Home Blog Page 351

#beritaPKU SMPN 10 dan Santa Maria Juara Riau Pos Junior Basketball League (JBL) 2013

Kompetisi basket pelajar SMP, Riau Pos Junior Basketball League (JBL) 2013 berakhir malam tadi (11/5) di Gelora Senapelan. SMPN 10 Pekanbaru dan SMP Santa Maria sukses menjadi kampiun. Santa Maria yang tahun lalu jadi juara putri (saat iven masih bertitel HSBL Junior) kembal berjaya. Final putri yang digelar sore, Santa Maria mengalahkan SMPN 17 Pekanbaru dengan skor 49-10.

Sementara tim putra SMPN 10 terlibat duel sengit untuk mengatasi SMPN 5 Pekanbaru dengan skor 47-31.

Di bagian putri sebelum iven digelar pada 4 Mei lalu, Santa Maria memang digadang-gadang jadi juara. Praktis sejak babak penyisihan mereka tidak mendapatkan lawan yang sepadan. Hal ini jufga terjadi di final. Tim besutan Ferdila Hadikusuma itu selalu unggul di setiap kuarter yakni 7-4, 26-6, 36-8 dan mengakhiri laga dengan selisih 39 poin.

Yang paling seru di bagian putra karena kekuatan tim lebih merata. Tak heran bila laga-laga seru sudah terjadi di babak-babak awal. Puncaknya pada final malam tadi. Di hadapan ratusan penonton, SMPN 10 bermain habis-habisan untuk jadi yang terbaik. Tim besutan Rahmat Debby itu tertinggal 2-10 dan 6-13 di dua kuarter awal. Namun di dua kuarter terakhir yang menggunakan waktu bersih Awiys Alqarni dkk tampil gemilang untuk membalikkan keadaan 28-25 pada kuarter ketiga. Di kuarter terakhir mereka makin percaya diri dan menuntaskan laga dengan selisih delapan bola.

‘’Kami bangga dengan keberhasilan jadi juara. Pasalnya sejak babak awal, kami menjalani duel ketat menghadapi tim tangguh. Mulai dari SMPN 13, SMP Andalan Pangkalan Kerinci dan SMP Kusuma. Nilai posisitifnya, mental anak-anak tertempa dengan baik. Alhasil mereka tampil percaya diri di final yang menegangkan ini,’’ ujar pelatih SMPN 10, Rahmat Debby usai pertandingan.

Pelatih SMPN 5, Riosyulti Laksamana tetap puas meski anak asuhannya gagal jadi juara. Dia menilai M Rizki Ramadhan dkk sudah bermain maksimal.

‘’Bisa lolos ke final sudah merupakan pencapaian hebat bagi kami. Anak-anak bermain fight dan menunjukkan bahwa mereka memang layak berada di final. Namun harus diakui SMPN 10 lebih baik,” ujar Rio.

Keberhasilan SMPN 10 dan Santa Maria jadi juara terasa lengkap. Pasalnya pemain bintang mereka dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) alias pemain terbaik, yakni Awiys Alqarni  dan Virginia Florencia.

Sementara di ajang kompetisi dancer SMP Darma Yudha sukses jadi yang terbaik. Mereka menyisihkan SMP Santa Maria (runner-up) dan SMP Cendana Pekanbaru pada final dancer yang digelar setelah final putri. Di sisi lain penonton yang beruntung memenangkan doorprize saat pencabutan tiket masuk yang dikumpulkan sejak hari pertama adalah Jonnaini. Dia berhak atas hadiah televisi 19 inch. (Riau Pos)

#SBMPTN2013 Ingat! Pendaftaran SBMPTN Dibuka 13 Mei 2013

Ketua Panitia Lokal Riau, Aras Mulyadi, menyebut, kuota calon mahasiswa di Riau pada SBMPTN 2013 mencapai 30  persen. SBMPTN tersebut bakal diikuti 63 PTN di seluruh Indonesia.

Di Riau yang menjadi panitia lokal yakni Universitas Riau dan UIN Suska. Sedangkan untuk PMB mandiri kuota penerimaan mahasiswa sebanyak 20 persen. Kemudian untuk SNMPTN kuota mencapai 50 persen.

