Home Blog Page 27

Festival Koplo Indonesia Vol 2 di Pekanbaru Kembali Digelar

0

Para pecinta musik koplo area Pekanbaru dan sekitarnya, jangan lewatkan untuk hadir ke Festival Koplo Indonesia Vol 2. Nah di Pekanbaru sendiri, event ini akan digelar pada 26 November 2023 mendatang.

Deretan Artis

Festival Koplo yang digelar di Pekanbaru ini akan menghadirkan beberapa artis Koplo Indonesia. Berikut list artisnya, ada NDX AKA, Mr. Jono & Joni, Diskoplo, Fitri Carlina, Duo Anggrek, dan DJ Tessa Morena.

Selain itu juga ada artis lokal dari kota Pekanbaru yang sedang naik daun lho, Rita Nasiak dan juga Andrigo.

Jadi Encik dan Puan yang ngefans mereka serta ingin berjoget ambyar bersama, bisa langsung hadir di sana yaa. Tak usah khawatir kehabisan tiket, karena event ini menargetkan 10.000-12.000 pengunjung.

Harga Tiket

Nah Encik dan Puan yang ingin nonton festival koplo ini, ada beberapa pilihan tiketnya. Berikut harga tiket presale-nya:

  • I Rp99 ribu
  • VIP Rp250 ribu
  • II umum Rp149 ribu
  • III umum Rp175 ribu

Sedangkan untuk tiket normal, ini harganya:

  • Reguler Rp210 ribu ribu
  • VIP normal Rp325 ribu

Kemudian ada juga paket Gank (group) bertiga dengan harga Rp549 ribu, serta paket berlima seharga Rp899 ribu.

Selanjutnya tiket tersebut bisa didapatkan secara online di tiket.com dan offline di Malabar Coffee Pekanbaru. Pembelian tiket sendiri sudah bisa dilakukan sejak tanggal 8 September 2023.

Banyak Penyuka Musik Koplo

Pemilihan Pekanbaru menjadi salah satu kota tempat diadakannya Festival Koplo Indonesia Vol 2 sendiri bukannya tanpa alasan.

Berdasarkan data yang ada, Kota Pekanbaru termasuk dalam tiga besar kota di Pulau Sumatera dengan pendengar musik koplo terbanyak. Mulai dari Happy Asmara, Denny Caknan, dan lainnya.

Demikian yang diungkapkan oleh CEO RND Group Reynol Bolung saat konferensi pers di Malabar Coffee Pekanbaru, Jumat (8/9/2023).

Berangkat dari data tersebut, maka RND Group berkolaborasi bersama dengan Mangata Group (MSI) menyelenggarakan Festival Koplo Indonesia Vol. 2 di Pekanbaru.

“Festival Koplo ini diselenggarakan untuk menjawab kerinduan masyarakat atas panggung yang menghadirkan full musik koplo dari awal hingga akhir,” terangnya.

Di lain pihak, Tyo dari PT Mangata Smart Internasional selaku project leader Festival Koplo Indonesia Vol 2 Pekanbaru mengatakan, pihaknya sangat senang ikut terlibat dalam penyelenggaraan Festival Koplo ini.

Ia mengatakan bahwa Festival Koplo ini tak hanya menghibur hati yang lara, akan tetapi juga menghidupkan pundi-pundi UMKM.

“Kita ingin hidupkan UMKM dan ekonomi kreatif. Jadi selain kita sama-sama party koploan, kita juga ingin bagaimana ekonomi bergerak, makanya akan ada banyak tenant UMKM nanti di acara ini,” pungkasnya.

Kabut Tebal Pekanbaru, Penerbangan Delay 2 Jam

Pekanbaru diselimuti kabut tebal, Minggu (10/9/2023) pagi tadi. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya keterlambatan (delay) terhadap beberapa jadwal keberangkatan maupun kedatangan pesawat.

