Home Blog Page 360

#beritaPKU Pekanbaru Masih Kekurangan Ruang Terbuka Publik

Suasana Riau Press Corner edisi akhir April 2013, Selasa (30/04) mendadak cair, terutama kala Kabag Humas Pemerintah Kota Pekanbaru, Azharisman Rozie, menutup diskusi tersebut dengan bernyayi diiringi musik dari Nuansa Band.

Padahal sebelumnya ajang diskusi wartawan lintas media dan organisasi di Riau begitu membahas sejumlah persoalan di Kota Pekanbaru. Mulai dari kondisi jalan raya, ketersediaan air bersih, listrik, kebersihan hingga fasilitas publik yang belum tersedia bagi khalayak ramai.

Semua persoalan tersebut dimunculkan sebagai sebuah masukan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru. Sehingga masalah tersebut bisa dibenahi satu persatu.

Seperti disampaikan Wakil Ketua Bidang Pembelaan Hukum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Satria Utama. Satria mengaku sebagai Warga Pekanbaru dirinya sadar dalam pembenahan persoalan kota tak melulu peran pemerintah. Tapi juga peran bersama yang melibatkan masyarakat.

Meski demikian, pemerintah kota hingga kini malah belum menyadari bahwa warga kota kekurangan ruang publik. Alhasil harus bermain hingga ke tepi jalan, seperti terlihat di Tugu Selais kala malam sepeda motor parkir di tugu yang tak jauh dari Kantor Walikota Pekanbaru.

Pembangunan juga tak ditata dengan terbitnya izin mendirikan ruko. Alhasil bermunculan genangan banjir di sejumlah titik kota. Belum lagi bermunculan gerai waralaba yang muncul hingga kawasan pinggiran. Sehinggga mematikan warung milik masyarakat yang dikelola turun temurun.

Menurutnya, itu memperlihatkan Pekanbaru menjadi Kota Kapitalis. Ruko dan Gerai terus ditambah. Sedangkan ekonomi masyarakat dipinggirkan. Begitu juga ruang publik yang belum banyak.

“Sudah saatnya Pekanbaru dipimpin Wagiman atau walikota gila taman. Serta Walikota Revolusioner yang fokus membenahi kotanya,” ungkap Satria dalam diskusi yang digelar di Gaja Hotel, Jl Sutomo No 90, Pekanbaru.

Pada diskusi yang mengusung tema Pekanbaru Riwayatmu Kini, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Riau, Saiman Pakpahan, menyebut bahwa memang peran serta masyarakat penting dalam mendorong pemerintah. Terutama dalam membenahi sejumlah persoalan kota hingga pelayanan publik.

Apalagi pemerintah daerah yang terdiri dari kalangan eksekutif pun legislatif harus bekerjasama. Tentu sesuai dengan tugasnya masing-masing. “Koordinasi keduanya tentu membuahkan kebijakan yang mampu menyelesaikan permasalahan di Pekanbaru,” jelas akademisi Universitas Riau dalam diskusi live di Radio Aditya 87.6 FM.

Lebih lanjut, dalam diskusi yang berlangsung sekitar dua jam makin hangat kala Koordinator Solidaritas Wartawan Anti Kekerasan (Sowat), Syahnan Rangkuti, mengatakan bahwa semua masalah Kota Pekanbaru menyangkut hajat hidup orang banyak.

Air bersih misalnya, baru segelintir warga kota yang menikmati air bersih. PDAM Tirta Siak yang mengurusi masalah air itu, seakan tidak pernah mampu memperbaiki diri. Warga Pekanbaru dipaksa untuk menyediakan air sendiri dari air tanah yang disedot dengan pompa air listrik. Masalah transportasi kota juga demikian. Malah anak-anak remaja dibiarkan membawa kendaraan tanpa surat izin.

Walau itu baru sedikit masalah, sebagai warga Pekanbaru ia tak melihat sosok Walikota yang membumi di Pekanbaru. Malah permasalahan di Kota Bertuah hanya sebatas perencanaan saja di kalangan elit.  Sehingga permasalahan ketersediaan air, listrik, jalan rusak  dan tak adanya transportasi massa atau untuk siswa terkesan dibiarkan.

