LGBT SMA/SMK di Pekanbaru, Perlu Peran Orang Tua

0
605
LGBT SMA/SMK di Pekanbaru

Sejumlah siswa di dua sekolah tingkat SMA/SMK Pekanbaru terindikasi lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Mirisnya, saat ini telah ditemukan grup atau komunitas untuk siswa yang terindikasi LGBT.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Riau Sakinah, Senin (29/5/2023). Lebih jauh ia mengatakan bahwa saat ini LGBT merambah ke siswa.

“Tidak hanya di tingkat SMP dan SMA saja, tapi ada juga di tingkat SD,” ujarnya.

Perlu Peran Orang Tua

Menurutnya hal ini tidak hanya menjadi tugas guru namun juga perlu peran dari pihak orang tua. Karena ada dua sekolah tingkat SMA/SMK di Pekanbaru yang terindikasi LGBT.

Sakinah menjelaskan siswa di dua sekolah tingkat SMA/SMK Pekanbaru terindikasi LGBT tersebut mungkin karena pergaulan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Ia pun berharap orang tua dapat mengawasi pergaulan anak-anaknya, supaya terhindar dari indikasi LGBT.

“Orang tua seringkali tidak menyadari anaknya terindikasi LGBT. Padahal, perilaku LGBT dari siswa sering ditemui para guru,” ucapnya.

Laporkan

Pihak sekolah diimbau agar membuat laporan ke PPA Riau, jika ditemukan adanya siswa yang terindikasi LGBT. Menurut Sakinah, perilaku siswa LGBT dapat terdeteksi jika sekolah melakukan razia, seperti kosmetik dan handphone.

“Saat razia handphone-nya dikumpulkan lalu diminta password, kemudian diketahui ada grup LGBT,” urainya.

Bahkan, tutur Sakinah, sebanyak ratusan orang yang tergabung dalam grup itu dalam sekolah yang sama.

Hanya di Pekanbaru

Saat ini pihaknya baru menerima laporan kasus siswa SMK/SMA sederajat yang terindikasi LGBT hanya dari Kota Pekanbaru. Namun ia berharap ke depan ada posko pengaduan di kabupaten/kota agar kasus serupa bisa terdeteksi dan segera ditindaklanjuti.

PPA Riau telah melakukan sosialisasi terhadap sekolah yang di dalamnya terdapat indikasi kekerasan, LGBT, dan lain sebagainya. Sayangnya, kebanyakan orangtua siswa SMK/SMA sederajat terindikasi LGBT di Pekanbaru menolak memenuhi panggilan dari pihaknya.

Adapun pihaknya sendiri telah pernah rapat dengan Dinas Pendidikan. Meski demikian, Sakinah menyayangkan belum duduk bersama dengan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru agar masalah ini selesai.

Sementara Kasi Pengaduan PPA Riau Hendri, menilai siswa yang terindikasi LGBT memiliki keinginan untuk berperilaku normal. Akan tetapi tidak jarang mereka takut, karena ada ancaman dari grup atau komunitas yang mereka ikuti.

“Posisi gengnya tidak di sini. Namun, di Batam. Diancam akan dibuka aibnya dan disebar videonya. Datanya ada sama mereka,” terang Hendri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.