Home Blog Page 343

#beritaPKU Jembatan Siak IV Pekanbaru Tak Kunjung Selesai

Jembatan Siak IV Pekanbaru yang dimulai pemancangannya 2011 lalu hingga 2013 ini tak kunjung selesai pembangunannya.

Jembatan yang berada di Jalan Sudirman ujung di kawasan Pelita Pantai Pekanbaru ini kondisinya saat ini baru selesai sebatas pembangunan di kedua bagian ujung jembatan saja. Sedangkan bagian konstruksi jembatan yang melintas di atas Sungai Siak Pekanbaru belum terbangun.

Dalam sidang kasus suap PON Riau beberapa waktu lalu terungkap di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru bahwa kontraktor pembangunan jembatan ini pernah meminjamkan uang Rp455 juta kepada perusahaan KSO yang membangun venue PON Riau untuk biaya “uang lelah” yang diminta anggota DPRD Riau. Di mana uang ini akhirnya ikut ditangkap aparat KPK beberapa waktu lalu. (Riau Pos)

PSPS Evaluasi Lini Belakang Jelang Bertemu Persidafon

0

Pengurus PSPS Pekanbaru, Riau, melakukan evaluasi terhadap lini belakang menjelang pertandingan tandang dengan Persidafon, Papua Barat, 22 Mei 2013 dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2012/2013.

“Dari dua kali pertandingan kandang menghadapi Persiba Balikpapan dan Barito Putra, Banjarmasin, maka lini belakang dinilai masih rapuh,” kata pelatih PSPS, Afrizal Tanjung di Pekanbaru, Sabtu.

Menurut dia, kekalahan menghadapi dua tim asal Kalimantan itu tentunya harus ada evaluasi karena bila tidak maka penjaga gawang akan kesulitan menghadapi serangan lawan.

Pada putaran kedua ISL 2012-2013, maka PSPS harus menelan pil pahit di kandang sendiri setelah ditumbangkan Persiba, dengan skor 1-2 dan Barito Putra dengan skor 1-3.

Selain itu, katanya, bahwa pemain di lini tengah juga masih dianggap keropos karena belum padu dalam koordinasi dengan penyerang dalam pengiriman bola.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pihaknya melakukan uji coba dengan PSPS junior U-22 di Stadion Kaharudin Nasution, Rumbai, Pekanbaru.

Dia menambahkan kekompakan tim terus ditingkatkan dan koordinasi diantara pemain belum maksimal dan terlihat ketika menjamu Persiba.

Namun PSPS Pekanbaru berencana bertolak ke Papua, Senin (20/5) dengan membawa sebanyak 16 pemain yang mayoritas usia muda.

Menjawab pertanyaan bahwa pihaknya berencana merekrut pemain asing asal Bulgaria, Staislav Zhelev Zhekov, mantan asisten Mundari Karya itu mengatakan belum juga ada pemberitahuan tentang kedatangan pemain tersebut.

PSPS hanya mampu menulang sebanyak 14 poin dari 19 kali bertanding, dengan rincian tiga kali menang, lima kali imbang dan 11 kali tumbang.

Demikian pula PSPS terpuruk di jurang degradasi peringkat sementara ke-18 kompetisi ISL 2012/2013 di bawah Persidafon dan Persita Tangerang, Banten. (Antara Riau)

#ISG_2013 KPK Tetap ‘Mata-Matai’ ISG Walau di Jakarta

0

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal ‘memata-matai’ penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG) walau di Ibu Kota Negara, Jakarta. Menurut pejabat di lembaga penegak hukum ‘super boddy’ ini, event olahraga internasional itu patut diantisipasi agar tidak terjadi penyelewengan keuangan negara.

“Memang demikian, KPK selalu ‘memata-matai’ setiap kediatan yang ada kaiatannya dengan uang negara. Termasuk itu (ISG),” kata juru bicara KPK Johan Budi dihubungi per telepon, Minggu (19/5/2013).

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo sebelumnya ‘ngotot’ penyelenggaraan olahraga bagi negara-negara Islam di dunia ini di pindah ke Jakarta.

Berbagai alasan dari ‘kengototan’ itu diungkapkan Roy, salah satunya yakni status Gubernur Riau Rusli Zainal sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XVIII/2012 dan kasus dugaan korupsi kehutanan di Siak dan Pelalawan.