Delay Hingga 2 Jam

Keterlambatan pesawat tersebut memakan waktu berkisar antara satu sampai dengan dua jam 14 menit. Demikian yang disampaikan oleh Executive General Manager (EGM) Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, M Hendra Irawan.

Sementara untuk keterlambatan keberangkatan terjadi pada pesawat Batik Air (ID-7066) dengan tujuan Bandara Halim Perdanakusuma. Kemudian Lion Air (JT-393) dengan tujuan Bandara Soekarno-Hatta, lalu Wings Air (IW-1242) dengan tujuan Bandara Kualanamu, serta Lion Air (JT-249) dengan tujuan Bandara Yogyakarta.

Adapun untuk kedatangan sendiri, penerbangan yang terdampak kabut tebal hanya pesawat Citilink (QG-936) dari Bandara Soekarno-Hatta selama 1 jam 10 menit.

Jarak Pandang Terbatas

Sebagaimana diketahui sebelumnya, kabut tebal menyelimuti Kota Pekanbaru. Para pengendara diimbau untuk berhati-hati karena kabut tersebut cukup membatasi jarak pandang.

Kelompok ‘Griya Schizofren’, Dari Peduli Jadi Mengabdi

Isu kesehatan mental menjadi topik perbincangan yang tiada habisnya. Kepekaan masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesehatan mental juga masih sangat rendah.

Belum lagi bantuan dan pendampingan yang diperlukan bagi para penderita gangguan mental. Namun tidak bagi beberapa orang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS).

Bagi Triana Rahmawati, Febrianti Dwi Lestari dan Wulandari, kesehatan mental adalah hal yang ingin mereka pelajari lebih dalam. Mereka peduli akan kesehatan mental, orang-orang yang mengalaminya, bahkan para keluarga dari penderita.

Para mahasiswa Sosiologi ini pun melihat perlu adanya pendampingan bagi para orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

Dari ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi, para mahasiswa UNS ini pun ingin mencari kajian lebih dalam tentang ODMK dari sisi Sosiologi.

Maka terbentuklah ‘Griya Schizofren’, sebuah komunitas untuk mendampingi para ODMK dan keluarga mereka.

Triana Rahmawati bersama para teman-teman mahasiswinya aktif mengunjungi 3-4 kali Griya PMI untuk melakukan pendampingan terhadap ODMK. Bermula dari 3 orang, bertambah 10 orang dan berlanjut 50 orang yang terlibat dalam komunitas Griya Schizofren.

Selain melakukan pendampingan kepada ODMK, komunitas ini juga melakukan aktivitas seperti mengobrol, bernyanyi, menggambar, kegiatan melipat kertas, sholat berjamaah, hingga buka puasa bersama saat bulan Ramadhan.

Kini setidaknya ada sekitar 200 ODMK yang terjaring dalam komunitas yang berpusat di Solo itu.

Triana Rahmawati mendapat apresiasi atas dedikasinya ini sebagai Pendamping Masalah Kejiwaan dan ditetapkan sebagai Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2017 oleh Grup Astra.

Perempuan Muda Berjasa di Pelosok Sumbar, Ini Sosoknya

Ungkapan yang muda yang berkarya tampaknya cocok disematkan kepada Hardinisa Syamitri atau yang akrab disapa Icha.

Perempuan muda yang satu ini membawa kisah inspiratif dari pelosok Sumatera Barat. Semangatnya sebagai salah satu anak bangsa patut diacungi jempol, sebab perjuangannya tak main-main.

Di usia mudanya sebagai seorang Bidan di Desa Jorong Luak Bega, Talang Anau, Kecamatan Gunung Omeh, Sumatera Barat, Icha membuka mata dan hati semua orang.

Ia menjadi tenaga kesehatan pertama setelah tiga tahun lamanya kosong di desa itu. Bukan hanya bertarung dengan waktu dan tenaga, Ica juga harus berjuang untuk mendapatkan kepercayaan desa terpelosok di Sumatera Barat itu.