“Kuota mahasiswa yang masuk lewat SBMPTN mencapai 30 persen,” ulas Aras kepada Tribun.

Selain itu, Universitas Riau juga melakukan seleksi penerimaan Mahasiswa Program D3. Terdapat 2 jurusan di Fakultas Ekonomi, 3 jurusan di Fakultas Teknik dan 1 jurusan Fakultas MIPA.

Kata Aras, bagi Mahasiswa yang hendak ikut SBMPTN bisa mendaftar secara online di website www.sbmptn.or.id. Terlebih dahulu pendaftar membayar pendaftaran ke Bank Mandiri. Pendaftaran dimulai pada 13 Mei 2013.

Kemudian di Bank Mandiri, calon peserta mendapat PIN, pin itu digunakan untuk ikut SBMPTN. Lalu bisa mengisi biodata dan memilih 3 program studi pilihan.

Tersedia juga tiga kelompok seleksi yakni kelompok sains teknologi, kelompok sosial dan humaniora serta kelompok campuran. Lantas unggah foto, serta cetak kartu ujian. Setelah mengikuti tahapan maka akan memperoleh nomor peserta dan lokasi ujian. (Tribun Pekanbaru)

#beritaPKU Hibah Bus Trans Metro Masih Menggantung

Proses penghibahan 20 unit bus Trans Metro yang dimiliki Pemerintah Kota Pekanbaru kepada Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan bakal tidak bisa terealisasi dalam waktu dekat. Pasalnya, Pemko Pekanbaru masih harus menunggu proses penghibahan 20 unit bus SAUM tersebut dari pemerintah pusat.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru, Ir H Dedi Gusriadi MT, Jumat (10/5) mengatakan, dalam waktu dekat, Sekretaris Negara (Sesneg) dan juga Kementerian Keuangan bersama Departemen Perhubungan akan turun ke Pekanbaru untuk melakukan pengecekan terhadap fisik 20 unit kendaraan tersebut.

‘’Setelah pengecekan fisik selesai barulah akan diterbitkan Keputusan Presiden (Kepres). Karena sesuatu aturan, apabila nilainya diatas Rp20 miliar, maka proses penghibahannya harus ada melalui persetujuan presiden,’’ ungkap Dedi Gusriadi.

Terhadap persoalan ini menurut Dedi sama sekali tidak menjadi masalah. Karena 20 unit mobil tersebut masih tetap bisa beroperasi. Untuk biaya operasional 20 unit bus akan diambil dari pendapatan yang diperoleh dari bus itu sendiri.

‘’Sistim yang kita pakai sekarang adalah berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), jadi biaya operasionalnya boleh diambil dari pendapatan yang diperoleh dari bus,’’ ujarnya.

Mudah-mudahan kata Dedi, menjelang pengoperasional koridor tiga sampai tujuh pada Juni nanti, Kepres untuk 20 penghibahan 20 unit bus Trans Metro tersebut sudah turun. Karena tanpa ada Kepres lanjutnya, pemerintah daerah tidak dibenarkan untuk menghibahkan mobil tersebut kepada perusahaan daerah (PD).  ‘’Kalau ini kami langgar maka kami akan masuk penjara. Sebab dari hasil koordinasi yang sudah kami lakukan bersama Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI,’’ terangnya. (Riau Pos)

#beritaPKU Perbaikan Jembatan Siak III, Masih Tunggu Rekomendasi Ahli

Perbaikan Jembatan Siak III atau Jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyahmasih harus menunggu rekomendasi standar operasional prosedur (SOP) dari tim ahli yang sedang dipersiapkan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Riau SF Hariyanto menyebutkan proses finalisasi dilakukan setelah diberikannya laporan dari beberapa tim ahli dan tim Waagner selaku konsultan untuk mekanisme perbaikan.

‘’Alhamdulillah, beberapa laporan sudah disampaikan. Tinggal finalisasi saja. Nantinya tim ahli bersama Waagner dan Kementerian PU RI akan melakukan rapat akhir untuk membuat rekomendasi SOP perbaikan Jembatan Siak III,’’ ungkap Hariyanto belum lama ini.