Tak ketinggalan, dalam sesi diskusi disiarkan tunda di TV Melayu ini
peserta diskusi yang didominasi jurnalis, anggota dewan dan kalangan pemerintah juga memberi masukan seputar solusi atas permsalahan kota yang akan berulang tahun ke 229 ini,

Seperti Fajar Wahyu Handoko
Wahyu misalnya. Penggiat di Komunitas Entrance menyebut seharusnya kota berpenduduk 900 ribu jiwa ini memiliki rencana tata ruang kota yang tak hanya direncanakan untuk lima tahun mendatang. Bahkan dirinya berharap lahir dewan kota yang memberi aspirasi seputar permasalahan di Pekanbaru.

Lain halnya Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Yusril Ardanis, yang berharap wajah Pekanbaru yang sempat mendapat Adipura bisa berbenah. Jangan sampai hanya jadi simbol semata yang diragukan proses pemilihannya, bila dilihat dari wajah Pekanbaru kini.

Menanggapi semua masukan tersebut diskusi yang berlangsung akrab Kabag Humas Pemerintah Kota Pekanbaru Azharisman Rozie mewakili Walikota Pekanbaru memaparkan Pekanbaru kini memang patut berbenah.

Tapi ia berharap tak hanya pemerintah yang ikut membenahi, masyarakat juga ikut serta. Misal untuk menjaga kebersihan masyarakat membuang sampah di tempat sampah yang ditentukan.

Sementara itu, kata Harisman, sejumlah fasilitas umum dalam upaya pembenahan. Seperti pembangunan jalan bakal diperbaiki sejumlah titik. Serta hadirnya jalan lintas lingkar selatan. Jalan tersebut menghubungkan kawasan perkotaan dengan pinggiran Pekanbaru.

Sedangkan PDAM Tirta Siak manajemenya bakal dibenahi. Apalagi pembenahan penyediaan air bersih telah masuk dalam perencaan. Bahkan ditargetkan 60 persen masyarkat di Pekanbaru sudah menikmati air bersih pada 2015 mendatang.

“Sedangkan ketersediaan listrik bakal ditopang juga dengan tenaga sampah. Lewat sistem pengolahan sampah bersama investor asal Australia, sampah di TPA Muara Fajar bisa jadi sumber listrik,” paparnya.

Sementara itu, untuk angkutan mssl bakal hadir trayek baru Transmetro Pekanbaru. Bakal hadir
7 Koridor dengan  175 halte untuk melayani masyarakat Pekanbaru. Bahkan jalur yang belum dilayani bakal hadir bus feeder.  Tak ketinggalan juga dipersiapkan  angkutan bagi pelajar.

“Pada 2014 direncanakan transmetro moda transportasi air. Sehingga masyarakat dari Taleju dan Okura bisa ke pusat kota dengan mudah,” terangnya

Dalam diskusi yang didukung Tribun Pekanbaru, Radio Aditya dan Gaja Hotel. Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Sondia Warman, menyampaikan bahwa pihak DPRD sebenarnya siap mendukung kebijakan yang berhubungn dengan kepentingan publik.

Oleh sebab itu, APBD yang ada saat ini mencapai 2,4 Triliun harus dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga pembangunan di kota pun merata.

Sebelum menutup diskusi, Ketua DPRD Pekanbaru Desmianto berpesan agar kebijakan Pemko Pekanbaru dalam RPJMD tidak mengganggu tatanan kota. Bila memang ada terobosan baru, pihak legislatif siap berdiskusi dengan eksekutif.

Pada diskusi tersebut tampak hadir sejumlah perwakilan media massa cetak, TV dan online di Pekanbaru. Tampak hadir juga Sekretaris DPRD Riau, Zulkarrnain Kadir dan Pengamat Media Massa, Nurul Huda. Bahkan diskusi juga diselingi musik dari Nuansa Band.

Sumber : Tribun Pekanbaru

#beritaPKU 50 Bus Transmetro Ditargetkan Mulai Operasi Saat HUT Pekanbaru ke-226

Untuk memberikan pelayanan trasportasi yang nyaman dan aman terhadap masyarakat kota Pekanbaru, Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan menargetkan seluruh koridor telah aktif dan 50 bus Transmetro siap melayani masyarakat pada hari jadi kota Pekanbaru.

Hal tersebut disampaikan Dirut PD pembangunan, Heri Susanto kepada Riauterkini.com, Senin(29/04/2013).

Dikatakannya, upaya pihaknya untuk merealisasikan hal tersebut, pihaknya saat ini sedang mencari pihak ketiga untuk melakukan penyewaan 50 bus transmetro. Pasalnya jika berharap pada pembelian baru maka tahun depan baru akan terealisasi.