Bukan hal yang mudah untuk mengubah stigma penduduk desa akan kesadaran kesehatan. Namun jiwa mudanya yang ingin menumpahkan semangat dan kontribusinya untuk mewujudkan kesehatan baik bagi para penduduk tak sia-sia.

Mengubah pola pikir masyarakat dari yang hanya merujuk dukun beranak ke Bidan menjadi tantangan terberatnya. Suatu ketika, Tuhan bukakan jalan atas semangat juangnya.

Kala itu, seorang bayi yang baru saja lahir tak terdengar tangisnya. Maka turunlah Bidan Icha, sosok yang dulunya tak dipercayai oleh penduduk desa. Saat dukun beranak tak dapat berbuat apa-apa, di sanalah Bidan Icha mampu mengatasinya.

Setelahnya, barulah para penduduk mulai mengakui kemampuan perempuan itu. Icha juga memberanikan diri membuat sebuah perkumpulan Sehat Rohani Jasmani (Seroja).

Perkumpulan itu ditujukan bagi para lansia atau jompo dengan tujuan mencegah penyakit degeneratif yang rawan bagi para lansia. Icha mendorong para lansia untuk rajin periksa kesehatan secara berkala dan sekitar 120 orang lansia aktif mengikutinya.

Atas dedikasi yang Icha lakukan ini, Grup Astra menobatkan perempuan muda itu sebagai salah satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2013.

Wonder Woman Dari Inhil Bagi Ibu dan Anak

Rosmiati, salah satu wonder woman yang mengabdikan keringat dan tetes air matanya bagi penduduk dari Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Profil Rosmiati

Meski siapa pun bisa menjadi sosok yang inspiratif, namun tak semua orang yang dapat melakukan apa yang diperbuat oleh Rosmiati.

Demi mewujudkan kesehatan yang layak bagi ibu dan anak di daerah itu, bahkan dirinya rela menghabiskan waktu dan tenaganya untuk penduduk desa di sana. Tak salahkan kalau ia disebut Wonder Woman dari Inhil?

Rosmiati merupakan lulusan Akademi Kebidanan Padang 2007 yang membaktikan diri di sebuah desa terpencil di Provinsi Riau. Desa bernama Tunggal Rahayu Jaya itu mungkin tidak banyak orang yang tahu.

Namun bagi Rosmiati, kesehatan penduduk wanita dan anak di daerah sana adalah yang hal yang paling penting dalam hidupnya. Kondisi kesehatan masyarakat di sana sangat memprihatinkan, dengan angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang cukup besar.

Tabungan Ibu Bersalin

Perempuan kelahiran Riau, 27 Oktober 1984 ini membuat sebuah program bernama ‘Tabungan Ibu Bersalin’. Adapun program ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh ibu-ibu di Tunggal Rahayu Jaya yang akan melakukan persalinan.

Walau jalan yang ia tempuh mungkin tak semudah yang kita bayangkan, Rosmiati mendapat dukungan dan antusias yang baik dari para penduduk desa. Para perangkat desa yang mendukung programnya pun tak sungkan untuk membantu serta turut menyalurkan program itu kepada penduduk Desa Tunggal Rahayu Jaya.

Tak ada paksaan berapa tabungan yang harus diisi oleh para ibu bersalin itu, menyesuaikan saja dengan kemampuan masing-masing.

Dana Sehat

Selain program Tabungan Ibu Bersalin, wanita yang akrab disapa Bidan Ros ini juga membuat program ‘Dana Sehat’. Bermodal Rp2.000 saja, para penduduk di desa telah dapat merasakan dua program yang ditawarkan oleh bidan kesayangan mereka.

Buah dari pengabdian Rosmiati itu kini dapat dirasakan oleh penduduk yang terbantu dalam bidang kesehatan bahkan sosial. Rosmiati juga menerima penghargaan dari Grup Astra sebagai Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2012 atas dedikasinya terhadap kesehatan ibu dan anak.