Roy mengaku khawatir, jika pelaksanaan ISG tetap dipaksakan di Riau, justru akan membawa ‘malapetaka’ yang tentunya sangat berdampak bagi nama baik bangsa.

Menurut dia, ISG jauh berbeda dengan PON. Jika pelaksanaannya kacau balau, maka imbasnya adalah jatuhnya nama baik Indonesia di ‘mata’ internasional. (Go Riau)

#ISG_2013 Seharusnya Menpora Fokus Siapkan ISG di Riau

0

Pengamat Olahraga Fritz E Simanjuntak berpendapat sebaiknya Pemerintah fokus pada penyelenggaraan Islamic Solidarity games III tetap berlangsung di Riau.

Hal itu dikemukakan Pengamat Olahraga Fritz E Simanjuntak terkait dengan sikap Menpora Roy Suryo yang akan memindahkan tempat penyelenggara ISG III dari Riau ke Jakarta.

“Dipindahkan di Jakarta pun  belum tentu menyelesaikan masalah dan kendala nya pun pasti akan sama. Bahkan akan menambah masalah baru bagi  Pemda DKI Jakarta,” kata Fritz Simanjuntak ketika dimintai tanggapan tentang pemindahan Tempat Penyelenggara ISG III, Sabtu kemarin (18/5/2013).

Fritz mengatakan, sebaiknya Pemerintah dalam hal ini Kemenpora mengoptimalisasi penyelenggaraan ISG di Riau, mengingat waktu terus berjalan dan praktis hanya tinggal 3 bulan jika Penyelenggaraan ISG tersebut benar – benar akan dilaksanakan pada bulan September.

“Sebentar lagi sudah masuk ke bulan Juni apa yang bisa dilakukan dengan sisa waktu 3 bulan ini?, belum lagi menunggu payung hukumnya. kan Keppres nya harus dirubah dan tidak semudah itu,” terang Fritz.

Sepatutnya kata Mantan Ketua Bisnis dan Industri Olahraga KONI Pusat di era Wismoyo Arismunandar itu, Pemerintah harus belajar dari penyelenggaraan  penyelenggaraan multi event yang pernah di laksanakan di Indonesia.

“Saya melihat tidak adanya kemampuan Pemerintah Pusat untuk mengemas event Olahraga bertaraf Internasional .Semuanya serba mepet lihat saja Asian Beach Games , kemudian Sea Games dan sekarang Islamic Solidarity Games padahal ini sudah berulang kali,” ujarnya lagi.

Lebih Lanjut Fritz E Simanjuntak mengemukakan, Status tersangka yang diemban Gubernur Rusli Zainal jangan dicampur adukkan antara politik dan Olahraga.

“Status Gubernur adalah persoalan lain. Fokus Menpora justru kepada penyelenggaraannya saja status Gubernur Riau adalah masalah Hukum jangan dicampur baurkan,” ujarnya.

Fritz menyarankan sebaiknya Pemerintah mengibarkan bendera Putih untuk menunda pelaksanaan ISG III daripada harus menanggung malu .

“Sebenarnya ini pernah terjadi pada Iran yang telah ditunjuk sebagai tuan rumah ISG II, namun mereka tidak sanggup ,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Fritz juga mempertanyakan peranan KONI/KOI . Dalam Situasi seperti ini seharusnya KONI dan KOI harus bertanggung jawab , terkait penyelenggaraan ISG III ini.

“Seharusnya KONI dan KOI itu lah yang paling bertanggung jawab karena mereka lah domain responsbility Sport of event,” ungkap Fritz.

Secara terpisah Anggota Komisi X DPR-RI Dedi ‘Ming ‘Gumelar mengatakan, Komisi X sampai saat ini belum mendapat informasi tentang pemindahan ISG III dari Riau ke Jakarta.

“Yang saya tahu ISG III itu di Riau. Tapi kalau memang akan ada pemindahan tentunya kami juga diberitahu,” Calon Walikota Tangerang ini.

Anggota DPR-RI dari Fraksi PDI-Perjuangan ini juga mengatakan, sejak awal pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga di Raiu tersebut bukan semata untuk pelaksanaan PON tetapi juga Islamic Solidarity Games III.