“Dikarenakan pada tahun ini kita terkendala pada pengadaan karoseri dari pihak produsen yang sedang padat pemesanan, Maka dari itu kita akan melakukan penyewaan terlebih dahulu pada tahun ini dan pada tahun depan baru 70 pembelian baru akan direalisasikan,”Jelasnya.

Kemudian dirinya mengatakan bahwa akan mengratiskan bus transmetro pada hari jadi Pekanbaru yaitu pada tanggal 22,23 dan 24 Juni mendatang, sehingga masyarakat bisa merasakan bahwa pelayanan transportasi kota telah berkembang dengan pesat.

Disisi lain, Walikota Pekanbaru sangat setuju dengan hal tersebut, karena Pemko akan lebih diuntungkan pasalnya dari sisi ekonomi pemko tidak akan mengeluarkan biaya pemeliharaan dan biaya lain-lainnya.

“Untuk sementara kita akan menggunakan sistem sewa, dan pada tahun depannya baru kita akan miliki secara penuh,”tutupnya.

Sumber : Riau Terkini

#beritaRIAU Cegah Penimbunan, SPBU di Riau Batasi Penjualan Solar

0

Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Riau membatasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) solar maksimal Rp200 ribu per truk dan bus dengan kapasitas tangki 300-500 liter.

Pembatasan dilakukan untuk mengatasi ancaman kelangkaan BBM bersubsidi tersebut. “Tindakan itu efektif menangkal solar cepat habis,” kata Andi, operator SPBU di Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru, Selasa (30/4).

Kebijakan tersebut, ujarnya, dapat mengatasi kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah SPBU di Riau sejak awal tahun. Selain itu, pembatasan pembelian solar juga dapat mencegah upaya spekulatif para penimbun. “Asal pasokan dari Pertamina lancar, tidak bakal ada kepanikan dan antrean kendaraan,” ujarnya.

Ia mengatakan, kini pasokan solar sebanyak 20.000 liter dari Depo Pertamina sudah pulih. Sebelumnya, pasokan solar ke sejumlah SPBU di Riau sering tersendat tanpa ada penjelasan dari Pertamina.

Namun, kebijakan pembatasan pembelian solar dikeluhkan para pengemudi bus dan truk industri. Pasalnya, pembelian maksimal Rp200 ribu membuat meeka harus selalu waspada jika suatu waktu terjadi kekosongan solar di SPBU.

Sementara itu, juru bicara PT Pertamina Sumatra Bagian Utara Sonny Mirath mengatakan sampai akhir April ini pihaknya belum bisa menghitung jumlah konsumsi kuota BBM bersubsidi yang sudah terserap di Riau. “Harinya masih berjalan, jadi kemungkinan sekitar tanggal 3 atau 4 Mei baru bisa kita hitung realisasi BBM subsidi,” jelasnya.

Sumber : Metro TV

#beritaPKU Maskapai Baru Batik Air Siap Beroperasi di Pekanbaru

Anak perusahaan Grup Lion, Batik Air, akan segera beroperasi di Kota Pekanbaru, Riau, terhitung mulai 8 Mei 2013 dan menerbangi rute Jakarta-Pekanbaru pulang pergi setiap hari.

“Untuk penerbangan perdana `full service` kami menawarkan harga promosi mulai dari Rp765 ribu per orang rute Pekanbaru-Jakarta mulai tanggal 8 Mei,” ujar Area Sales Manager Sumatera Batik Air Novianti Harahap di Pekanbaru, Senin (29/4).

Nantinya, lanjut dia, Batik Air hanya melayani Kota Pekanbaru dari tiga provinsi dalam negeri dan satu daerah di luar negeri meliputi Kota Pekanbaru, Kota Padang, Kota Batam, Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Natuna dan Kota Malaka, Malaysia.

Sedangkan penumpang akan mengambil pasar Garuda Indonesia karena pelayanan yang diberikan kepada penumpang dengan layanan penuh dan akan menjadi alternatif pilihan penerbangan.

Dalam layanannya, Batik Air akan mengoperasikan armada pesawat baru jenis Boeing 737-900ER yang berkapasitas 180 kursi dan terdiri dari 12 kursi kelas bisnis dan 168 kursi kelas ekonomi.

Untuk kelas bisnis, penumpang dimanjakan dengan kursi yang nyaman seluas 45 inch. Sedangkan ekonomi, memiliki jarak antar kursi 32 inch dan keduanya sama-sama dilengkapi dengan layanan hiburan berupa LCD yang terpasang di setiap kursi.

