Home Blog Page 203

Sentral Pengrajin Rotan di Pekanbaru

0

Kerajinan yang terbuat dari rotan menjadi salah satu icon menarik di Kota Pekanbaru. Ada banyak pengrajin rotan di Pekanbaru.

Nah untuk pengrajin rotan di Pekanbaru sendiri pusatnya berada di daerah Rumbai, tepatnya di Jalan Yos Sudarso. Rumbai sendiri dikenal sebagai salah satu daerah yang terkenal dengan sentral pengrajin yang bergerak di bidang kerajinan rotan.

Spesifiknya, jika Encik dan Puan menuju ke Rumbai dari Kota Pekanbaru melalui Jalan Riau atau dari arah Hotel Mutiara Merdeka, Encik dan Puan akan melihat beberapa tempat penjual kerajinan rotan di sebelah kiri jalan.

Ada berbagai macam peralatan rumah tangga terbuat dari rotan yang dijual di sini. Mulai dari piring anyaman, rak bunga, ayunan, tudung saji, tempat minuman, hiasan lampu, kursi goyang, sekat rumah, kuda-kudaan, bangku anak untuk dipasang di motor, bingkai cermin, keranjang laundry, bahkan kursi teras yang mewah dan elegan, serta masih banyak barang-barang lainnya.

Untuk harga kerajinan rotan ini juga dibandrol bervariasi, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya yang berbeda-beda. Untuk harga paling murah dijual dengan harga Rp 15.000 sedangkan yang paling mahal adalah satu set kursi teras dengan harga Rp 1.500.000 yang terdiri dari meja dan dua buah kursi.

Menurut pengakuan salah seorang pengrajin rotan, Mira, ia telah berjualan kerajinan dari anyaman rotan ini sejak 12 tahun lalu. Mira menyebutkan, yang paling laku dari sekian banyak kerajinan yang ada di toko USM miliknya adalah tudung saji.

Jelas Mira kepada tim infoPKU, kebanyakan pembeli mencari tudung saji dengan berbagai ukuran. Mulai dari ukuran untuk satu piring, dua piring, atau bahkan dengan ukuran yang besar.

Mira menuturkan, banyak pembeli yang menyukai peralatan dari rotan karena awet dan terkesan mewah. Ujarnya, pembeli kerajinan ini tidak hanya dari kita Pekanbaru bahkan sampai luar daerah.

Tambah Mira, yang menjadi kendala dari bisnis ini adalah bahan baku yang sulit didapatkan karena harus dibeli dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Ia mengatakan, di Riau sendiri belum ada pengumpul rotan yang memang betul-betul menjual rotan dengan berbagai jenis seperti yang dibutuhkan.

Untuk informasi tambahan Encik dan Puan, rotan yang digunakan itu berbeda-beda seperti manau, rotan getah, dan rotan sago. Untuk rotan getah dan manau masih bisa didapatkan di Riau, sedangkan rotan sago hanya didapatkan dari Sumbar.

Oh iya, dijelaskan Mira ya Encik dan Puan, bisnis yang ia tekuni sejak puluhan tahun lalu ini bisa mendapatkan keuntungan per bulannya rata-rata lima juta rupiah.

Nah, bagi Encik dan Puan yang sedang mencari peralatan rumah tangga berbahan rotan, sentral kerajinan rotan yang ada di Rumbai ini bisa menjadi salah satu solusinya.

Selain itu, bagi Encik dan Puan yang hendak bepergian keluar daerah atau luar kota, kerajinan rotan ini juga bisa dijadikan sebagai buah tangan.

Harga yang ditawarkan oleh pemilik kios yang ada bervariasi ya Encik dan Puan. Namun semua tergantung dari kita sebagai pembeli.

Sebagai pembeli tentunya kita harus pintar menawar harganya. Jika demikian, maka otomatis kerajinan tersebut dapat dibeli dengan harga murah.

Bagaimana Encik dan Puan, apakah tertarik? Silahkan berkunjung dan melihat langsung ke Jalan Yos Sudarso, Rumbai, yaa…

Kata Netizen Tentang Gedung Mewah Kejati Riau

0

Gedung Mewah Kejati Riau menjadi pusat perhatian, setelah diresmikan pada Kamis (17/10/2019) lalu. Tentu bukan karena bentuk atap (selembayung?) nya yang sering dikira markas Avenger pada awal pembangunannya.

Saat ini media sosial merupakan kekuatan yang tidak bisa terlihat dan ditaklukan. Ada berbagai dampak yang timbul, dari berbagai gerakan melalui media sosial.

Bahkan, viralnya demonstrasi besar-besaran mahasiswa dibagikan melalui media sosial. Lalu, apa yang saat ini menjadi perhatian Netizen di Riau. Gedung Baru nan mewah milik Kejaksaan Tinggi Negeri (Kejati) Riau.

