Home Blog Page 306

Pelaksanaan Petang Megang 2015

Buat yang belum tau apa itu Petang Megang, bagaimana pelaksanaannya, dan lain-lain. Tak ade salahnye jike Encik dan Puan tengok prosesi Petang Megang yang telah kami rangkum dalam beberapa video berikut ini. Enjoy!

Ziarah Makam

Rangkaian acara Petang Megang dimulai dengan ziarah makam para pendiri Kota Pekanbaru. Setelah ziarah makam dilanjutkan dengan sholat Ashar berjamaah, kemudian pawai bersama masyarakat menuju Sungai Siak.

Pencak Silat

Setelah pawai sepanjang 1,6 km, kita disuguhi oleh atraksi pencak silat. Pencak silat merupakan seni bela diri yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini kini secara luas dikenal di kawasan ASEAN.

Mandi Balimau

Mandi Balimau ini berbeda dengan yang ada di Kabupaten Kampar, tidak ada mandi bercampur. Pada prosesi ini, para anak yatim dimandikan dengan air balimau untuk menyambut bulan ramadhan secara simbolik.

Menangkap Itik

Menangkap itik ini menjadi acara favorit warga yang mengikuti prosesi adat ini. Selain karena keseruannya, itik yang berhasil ditangkap menjadi milik warga, serta ada hadiahnya lho.

Nah, seru kan Encik dan Puan. Iven ini akan terus dilestarikan dan nantinya akan dijadikan agenda nasional lho. Tak kan Melayu hilang di bumi 😉

Petang Megang, Warga Pekanbaru Tumpah Ruah di Tepian Sungai Siak

Menyambut bulan Ramadhan 1436 H, acara Petang Megang kembali digelar oleh Pemko Pekanbaru pada hari Rabu (17/06) di tepian sungai Siak di bawah jembatan Siak I.

Walikota Pekanbaru, Firdaus ST MT tidak dapat menghadiri perhelatan ini dikarenakan sedang ujian doktor di Bandung, sehingga perhelatan ini dipimpin oleh wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi.

Rangkaian acara Petang Megang dimulai dengan ziarah makam para pendiri Kota Pekanbaru. Setelah ziarah makam dilanjutkan dengan sholat Ashar berjamaah, kemudian pawai bersama masyarakat menuju Sungai Siak.

Para peserta pawai di sambut dengan pertunjukan pencak Silat, kemudian dibuka dengan perlombaan menangkap itik di sungai, dilanjutkan dengan penyantunan anak yatim dan penyiraman air balimau secara simbolik.

Acara ditutup dengan disiramnya semua masyarakat yang hadir di petang megang oleh petugas pemadam kebakaran.

Pekanbaru Job Expo Akan Diadakan Dua Kali Setahun

Tingginya peminat saat Pekanbaru Job Expo yang digelar 8 hingga 11 Juni lalu, menjadi pertimbangan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Pekanbaru yang berencana akan menggelar iven tersebut menjadi dua kali dalam setahun.

Ternyata pada gelaran Job Expo yang lalu ini diikuti oleh 65 perusahaan dan 6.555 orang pencari kerja. Masyarakat sangat antusias, karena di iven ini tersedia peluang besar untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan.

Kepala Disnaker Kota Pekanbaru, Jhonny Sarikoen, Rabu (17/6), mengatakan bahwa rencananya iven Job Expo ini akan digelardua kali pada bulan Juni dan akhir tahun.

Ia juga menjelaskan, pada Job Expo yang lalu, mayoritas pelamar berasal dari lulusan S1 mencapai 4.081 orang, D3 sebanyak 931 orang, tamatan SMK ada 769 orang, S2 ada 36 orang, D1 ada 14 orang dan lulusan SMA 721 orang, serta SMP 2 orang.

Peringati HUT Kota Pekanbaru, Pengurusan KTP & KK Gratis

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam memperingati Hari Ulang Tahun Kota Pekanbaru, Pemko Pekanbaru melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) akan menggratiskan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) bagi warga tidak mampu.

Diharapkan dengan membebaskan biaya pengurusan administrasi KTP dan KK bagi masyarakat dari golongan tak mampu, maka program ini akan membantu mereka memiliki identitas diri. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Disdukcapil Kota Pekanbaru, Baharuddin, Rabu (17/6).