“Kami serius menggarap pasar dengan layanan penuh dan memberikan nilai lebih kepada penumpang, melebihi Garuda Indonesia. Bukan tidak mungkin pelanggan loyal dan pelanggan korporat akan berpaling ke Batik Air,” ucapnya.

Chief Executive Officer Lion Group Rusdi Kirana sebelumnya saat peluncuran Batik Air di Jakarta pekan lalu mengatakan, Batik Air yang mulai terbang tanggal 3 Mei menandakan industri penerbangan di Tanah Air semakin berkembang.

Direktur Utama Batik Air Achmad Lutfie berucap, tahun ini pihaknya akan mengoperasikan enam buah pesawat jenis 737 900ER yang akan menerbangi sejumlah rute di dalam negeri.

“Pada awal tahun 2014, kami akan kembali mendatangkan 24 pesawat baru dari dua perusahaan yang berbeda. Sebanyak 12 pesawat Boeing 737-900 dan 12 pesawat jenis Airbus 320,” katanya.

Sumber : Berita 8

Meminta Carikan Sponsor PSPS, Asykar Theking Gelar Aksi ke DPRD Pekanbaru

0

Ratusan seporter PSPS datangi kantor DPRD Kota Pekanbaru untuk menuntut pihak dewan dan pemerintah mencarikan sponsor untuk Finansial PSPS sehingga bisa bersaing dengan tim yang lain di Indonesia Super Liga (ISL).

Dalam orasinya seluruh seporter Asykar Theking menghimbau kepada seluruh element masyarakat, Perusahaan yang ada di Riau untuk bergandeng tangan dalam aksi yang “Save our PSPS Pekanbaru”.

“Maka dari itu kita mendatangi kantor DPRD provinsi Riau dan kota Pekanbaru untuk mencarikan sponsor buat PSPS Pekanbaru,”Tuntut seporter PSPS yang dikomandoi Sastra Dinata kepada Riauterkini.com, Selasa (30/04/2013).

Ditegaskannya, pihaknya memfokuskan tuntutan pada Pihak DPRD kota mendesak Walikota memenuhi janji untuk mencarikan sponsor pada pencalonan walikota dulu. Dan pihak pihak provinsi untuk menggait pengusaha-pengusaha untuk suntikan dana PSPS.

“Selain itu, kita juga mendesak pemerintah daerah melalui dinas pemuda dan olah raga untuk tidak mempersulit perizinan pemakaian stadion rumbai,”tegasnya lagi.

Asykar Theking juga mengancam jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, pihaknya akan menduduki kantor DPRD kota dan Provinsi sampai tuntutan itu direalisasikan.

Sumber : http://www.riauterkini.com/politik.php?arr=59292

Mundari Karya mundur sebagai pelatih PSPS

0

Dengan alasan ingin konsentrasi di Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Mundari Karya memutuskan mundur sebagai pelatih PSPS Pekanbaru.

“Saya mundur sebagai pelatih PSPS Pekanbaru bukan karena masalah uang melainkan ingin mengurus APPI,” kata Mundari Karya seperti dilansir Antara.

Pada kesempatan itu, Mundari juga membantah pengunduran dirinya tersebut karena faktor keuangan. Apalagi bukan rahasia lagi apabila PSPS musim ini memang tengah terlilit masalah keuangan akut.

“Jika mundur hanya masalah keuangan, saya sejak awal musim Indonesia Super League (ISL) 2012/2013 tentu sudah kabur,” katanya.

Untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Mundari, manajemen menunjuk dua asisten pelatih Afrizal dan Tarjaki Lubis sebagai pelatih sementara

Sumber : http://www.bola.net/indonesia/mundari-karya-mundur-sebagai-pelatih-psps-a9d834.html

#eventPKU Konser Air Supply di Ballroom Hotel Pangeran tanggal 4 Mei

Air-Supply-Twitter

Grup slow rock asal Australia Air Supply akan tampil di empat kota di Indonesia, salah satunya adalah Pekanbaru. Di Pekanbaru, grup ini siap mengalirkan lagu-lagu romantisnya ke kepada penggemarnya di Hotel Pangeran Pekanbaru, 4 Mei mendatang.

