Saat ini keberadaan pengatur jalan atau Pak Ogah di Pekanbaru ini kembali menjamur di sejumlah persimpangan ataupun U-Turn.
Biasanya pengatur jalan atau Pak Ogah ini melakukan aksinya dengan mengatur kendara yang hendak berputar arah di U-turn.
Bukannya mempermudah dan melancarkan lalu lintas, Pak Ogak ini justru membuat kemacetan. Kemacetan ini sering terjadi pada saat jam sibuk seperti sore hari.
Mengenal Pak Ogah
Keberadaan Pak Ogah di Pekanbaru ini sendiri menjadi sebuah fenomena. Tim infoPKU pernah membahasnya dalam video berikut ini.
Ncik dan Puan pernah ga sih ketemu sama Pak Ogah? Menurut Ncik dan Puan, kehadiran mereka ini sangat membantu atau justru malah mengganggu? Yuk disimak#infoPKU #Pekanbaru #infoPKUnarasi pic.twitter.com/PjWiaHRB5z
— Info Pekanbaru (@infoPKU) June 21, 2022
Sudah Pernah Ditertibkan
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru Yuliarso mengatakan bahwa pihaknya sudah pernah melakukan beberapa kali penertiban terhadap Pak Ogah ini. Namun, mereka malah kucing-kucingan denga petugas yang bertugas untuk menertibkan mereka.
“Kami bersama Forum Lalu Lintas sudah beberapa kali melakukan penindakan. Kita bawa ke kantor polisi, bahkan sempat sampai kita tahan mereka beberapa hari,” ungkap Yuliarso, Selasa (10/1/2023).
Bukan Solusi Mengatur Lalu Lintas
Yuliarso membenarkan bahwa keberadaan Pak Ogah yang kembali menjamur di Pekanbaru ini malah membuat masyarakat tidak nyaman. Ia juga menyebut Pak Ogah bukan solusi untuk mengatur lalu lintas.
Pihaknya kemudian meminta kepada Dinas Sosial untuk turun andil dalam menertibkan. Dikarenakan Pak Ogah ini termasuk ke dalam kategori Gelandangan dan juga Pengemis (Gepeng).
Pihaknya juga berpendapat bahwa mereka ini bertahan menjadi Pak Ogah dikarenakan para pengendara memberikan mereka tips uang. Hal ini lah yang membuat Pak Ogah bertebaran dimana-mana dan menjadi profesi bagi mereka.
Menolak Jadi juru Parkir
Beberapa waktu lalu pernah dilakukan penindakan terhadap Pak Ogah, pihaknya juga sudah memberikan solusi kepada pak ogah ini untuk menjadi juru parkir. Namun, mereka menolak solusi tersebut dan lebih memilih kembali menjadi Pak Ogah.
“Kepada pengendara kami harapkan tidak memberikan tips kepada Pak Ogah. Terus kita razia, namun yang terjadi seperti kucing dan tikus. Kita hadir dia hilang, kita pergi mereka datang lagi,” pungkas Yuliarso.