Encik dan Puan pernah dengar kata “Madu”? Ternyata PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menggandeng petan-petani madu Sialang di Rumah Madu Andalan mulai tahun 2000 lalu.
Rumah Madu Andalan yang terletak di Balai Pelatihan dan Pengembangan Usaha Terpadu (BPPUT) menampung madu yang dipanen oleh kelompok petani madu Sialang. Kelompok petani madu binaan Rumah Madu Andalan memanen madu secara tradisional agar kedepannya Madu Sialang tetap terjaga kelestariannya.
Kelangkaan madu Sialang asli disebabkan semakin sedikitnya ketersediaan madu ini di hutan. Banyak sekali ditemui madu Sialang yang dipalsukan, sehingga membuat masyarakat ragu-ragu ketika akan membelinya.
Untuk para petani Madu Sialang untuk menyalurkan hasil panennya, dan tentu saja harga jual yang sangat kompetitif. Usaha dari PT. RAPP bersama masyarakat tentu saja menjadi nilai plus dari menjaga kelestarian alam, dan menjadi usaha madu yang berkualitas dengan bertujuan membantu masyarakat dalam mempromosikan hasil produksi dari mereka.
Selain itu, melatih para petani dalam proses memanen, agar kedepannya Madu Sialang tetap terjaga kelestariannya. Madu Sialang sangat berharga bagi penduduk lokal disana, karena dipercayai banyak manfaat. Slain itu, proses produksi Madu Sialang menggunakan teknik yang sangat tradisional dan sampai sekarang telah dilakukan secara turun-menurun.
Kenapa dinamakan “Madu Sialang”? Karena memang madunya dipanen dari pohon Sialang yang menjadi favorit para lebah untuk bersarang, letaknya nun jauh di dalam hutan. Untuk Encik dan Puan ketahui bahwa pohon Sialang ini lumayan tinggi lho.
Setelah menerima madu dari para petani, Rumah Madu Andalan mengelola madu tersebut dengan mengurangi kadar airnya dan kemudian dikemas di botol yang diberi Merek “Foresbi”. Madu Foresbi dijamin keasliannya 100%. Dapat dijumpai langsung di toko-toko seputaran Balai Pelatihan dan Pengembangan Usaha Terpadu (BPPUT) RAPP, Unigraha Hotel dan di Koperasi karyawan RAPP, atau langsung cek instagram @maduforesbi.
Rumah Madu Andalan mampu mengelolah madu kurang kebih 150-200 kg dengan omset sekitar 14 juta setiap bulannya. Keterbatasn suplai madu sialang menjadi hambatan yang dialami Rumah Madu Andalan karena madu yang datangnya tidak menentu. Untuk mengatasi masalah ini, RMA menjadwalkan pemasokan madu dari setiap kabupaten sehingga stok tidak sempat kosong.