Berikut, harga tiketnya:

  • Platinum Rp 2,85 juta
  • Gold Rp 1,75 ribu
  • Silver Rp 850 ribu

Dalam konsernya kali ini, Air Supply akan menampilkan konsep full band dengan personel tambahan Jonni Lighfoot (bass/vokal), CJ Burton (drums), Amir Efrat (piano/keyboard/vokal), dan Aaron McClain (lead gitar/vokal).

Band asal Mealbourne, Australia itu akan tampil sekitar dua jam membawakan lagu-lagu hits dunia seperti Goodbye, Making Love Out of Nothing at all, Without You, I Can’t Wait Forever, Here I Am, Lonely Is The Night, All Out Love dan lain-lain.

Sumber : http://www.goriau.com/berita/dunia/mau-nonton-air-supply-di-pekanbaru-ini-harga-tiketnya.html?utm_medium=twitter&utm_source=twitterfeed & http://www.tempo.co/read/news/2013/02/22/112462977/Air-Supply-Akan-Konser-Tiga-Kota-di-Indonesia

#beritaRIAU Permintaan CPO Riau Akhir April Meningkat, 100 Ribu Ton per Bulan

0

Permintaan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Riau pada akhir April 2013 mendadak meningkat tajam mencapai 100 ribu ton per bulan. Namun stok CPO Riau sangat terbatas akibat keterbatasan stok CPO itu sendiri ditambah sejumlah produsen CPO sudah terikat kontrak dengan pembeli (bayer) lain.

Sehingga jika pembeli baru mau masuk memesan CPO Riau, terbentur dengan keterbatasan stok CPO. Kalaupun para bayer mau memesan lewat kontrak harus melalui jalan panjang dan susah antara lain melalui lelang di Jakarta yang dilakukan setiap hari. Sehingga proses berbelit-belit ini sangat merugikan Riau sendiri sebagai produsen CPO. Sementara pembeli
sudah menyiapkan uangnya ratusan miliar rupiah untuk membeli CPO itu.

Demikian dikatakan Abd Karim, Mr Pensi dan Ir Daniel salah satu Bayer CPO kepada Riau Pos Online Selasa (30/4) di Pekanbaru. Menurut Pensi, perusahaannya memerlukan sekitar 100 ribu ton CPO Riau per bulannya dengan harga FOB sekitar Rp700 hingga Rp800 per kg. Tapi sampai sekarang kendati sudah pasang tarif bayer tinggi begini stok CPO itu juga tak tersedia dan kalaupun ada sudah menjadi milik orang lain.

“Jika ada perusahaan pabrik CPO Riau yang ready stock CPO-nya walau tak sampai 100 ribu ton per bulan, misalnya hanya 30.000 ton per bulan, Kami siap membelinya. Boleh saja sistem pembayarannya saat pengapalan di pelabuhan Dumai. Untuk nomor kontak Saya silakan hubungi 085299661609,” kata Ir Daniel dan Abd Karim.

Sementara Tim Penetapan Harga Tandan Buah Segar (HTBS) Kelapa Sawit Dinas Perkebunan Provinsi Riau Selasa pagi tadi hingga siangnya sedang mengadakan rapat petetapan harga TBS kelapa sawit untuk periode Mei 2013. Rapat di aula Dinas Perkebunan Provinsi Riau dipimpin Ketua Tim Pelaksana Ir Ferry HC MSi. Rapat dihadiri sejumlah utusan perusahaan kelapa sawit Riau.

Untuk periode lalu yakni 22 hingga 28 April 2013 harga CPO Rp679,2.36 per Kg. Sementara harga kernel Rp319,8.79 per kg. Sementara indek K 86.92.

Sumber : http://riaupos.co/berita.php?act=full&id=27988&kat=5#.UX_jjIpdXZg

#ISG_2013 Catatan Gubri Soal Pemindahan ISG

0

Ketika Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mengumumkan pemindahan penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG) III tahun 2013, dari Provinsi Riau ke Jakarta, saya langsung tersentak. Pengumuman dibuat saat panitia daerah sedang berjibaku mempersiapkan penyelenggaraan iven internasional tersebut.

Padahal beberapa hari sebelumnya, masih dengan mengenakan baju koko dan kain sarung usai melaksanakan sholat Jumat, saya sempat memimpin rapat dengan Event Organizer (EO) untuk ISG. Intinya, pengumuman Menpora benar-benar mengejutkan dan tidak saya ketahui sama sekali. Padahal kapasitas saya sebagai Gubernur Riau yang juga ketua pelaksana daerah ISG III Tahun 2013.