“Kalau saya melihat sebaiknya kembali saja dari tujuan awal kan pembangunan Sarana Olahraga di Riau itu awalnya memang sekaligus untuk ISG .Jadi menurut Saya buat apa dipindah ke Jakarta ,” pungkas mantan pelawak Bagito ini. (Hallo Riau)

Mesjid Agung An-Nur, Taj Mahal nya Indonesia

0

Seperti diketahui, sebagian besar warga Kota Pekanbaru merupakan keturunan Melayu dan pemeluk agama Islam. Tidak mengherankan jika wisata di Pekanbaru tidak jauh dari yang namanya wisata budaya dan religi.

Masjid Agung An-Nur dibangun pada tahun 1963 dan selesai pada tahun 1968. Masjid yang di ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru tersebut saat ini merupakan salah satu yang termegah di Indonesia. Dari segi arsitektur, Masjid Agung An-Nur dipengaruhi oleh gaya Melayu, Turki, Arab, dan India. Tetapi, pada eksteriornya pengaruh India cukup dominan karena dianggap seperti Taj Mahal. Akibatnya, tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa Masjid Agung An-Nur merupakan Taj Mahalnya Indonesia.

Sejarah

Secara historis, rencana untuk mendirikan Masjid Agung An-Nur telah ada sejak tahun 1963. Namun baru direalisasikan pada tahun 1966 ketika Kaharuddin Nasution menjadi Gubernur Riau. Pada tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1968 Masjid Agung An-Nur diresmikan penggunaannya oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu. Pada tahun 2000 ketika Shaleh Djasit menjadi Gubernur Riau, Masjid Agung An-Nur direnovasi secara besar-besaran. Bila pada masa Gubernur Kaharuddin Nasution areal Masjid An-Nur hanya seluas 4 hektar dengan daya tampung sekitar 2000 jamaah, maka pada masa Gubenur Saleh Djasit areal Masjid Agung An-Nur diperluas hingga mencapai 12,6 hektar dengan daya tampung sekitar 3000 jamaah.

Masjid Agung An-Nur Riau yang kita saksikan begitu megah saat ini bukanlah bangunan asli hasil pembangunan tahun 1966 dan diresmikan tahun 1968. Tapi merupakan bangunan hasil renovasi total dan pembangunan kembali dari masjid Agung An-Nur yang lama. Di pergantian milenium tahun 2000 lalu, pada saat Riau dibawah kepemimpinan gubernur Saleh Djasit, Masjid Agung An-Nur yang lama di rombak total ke bentuknya saat ini.

Dari pembangunan tahun 2000 tersebut luas lahan masjid ini bertambah tiga kali lipat dari sebelumnya yang hanya seluas 4 hektar menjadi 12.6 hektar. Luasnya lahan masjid baru ini memberikan keleluasaan bagi penyediakan lahan terbuka untuk publik Pekanbaru termasuk di dalamnya kawasan taman nan hijau dan lahan parkir yang begitu luas.

Dalam sejarahnya Masjid Agung An-Nur pernah menjadi kampus bagi Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Syarif Kasim Pekabaru di awal pendiriannya hingga tahun 1973. IAIN Sultan Syarif Kasim kini Menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Pekanbaru.

Berikut ini adalah fasilitas Masjid Agung An-Nur Pekanbaru
  • Lantai bawah masjid merupakan tempat sekretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta tempat pelaksanaan pendidikan Islam.
  • Masjid ini juga tersedia fasilitas hot spot gratis tanpa bayar dan free user logon tanpa harus meminta password, jadi apabila anda bawa laptop berfasilitas Wifi anda dapat berinternet sepuasnya!.
  • Di halaman masjid Agung An-Nur Riau merupakan lapangan luas, bila sore hari akan ramai dikunjungi masyarakat kota untuk berolahraga atau bersantai.
  • Lahan Parkir Masjid Agung sangat luas, baik sepeda motor maupun kendaraan roda empat dan enam. Lokasinya juga aman, nyaman.

Arsitektur

Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru ini disebut disebut sebagai Taj Mahalnya Indonesia. Bila diamati arsitektural masjid Agung An-Nur memang memiliki beberapa kesamaan dengan Taj Mahal. Arsitektur Masjid ini dirancang oleh Ir. Roseno dengan ukuran 50 X 50 m yang terletak dalam satu pekarangan yang luasnya 400 X 200 m. Kapasitas masjid dapat menampung sekitar 4.500 orang jamaah. Bangunan masjid terdiri dari tiga tingkat. Tingkat atas digunakan untuk sholat, dan tingkat bawah untuk kantor dan ruang pertemuan.

