingin memperkenalkan budaya fashion berkelanjutan yang ramah lingkungan di Indonesia melalui teknik ecoprint.

Menjadi seorang mompreneur muda dengan lulusan sarjana apoteker Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tidak menjadi penghalang bagi Alfira Oktaviani untuk terus belajar berinovasi untuk menghasilkan produk yang bisa dicintai banyak orang, salah satunya di bidang fashion.

Selanjutnya, kecintaannya terhadap fashion dan seni membuatnya tertarik mempelajari seni ecoprint yang baru masuk Indonesia di kisaran tahun 2016. Alfrira penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 itu menceritakan bagaimana awal mulai memulai usaha brand fashion lokal dengan teknik ecoprint.

Dia mengaku jika dengan tekad yang kuat, serta keterampilan yang dimiliki ketika kuliah jurusan apoteker menjadi salah satu modal dalam mendirikan Similir Ecoprint miliknya. Kemudian, bermodalkan uang Rp 500 ribu ketika memulai usaha tersebut, namun sudah bisa go internasional merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Alfira.

Bekal saat kuliah apoteker, mata kuliah manajemen bisnis, morfologi tumbuhan hingga teknik kimia sangatlah berguna dalam memulai usaha dan mengembangkan bisnis Semilir ini.

Awalannya bisnis ecoprint milik mompreneur itu hanya memproduksi tas wanita. Akan tetapi sering dengan berjalannya waktu, Alfira terus berinovasi mengikuti permintaan pasar.

Bahkan sampai saat ini peraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 ini juga memproduksi kain ecoprint, baju hingga homedécor bertema ecoprint.

Adapun target pasar dari produk yang dibuat oleh Alfi adalah wanita perkotaan dengan range usia di atas 25 tahun dengan kelas ekonomi A serta memiliki green natural life style dan mencintai produk handmade dan lokal.

Jika dibandingkan dengan produk lokal lainnya yang memiliki bisnis ecoprint, keunggulan produk Semilir yakni memadukan warisan budaya Indonesia di setiap produk.

Salah satunya, inovasi produk ecoprint pada media kulit kayu lantung (program mengusung lantung Bengkulu dengan keindahan ecoprint). Serta hasil ecoprint Semilir memiliki motif yang tegas dan warna yang khas, dengan warna earthy-pastel.

Sampai saat ini usaha Ecoprint milik Alfira Oktaviani semakin banyak dikenal orang, sehingga tidak heran jika usahanya semakin banyak diminati dan bisa go Internasional. Serta menjadi motivasi bagi anak muda Indonesia terus berkarya.

Pelacak Ikan Berbasis Navigasi Diciptakan Pemuda Bali

0

Tidak hanya untuk menentukan arah lintasan perjalanan kendaraan, atau arah tujuan, ternyata berkat kreatif pemuda asal Bali I Gede Merta Yoga Pratama peraih apresiasi SATU Indonesia 2020, sukses membuat pelacak ikan berbasis navigasi.

Karena adanya inovasi pelacak ikan berbasis navigasi ala I Gede Merta Yoga itu, sehingga sangat membantu para nelayan yang ada di Bali. Aplikasi pelacak ikan berbasis navigasi ala peraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 tersebut diberi nama Fish Go.

Fish Go sendiri adalah sebuah aplikasi pelacak posisi ikan berbasis navigasi yang diadakan untuk membantu nelayan di sekitar tempat tinggalnya di Bali. Tidak hanya sendiri, namun dalam pengerjaannya aplikasi pelacak ikan berbasis navigasi itu, I Gede Merta Yoga Pratama dibantu 9 orang rekannya.

Tujuan dan harapan Yoga bersama rekannya dengan adanya aplikasi Fish Go tersebut adalah dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dengan cara memetakan pergerakan ikan.

Kemudian juga memprediksi cuaca dengan tepat sasaran, sehingga nelayan dapat melaut dengan aman serta bahan bakar kapal yang digunakan terbuang lebih sedikit.