Seketika saya mengalami kilas balik 3 tahun lalu. Saat saya tengah bersama dengan Menpora yang masih dijabat Andi Mallarangeng dan Ketua KONI/KOI, Rita Subowo. Tawaran itu datang, karena Riau dinilai lebih siap menjadi tuan rumah ISG III setelah menggelar PON XVIII.

Bagi saya tawaran ini adalah kepercayaan dan juga kesempatan langka. ISG merupakan iven olahraga terbesar antar negara-negara Islam di dunia. Akan ada lebih dari 45 negara Islam berpartisipasi dalam ajang ini. Andai terlaksana, akan menjadi momen pertama berkelas internasional yang terjadi di Riau.

Bisa dibayangkan, ekonomi rakyat bergerak, promosi berjalan, pembangunan daerah menggeliat dan Riau bisa menjadi hebat. Bayangan saya, Riau sedang meniti langkah kecil seperti kota-kota di Cina, yang maju karena pembinaan olahraganya. Begitu pula Afrika Selatan yang mengubah pencitraan negaranya setelah menjadi tuan rumah piala dunia. Kesimpulannya, tidak ada perubahan bisa tercipta seketika.

Dengan semangat menanam pancang perubahan itulah, sejak ditetapkan melalui Keputusan Presiden dan disahkan di Jeddah, semua persiapan ISG mulai dilakukan. Semua dikerjakan bersamaan dengan persiapan PON XVIII tahun 2012. Berpacu dengan waktu, pembangunan venue dan infrastruktur digesa dan semuanya dikawal secara maksimal. Meski di tengah jalan saat persiapan PON terjadi musibah hukum yang luar biasa dahsyatnya, saya tetap tegaskan, tidak boleh ada kata mundur sedikitpun. Ini soal amanah dan marwah!

Dihadapan Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, ketika pembukaan PON Riau di stadion utama, saya katakan bagaimana keteguhan seluruh komponen panitia daerah dan rakyat Riau menyukseskan apa yang telah dipercayakan negara. Saat itu saya tegaskan,”Biarlah Badan Berkalang Tanah. Biarlah Mati Tak Tersebut Budi. Tak Akan Gagal PON di Bumi Melayu Ini,”.

Alhamdulillah, PON akhirnya sukses digelar. Saya pun menegaskan pada seluruh jajaran, tidak ada waktu untuk bereuforia merayakan kesuksesan PON, karena tanggungjawab lebih besar telah menanti, menjadi tuan rumah ISG yang semula dijadwalkan Juni 2013.

Namun lagi-lagi di tengah jalan, saat kuda perang sedang berlari kencang, kembali musibah datang menghadang. KPK menetapkan saya sebagai tersangka kasus PON. Jujur sebagai manusia biasa, dengan segala kelemahan dan kekurangan, saat itu saya nyaris tumbang. Saya seperti dihadapkan pada satu tembok yang tinggi. Sungguh terasa betapa beratnya lahir batin saya memperjuangkan hampir segalanya untuk kemaslahatan negeri ini.

Tapi saya sadar, semua itu adalah resiko seorang pemimpin. Saya mengharamkan diri menghentikan semua perjuangan. Tidak boleh ada kata menyerah kalah. Karena itu pula, saat persiapan ISG mendadak mati suri dan hampir tidak ada progres yang berjalan, karena hampir semua jajaran merasa ketakutan untuk bekerja, saya keluar dari zona nyaman. Saya sadar, kepemimpinan membutuhkan keteguhan hati yang besar untuk tetap berdiri tegar.

Dihadapan Sesmenpora, Ketua KONI Rita Subowo, perwakilan ISSF dan anggota DPR RI, dalam kunjungan mereka meninjau kesiapan Riau, saya tegaskan bahwa ISG III Tahun 2013 tetap akan terlaksana di Riau. Memimpin dan menjamin seluruh pelaksanaan, selagi masih ada nyawa di badan dan diberikan kesempatan. Seketika yang hadir saat itu diliputi rasa percaya diri bahwa pelaksanaan ISG tak akan jalan di tempat.

Ketua KONI, Buk Rita bahkan sempat bertanya pada saya dalam pembicaraan yang bersifat pribadi,”Kalaupun nanti opsi terburuk ISG kita tunda, kira-kira Bapak masih jadi Gubernur-nya gak?,”. Begitu saya jawab, “Insyallah masih”, Buk Rita seketika berkata,”Oke, kalau begitu ISG akan tetap di Riau,” tegasnya.