Pemanfaatan Tanaman Liar Untuk Penuhi Asupan Gizi

0

Tahukah kamu, ternyata tanaman liar bisa menjadi sumber gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Sehingga gizi tidak lagi hanya dijangkau oleh kalangan tertentu.

Seperti halnya salah seorang peraih SATU Indonesia Awards 2011 lalu, Hayu Dyah Patria, dari Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan salah satu sosok inspiratif yang menebar banyak kebaikan dan manfaat kepada lingkungannya melalui inovasi tanaman liar jadi sumber gizi.

Peraih SATU Indonesia Awards 2011 itu adalah wanita warga Sidoarjo, yang mengenalkan pemanfaatan tanaman liar itu kepada masyarakatnya yang ada di Galengdowo.

Latar belakang dan niat dari Hayu Dyah Patria memperkenalkan tanaman liar jadi sumber gizi kepada masyarakat sekitar adalah untuk melestarikan tanaman liar. Kemudian langkah tersebut dilakukannya juga sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan memerangi kekurangan gizi dengan cara yang masuk akal.

Menurut wanita itu, cara yang masuk akal diperkenalkan kepada masyarakat yakni bisa dikembangkan dengan mudah, serta tanpa perlu perlakuan spesial. Peraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2011 itu merupakan seorang ahli teknologi pangan, yang lahir di Gresik, 27 Januari 1981 lalu.

Dia merasa tertantang dengan kondisi gizi masyarakat dan berupaya untuk bagaimana meningkatkan status gizi masyarakat dengan memanfaatkan tanaman liar yang ada di sekitar tempat tinggal.

Hayu Dyah Patria menceritakan, awalnya dia berpikir tanaman apa yang cocok untuk meningkatkan gizi masyarakat namun mudah dijangkau, dan tidak memerlukan uang untuk membelinya.

Akhirnya pilihan tersebut jatuh kepada tanaman liar. Salah satunya adalah daun kastuba, karena daun itu berlimpah kandungan mineral.

Kemudian ada pula daun krokot, makanan kesukaan jangkrik, ternyata kaya berbagai macam vitamin dan yang terpenting mengandung senyawa pendongkrak kecerdasan.

Tidak hanya itu, daun krokot juga banyak mengandung asam lemak omega-3 untuk perkembangan sel otak anak. Berkat diperkenalkannya tumbuhan liar untuk peningkatan gizi, inovasi Hayu Dyah Patria tidak hanya berlaku untuk warga yang berada di Galengdowo.

Akan tetapi dari Data Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkapkan, angka kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, yakni 17,9%. Penyebab utamanya adalah kemiskinan. Oleh karena itu, makanan asal tanaman liar yang diperkenalkan oleh peraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2011 sangat masuk akal untuk diperkenalkan kepada masyarakat.

Karena sesungguhnya tanaman tersebut bisa didapat tanpa uang. Tinggal petik di pekarangan rumah, akan tetapi kandungan gizinya tak kalah dari tanaman budidaya.

Terakhir, berkat inovasi ini banyak sekali masyarakat yang terbantu, bahkan masalah gizi keluarga sudah bisa sedikit teratasi dengan sumber dari makanan liar itu.

Program Waste Solution Hub, Olah Sampah Jadi Berkah

0

Masih seputar penggerak kegiatan lingkungan, perempuan bernama Siti Salamah dari Tangerang Selatan, Banten, sukses membuat inovasi. Yaitu berupa program yang diberi nama Waste Solution Hub.

Siti Salamah menggagas Waste Solution Hub sejak pertengahan 2019, lalu mendapat apresiasi SATU Indonesian Awards 2021.

Usaha dan kerja keras Siti Salamah ini patut di acungkan jempol, pasalnya belum tentu semua orang bisa memberikan solusi yang baik untuk lingkungannya, apalagi perihal sampah.

Kegiatan Program Waste Solution Hub yang ditawarkan Siti Salamah ini merupakan kegiatan inovasi sosial ini berfokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di daerah urban.