Jaksa Agung HM Prasetyo hari ini hadir dalam peresmian dan pembukaan Gedung Mewah Kejati Riau, yang digelar Kamis (17/10).

Gedung Kejati Riau ini, merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi Riau dengan anggaran total hingga pengerjaan selesai 93% adalah senilai Rp.129 Miliyar.

Gedung yang iconic dan menonjol di jantung Kota Pekanbaru ini, dinilai Pemprov Riau merupakan gedung yang membanggakan. Namun, tidak begitu bagi netizen. Terutama, netizen twitter yang memberi komentar melalui akun @infoPKU.

Ada banyak ketidakpercayaan, tidak sedikit yang menaruh kecurigaan. Akun twitter @efendiyudi menyebut bahwa tidak semua masyarakat bisa menikmati manfaat dari gedung megah tersebut. Ia mengganggap pemulihan dan pembangunan fasilitas publik, merupakan hal yang utama untuk dilakukan.

Komentar lain diberikan oleh pemilik twitter @aliehusenH, dalam komentarnya pada Kamis (17/10) malam, berharap pemerintah adil dalam meresmikan sesuatu hal, tidak hanya perkantoran namun juga rumah-rumah singgah untuk orang pinggiran.

Berikut ini beberapa komentar lain dari netizen:

Meski demikian, gedung yang sudah berdiri megah dengan kehormatan ini diharapkan semua pihak mampu menunjang para penegak hukum untuk menindak semua kasus hukum dengan lebih baik dan terhormat.

Asap Telah Pergi, Lahan Gambut Harus Diperbaiki

0

Kabut asap telah pergi (baca: Asap Reda, Darurat Asap di Cabut, Lalu diam saja ??), Riau saat ini berada pada masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Akibatnya, sebagian besar wilayah Riau diprediksi turun hujan.

Permasalahan asap di daerah Riau menjadi sebuah hal yang terjadi di setiap tahunnya. Hilangnya asap sejak 2015 menjadi sesuatu asa baru bahwa, warga Riau tidak lagi menderita akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan.

Namun, seolah asa hanya tinggal asa. Pada dasarnya Riau memiliki lahan gambut yang harus tetap dijaga, untuk tidak menjadi lahan perkebunan dan dibuka dengan cara dibakar.

Menurut Direktur Eksekutif Walhi Riau, Rico Kurniawan untuk mampu merubah asa menjadi nyata adalah dengan cara memperbaiki lahan gambut yang rusak, dan menjaga yang masih ada.

“Hanya kesadaran masyarakat dan perhatian pemerintah pada restorasi lahan gambut yang bias mewujudkan Riau tanpa asap.” ungkapnya.

Dalam melaksanakan program Restorasi Gambut, pemerintah dan stakeholder terkait harus memiliki keseriusan dan juga komitmen serta kejujuran dalam setiap pekerjaan. Regulasi yang telah dimiliki dinilai Walhi sebagai program yang sangat matang baik dalam pembentukan Badan Restorasi Gambut, hingga ketegasan dalam pemberian sanksi.

Selama ini, lahan gambut dinilai sebagai lahan yang tidak bisa dimanfaatkan. Hal tersebut merupakan sebuah mindset yang dirubah akibat banyaknya lahan yang dibuka untuk kebun kelapa sawit serta akasia, yang dinilai lebih memiliki nilai ekonomi.

Kenapa lahan gambut harus dijaga dan diperbaiki? Lahan gambut memiliki banyak manfaat dan fungsi, diantaranya dapat menjadi sumber makanan, air bersih, dan menyediakan manfaat lainnya bagi masyarakat sekitar. Gambut juga bermanfaat untuk mencegah kekeringan, banjir dan pencampuran air asin untuk irigasi di area pertanian.

Karena, kita yang hidup hari ini adalah manusia-manusia yang akan mencetak penerus bangsa di masa depan. Hanya tinggal memilih, akan mendapatkan segalanya hari ini namun, tidak ada lagi yang tersisa untuk dimasa yang akan datang.

Taman Bunga Baba Ali, Objek Wisata Baru di Pekanbaru

0

Encik dan Puan sudah pernah dengar atau tahu dengan objek wisata yang satu ini? ya nama objek wisatanya Taman Bunga Baba Ali.

Taman bunga ini tergolong baru di Kota Pekanbaru, letaknya tidak jauh dari stadion utama Riau Jalan Naga Sakti Pekanbaru, persis di pinggir jalan ada spanduk bertuliskan “Taman Bunga Baba Ali”.

Untuk objek wisata yang ditawarkan, sesuai dengan namanya taman bunga, Taman Baba Ali dipenuhi bunga celosia yang sedang mekar. Ada yang berwarna merah, orange, ungu, kuning dan warna lainnya. Keberagamannya semakin menambah keindahan tersendiri di taman ini.