Menurut peraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 itu, aplikasi itu diciptakan karena melihat potensi kelautan dan perikanan di Indonesia sangat melimpah, sehingga tak boleh disia-siakan.

Oleh karena itu, dia memiliki pemikiran bagaimana caranya untuk membantu para nelayan dalam mencari ikan. Akan tetapi uniknya, Yoga mengaku ide awal Fish Go ini adalah terinspirasi dari sebuah permainan online Pokemon Go.

Di mana dalam permainan ini, pemain harus berjalan dan mencari sendiri pokemon virtual tersebut.

Ditambah dengan pemahaman Yoga tentang cara memetakan ikan berdasarkan arus air laut, ia pun melakukan riset lapangan sehingga berhasil meliris Fish Go pada tahun 2017 lalu.

Terkahir, dia mengharapkan supaya aplikasi Fish Go ini akan semakin memudahkan nelayan Bali menangkap ikan. Karena selama ini proses penangkapan ikan di Bali masih sangat tradisional, seperti melihat rasi bintang.

Sehingga dinilai tidak efektif, sebab nelayan harus berputar-putar mencari lokasi terbaik untuk memancing.

Akan tetapi berkat adanya aplikasi Fish Go tersebut yang telah dimanfaatkan oleh sekitar 50 nelayan di sana, perolehan hasil tangkapan nelayan pun meningkat dari 40-60kg/hari menjadi 100 kg/hari.

Sukses Bangun Brand Hijab Sendiri, Berdayakan IRT

0

Menjadi ibu rumah tangga (IRT) bukanlah menjadi alasan untuk tidak memiliki penghasilan. Contohnya salah seorang IRT asal Kota Padang Sumatera Barat, Elsa Maharani, peraih apresiasi SATU Indonesia Award 2020.

Elsa Maharani merupakan satu dari sekian banyak sosok inspiratif di Indonesia, yang menjadi motivasi bagi para ibu rumah tangga untuk membantu keuangan keluarga.

Meskipun fokus pada keluarga, Elsa Maharani bisa membuktikan jika memiliki keterampilan, ibu rumah tangga juga bisa berwirausaha, dan membangun mimpinya sendiri.

Berbekal keterampilan menjahit yang dimilikinya, ibu rumah tangga asal Padang itu sukses membuka usaha brand hijab sendiri.

Uniknya, tidak hanya mencari keuntungan untuk pribadinya, akan tetapi peraih apresiasi SATU Indonesia Award 2020 itu juga memberdayakan para ibu rumah tangga lainnya yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Dorongan terbesar Elsa membangun usaha tersebut adalah ingin memberdayakan masyarakat berekonomi lemah yang ada di sekitar tempat tinggalnya sehingga ia memproduksi hijab dengan merek sendiri.

Adapun brand hijab yang dimiliki oleh peraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 itu adalah Maharrani Hijab.

Moto Maharrani Hijab adalah “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Maharrani Hijab sendiri telah memberi manfaat yang baik bagi masyarakat sekitar. Bahkan, Elsa lewat Maharrani Hijab sudah mampu memberdayakan masyarakat kampungnya terutama para ibu rumah tangga yang semula tidak memiliki penghasilan.

Sampai saat ini, usaha yang dia rintis untuk membantu kesejahteraan tempat tinggalnya sudah mampu memberdayakan 15 orang tenaga. Bahkan tidak hanya itu, usaha peraih apresiasi SATU Indonesia 2020 itu juga sudah memiliki 150 orang reseller dan agen.

Oleh karena itu, berkat usaha Maharrani Hijab itu, warga sekitar lingkungan Elsa kini mempunyai penghasilan tetap.

Awalnya masyarakat di sana hanya berprofesi sebagai pencacah batu kali dan asisten rumah tangga, kini mereka mempunyai penghasilan tetap di atas Upah Minumum Regional Kota Padang.