Ia menilai ini merupakan langkah maju dalam proses perbaikan jembatan yang menjadi perhatian berbagai pihak. Diharapkan, proses rekomendasi SOP itu dilakukan pada Mei ini.

‘’Kalau berbicara peduli, mungkin kami dari PU yang paling peduli. Meskipun belum serah terima, kami merasa itu perlu diselesaikan. Untuk itu, kita mendesak pihak kontraktor bersama tim ahli menggesanya. Intinya, kami akan mengawal proses perbaikan itu sampai tuntas,’’ papar Hariyanto.

Saat ditanyakan mengenai kajian tim ahli dari Cina, dia mengatakan hal itu sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Hasilnya, juga telah disampaikan ke tim Waagner dan pihak kontraktor. Poin itu yang menjadi pembanding untuk merekomendasi SOP perbaikan sarana infrastruktur tersebut.

Hariyanto menilai, proses perbaikan memang memerlukan SOP dengan perhitungan yang terukur. Ini diperlukan agar tidak terjadi kekeliruan, baik di atas kertas maupun di lapangan. Pasalnya, perbaikan jembatan itu sangat sensitif. Jadi perlu SOP yang sistematis.

Kondisi jembatan Siak III masih terlihat ramai dilalui kendaraan, baik dari roda dua hingga roda empat. Hanger 1 dan 19 yang dinilai overstress masih belum diperbaiki.

Kendati demikian, Hariyanto mengatakan kondisi tersebut masih relatif aman dengan frekensi safety mencapai 95 persen.  Sedangkan mengenai lengkungan dibadan jembatan, dinilai merupakan bagian dari konstruksi. Namun, hal itu dipastikan tidak membahayakan pengguna akses transportasi tersebut. (Riau Pos)

#beritaPKU Lebih dari 172 Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) Tak Menyala

Sebanyak lebih dari 172 Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di beberapa ruas jalan Kota Pekanbaru tidak menyala. Akibatnya, selain jalan menjadi gelap, juga rawan aksi kejahatan.

Sebanyak lebih dari 172 tiang LPJU tidak menyala dengan rincian, 78 tiang di Jalan Soebrantas, 47 tiang di Jalan Arifin Ahmad, 36 tiang di Jalan Soekarno-hatta, 21 tiang di Jalan Riau, sedangkan bebrapa jalan lainnya belum terhitung jumlahnya.

Kondisi tersebut tak bisa dipungkiri membuat beberapa ruas jalan di Kota Pekanbaru menjadi gelap dan rawan aksi kejahatan, selain itu resiko terjadinya kecelakaan juga akan lebih besar. ‘’Resiko terjadi kecelakaan akan lebih besar, pasalnya banyak pengerjan badan jalan, pembatas median jalan, atau lubang di tengah jalan,’’ ujar Sudirman (50), salah seorang pengendara.

Lebih lanjut Sudirman menuturkan, karena LPJU tidak menyala pengendara terpaksa hanya mengandalkan lampu kendaraan. ‘’Pengendara tentu terpaksa hanya mengandalkan lampu kendaraan, padahalkan lampu penerang jalan itu hak para pengguna jalan,’’ tambahnya. (Riau Pos)

#wisataRIAU Warga Antusias Bangun Ekowisata Bukit Rimbang Baling

0

Pengembangan wisata berbasis alam (ekowisata) di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling di Kabupaten Kampar, Riau mendapat dukungan antusias dari warga setempat.

“Tujuannya karena kami sadar alam ini harus dijaga untuk anak-cucu kita, dan manfaat dari pariwisatanya bisa untuk memajukan warga setempat,” kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Batu Dinding, Mahwel, kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Ia menjelaskan, Pokja Batu Dinding baru dibentuk pada bulan Februari lalu yang seluruhnya berjumlah 14 orang dari Desa Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu. Desa itu berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling.

Menurut Mahwel, selama ini sudah cukup banyak pengunjung domestik dari warga Kampar dan Pekanbaru yang berkunjung ke Rimbang Baling untuk menikmati keindahan alam berupa hutan, air terjun dan lokasi perkemahannya. Namun, karena belum ada program pengembangan ekowisata, kedatangan pelancong ke daerah itu kerap meninggalkan dampak buruk bagi alam seperti pencemaran sampah dan aksi pengrusakan.