Ketegasan yang sama juga disampaikan Menpora Roy Suryo. Dihadapan pemuka masyarakat dan panitia daerah, Menpora menegaskan bahwa tidak ada opsi memindahkan ISG kemanapun selain tetap di Riau.

Terlebih lagi Menpora jujur mengakui keterlambatan ISG tidak semata persoalan di daerah, tapi juga disebabkan Kemenpora yang seharusnya bertanggungjawab membiayai iven ini, ternyata tidak memiliki anggaran. Alasannya karena anggaran diberi tanda bintang oleh Kementrian keuangan. Saat itu kami sama-sama saling menghargai, saling menghormati dan saling memberi semangat, bahwa ISG harus tetap sukses terlaksana di bumi Lancang Kuning. Apapun yang terjadi.

Namun apa daya, pada akhirnya Menpora mengumumkan juga pemindahan tuan rumah ISG. Dengan alasan, banyak pekerjaan yang masih terkendala penyelesaiannya dan tidak ada progres berarti seperti janji semula.

Dua catatan penting dari Menpora, yang menjadi berita di media nasional mengenai alasan pemindahan tuan rumah ISG ke Jakarta. Pertama, keputusan diambil demi menyelamatkan muka Indonesia di mata dunia. Kedua, pelaksanaan ISG harus dipindah dari Riau, karena dinilai persiapannya hanya mengandalkan kerja Gubernur Riau saja yang sedang “terpenjara” status tersangka, sementara pejabat lainnya hanya sibuk mengurus Pilkada.

Saya akhirnya menyadari dan bisa memahami alasan yang disampaikan Menpora. Kepentingan bangsa dan negara, memang di atas segala-galanya. Pertaruhan ini bukan hanya milik Riau lagi, tapi juga milik bangsa. Lagipula apa yang disampaikan Menpora benar adanya, lelah juga memperjuangkan semuanya selama ini, “sendirian”.

Jika akhirnya ISG dipindah dengan alasan Menpora “mengasihani”, alasan itu menyadarkan dan mengetuk pintu hati saya secara pribadi. Menpora-lah orang pertama, yang jujur mengatakan sesuatu yang selama ini sekuat tenaga coba saya sembunyikan ke publik.

Kondisi “bekerja sendiri” ini, sebenarnya sudah lama saya alami sejak pelaksanaan PON. Beban tiada terkira, seperti membatu di satu pundak ini saja. Pendelegasian kerja pada beberapa kalangan tertentu, lebih sering tidak berjalan sesuai rencana. Rasa lelah tak berbayar, karena masih banyak yang asal koar-koar. Yang mengaku pengamat, politisi, wakil rakyat bahkan yang masuk dalam sistem pemerintahan pun, ikut mengkritisi tanpa dasar. Ironisnya, banyak yang masih mau bekerja mati-matian, siang dan malam, tapi itu pun sering mendapat sorotan yang berlebihan. Serba salah.

Suatu ketika Menpora Roy Suryo pernah bertanya, andai sewaktu-waktu hal buruk terjadi pada saya dalam mempersiapkan ISG, siapa yang dinilai pantas menjadi penyambung tangan? Sebelum Menpora bertanya, saya sebenarnya sudah mempersiapkannya sejak lama. Semata-mata demi rasa tanggungjawab, jika di tengah jalan terjadi hal yang tidak sesuai rencana. Maka ada dua nama utama saya sebutkan, yakni Syamsurizal (Ketua Harian PB PON) dan Emrizal Pakis (Asisten II Sekdaprov Riau).

Saya terpaksa menyebut nama, karena ada rasa trauma ketika mendelegasikan tugas namun terbengkalai dalam pelaksanaannya. Contohnya saja ketika PON, harusnya yang menjadi ketua harian dalam strukturnya adalah Wagubri. Namun hampir dua tahun lamanya, pelaksanaan PON stagnan dan tidak ada progres berarti, sementara waktu terus saja berjalan. Kehormatan Riau sedang dipertaruhkan.

Pernah sepulang kunjungan kerja dari Siak, turun dari Helikopter saya langsung memimpin rapat persiapan PON, saat itu hadir ketua harian, namun tugas yang sudah jelas-jelas diarahkan, kembali tidak berjalan sama sekali. Sebagai Gubernur, tidak mungkin semuanya saya kerjakan sendirian. Karena tugas yang begitu banyak dan besar sebagai pertanggungjawaban pada jutaan rakyat Riau.