Tidak hanya itu, bahkan untuk tas bungkus produk Maharrani Hijab, Elsa memberdayakan narapidana di lembaga pemasyarakatan setempat. Tak hanya fokus berbisnis, Elsa juga ikut dalam kegiatan sosial bersama warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Muaro.

Kegiatan sosial lainnya berupa pendirian Rumah Quran Serambi Minang yang saat ini telah menampung lebih dari 200 santri (tidak mondok) mulai dari anak-anak sampai mahasiswa, dan kegiatan lainnya.

Selama pandemi ini, salah seorang peraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 itu juga bekerja sama dengan mahasiswa Tata Busana di kotanya untuk membuat masker yang disumbangkan ke masyarakat luas.

Hingga saat ini, usaha Elsa dalam membantu masyarakat di sekitarnya menjadi motivasi bagi banyak orang untuk terus menebar manfaat untuk sekitar.

Berjuang Demi Kesetaraan Pendidikan di Daerah Tertinggal

0

Berikut ini kisah inspiratif peraih penghargaan SATU Award 2022 yang berjuang demi kesetaraan pendidikan di daerah tertinggal, khususnya di wilayah Papua Barat.

Berbicara masalah kesetaraan Pendidikan di Indonesia, tentu masih banyak PR yang harus dikerjakan oleh pemerintah dan banyak pihak. Sebab tidak semua daerah di Indonesia terjamah akan internet, sehingga pendidikan yang merata juga sulit untuk dirasakan oleh sebagian orang.

Namun siapa sangka, sosok perempuan inspiratif yang satu ini sukses membuat sebuah gebrakan untuk membantu pendidikan anak-anak di daerah tertinggal. Perempuan tersebut bernama Bhrisco Jordy Dudi Padatu, dia adalah salah seorang penerima penghargaan SATU Award 2022.

Bhrisco Jordy Dudi Padatu berkontribusi dalam bidang pendidikan, khususnya untuk memajukan literasi di Pulau Mansinam, Papua Barat. Menurut Bhrisco Jordy Dudi Padatu, tujuh belas tahun hidup di Papua bukanlah hal yang mudah. Pemanfaatan teknologi yang tidak semua anak memiliki akses yang sama.

Sehingga merujuk pada perbedaan aksesibilitas, kehadiran lembaga pendidikan, kurangnya sumber daya pendidik profesional, fasilitas yang tidak memadai dan angka buta huruf yang sangat tinggi.

Namun di sisi lain, standarisasi pendidikan yang lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas juga turut menjadi permasalahan utama di timur Tanah Air itu.

Oleh karena itu, dia mendirikan sebuah gebrakan yang diberi nama Papua Future Project (PFP). FPF itu merupakan sebuah komunitas berbasis proyek di bidang pendidikan yang didirikan sejak Juli tahun 2021 lalu.

Kemudian, komunitas ini secara khusus mengangkat isu literasi di daerah tertinggal di wilayah Papua Barat tersebut. Dengan harapan anak-anak di sana mendapatkan pendidikan yang layak dan literasi yang memadai.

Dengan moto “Every Child Matters”, program tersebut berfokus dalam menyediakan akses pendidikan secara inklusif sebagai target jangka panjang.

Melalui program bimbingan belajar literasi gratis dan donasi buku bacaan kepada anak-anak asli Papua yang tinggal di daerah dengan angka buta huruf yang tinggi. Hingga saat ini komunitas tersebut masih aktif membantu anak-anak yang ada di wilayah tertinggal itu untuk mendapatkan literasi yang layak.

Overlay Jalan Rusak Pekanbaru Dilanjutkan Tahun 2024

0

Karena masih ada beberapa ruas jalan di Pekanbaru yang rusak, maka overlay jalan tersebut akan dilanjutkan pada tahun 2024 mendatang.

Lanjut Tahun 2024

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru pada tahun 2023 ini sudah melakukan overlay jalan rusak di beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan. Dimana setidaknya di Tahun 2023 ini sebanyak enam ruas jalan sudah di-overlay menggunakan APBD Pemko.