Dengan pendampingan dari WWF, lanjutnya, Pokja Batu Dinding mulai melakukan penataan disekitar lokasi yang berpotensi untuk ekowisata. Salah satu contoh nyata bisa dilihat di lokasi air terjun di daerah itu, dimana Pokja membuat jalur perlintasan yang aman, sarana bak sampah, papan pengumuman, dan tiga pondok untuk beristirahat pengunjung.

“Kami juga terus mencari masukan kepada pengunjung mengenai kesan-kesan mereka terhadap tempat wisata ini, dan apa yang dirasakan kurang berkenan supaya bisa kami perbaiki,” kata Mahwel.

Humas WWF Program Riau, Syamsidar, mengatakan antusias warga sekitar untuk pengembangan ekowisata sangat tinggi sehingga proses penguatan kelembagaan sejauh ini berjalan lancar karena responnya positif. Ia menilai Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling memiliki nilai ekowisata yang cukup tinggi, khususnya di Riau, karena bentang alamnya yang berbukit dan relatif mudah aksesnya.

Tempat itu berjarak sekitar 150 kilometer dari Pekanbaru yang bisa diakses lewat jalan beraspal. Dari desa terdekat, pengunjung bisa memasuki kawasan lewat sungai menggunakan kapal yang disewakan oleh warga.

Menuju lokasi wisata terdekat, yakni air terjun, hanya butuh waktu sekitar 20 menit menggunakan perahu dan 45 menit berjalan kaki. Keindahan alam berupa air sungai yang jernih dan cuaca perbukitan yang sejuk menjadi daya tarik bagi pencinta alam.

Sedangkan, untuk riset dan penelitian, kawasan dengan luas 136.000 hektar itu memiliki tingkat keanekaragaman ekosistem yang sangat tinggi. Di kawasan itu terdapat berbagai flora, termasuk Rafflesia Merah Putih yang tergolong langka. Selain itu, kawasan itu juga menjadi habitat lima kucing hutan, antara lain macan dahan, kucing emas, macan tutul, “marble cat”, dan harimau Sumatera. (Antara Riau)

PSPS Berharap Tuah Kaharuddin Nasution

0

Bangkit, itulah satu kata yang terucap dari mulut carateker pelatih PSPS, Afrizal. Bagaimana tidak, setelah terpuruk dizona degradasi, Tim Asykar Bertuah ini juga sempat mengalami kepincangan pasca ditinggal sejumlah pemainnya.

Kini tugas berat tengah menanti Afrizal setelah menerima tongkat estafed pelatih PSPS dari Mundari Karya, yang lebih memilih melatih Timnas Indonesia u-14.

Dengan kondisi tim yang tengah berada di zona degradasi, Afrizal juga dituntut harus mampu membangkitkan kepercayaan diri tim.

Mengingat PSPS saat ini mayoritas dihuni pemain baru yang rata-rata berusia muda dan minim pengalaman berkompetisi di Indonesia Super League (ISL).

Apalagi lawan yang akan dihadapi Sabtu (11/5/2013) sore adalah Barito Putera, tim yang mempermak PSPS 5-2 di kandang mereka dua pekan lalu.

Kehilangan hampir seluruh punggawa ditambah kelengahan dan buruknya koordinasi lini belakang dipertandingan putaran pertama lalu, sudah dievaluasi trio Pelatih Afrizal, Agusrianto dan Tharjaki Lubis.

Tetapi, kembali bertanding di Stadion Kaharuddin Nasution, setidaknya membuat kepercayaan diri anak-anak Pekanbaru sedikit menanjak, mengingat Stadion berkapasitas 20 ribu penonton itu akrab dengan kemenangan PSPS.

“Kita berharap tuah Stadion Kaharuddin Nasution bisa memberikan kemenangan kepada PSPS. Sudah lama juga kita tidak main disini, dan kita berharap kemenangan bisa diraih,” harap Afrizal.

Ya, dari 17 laga yang sudah dilakoni M Isnaini Dkk hanya  mengoleksi 14 poin, hasil tiga kali menang lima kali imbang dan sembilan  kali kalah.