Selain itu, taman ini juga menyediakan gazebo tempat bersantai yang bisa dinikmati pengunjung secara gratis serta ada kursi-kursi kayu layaknya sebuah cafe outdoor di taman yang ditemani dengan lampu hias yang menarik ketika Encik dan Puan kunjungi di saat malam hari.

Selain itu, taman ini juga menyediakan spot foto yang sangat instagramable seperti sepeda di tengah taman bunga sakura, spot tulisan Taman Bunga Baba Ali, kursi dengan lingkaran sarang burung yang terbuat dari ilalang, bulan dari ilalang, serta tumpukan bunga celosia yang cantik.

Untuk jam operasional, taman ini beroperasi setiap hari mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB. Jadi bagi Encik dan Puan yang tidak memiliki banyak waktu senggang ketika siang, mungkin berwisata ke taman ini di malam hari menjadi salah satu solusi untuk liburan.

Untuk harga tiket masuk, Encik dan Puan akan dikenakan tarif Rp 10.000 untuk kategori dewasa, Rp 5000 untuk anak-anak. Sedangkan parkir tidak dipungut biaya alias gratis.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Informasi Pekanbaru Riau (@infopku_) on

Untuk informasi tambahan, jika Encik dan Puan ingin berkumpul dan berkunjung ke taman ini, Encik dan Puan bisa membeli dan membawa makanan dari luar karena pihak pengelola belum menyediakan makanan yang bisa Encik dan Puan nikmati ketika bersantai di sini.

Memang kalau dilihat sekilas, taman ini masih terlihat biasa saja. Namun karena konsep dan keunikannya, menjadikan taman ini salah satu lokasi yang dicari anak muda Pekanbaru untuk bersenda gurau menghabiskan waktu luang.

Bagi Encik dan Puan yang penasaran dengan objek wisata baru ini, Encik dan Puan bisa mengunjungi akun instagramnya. so, selamat selamat menikmati waktu senggang salah satunya dengan berkunjung ke taman ini…

Ketika Sampah Plastik Diolah Jadi Paving Block

0

Encik dan Puan pasti tidak percaya jika sampah plastik dapat diolah menjadi paving block. Hal tersebut dibuktikan oleh pengelola Taman Bunga Impian Okura yang terletak di daerah Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Muslim.

Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan permasalahan sampah plastik di Kota Pekanbaru. Sampah menjadi salah satu momok pencemaran lingkungan yang ada di kota ini.

Banyak sekali masyarakat yang mengeluh dengan tumpukan sampah plastik di kota Pekanbaru. Mulai dari menyebabkan banjir ketika musim penghujanan, bahkan menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak keindahan kota.

Berawal dari permasalahan tersebut, bang Muslim, begitu sapaannya, membuat inovasi dengan mengubah sampah plastik di kawasan wisata yang dikelolanya menjadi barang yang bermanfaat.

Bang Muslim sendiri terus berinovasi untuk menciptakan Taman Bunga Impian Okura sebagai Desa Wisata yang ramah lingkungan dan terhindar dari sampah plastik.

Awalnya ia memanfaatkan sampah botol plastik untuk mempercantik kawasan Taman Bunga Impian Okura. Nah Encik dan Puan dapat lihat seperti di bawah ini:

Kemudian ada satu lagi inovasi yang diciptakan Muslim dalam mengolah sampah menjadi paving block. Encik dan Puan penasaran dengan tata cara pengolahannya, berikut ini penjelasannya:

Tahap pertama:

Muslim mengumpulkan sampah-sampah plastik yang ada di Taman Bunga Impian Okura, kemudian sampah tersebut dimasak dalam wajan secara manual menggunakan tungku kayu selama lebih kurang 30 menit atau hingga plastik tersebut mendidih.

Tahap Kedua:

Sampah yang telah meleleh habis dimasak kemudian dimasukkan ke dalam cetakan berbahan besi. Lalu lelehan tersebut dipadatkan dengan menggunakan mesin pres manual selama lima menit.

Setelah itu, cetakan bersama sampah yang sudah dibentuk direndam di dalam kolam atau parit yang terletak di samping lokasi pembuatan paving block.

Cukup dengan waktu lima sampai sepuluh menit, kemudian sampah dikeluarkan dari cetakan ditokok-tokok dengan menggunakan palu.

Tahap Ketiga:

Pada tahap akhir ini, paving block yang telah jadi kemudian dibersihkan dan diberi warna sesuai dengan selera atau kebutuhan.

Nah, mudah bukan Encik dan Puan? Mengolah sampah dengan cara manual namun manfaat dan kegunaannya yang sangat luar biasa.