Selanjutnya Siti Salamah bersama rekannya membangun Waste Solution Hub ini dengan melakukan pendekatan sistem teknologi yang terintegrasi dan melibatkan multi pihak.

Program Waste Solution Hub inovasi perempuan penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 itu didorong untuk memberikan solusi terkait permasalahan sampah dan juga kondisi sosial khususnya di lingkungan kehidupan para pemulung.

Menurut Siti Salamah, memang ada sejumlah program pengelolaan sampah, namun kegiatan aktivitas sosial untuk turut memperhatikan kehidupan para pemulung menjadi nilai tambah dan pembeda Waste Solution Hub dengan yang lainnya.

Sebagai informasi aktivitas Waste Solution Hub dibagi menjadi beberapa program, seperti engelolaan Sampah Event dan cluster perumahan dilakukan dengan proses end-to-end untuk menambah nilai berkelanjutan.

Selanjutnya Pelatihan Intensif Pemulung dilakukan untuk memberikan peluang tambahan dan keterampilan.

Selain itu ada Program Konsultan Keberlanjutan untuk menghilangkan risiko dan tetap berkelanjutan, untuk proyek #lesswaste atau bahkan #zerowaste.

Jadi kegiatan yang digagas oleh peraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 itu tidak hanya memikirkan solusi sampah, namun juga memikirkan bagaimana solusi jitu untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya para pemulung.

Sejak digagas dan hingga kini Waste Solution Hub telah mengedukasi lebih dari 23.435 pengunjung. Sedangkan jumlah sampah yang dikelola saat ini 4.388 kilogram.

Kemudian, dari Program Waste Solution Hub juga telah memberdayakan pemulung lebih dari 1.222 orang di wilayah Tangerang Selatan. Lebih dari 171 sukarelawan terlibat, serta donasi untuk Pekerja Informal (Pemulung) selama pandemi sebanyak 5006 paket sembako yang telah didistribusikan.

Waste Solution Hub punya target memiliki 10.000 mitra pemulung, meningkatkan pendapatan pemulung sebanyak 100 persen.

Selanjutnya mengelola 1.000 ton sampah per hari, menghasilkan lebih dari 1.000 produk daur ulang dan mengembangkan lebih dari 10 area pusat daur ulang dan pembelajaran di seluruh Indonesia.

Usaha dan kerja keras tim Program Waste Solution Hub, serta Siti Salamah selaku penggagas dan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 itu patut diapresiasi.

Sebab tidak semua orang memiliki kepedulian akan sampah. Serta tidak hanya itu, menariknya Waste Solution Hub tersebut juga memikirkan bagaimana nasib dan perekonomian dari para pemulung yang ada di sekitarnya.

Sistem Konservasi Limbah Organik, Untuk Ketahanan Pangan

0

Pernah dengar istilah konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan? Berikut kisah inspiratif dari pemuda asal Banyumas, Jawa Tengah, penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 lalu.

Pengelolaan sampah di Indonesia bisa terbilang masih cukup mengkhawatirkan, hampir setiap daerah di Indonesia bermasalah dengan pengelolaan sampah.

Namun, sosok pemuda inspiratif bernama Arky Gilang Wahab, ini sukses membuat inovasi berupa konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan.

Berawal dari kekhawatiran akan tumpukan sampah di daerahnya menjadi salah satu latar belakang terciptanya konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan tersebut.

Arky Gilang Wahab menjelaskan jika banyaknya sampah yang menumpuk di sudut-sudut desa Banjaranyar menjadi permasalahan utama warga setempat. Karena banyaknya sampah tersebut tentu menyebabkan aroma yang tidak sedap di sekitar lingkungan tersebut. Sehingga tidak aman untuk lingkungan sekitar.

Kian hari sampah semakin menumpuk yang lambat laun mengganggu aktivitas warga, dan menjadi salah satu keresahan Arky terhadap daerahnya.

Berangkat dari hal itu, sosok penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 itu memulai usaha budidaya maggot demi menanggulangi masalah utama warga Banjaranyar itu.