Ya, sejak lawatan ke Papua, Asykar Bertuah dinilai kurang greget dan dianggap  tim yang tidak konsisten, karena kurang dalam produktivitas mencetak gol.

Putaran pertama lalu Fance cs hanya mampu menceploskan 15 gol dan kemasukan 31 gol.

Hasil buruk inilah yang harus diubah Isnaini Cs jika ingin tetap berada pada persaingan kompetisi sepakbola level teratas di tanah air ini.

“Kemenangan dikandang merupakan harga mati, jika ingin tetap berada di kompetisi ISL musim depan,” tegas Afrizal

Namun jajaran pelatih PSPS sadar merebut poin penuh dikandang bukan pekerjaan ringan. Bila melihat komposisi pemain PSPS putaran kedua ini jika dibandingkan Barito Putra yang memboyong 19 pemain siap pakai melawat ke Pekanbaru.

“Kalau bicara materi pemain mungkin pemain kita kalah pengalaman. Meski begitu kita tidak akan memakai strategi khusus untuk menghadapi Barito. Kemungkinan formasinya kembali ke 4-4-2 tetapi cara kerjanya seperti  formasi 4-2-3-1,” jelasnya.

Pada laga Sabtu petang, PSPS diperkirakan akan menurunkan Fance Harianto sebagai penjaga gawang, Danil Junaidi di bek kanan, pemain baru Edison di bek kiri ditopang dua bek tengah Novi Hendrawan dan Lamine Layta (Mali).

Untuk posisi gelandang pengangkut air, akan dipercayakan kepada Dika Hanggara eks PSPS U 21 yang bakal diduetkan dengan legiun asing anyar PSPS asal Mali, Camara.

Sementara dua gelandang sayap bakal dipercayakan pada April Hadi di kiri dan Yudirianto dikanan. Muhammad Isnaini diduetkan dengan Ndiaye Pape Latyr di barisan penyerang.

“Isnaini ditugaskan menjadi striker bayangan yang diharuskan turun saat diserang. Pokoknya dalam permainan kita akan meninggalkan satu penyerang didepan,”tegas Afrizal.

Sementara itu Barito Putra tengah dalam kepercayaan diri penuh, pasca menutup laga putaran pertama dengan happy ending, dimana PSPS menjadi tim yang berhasil mereka taklukkan.

“Setiap tim pasti memiliki target, dan kami ingin membawa angka dari Pekanbaru,”tegas pelatih kepala Barito Solahuddin.

Ya, dalam lawatannya Barito memboyong 19  pemain terdiri dari dua penjaga gawang,  Aditiya Harlan dan Dedi Imam, sembilan pemain belakang Daewon Ha,Henry Njobi, Guntur, Ariyadi,Fathul Rahman, Supriyadi, Rizkiy Mirzamah dan Rizkiy Ripora (pemain baru).

Sementara untuk pemain tengah tim asal Banjarmasin ini memboyong enam pemain,  Ardan Arnas (Pemain baru), Mekan Nasirov, Makan Kanote (pemain baru), Dedi Hartono, Lucky Wahyu, Oktovianus Maniani (pemain baru), Sugeng. Sedangkan Wahyudi, Yongki Aribowo dan Djibril Coulibaly di posisi penyerang. (Hallo Riau)

#beritaRIAU Pemprov Riau Serukan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

0

Wakil gubernur Riau Mambang Mit menyatakan; peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan setiap tahun oleh bangsa Indonesia memiliki tujuan untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan. Disamping itu untuk menegakkan nilai nilai demokrasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita ke depan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan siaran pers dari Media Center Dinas Komunikasi Informasi dan Pusat Data Elektronik (Kominfo dan PDE) Pemprov Riau Jumat (10/5/13), himbauan tersebut tertuang didalam surat edaran Gubernur Riau nomor 007/Diskominfo dan PDE.UP/2013/179 tanggal 6 Mei 2013. Didalam surat tersebut gubernur minta kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Riau, Rektor Perguruan Tinggi Negeri/Swasta, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Riau, kepala Kantor Wilayah dan Instansi Vertikal, pimpinan BUMN, BUMD, Perbankan dan Perusahaan Daerah, Organisasi Kemasyarakatan dan Kepemudaan untuk memasang spanduk Hari Kebangkitan Nasional ke 105 tahun 2013 di masing masing kantor.