Berawal dari kegelisahan melihat kondisi lingkungan, bang Muslim, mampu menciptakan terobosan yang berguna bagi kemajuan Taman Bunga Impian Okura bahkan berniat untuk menerapkannya hingga di tingkat kota. Salah satu caranya dengan bekerjasama dengan berbagai pihak yang ada.

Sejauh ini, dijelaskan Muslim ya Encik dan Puan, kendala yang dihadapinya adalah mesin yang masih menggunakan mesin manual yang membahayakan tubuh. Ia betul-betul menyadari betapa berbahayanya kandungan zat yang ada di dalam plastik bagi kesehatan tubuh.

Untuk itu muslim berharap, baik dari segi pemerintah maupun pegiat lingkungan lainnya mampu memberikan solusi terhadap mesin pengolahan sampah yang ia tekuni sehingga terciptanya mesin yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan pembuat paving block tersebut.

Informasi tambahan bagi Encik dan Puan, paving block terbuat dari sampah ini merupakan inovasi pertama yang ada di Riau. Namun di Pulau Jawa sendiri, paving block dari sampah plastik ini sudah menjamur dan menjadi salah satu solusi mengurangi sampah plastik yang ada di Indonesia.

Jadi, bagi Encik dan Puan yang ingin turut berpartisipasi atau pegiat lingkungan, silahkan kunjungi lokasinya di bawah ini:

Encik dan Puan tentu bisa berbagi ilmu, pengalaman yang bisa membantu pengelolah sampah untuk menemukan solusi dari permasalahan mesin sampah yang masih manual hingga menjadi mesin yang ramah lingkungan atau bidang lainnya.

Lapek G3mbul, Lapek Bugih Kekinian di Pekanbaru

0

Encik dan Puan pasti tidak asing lagi dengan lapek bugih tentunya. Kini Lapek G3mbul menghadirkan makanan khas dari Kabupaten Kampar ini dengan mengikuti perkembangan zaman alias kekinian.

Sedikit membahas kue tradisional ini, lapek bugih merupakan kue yang terbuat dari tepung ketan hitam atau ketan putih dimasak dengan cara dikukus. Tepung tersebut dibungkus daun pisang dengan isian kelapa parut gula merah atau gula putih.

Makanan ini biasanya disajikan untuk acara penting seperti pernikahan, acara adat, serta acara-acara lainnya. Namun karena perkembangan zaman, lapek bugih ini menjadi salah satu oleh-oleh khas Kampar yang wajib dicobain pengunjung jika berkunjung ke Riau tepatnya di Kabupaten Kampar.

Oh iya, untuk mengakrabkan lapek bugih di kalangan anak muda Riau, wirausahawan muda Riau mencoba menginovasikan lapek bugih dengan berbagai varian rasa yaitu keju, coklat, coklat pisang, green tea, dan original.

Usaha lapek bugih kekinian ini diberi nama lapek G3mbul, adapun kuliner ini bisa Encik dan Puan kepoin melalui instagramnya di @lapekg3mbul atau menghubungi kontak ownernya di 082383599022.

Usaha lapek bugih rasa baru ini sebenarnya sudah ada sejak Agustus 2018 lalu. Namun karena kesibukan pemiliknya yang masih menyelesaikan studi membuat usaha ini jalan di tempat. Untuk saat ini G3mbul sudah mulai kembali berjalan dengan sistem promosi online.

Jajanan kekinian ini memiliki slogan “Lumer Di Mulut”, dimana Encik dan Puan bisa menikmati lapek bugih yang lembut, tidak lengket dan tentunya coklatnya lumer ketika digigit.

 

View this post on Instagram

 

Kalau yang ini varian isi coklatnya. Beneran lumer kan😊 Untuk pemesanan langsung aja hubungi: 085364646131

A post shared by Lapek G3mbul (@lapekg3mbul) on

Kue tradisional ini sendiri dijual dengan harga terjangkau yaitu Rp8.000 per kotak dengan isi enam buah, yang bisa dicampur dengan segala varian rasa yang hendak Encik dan Puan cobain.

Jadi bagi Encik dan Puan yang penasaran dengan lapek bugih kekinian ini, silahkan melakukan pemesanan via online dengan menghubungi kontak atau IG dari G3mbul sendiri. Sedangkan ongkirnya, tergantung jarak.

Yuk, bagi yang penasaran dengan lapek G3mbul, lapek kekinian yang lumer di mulut, silahkan hubungi kontak yang tersedia di atas ya Encik dan Puan.

Info Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Riau & Bea Balik Nama

0

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melakukan Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Riau dan Bea Balik Nama, mulai dari tanggal 15 Oktober hingga 14 Desember mendatang.