Masjid ini mempunyai tiga buah tangga, 1 buah tangga di bagian muka dan 2 buah tangga di bagian samping. Di bagian atas terdiri dari 13 buah pintu dan bagian bawah terdiri dari 4 buah pintu dan mempunyai kamar-kamar yang besar dan sebuah aula. Sedangkan tulisan kaligrafi yang terdapat dalam ruangan masjid ini ditulis oleh seorang kaligrafer bernama Azhari Nur dari Jakarta yang ditulis pada tahun 1970.

Lantai bawah masjid merupakan sekretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta ruang ruang kelas tempat pelaksanaan pendidikan Islam. Masjid Agung An-Nur Riau juga dilengkapi dengan eskalator penghubung antara lantai satu dan dua. Di halaman masjid Agung An-Nur Riau merupakan lapangan luas

Masjid Agung An Nur juga dilengkapi oleh bermacam fasilitas seperti pendidikan mulai dari playgrup, TK, SD, SMP & SMA, perpustakaan yang lengkap dan fasiltas lain seperti aula dan ruang pertemuan, ruand kelas dan ruang ruang kantor.

 Galeri Foto :

#beritaPKU 40 Sepeda Motor Terjaring Razia Geng Motor

Berhembusnya informasi bahwa masih ada anggota Klewang yang belum ditangkap membuat warga Pekanbaru resah. Untuk mengantisipasi geng motor itu, Jajaran Polresta Pekanbaru kembali melakukan razia.

Kali ini, razia dilakukan di sekitaran jalan menuju bandara Sultan Syarif Qasim II, Sabtu (18/5) malam. Sebanyak 40 Sepeda Motor diamankan.

Razia dimulai sekitar pukul 22.00 WIB. Polisi mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan langsung menyergap para remaja dengan sepeda motornya yang berkumpul ataupun balap-balapan liar di jalanan itu. Begitu polisi datang, remaja-remaja yang umumnya menggunakan sepeda motor yang sudah dimodifikasi bak motor balap tersebut kocar-kacir.

Namun, tidak sedikit dari mereka yang tak berkutik. Sebanyak 40 sepeda motor modifikasi dan tanpa surat-surat lengkap terpaksa diangkut ke truk untuk diamankan ke Mapolresta Pekanbaru.

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs. R. A. Ginanjar melalui Kasat Lantas, Kompol M. Mustofa SIK membenarkan razia tersebut. “Ya. Kita melaksakan razia untuk mengantisipasi geng motor dan balap liar yang mana mereka ini sangat meresahkan warga Pekanbaru. Khususnya para pelalu jalan,” katanya kepada wartawan.

Kasat juga mengatakan, pihaknya memang menahan sepeda motor tersebut karena memang surat-surat tidak lengkap dan ada juga sepeda motor yang trondol. “Itukan melanggar Undang-Undang Lalu Lintas. Dan kita amankan ke Mapolresta untuk diproses,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga akan menyelidiki apakah sepeda motor tersebut merupakan milik dari anggota geng motor binaan Klewang, mengingat Sat Reskrim Polresta juga masih mencari anggota Klewang yang terlibat beberapa tindak kejahatan. “Ya, itu juga akan kita dalami nanti,” kata Kasat. (Riau Terkini)

#cuacaPKU Asap Tebal Selimuti Kota Pekanbaru

Cuaca di Kota Pekanbaru beberapa pekan terakhir memang tidak stabil. Panas menyengat. Beberapa kali diwarnai dengan petir menggelegar yang sempat menimbulkan korban jiwa. Ada juga angin puting beliung yang menumbangkan puluhan pohon, seperti yang terjadi Rabu malam (15/5). Kini, asap tebal pula yang menyelimuti seperti yang terjadi di sepanjang hari kemarin, Sabtu (18/5). Sejak pagi bahkan hingga petang, kabut asap masih terasa.

Meski kondisi seperti itu tidak berdampak terhadap kualitas udara di Kota Pekanbaru.

Seperti terlihat di papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terpampang di depan gedung kantor wali kota. ISPU menunjukan kualitas udara masih sehat.