Menurut Mambang Mit ; tema Harkitnas ke 105 tahun 2013 ini merujuk Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia nomor 198 Tahun 2013 adalah ” Dengan Semangat Kebangkitan Nasional, Kita Wujudkan Demokrasi Berdasrkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Menuju Indonesia Yang Maju Dan Modern Dalam Bingkai NKRI”. Dan contoh spanduk ini dapat didownload di website Pemerintah Provinsi Riau ” riau.go.id “

Peringatan Harkitnas di Provinsi Riau kata wakil Gubernur Riau akan dilaksanakan Upacara Bendera pada hari Senin 20 Mei 2013 di Halaman Kantor Gubernur Riau akan diikuti karyawan kantor/lembaga/instansi Pemerintah dan Swasta, Organisasi Kemasyarakatan dan Kepemudaan. Ia juga minta masing masing SKPD untuk memasang umbul umbul. Dan gubernur Riau juga mennyampaikan surat edaran nomor 007/Diskominfo & PDE.UP/IV/2013/178 tanggal 8 Mei 2013 kepada bupati dan walikota se Provinsi Riau tentang Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 105 Tahun 2013 yang intinya dapat mempedomani Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor : 198 Tahun 2013 tentang Pembentukan Panitia Penyelenggara Peringtan Hari Kebangkitan Nasional ke 105 Tahun 2013 dan Pedoman Pelaksanaan. Dan ini juga bisa di akses dan didownload di website riau.go.id.

Peringatan Harkitnas di Provinsi Riau tahun ini selain dilaksanakan dalam bentuk upacara bendera juga akan dilaksanakan dialog intraktig di Riau Televisi. Ini akan ditaja pada tanggal 17 Mei 2013 sekitar pukul 21.00 wib dengan narasumber Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Riau Rizka Utama dan Raja Rusli . Pada upacara Harkitnas di halaman kantor gubernur Riau akan disiarkan langsung oleh Radio Republik Indonesia Pekanbaru. (Riau Terkini)

#ISG Hindari Risiko Hukum, Riau Pakai Dana Swasta Biayai ISG

0

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan menggunakan dana bantuan dari dunia usaha atau perusahaan swasta untuk menalangi biaya penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG).

Langkah itu dilakukan guna menghindari risiko perangkap hukum yang dikhawatirkan Menpora Roy Suryo jika Riau menjadi tuan rumah ISG III.

“Walau sudah dianggarkan, kita tidak akan pakai dana APBD Riau 2013. Kita gunakan bantuan dana dari dunia usaha dalam bentuk CSR, dan itu tidak menyalahi aturan,” kata Wakil Ketua II Panitia Daerah ISG Riau Emrizal Pakis di Pekanbaru, Jumat (10/5).

Sebelumnya Menpora Roy Suryo mempertanyakan kesiapan Riau sebagai tuan rumah yang terkendala berbagai masalah pascaterbongkarnya kasus korupsi PON Riau.

Di antaranya masalah stadion utama Riau yang masih terhutang sebesar Rp240 miliar.

Selain itu, dari hasil rekomendasi panitia internasional ISG ISSF, Riau yang sudah ditunjuk sejak tiga tahun lalu sebagai tuan rumah diharuskan untuk merenovasi kolam renang dan memperbaiki rumput stadion utama yang rusak dipakai pada saat PON Riau. (Metro TV)

#ISG_2013 Polemik ISG: ISG, Menpora dan Politik Belah Bambu

0

Penentuan lokasi pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) III kembali terombang-ambing. Rencana kepindahan even olimpiade negara-negara Islam itu dari Pekanbaru di Riau ke Jakarta seperti disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo beberapa waktu lalu, kembali mentah.

Dalam pertemuan yang dipimpin Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono di Jakarta, Rabu (8/5/2013) lalu, rencana Roy Suryo ternyata tidak didukung oleh kolega seniornya yang dari Partai Golkar itu.