Adapun Pemko Pekanbaru sendiri akan melanjutkan proses overlay alias pengaspalan ulang jalan yang rusak pada tahun 2024 mendatang. Demikian yang diutarakan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun, Selasa (5/9/2023).

Ia menjelaskan, nantinya untuk overlay jalan yang rusak itu diutamakan untuk tiga jalan rusak yang padat kendaraan, serta paling banyak dilalui oleh masyarakat.

Jalan Yang Di-Overlay

Ada beberapa ruas jalan yang sudah dilakukan overlay di Pekanbaru yaitu Jalan Suka Karya, Jalan Delima, Jalan Srikandi, Jalan Parit Indah, Jalan Pemuda, Jalan Tanjung, dan Jalan Firdaus.

Sementara itu, saat ini sedang dilakukan overlay di beberapa ruas jalan seperti Jalan Kartama, Jalan Rambutan, dan Jalan Paus. Kemudian Jalan Dahlia yang sedang dikerjakan di bulan September ini.

Sedangkan jalan di Pekanbaru yang akan menjadi prioritas overlay tahun 2024 di antaranya adalah Jalan Darma Bakti (Sigunggung), Jalan Cipta Karya, serta Jalan Taman Karya. Lalu beberapa ruas jalan di Kecamatan Rumbai.

Selain overlay, Pemko Pekanbaru juga melakukan rigid atau betonisasi pada beberapa ruas jalan di Pekanbaru.

Seperti di Jalan Taman Karya dan Jalan Cipta Karya, dimana kedua ruas Jalan tersebut sudah dilakukan betonisasi untuk beberapa meter.

Perbaikan Jalan Rusak Jadi Prioritas

Muflihun menjelaskan jika perbaikan jalan rusak di Pekanbaru merupakan salah satu program prioritas pada tahun ini.

Pj Wali Kota Pekanbaru itu menjelaskan, perbaikan jalan rusak baik yang sedang hingga berat di Pekanbaru itu sudah dilakukan hampir di 15 kecamatan.

Karena banyaknya kondisi jalan yang rusak di Pekanbaru, maka perbaikan jalan di Kota Pekanbaru dilakukan sesuai  dengan kemampuan keuangan daerah dan dilakukan secara bertahap.

“Perbaikan dilakukan bertahap disesuaikan dengan keuangan,” tutup Muflihun.

Pendapatan Parkir di Pekanbaru Capai Rp9,08 Miliar

0

Pendapatan jasa parkir di Pekanbaru yang sudah dihimpun oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru mencapai Rp9,08 miliar. Yang mana dihasilkan dari awal Januari hingga akhir Agustus 2023 ini.

Dari pendapatan sebesar Rp9,08 miliar tersebut merupakan jasa layanan parkir pinggir jalan umum. Dimana pendapatan tersebut dihimpun sebagai pendapatan asli daerah (PAD) Pekanbaru.

Naik Signifikan

Jika dibandingkan, pada tahun 2023 ini pendapatan parkir di Pekanbaru mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun lalu. Demikian yang diutarakan oleh Kepala Dishub Kota Pekanbaru Yuliarso, Selasa (5/9/2023).

Ia menjelaskan, pada tahun 2022 lalu Dishub Pekanbaru menghimpun dana layanan parkir sebesar Rp9 miliar lebih. Yakni mengalami surplus sekitar Rp1 miliar dari target yang sudah ditetapkan untuk jasa layanan parkir Pekanbaru tahun 2022 lalu.

Kejar Target

Kepala Dishub Pekanbaru tersebut menjelaskan jika tahun ini target PAD dari jasa layanan parkir Pekanbaru dari sektor tepi jalan umum adalah sebesar Rp16 miliar.

Meskipun sudah masuk bulan September 2023, namun pihaknya optimistis jika target yang sudah ditetapkan untuk jasa layanan parkir Pekanbaru tersebut dapat dikejar.