Jadi bagi Encik dan Puan yang memiliki kendaraan roda empat dan sepeda motor yang sudah lama menunggak pajak atau ingin balik nama kendaraan tapi terkendala akan dendanya, kini tidak perlu khawatir.

Nah pemutihan denda pajak kendaraan Riau dan bea balik nama ini diberlakukan untuk mengoptimalkan pendapatan penerimaan pajak daerah khususnya PKB dan BBNKB II, juga untuk memperoleh data aktual objek pajak melalui pemutakhiran data kendaraan di Provinsi Riau.

Hal tersebut berdasarkan penuturan yang disampaikan oleh Gubernur Riau Syamsuar kepada wartawan yang dilansir di mediacenter.riau.go.id. Adapun pemberlakuan pemutihan denda pajak kendaraan Riau dan bea balik nama ini akan dituangkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub).

Pemutihan pajak kendaraan dan bea balik nama yang dimaksud yaitu Encik dan Puan tinggal membayar pokok pajaknya saja, sedangkan denda yang timbul hingga berakhirnya program ini dihapuskan. Penghapusan denda ini hanya berlaku untuk pembayaran pajak setahun ya.

Informasi tambahan, selain kendaraan roda dua dan roda empat, peraturan ini juga diperlakukan kepada kendaraan milik pemerintah, angkutan umum, dan alat berat/alat besar.

Sedikitnya ada 1 juta kendaraan roda dua dan empat nunggak bayar pajak, yang mana 80 persennya merupakan kendaraan roda dua. Sementara itu, secara keseluruhan saat ini terdapat 2,3 juta kendaraan roda dua dan roda empat yang tercatat berada di Riau dan Wajib Pajak.

Sebelum Encik dan Puan membayar pajak kendaraan bermotor, ada baiknya jika mengecek terlebih dahulu berapa biaya yang akan dibayarkan.

Cara mengeceknya sendiri cukup gampang, cukup klik tautan berikut ini. Sedangkan untuk tata cara membayar pajak kendaraan di Pekanbaru, silakan klik di sini.

Bagi Encik dan Puan silahkan memanfaatkan momen ini untuk membayar pajak kendaraan dan balik nama kendaraan dengan mendatangi kantor pelayanan Samsat terdekat atau Samsat keliling, hingga Gerai Samsat yang ada di Mal Pelayanan Publik Pekanbaru.

Lopek Bugih Khas Riau, Ini Cara Membuatnya

0

Lopek Bugih merupakan salah satu makanan tradisional khas Riau, tepatnya dari Kabupaten Kampar. Makanan tradisional ini juga sering dijadikan oleh-oleh juga lho.

Bagi pecinta makanan tradisional tersebut, mari kita belajar sedikit terkait cara dan bahan yang digunakan untuk membuat lopek bugih khas Kampar.

Sebenarnya, bahan dan alat untuk membuat kue ini cukup mudah Encik dan Puan. Namun semuanya tergantung niat kita masing-masing, tidak ada yang sulit ketika mau mencoba.

Bahan dan Alat

Untuk bahan yang mesti Encik dan Puan siapkan yaitu:

  1. Tepung ketan hitam/putih (tergantung sukanya apa).
  2. Gula pasir.
  3. Kelapa parut.
  4. Garam secukupnya.
  5. Daun pandan.
  6. Air.
  7. Minyak goreng.

Sedangkan untuk peralatan yang diperlukan yaitu:

  1. Daun pisang.
  2. Kukusan atau dandang.
  3. Kuali.
  4. Sendok
  5. Mangkok agak besar untuk wadah mengaduk tepung.
Cara membuat intinya atau isian kelapa:

Untuk membuat inti Kelapa, Encik dan Puan siapkan kelapa yang sudah diparut namun hanya menggunakan sisi yang putihnya saja.

Untuk proses awal, Encik dan Puan panaskan air agak satu gelas kecil di dalam kuali. Kemudian setelah air mendidih, masukkan gula putih ditambah sedikit garam supaya rasanya gurih.

Untuk takaran gulanya, tergantung selera dari Encik dan Puan. Karena sebagian orang suka manis sebagian lagi tidak. Namun supaya intinya terasa enak, usahakan manisnya terasa ya Encik dan Puan.

Setelah gula dan garam larut, masukkan parutan kelapanya. Lalu aduk sampai merata hingga air yang ada dalam kuali mengering, kemudian sisihkan.

Cara membuat adonannya:

Tepung ketan yang ada ditambah sedikit gula, ditambahkan garam ¼ sendok makan. Kemudian aduk rata, dalam adonan harus terasa gula dan garamnya ya Encik dan Puan. Hal ini supaya adonannya tidak terasa hambar.

Tuangkan air putih sedikit demi sedikit kedalam adonan hingga adonan tercampur rata dan bisa menggunakan sendok makan (catatan: tidak terlalu encer dan tidak terlalu keras agar tekstur lapeknya lembut dan kenyal).