Dibantu oleh adik iparnya, Arky mulai menjalankan program budidaya maggot dengan bermodalkan maggot seberat 5 gram.

Selanjutnya budidaya maggotnya atau para maggot itu diberi makan dengan menggunakan sampah yang mereka dapatkan di kampung mereka. Sehingga hasil dari budidaya maggot ini adalah pupuk organik sejumlah 7 kilogram.

Karena tergolong sukses melakukan budidaya maggot dari konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan yang dijalankan oleh Arky, akhirnya pemerintah Banyumas merasa terbantu.

Kemudian pemerintah setempat memberikan dukungan kepada salah satu peraih Apresiasi SATU Awards 2021 itu berupa tempat untuk mengolah bubur sampah yang kemudian dilaksanakan di TPST.

Selanjutnya sampah-sampah organik yang diantar tersebut kemudian diolah menjadi bubur sampah untuk pakan larva maggot, bubur sampah tersebut kemudian diproses maggot untuk diolah menjadi pupuk organik.

Bermula hanya dengan mengolah sampah di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, kini ia mampu mengolah 5 ton sampah setiap hari yang berasal dari 5.500 rumah dan 72 instansi pemerintah di kecamatan Sumbang dan Sokaraja.

Berkat keresahan Arky terhadap sampah itu, dia akhirnya bisa membantu warga sekitar, lingkungan menjadi bersih, sehingga terciptalah konservasi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan.

Artinya pupuk organik yang dihasilkan dari usaha maggot itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, lingkungan menjadi bersih, dan masyarakat terbantu.

Kembangkan Ecoprint Fashion Lokal Hingga Go Internasional

0

Alfira Oktaviani merupakan seorang mompreneur muda yang berasal dari Yogyakarta, ia sukses mendulang untung di bisnis ecoprint.

Berawal dari pembuatan fashion lokal dengan menggunakan teknik ecoprint, hingga kini karyanya semakin dinikmati para pecinta produk lokal khususnya ecoprint. Tidak hanya skala lokal, namun brand fashion milik penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 itu sukses menggait pasar hingga luar negeri dan go internasional.

Siapa sangka dengan bermodalkan kecintaan terhadap dunia fashion, seorang ibu rumah tangga tersebut mampu menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berinovasi.

Alfira Oktaviani memberi nama brand fashion lokal ecoprint miliknya Semilir Ecoprint, yang merupakan brand eco fashion yang digagas oleh salah seorang peraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 itu.

Semilir Ecoprint tersebut di bangunnya dengan tujuan ingin memperkenalkan budaya fashion berkelanjutan yang ramah lingkungan di Indonesia melalui teknik ecoprint.

Menjadi seorang mompreneur muda dengan lulusan sarjana apoteker Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tidak menjadi penghalang bagi Alfira Oktaviani untuk terus belajar berinovasi untuk menghasilkan produk yang bisa dicintai banyak orang, salah satunya di bidang fashion.

Selanjutnya, kecintaannya terhadap fashion dan seni membuatnya tertarik mempelajari seni ecoprint yang baru masuk Indonesia di kisaran tahun 2016. Alfrira penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 itu menceritakan bagaimana awal mulai memulai usaha brand fashion lokal dengan teknik ecoprint.

Dia mengaku jika dengan tekad yang kuat, serta keterampilan yang dimiliki ketika kuliah jurusan apoteker menjadi salah satu modal dalam mendirikan Similir Ecoprint miliknya. Kemudian, bermodalkan uang Rp 500 ribu ketika memulai usaha tersebut, namun sudah bisa go internasional merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Alfira.

Bekal saat kuliah apoteker, mata kuliah manajemen bisnis, morfologi tumbuhan hingga teknik kimia sangatlah berguna dalam memulai usaha dan mengembangkan bisnis Semilir ini.

Awalannya bisnis ecoprint milik mompreneur itu hanya memproduksi tas wanita. Akan tetapi sering dengan berjalannya waktu, Alfira terus berinovasi mengikuti permintaan pasar.