Sebab menurutnya, saat ini pengelolaan parkir pinggir jalan umum di Pekanbaru sudah melibatkan pihak ketiga yang lebih terarah dan terukur.

“Pelayanan juru parkir kepada masyarakat juga diutamakan,” ujar Yuliarso.

Nilai Kerja Sama Meningkat

Kepala Dishub Pekanbaru itu menambahkan, nilai kerja sama terkait jasa layanan parkir Pekanbaru antara Dishub Pekanbaru dan PT Yabisa selaku pihak ketiga terus ditingkatkan setiap tahun.

Sehingga menurutnya, keuntungan dari jasa parkiran di Pekanbaru bagi PAD Pemko Pekanbaru terus bertambah.

Tidak hanya itu, jasa layanan parkir Pekanbaru saat ini juga sudah menggunakan sistem Badan Layanan Umum Daerah selama dua tahun belakangan sehingga lebih teratur.

“Untuk jasa layanan parkir ini kita terus melakukan evaluasi bersama berbagai pihak, mulai dari DPRD, akademisi dan para aktivis,” tutup Yuliarso.

Bakal Terapkan Bayar Parkir Gunakan QRIS

PPPK Riau Tahun 2023 Dibuka 17 September, Ini Tahapannya

0

Kabar baik bagi masyarakat Riau, pasalnya seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Riau tahun 2023 akan segera dibuka.

Adapun seleksi PPPK tahun 2023 di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau ini akan digelar pada tanggal 17 September hingga 6 Oktober mendatang.

Tahapan Seleksi

Pelaksanaan seleksi PPPK Riau 2023 tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan. Berikut ini tahapannya berdasarkan Surat Badan Kepegawaian Negara Nomor 8229/B-KS.04.01/SD/K/2023:

  • Tahapan seleksi administrasi, dimulai 17 September – 9 Oktober 2023.
  • Pengumuman hasil seleksi administrasi dijadwalkan 10 – 13 Oktober 2023.
  • Masa sanggah PPPK Riau 2023 dijadwalkan tanggal 14 – 16 Oktober 2023.
  • Jadwal sanggah pada tanggal 14 – 18 Oktober 2023.
  • Pengumuman pasca sanggah PPPK Riau 2023 mulai tanggal 17 – 23 Oktober 2023.
  • Pelaksanaan ujian SKD mulai 4 – 13 November 2023 (lokasi belum ditetapkan).
Kuota PPPK Riau 2023

Pada tahun ini, pemerintah pusat memberikan kuota PPPK Riau sebanyak 3.379 formasi. Demikian yang diucapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau Ikhwan Ridwan, Senin (4/9/2023).

Dia menerangkan, jika kuota PPPK Riau pada tahun ini tidak jauh beda dengan usulan yang dilakukan oleh Pemprov Riau beberapa waktu lalu. Dimana sebelumnya Pemprov Riau mengusulkan sebanyak 3.400 formasi untuk kuota PPPK di tahun 2023.

Salah satu contohnya adalah pada PPPK guru. Untuk PPPK Riau 2023 formasi guru diusulkan sebanyak 3.057 formasi, dan semua formasi guru tersebut usulannya telah disetujui oleh pemerintah pusat.

Selanjutnya formasi tenaga kesehatan dari yang diusulkan pada PPPK Riau 2023 ini sebanyak 174 formasi, namun yang disetujui 173 orang. Dengan demikian, hanya satu formasi yang berkurang.

Terakhir, untuk PPPK tenaga teknis. Sebelumnya Pemprov Riau mengusulkan 196 formasi pada PPPK Riau 2023 ini, namun sayangnya berkurang sebanyak 20 formasi.

Sehingga dengan demikian, terdapat selisih sekitar 21 formasi dari yang diusulkan Pemprov Riau dengan yang disetujui oleh Men-PAN RB terkait PPPK Riau 2023 ini.

“Kuotanya sendiri tidak jauh berbeda, selisihnya hanya 21 formasi,” tutup Ikhwan.