Karena itulah, daripada menanggung malu dengan carut marut persiapan, pada Syamsurizal akhirnya jabatan ketua harian PB PON itu diserahkan. Terbukti justru di tangan mereka ini semua persiapan PON bisa terlaksana dengan baik. Dibantu oleh jajaran panitia yang luar biasa semangat kerjanya. Siang malam bertungkus lumus demi menjaga marwah negeri.

Semangat kerja sebenarnya sempat membuncah menyambut ISG, meski di tengah hiruk pikuk pengunduran dari jadwal semula. Namun pada akhirnya, opsi pemindahan yang dipilih pemerintah pusat. Pemindahan ini secara aspek psikologis memang akan berdampak banyak bagi daerah. Karena ribuan panitia, LO dan penerjemah sudah direkrut. Belum lagi dunia usaha yang berharap pada iven internasional ini. Namun jika memang disebut ini sebagai keputusan untuk kemaslahatan bangsa dan negara, saya dapat memahami yang disampaikan Menpora. Lagipula suara ini memang sudah serak untuk terus berteriak-teriak sendiri.

Namun bagaimanapun, andailah masih bisa dipertimbangkan, saya masih berharap ada keajaiban ISG tetap di Riau. Karena inilah salah satu pintu, agar Riau bisa bersuara lantang di kancah nasional dan internasional. Inilah loncatan yang harus kita buat, karena seorang juara tak bisa dinilai hanya dari kemenangan, tapi bagaimana dia berhasil menaklukan hambatan dan tantangan.

Pada mereka yang sejalan dengan saya, tentang mimpi-mimpi besar membangun Riau, saya hanya bisa sampaikan permohonan maaf. Sebingkai mimpi untuk Riau melalui ISG, bisa dikatakan kini musnah sudah. Meski hati dan pemikiran saya sepenuhnya untuk Riau, namun tangan dan kaki saya ini sama dengan manusia lainnya, penuh kekurangan dan keterbatasan.

Sungguh saya tak butuh sanjung puji untuk membangun negeri ini. Tetap bekerja dengan segenap rasa semangat, hingga tak tentu siang, tak tentu malam, tak tentu sekedar menyapa anak istri. Suatu ketika kelak, apa yang hilang dari genggaman kita hari ini, akan menjadi catatan sejarah tersendiri. Ini bukan kegagalan saya, TAPI KITA. Ini kegagalan kita bersama.

Terimakasih Pak Menpora, sudah mengasihani saya. Tapi andailah bisa, tetaplah beri negeri kami kesempatan. Ada jutaan rakyat Riau, yang masih tertatih-tatih meniti mimpi tentang perubahan.

Sumber: http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=59278

#beritaRIAU Pertamina Siapkan 10 SPBU untuk Solar Nonsubsidi di Riau

0

Kepala Cabang Pertamina Wilayah Riau dan Sumatera Barat Freddy Anwar Senin (29/4/13) menyebutkan bahwa pelaksanaan peraturan menteri ESDM nomor 1 tahun 2013 tidak berjalan seperti yang diharapkan. Masih banyak kendaraan industri pertambangan, kehutanan dan perkebunan yang mengkonsumsi BBM bersubsidi. Dampaknya adalah, kuota BBM bersubsidi membengkak.

Untuk mengantisipasinya, tambah Freddy, Pertamina sudah menyiapkan 10 dari 129 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Riau untuk juga melayani kendaraan yang ‘wajib’ mengkonsumsi BBM non subsidi. Tentunya agar kendaraan-kendaraan industri tersebut tidak lagi ‘memberatkan’ kuota BBM bersubsidi.

“Selain kendaraan industri yang ikut-ikutan menggunakan BBM bersubsidi, panic buying juga terjadi di kalangan masyarakat akibat rencana kenaikan harga BBM. Hal itu membuat konsumen BBM bersubsidi membeli lebih dari kebutuhannya. Sehingga permintaan meningkat,” terangnya.

Ia berharap, warga jangan kuatir dan tidak melakukan pembelian BBM bersubsidi secara berlebihan. Karena kenaikan harga BBM diperuntukkan bagi kendaraan yang menurutnya memang tidak berhak mendapatkan subsidi. Seperti pemilik mobil pribadi maupun kendaraan industri.

Sumber: http://www.riauterkini.com/usaha.php?arr=59279