Encik dan Puan ingatkah tentang sejarah hari pahlawan? Kenapa kita harus memperingatinya? Yuk kita kembali mencoba mengingat hari bersejarah yang diperingati setiap tanggal 10 November.
Peringatan hari pahlawan mungkin sudah banyak yang tahu, kapan diperingati juga tidak asing lagi bagi generasi muda kita.
Namun kalau ditanya sejarahnya, barangkali banyak yang ragu dan menjawab dengan alasan “lupa”. Nah untuk menghindari itu semua, mari kita ulas berikut ini!
Bukan tanpa alasan tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan. Ini disebabkan karena terjadinya pertempuran Surabaya yang puncaknya pada tanggal 10 November 1945, dimana pertempuran pertama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa ini diawali oleh insiden perobekan Bendera Merah-Putih-Biru di atap Hotel Yamato pada 19 September 1945. Kemudian Presiden Soekarno memerintahkan gencatan senjata pada 29 Oktober 1945.
Tidak hanya para angkatan yang terlibat dalam pertempuran hebat tersebut, justru juga melibatkan rakyat biasa atau rakyat sipil dengan keterbatasan senjata yang pada akhirnya banyak pahlawan Indonesia yang gugur dalam pertempuran yang berlangsung sekitar selama tiga minggu itu.
Karena banyaknya pahlawan yang gugur dalam pertempuran tersebut, maka 10 November ditetapkan sebagai hari pahlawan. Salah seorang tokoh yang terkenal dalam pertempuran rakyat Surabaya ini adalah Bung Tomo yang bertindak sebagai pimpinan pasukan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bung Tomo sebagai pimpinan perang melakukan pidato yang membakar semangat rakyat Surabaya, salah satu kutipan pidatonya dari liputan6.com, yaitu:
“Inilah jawaban kita, jawaban pemuda-pemuda rakyat Indonesia. Hai Inggris, selama banteng-banteng, pemuda-pemuda Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan menyerah.”
“Teman-temanku seperjuangan, terutama pemuda-pemuda Indonesia, kita terus berjuang, kita usir kaum penjajah dari bumi kita Indonesia yang kita cintai ini. Sudah lama kita menderita, diperas, diinjak-injak,”.
Mendengar pidato Bung Tomo tersebut, rakyat Surabaya mulai terbakar semangatnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan melawan para penjajah yang datang ke Surabaya.
Merujuk dari kumparan.com, peringatan hari pahlawan ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional. Keppres tersebut ditandatangani oleh presiden pertama Indonesia yaitu Ir Soekarno.
Sejarahnya, pertempuran warga Surabaya dengan tentara Inggris dan Belanda ini berawal dari kedatangan tentara sekutu ke Surabaya pada Oktober 1945 yang dipimpin oleh Jenderal Mallaby. Pertempuran pecah pada 30 Oktober 1945 setelah Mallaby tewas dalam baku tembak.
Hal ini memicu kemarahan tentara sekutu. Kemudian, pada 9 November 1945 mereka mengeluarkan selebaran yang berisi tuntutan. Melansir buku Pengetahuan Sosial Sejarah, tuntutan tersebut berisi sebagai berikut:
“Semua orang Indonesia yang bersenjata, termasuk pemimpin dan pembesar, harus menyerahkan diri dengan senjatanya di tempat-tempat tertentu sebelum pukul 18.00 sore, tanggal 9 November 1945. Jika ultimatum ini tidak dipenuhi, pukul 16.00 tanggal 10 November sekutu (Inggris) akan menyerbu dari Surabaya dari darat, laut, udara.”
Tidak terima dengan tuntutan tersebut, akhirnya rakyat Surabaya memilih untuk berperang melawan mengangkat senjata untuk melawan sekutu yang pada akhirnya terjadilah pertempuran besar pada tanggal 10 November 1945.
Itulah sedikit ulasan sejarah hari pahlawan sebagai salah satu peristiwa penting bangsa Indonesia. Mari Encik dan Puan sedikit banyaknya kita mengenal sejarah bangsa dan semakin mencintai Indonesia.