Setelah adonan jadi, tambahkan satu sendok minyak makan ke dalam adonan supaya lapeknya tidak lengket di daun pisang.

Nah setelah semua bahan telah siap, panaskan daun pisang sehingga bisa dilipat membentuk seperti bungkus lopek bugih. Setelah itu, lumuri daun pisang dengan menggunakan minyak goreng sebelum diisi adonan lapek dan intinya.

Untuk proses akhir, usai Encik dan Puan membungkus Lopek Bugih. Kukus lapek tersebut selama lebih kurang 20 menit supaya rasanya lebih enak dan matang dengan sempurna. Lalu sajikan diatas piring.

Bagaimana Encik dan Puan, gampang bukan? Silahkan dipraktikkan di rumah masing-masing ya Encik dan Puan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan Encik dan Puan sekalian berkaitan dengan teknik dan cara pembuatan oleh-oleh tradisional dari Riau ini.

Pameran Museum Se-Sumatera di Pekanbaru

0

Provinsi Riau menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pameran Museum Se-Sumatera di Pekanbaru yang berlangsung mulai dari tanggal 26 September hingga tanggal 24 Oktober mendatang.

Nah bagi Encik dan Puan yang ingin melihat Pameran Museum Se-Sumatera tersebut bisa berkunjung ke Museum Sang Nila Utama yang ada di Jalan Sudirman Pekanbaru.

Persis di belakang museum Sang Nila Utama, saat ini tengah diadakan pameran museum se Sumatera. Ada delapan provinsi yang berkontribusi dalam pameran ini yakni Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Aceh, dan Lampung.

Adapun tema yang diangkat dalam pameran bersama museum se Sumatera ini yaitu senjata tradisional dalam bingkai kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sumatera.

Bagi Encik dan Puan yang hendak berkunjung, pameran ini dibuka secara gratis. Encik dan Puan tentunya bisa belajar banyak hal terkait peradaban zaman dahulu, bukanya setiap hari selama satu bulan kedepan.

Koleksi-koleksi di museum ini dibagi atas empat bagian yakni:

Senjata Tradisional Berburu

Senjata Tradisional Berburu

Untuk senjata tradisional berburu dibagi lagi atas beberapa senjata yaitu:

  • Buk Buk, tabung bambu bertutup untuk menyimpan anak panah yang dilapisi pelepah rumbia yang dilengkapi dengan tali untuk menyandang, biasanya panah yang disimpan dalam Buk-Buk adalah panah beracun, koleksi dari Museum Adityawarman Sumatera Barat.
  • Sumpit Suku Sakai, sebagai senjata untuk berburu hewan terbuat dari rotan dan kayu, koleksi Museum Sang Nila Utama, Riau.
  • Panah, seperangkat panah (busur, anak panah, tabung anak panah) terbuat dari bambu dan tali ijuk, digunakan sebagai senjata berburu koleksi dari Museum Negeri Bengkulu.
  • Serampang Mata Tiga, koleksi museum Sang Nila Utama Riau.
  • Sumpit, merupakan senjata berburu yang bertumpu pada kekuatan hembusan sang pemburu, biasanya dipakai untuk berburu binatang kecil seperti burung dan ikan. Sumpit terbuat dari bambu dan anaknya dari kayu, cara penggunaannya dengan cara meniup salah satu ujung bambu. Di sebagian masyarakat Sumatera, sumpit banyak digunakan untuk menangkap ikan, Koleksi Bengkulu.
  • Serampang Mata Satu, senjata yang digunakan untuk berburu oleh suku sakai, koleksi Museum Sang Nila Utama Riau.
  • Tombak, senjata ini lebih mempermudah perburuan, tinggal dilempar saja dan ujungnya yang dipasang semacam belati akan memberikan beban dan tombak pasti bergerak lurus. Selain untuk berburu senjata adat ini juga dipakai untuk berperang, koleksi Museum Negeri Jambi.
  • Tombak dari koleksi Museum Bala Putra Dewa Sumatera Selatan.
  • Mata tombak, senjata berburu masyarakat melayu Sumatera Utara, pegangannya terbuat dari kayu, koleksi dari Museum Negeri Sumatera Utara.