Bahkan sampai saat ini peraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 ini juga memproduksi kain ecoprint, baju hingga homedécor bertema ecoprint.

Adapun target pasar dari produk yang dibuat oleh Alfi adalah wanita perkotaan dengan range usia di atas 25 tahun dengan kelas ekonomi A serta memiliki green natural life style dan mencintai produk handmade dan lokal.

Jika dibandingkan dengan produk lokal lainnya yang memiliki bisnis ecoprint, keunggulan produk Semilir yakni memadukan warisan budaya Indonesia di setiap produk.

Salah satunya, inovasi produk ecoprint pada media kulit kayu lantung (program mengusung lantung Bengkulu dengan keindahan ecoprint). Serta hasil ecoprint Semilir memiliki motif yang tegas dan warna yang khas, dengan warna earthy-pastel.

Sampai saat ini usaha Ecoprint milik Alfira Oktaviani semakin banyak dikenal orang, sehingga tidak heran jika usahanya semakin banyak diminati dan bisa go Internasional. Serta menjadi motivasi bagi anak muda Indonesia terus berkarya.

Pelacak Ikan Berbasis Navigasi Diciptakan Pemuda Bali

0

Tidak hanya untuk menentukan arah lintasan perjalanan kendaraan, atau arah tujuan, ternyata berkat kreatif pemuda asal Bali I Gede Merta Yoga Pratama peraih apresiasi SATU Indonesia 2020, sukses membuat pelacak ikan berbasis navigasi.

Karena adanya inovasi pelacak ikan berbasis navigasi ala I Gede Merta Yoga itu, sehingga sangat membantu para nelayan yang ada di Bali. Aplikasi pelacak ikan berbasis navigasi ala peraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 tersebut diberi nama Fish Go.

Fish Go sendiri adalah sebuah aplikasi pelacak posisi ikan berbasis navigasi yang diadakan untuk membantu nelayan di sekitar tempat tinggalnya di Bali. Tidak hanya sendiri, namun dalam pengerjaannya aplikasi pelacak ikan berbasis navigasi itu, I Gede Merta Yoga Pratama dibantu 9 orang rekannya.

Tujuan dan harapan Yoga bersama rekannya dengan adanya aplikasi Fish Go tersebut adalah dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dengan cara memetakan pergerakan ikan.

Kemudian juga memprediksi cuaca dengan tepat sasaran, sehingga nelayan dapat melaut dengan aman serta bahan bakar kapal yang digunakan terbuang lebih sedikit.

Menurut peraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 itu, aplikasi itu diciptakan karena melihat potensi kelautan dan perikanan di Indonesia sangat melimpah, sehingga tak boleh disia-siakan.

Oleh karena itu, dia memiliki pemikiran bagaimana caranya untuk membantu para nelayan dalam mencari ikan. Akan tetapi uniknya, Yoga mengaku ide awal Fish Go ini adalah terinspirasi dari sebuah permainan online Pokemon Go.

Di mana dalam permainan ini, pemain harus berjalan dan mencari sendiri pokemon virtual tersebut.

Ditambah dengan pemahaman Yoga tentang cara memetakan ikan berdasarkan arus air laut, ia pun melakukan riset lapangan sehingga berhasil meliris Fish Go pada tahun 2017 lalu.

Terkahir, dia mengharapkan supaya aplikasi Fish Go ini akan semakin memudahkan nelayan Bali menangkap ikan. Karena selama ini proses penangkapan ikan di Bali masih sangat tradisional, seperti melihat rasi bintang.

Sehingga dinilai tidak efektif, sebab nelayan harus berputar-putar mencari lokasi terbaik untuk memancing.

Akan tetapi berkat adanya aplikasi Fish Go tersebut yang telah dimanfaatkan oleh sekitar 50 nelayan di sana, perolehan hasil tangkapan nelayan pun meningkat dari 40-60kg/hari menjadi 100 kg/hari.