‘’Alhamdulillah kualitas udara Pekanbaru tercatat masih dibawah ring 50. Artinya udaranya masih sehat,’’ kata Kepala Laboratorium Udara Badan Lingkungan Hidup (BLH), Syarial, melalui Staf Labor, Marni, Sabtu (19/5).

Menurut Marni, kualitas udara di Kota Pekanbaru masih sehat sejak beberapa hari sebelumnya. Jadi, kabut asap yang tidak disebabkan oleh partikel debu tersebut tidak perlu dikhawatirkan.

Kualitas udara akan sangat berbahaya jika partikel debu yang tertangkap alat ISPU tersebut mencapai angka hingga ring 100 ke atas.

Artinya udara tidak sehat dan dianjurkan bagi yang ingin beraktifitas keluar rumah harus menggunakan masker. (Riau Pos)

#wisataPKU Mesjid Raya Senapelan

0

Masjid Raya Senapelan merupakan masjid yang bersejarah di Kota Pekanbaru. Dibangun pada abad 18, tepatnya tahun 1762, masjid yang berada di Jalan Senapelan ini sekaligus menjadi masjid tertua yang ada di Pekanbaru.

Mesjid ini juga merupakan bukti Kerajaan Siak Sri Indrapura pernah bertahta di Pekanbaru (Senapelan) yaitu di masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah sebagai Sultan Siak ke-4 dan diteruskan pada masa Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sebagai Sultan Siak ke-5.

Di areal Mesjid terdapat sumur mempunyai nilai magis untuk membayar zakat atau nazar yang dihajatkan sebelumnya.

Masih dalam areal kompleks mesjid kita dapat mengunjungi makam Sultan Marhum Bukit dan Marhum Pekan sebagai pendiri kota Pekanbaru. Marhum Bukit adalah Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan Siak ke-4) memerintah tahun 1766 – 1780, sedangkan Marhum Bukit sekitar tahun 1775 memindahkan ibukota kerajaan dari Mempura Siak ke Senapelan dan beliau mangkat tahun 1780.

Ringkasan Sejarah Pergantian Nama Mesjid Raya Pekanbaru

Mesjid Alam 1762 :
Diberi nama Mesjid Alam yang diambil dari nama kecil Raja Alam ketika dibangun oleh Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah.

Mesjid Nur Alam 1775 :
Sejalan dengan pembesaran Mesjid Alam yang melibatkan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, Datuk empat Suku, Sayid Osman, dan masyarakat Pekanbaru. Perpindahan secara keseluruhan Kerajaan Siak dari Senapelan (Pekanbaru) kembali ke Siak antara tahun 1784-1810 oleh Sultan Assyaidissarif Ali Abdul Jalil Syarif karena tekanan Belanda. Mesjid Nur Alam tetap dibangunkan selasar-nya. Di tahun 1858 dilakukan perluasan selasar oleh Sultan Ismail II.

Mesjid Sultan, Mesjid Besar, Mesjid Raya 1889 – 1908 :
Oleh Sultan Hasyim (Assyaidissarif Hasyim Abdul Jalil Syafuddin), Mesjid Nur Alam dipindahkan 40 langkah dari posisi semula ke arah matahari terbit. Penyebutan nama Mesjid Sultan atau Mesjid Besar atau Mesjid Raya karena mesjid itu dipindahkan oleh Sultan, bentuknya lebih besar dari semula dan sehingga lebih ramai.

Mesjid Raya 1935 :
Pembangunan mesjid dari bahan semen dan batu yang letaknya berdekatan dan masih dalam satu areal dengan mesjid lama pada masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim II. Mesjid ini menjadi aset sejarah sebagai bukti sejarah Kerajaan Siak yang berakhir pada tahun 1946 ketika bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Yang terbaru saat ini, Pemerintah berencana untuk merenovasi Mesjid Raya Senapelan dan saat ini sedang dalam pengerjaan.

Galeri Foto :

#wisataPKU Museum Sang Nila Utama: Museum Sejarah & Budaya Melayu Riau

0

Museum Sang Nila Utama adalah salah satu museum terbesar dan terlengkap di Pekanbaru. Museum ini terletak di Jalan Jenderal Sudirman, sebuah jalan utama yang menghubungkan antara Bandara Sultan Syarif Kasim II dengan pusat kota.