Senjata Tradisional Upacara Adat

Senjata Tradisional Upacara Adat

  • Keris Terapang, keris khusus kelengkapan pakaian adat pengantin laki-laki sebagai lambang kebesaran, warnanya dilapisi emas atau perak, koleksi dari Museum Negeri Bengkulu.
  • Keris, Senjata beladiri yang juga berfungsi sebagai perlengkapan upacara adat dan juga menjadi pusaka masyarakat lampung, koleksi Museum Ruwa Jurai Lampung.
  • Gambit, Koleksi Museum Negeri Sumatera Barat.
  • Keris Tidak Berluk, senjata beladiri yang juga digunakan sebagai perlengkapan upacara adat perkawinan, koleksi Museum Sang Nila Utama Riau.
  • Rambai Ayam, atau Jembio memiliki dua sisi mata yang meruncing seperti mata tombak, hulu biasanya berbentuk kepala burung yang merupakan lambang kekuatan pemiliknya. Pada masa lampau jembio dianggap sebagai perlengkapan harian koleksi Museum Negeri Bengkulu.

Senjata Tradisional Mengolah Makanan

Ada beberapa peralatan yang dipanjangkan untuk senjata pengolah makanan yaitu:

  • Perang Pendek yang digunakan sebagai alat pemotong koleksi Museum Sang Nila Utama Riau.
  • Pisau Tumbuk Lado yaitu senjata bela diri yang digunakan sebagai alat potong, tangkainya terbuat dari gading bagian luar sarung dilapisi perak dengan hiasan motif bunga koleksi dari Museum Adityawarman Sumatera Barat.
  • Palitei, senjata pisau seperti mata tombak dengan hulu melengkung digunakan masyarakat Kepulauan Mentawai sebagai alat pemotong, koleksi dari Museum Adityawarman Sumatera Barat.
  • Parang Enggang, senjata bela diri masyarakat Enggano yang juga digunakan sebagai perkakas rumah tangga, koleksi dari Museum Negeri Bengkulu.
  • Sumateralith, kapak genggam berbentuk memanjang dan cenderung lonjong. Dibuat dengan cara pemangkasan pada satu sisi (teknik monofasial), ditemukan di situs Bukit Karang Kabupaten Langkat koleksi dari Museum Negeri Sumatera Utara.

Senjata Tradisional Membela diri

  • Pedang Sabet Palembang, hulu pedang ini terbuat dari tanduk kerbau ukir yang dibungkus dengan perak berukir motif flora tradisional melayu. Bilah pedang ditempa dari baja pamor yang indah dengan sarung pedang dari kayu berbalut kulit ular kobra. Pedang ini mewakili keindahan seni hias senjata dari Kesultanan Palembang pada abad ke 18 masehi, koleksi Museum Bala Putera Dewa Sumatera Selatan.
  • Pengganda Berukir, senjata pemukul dan penangkis serangan lawan yang menggunakan keris. Selain itu juga dipakai untuk pemukul kentongan dalam situasi darurat. Pengganda ini merupakan koleksi dari Museum Negeri Bengkulu.
  • Tameng, senjata tusuk yang digunakan untuk menyerang juga upacara adat, koleksi Museum Bala Putera Dewa Sumatera Selatan.
  • Tameng terbuat dari rotan, bentuk bundar dengan teknik jalin. Digunakan sebagai alat untuk menangkis serangan senjata tajam bagi laki-laki dewasa, koleksi Museum Negeri Bengkulu.
  • Tongkat Sumam, tongkat bermata pedang, senjata kepala marga (pejabat) yang juga menunjukkan status sosial pemiliknya, koleksi Museum Negeri Bengkulu.
  • Tombak, senjata beladiri yang digunakan untuk perlengkapan upacara adat perkawinan Lampung. Koleksi museum Ruwa Jurai Lampung.
  • Miniatur Baluse, tameng yang panjang aslinya lebih dari 100 cm, dipakai sebagai perisai dalam peperangan, juga dipakai pada tari perang. Koleksi dari Museum Sumatera Utara.
  • Tameng dari koleksi Museum Bala Putera Dewa Sumatera Utara, penangkis serangan senjata tusuk, panah dan juga tombak, terbuat dari kayu ringan yang kuat dan rotan.

Senjata Tradisional Menyerang

  • Tombak Raja Kampar, senjata tusuk bertangkai panjang dipakai sebagai senjata menyerang, koleksi Museum Sang Nila Utama Riau.
  • Pedang Portugis, senjata perang peninggalan Portugis abad ke 16, matanya terbuat dari besi pipih, tangkainya berbentuk salib, sarungnya dari kayu, koleksi dari Museum Adityawarman Sumatera Barat.
  • Sondang, senjata tusuk masyarakat Riau mirip pedang agak melengkung pada bagian atas, koleksi Museum Sang Nila Utama Riau.
  • Tombak, dipakai untuk berburu dan senjata beladiri, koleksi Museum Sang Nila Utama Riau.
  • Tolugu, pedang kepala suku Nias, koleksi Museum Negeri Sumatera Utara.
  • Jenawi, sebagai alat untuk melindungi diri dari ancaman lingkungan, misalnya saja untuk melawan binatang buas atau untuk kelengkapan berperang melawan suku lain, koleksi Museum Sang Nila Utama Riau.
  • Tombak Berambut, koleksi dari Museum Negeri Bengkulu.
  • Trisula, koleksi dari Museum Negeri Jambi.