Perkembangan terbaru, pekan depan satu tim gabungan dari Menko Kesra, termasuk Kemenpora, Komite Olimpiade Indonesia, dan KONI, akan datang ke Pekanbaru untuk meninjau kesiapan Riau. Tim itu akan mengevaluasi seluruh arena pertandingan atau lokasi tempat pembukaan dan penutupan yang disiapkan pemerintah provinsi Riau. Rekomendasi tim akan menentukan apakah Riau dinilai mampu atau tidak, menjadi tuan rumah ISG.

Kesimpulannya, masalah lokasi ISG kembali menggantung, padahal Roy sempat membuat keputusan memindahkan lokasi ISG ke Jakarta. Setidaknya, itulah yang dikutip oleh sebagian besar media di Tanah Air.

Belakangan, setelah pengumuman kepindahan itu, banyak pihak di Riau bersuara keras terhadap Roy. Bahkan orang dekat Gubernur Riau Rusli Zainal, Syamsurizal, menyebut Roy sebagai pembohong. Belakangan, Syamsurizal menarik tudingannya itu setelah Menpora mengancam akan mengajukan somasi. Kemenpora pun akhirnya meralat bahwa pemindahan lokasi ISG masih berupa wacana.

Dalam rapat di Kemenkokesra, Roy menyebutkan, wacana pemindahan lokasi ISG bukan berasal dari dia, melainkan masukan Wakil Gubernur Riau Mambang Mit dan Rektor Universitas Islam Riau Detri Karya. Roy bahkan mengaku menyimpan rekaman pembicaraan dengan dua orang itu, dan menyebut nama Allah bahwa dia tidak berbohong.

Dari peristiwa ini, ada beberapa hal yang mencuat. Pertama, keputusan pemerintah itu mendua. Nampak jelas ada pertarungan politik antarpartai di kancah nasional. Keputusan Menpora yang berlatar belakang Partai Demokrat ternyata tidak didukung oleh Menkokesra Agung Laksono yang berlatar Partai Golkar. Pertarungan antara partai biru dan kuning itu masih akan berlanjut.

Kedua, pernyataan Roy mengungkapkan nama Mambang Mit dan Rektor UIR merupakan tindakan yang kurang etis. Ucapan itu jelas telah menempatkan posisi Mambang dan sang rektor sebagai “penghianat” Riau. Apalagi, selama ini hubungan antara Rusli (yang didukung partai kuning) dan Mambang (partai biru) berjalan buruk.

Muncul pertanyaan, apakah seorang pembesar negara ini pantas mengungkapkan narasumber/orang yang memberi masukan terhadap dirinya sebelum mengambil keputusan? Bukankah hal itu dapat dikategorikan sebagai politik lempar batu sembunyi tangan?

Keputusan yang sudah diambil oleh seorang menteri semestinya tetap menjadi keputusannya sendiri. Dalam artian, dialah yang bertanggungjawab atas segala keputusannya tanpa menyebut siapa yang memengaruhinya, mendukungnya, atau memberi masukan sebelum keputusan itu diambil.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, pada Pasal (1) Ayat 10 menyebutkan hak tolak yang dimiliki oleh insan pers. Ayat itu memberi hak kepada wartawan untuk menolak menyebutkan narasumber beritanya. Hak ini dimaksudkan untuk melindungi narasumber dari ancaman akibat pemberitaan atau faktor keselamatan dirinya.

Apa kaitan hak tolak dengan Roy Suryo? Semestinya, Roy memakai hakikat ayat itu, dan berjiwa besar untuk tidak mengungkap narasumbernya kepada publik. Mengingat pengungkapan nama itu membuat posisi Mambang Mit dan Detrikarya, terancam di Riau.

Ini juga akan menjadi preseden buruk buat Roy di masa mendatang. Apakah masih ada orang yang mau memberinya masukan, apabila ada kemelut menyangkut persoalan bangsa ini? Jangan-jangan, apabila ada masukan yang kemudian dikritik banyak pihak, Roy dengan gampang menyebutkan, “Itu bukan pendapat saya. Saya dapat dari si Anu, Badu, Cecep dan Ucok, kok,”.

Dalam adat Minangkabau dikenal istilah “politik belah bambu”. Istilah ini bermakna negatif, karena orang harus mengangkat bagian atas bambu dan menginjak bagian bawahnya agar bambu dapat terbelah dengan sempurna. (Kompas)