Koleksi Museum Sang Nila Utama cukup lengkap, berjumlah 4.298 buah. Berupa koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik/heraldik, filologi, keramik, dan senirupa.

Jadwal berkunjung di Museum Sang Nila Utama :

Selasa – Kamis: 08.00 – 15.30 WIB

Jumat: 08.00 – 11.00 & 14.00 – 16.00

Sabtu dan Minggu: 08.00 – 14.00

Senin & Hari libur nasional: Tutup

Karcis masuk  : Gratis

Bagian yang cukup menonjol di museum ini adalah beberapa koleksi yang berupa merupakan salah satu ciri khas Riau, yaitu pertambangan minyak bumi. Tidak bisa dipungkiri lagi, daerah Riau khususnya Dumai dan Duri merupakan penghasil minyak bumi yang dikelola oleh Chevron.

Koleksi peralatan dan barang-barang tambang seperti mata bor, replika pompa ayun, batuan pembentuk minyak bumi, dan crude oil atau minyak mentah menjadi koleksi paling unik yang jarang ditemukan di museum lainnya.

Selebihnya, koleksi Museum Sang Nila Utama berisi aneka koleksi hewan yang telah diawetkan, koleksi benda-benda bersejarah (replika Candi Muara Takus, senapan, pedang), dan koleksi hasil kebudayaan (pakaian dan rumah adat dari berbagai kabupaten, keris buatan Riau, batik, keramik dari China, kerajinan dari logam, dan lain-lain). Selain itu terdapat pula koleksi foto-foto gubernur yang pernah memimpin Riau.

Jika dilihat, Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru cukup terawat, rapi, dan memiliki koleksi yang cukup lengkap. Hanya saja seperti halnya museum lain di Indonesia, pengunjung yang datang ke museum tidak banyak.

Yuk berkunjung ke Museum Sang Nila Utama, biar bisa mengenal lebih dekat kebudayaan di bumi Lancang Kuning ini.

#ISG_2013 Komisi C DPRD DKI : Mau Gelar ISG, Jakarta Punya Dana ?

0

Kesiapan Jakarta sebagai tuan rumah perhelatan Islamic Solidarity Games (ISG) diragukan. Selain kondisi sarana dan prasarana, pendanaannya pun dipertanyakan. Apalagi anggaran ISG yang mencapai Rp200 miliar tak dianggarkan dalam APBD DKI 2013.

Tak heran banyak kalangan mendesak Pemprov DKI kembali berpikir ulang untuk menyelenggaran event olahraga tersebut. “Harus dipikirkan terutama soal pendanaan. Jangan sampai dipaksakan sehingga penyelenggaraannya tidak maksimal,” kata anggota Komisi C DPRD DKI, Ahmad Husin Alaydrus, di Jakarta, Jumat (17/5/2013).

Dirinya mencontohkan, terkait sarana dan prasarana, seperti stadion. Di Jakarta, sarana olah raga yang memiliki standar internasional hanya dua, yaitu Senayan dan Stadion Lebak Bulus. Untuk Stadion Lebak Bulus sendiri rencananya akan dibongkar. Sehingga hanya akan menyisakan Istora Senayan.

Sementara soal pendanaan untuk membiayai event tersebut yang dinilai tidaklah sedikit. “Anggaran bisa mencapai Rp200 miliar, uangnya dari mana? Ini harus dipikirkan. Karena ketidaksiapan inilah, akhirnya ajang olah raga tersebut berantakan dan malah memberikan citra buruk bagi Jakarta di mata dunia internasional,” tegasnya.

Seperti diketahui sebelumnya ISG yang sedianya akan digelar di Pekanbaru, Riau, akhirnya digeser ke Jakarta. Pasalnya ada beberapa permasalahan di Pekanbaru yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat. Rencana pengalihan kegiatan itu pun disetujui Pemprov DKI Jakarta, dan menyatakan siap menggelar ISG 2013 ini.

Kesiapan tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur DKI, Joko Widodo (Jokowi), usai bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olah Raga, Roy Suryo, beberapa waktu lalu.

Acara tahunan ini, seharusnya digelar pada 6-17 Juni. Namun karena adanya perubahan lokasi, penyelenggaraannya diundur menjadi 22 September – 1 Oktober. Dalam perhelatan olahraga internasional ini, lebih dari 50 negara tercatat menjadi perserta ISG tahun 2013 ini. (Inilah.com)