Selain koleksi yang disebutkan di atas, masih banyak benda-benda bersejarah lainnya yang dipajang di dalam pameran museum se Sumatera yang diselenggarakan di Pekanbaru ini.

Jika penasaran dengan beragam koleksi dan keunikannya, silahkan berkunjung ke Museum Sang Nila Utama ya Encik dan Puan.

Lion Air Layani Penerbangan Pekanbaru – Arab Saudi

Maskapai penerbangan Lion Air telah memulai layanan penerbangan Pekanbaru – Arab Saudi untuk ibadah umrah 1441 Hijriah.

Seperti yang telah diinfokan sebelumnya (baca: Akan Ada Penerbangan Umrah Pekanbaru-Madinah?), penerbangan dengan kode penerbangan JT ini akan menuju ke Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz di Madinah Arab Saudi (MED), dan Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah Arab Saudi (JED).

Selain penerbangan Pekanbaru – Arab Saudi, Lion juga melayani penerbangan umrah 1441 Hijriah untuk 10 kota lainnya, yakni:

  1. Medan (KNO) Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
  2. Padang (PDG) Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
  3. Batam (BTH) Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batu Besar, Kepulauan Riau.
  4. Palembang (PLM) Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Sumatera Selatan.
  5. Jakarta (CGK) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
  6. Solo (SOC) Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo, Boyolali, Jawa Tengah.
  7. Surabaya (SUB) Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
  8. Balikpapan (BPN) Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kalimantan Timur.
  9. Banjarmasin (BDJ) Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
  10. Makassar (UPG) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi, Selatan.

Untuk pelaksanaan umrah tahun ini, Lion Air bersama mitra perjalanan (tour and travel) menawarkan paket penerbangan dengan harga terjangkau. Sehingga Encik dan Puan dapat mewujudkan keinginan untuk pergi beribadah umrah di tanah suci.

Menariknya, Lion Air menjamin kenyamanan Encik dan Puan selama perjalanan menuju ke Arab Saudi. Hal tersebut dikarenakan Lion Air mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan (safety first).

Penerbangan umrah menuju Arab Saudi ini menggunakan tiga unit Airbus 330-300 dengan 440 kursi dan dua unit Airbus 330-900NEO dengan 433 kursi.

Membahas pesawat yang digunakan Lion, yakni Airbus 330-900NEO, pesawat ini merupakan pesawat terbaru dengan badan lebar (wide body). Nah Lion Air merupakan operator pertama di Asia Pasifik yang menggunakan armada ini lho.

Airbus 330-900NEO sendiri merupakan pesawat yang memberikan kenyamanan, karena memiliki tata letak lorong ganda (double aisle) dan kursi penumpang yang nyaman, kabin paling senyap di kelasnya, menambah fitur utama dari kabin airspace, serta desain baru kompartemen bagasi kabin (overhead bin) yang memungkinkan lebih mudah mengatur dan menyimpan barang bawaan di kabin.

Pesawat Airbus 330-900NEO ini memiliki keunggulan dalam upaya meningkatkan kinerja operasional, telah dibekali perangkat modern serta tingkat keandalan sehingga memberikan nilai lebih bagi maskapai dan penumpang.

Di antaranya, menurunkan biaya operasi didukung teknologi generasi baru A350 XWB terlihat dari lekukan ujung sayap (sharklets) rentang hingga 64 meter, 25% lebih efisien rasio penggunaan bahan bakar perkursi, mesin generasi terbaru, aerodinamis, sistem baru-teknologi kokpit WI-FI Tablet EFB-layar head-up ganda dalam pencegahan runway overrun serta common type rating (lisensi pilot yang sama).

Penerbangan pertama Airbus 330-900NEO dimulai dari Solo melalui Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo di Boyolali, Jawa Tengah (SOC) menggunakan nomor terbang JT-118. Pesawat lepas landas pada pukul 08.30 WIB (GMT +7) dan dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz, Arab Saudi (MED) pukul 15.00 Arabia Standard Time (AST, GMT +3).

Adapun terkait aspek keselamatan dalam penerbangan umrah tahun 2019 ini, pihak Lion Air mengimbau kepada seluruh jamaah agar:

  1. Tidak membawa barang berbahaya (dangerous goods) ke pesawat
  2. Tidak menerima titipan barang dalam bentuk apapun dari orang lain ke dalam pesawat
  3. Melepas baterai pada barang elektronik
  4. Pengisi daya mandiri atau baterai portabel (powerbank) harus sesuai kriteria dari segi kapasitas yang boleh dibawa ke dalam kabin dan tidak boleh digunakan selama penerbangan.