Seperti yang telah dilansir oleh mediacenter.riau.go.id, untuk menyukseskan program KTP dan KK gratis bagi warga tak mampu ini, pihak Disdukcapil Kota Pekanbaru telah menyurati seluruh pemerintah kecamatan untuk mensosialisasikannya kepada warganya masing-masing.

Kepada warga yang tidak mampu, diharapkan untuk segera melengkapi syarat-syarat untuk pengurusan KTP dan KK. Nantinya KTP dan KK gratis itu akan diserahkan secara simbolis pada saat apel Hari Ulang Tahun Kota Pekanbaru ke-231 yang diperingati pada tanggal 23 Juni mendatang.

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1436 H Kota Pekanbaru

0

Tadi malam, Selasa (16/6), pemerintah melalui Kemenag telah menetapkan 1 ramadhan 1436 Hijriah jatuh pada Kamis (18/6) ini. Untuk ramadhan kali ini tidak ada perbedaan, yakni serentak pada hari Kamis (18/6).

Berikut ini jadwal imsakiyah ramadhan 1436 Hijriah untuk wilayah Kota Pekanbaru dan sekitarnya:

Jadwal Imsakiyah XL Pekanbaru

Tradisi Melayu Riau Sambut Ramadhan

0

Bulan Ramadhan kini di depan mata, ada beberapa tradisi melayu Riau sambut Ramadhan. Berikut ini kebiasaan masyarakat Riau dalam menyambut bulan suci ramadhan:

Halal Bihalal

Halal bihalal adalah tradisi saling maaf memaafkan antara sesama muslim. Kebiasaan ini hanya ada di Indonesia lho. Biasanya selain memaafkan antar sesama, kita juga mendengarkan tausiah (ceramah agama), mendoa dan diakhiri dengan makan bersama.

Ziarah Makam
ilustrasi
ilustrasi

Tradisi ziarah makam ini adalah untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal. Biasanya para peziarah membersihkan makam, membaca Yasin ataupun mengirimkan doa kepada Ahli Kubur, serta menaburkan bunga dan air.

Petang Megang

Petang_Megang

Petang Megang ini merupakan tradisi khas melayu Pekanbaru. Diawali dengan shalat berjamaah di Mesjid Senapelan, lalu berziarah ke makam Marhum Pekan, dilanjutkan dengan pawai hingga ke bawah jembatan Siak I, kemudian melepas ratusan itik sebagai simbolis menyambut bulan suci ramadhan.

Saat ini tradisi Petang Megang berubah namanya menjadi Petang Belimau. Bukan hanya perubahan nama, tradisi melepas itik juga ditiadakan. Sehingga prosesi memandikan anak yatim di tepi sungai Siak secara simbolik, lebih difokuskan.

Balimau Kasai

balimau kasai

Tradisi ini dilakukan di sungai Kampar, Desa Batu Belah, Air Tiris, Kampar. Balimau sendiri artinya mandi menggunakan jeruk nipis, sedangkan kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas.

Di sini masyarakat berbondong-bondong mandi di sungai Kampar. Tradisi ini merupakan hasil perkawinan dua keyakinan yaitu Hindu dan Islam yang keberadaannya sudah ada sejak jaman Kerajaan Muara Takus.

Balimau Kasai Potang Maogang
source: Riau Pos
source: Riau Pos

Tradisi ini sedikit berbeda dari Balimau Kasai di Kabupaten Kampar, karena tidak adanya mandi bercampur antara laki-laki dan perempuan.

Balimau Kasai Potang Maogang yang dilakukan oleh masyarakat Pelalawan terdiri dari dua acara, yakni Balimau Sultan Pelalawan dan Potang Maogang.

Balimau Sultan Pelalawan dilakukan pada pagi hari dipinggir sungai Rasau, dekat Istana Sayap Pelalawan. Sedangkan Potang Maogang dilaksanakan pada sore harinya, dengan dimeriahkan dengan adanya beraneka sampan hias.

source: gurindam12
source: gurindam12

Demikian beberapa tradisi melayu Riau sambut Ramadhan, yang mana tradisi di daerah Encik dan Puan?

Rute Petang Megang

Pelaksanaan Petang Megang esok, Rabu (17/6) sore akan menyebabkan beberapa ruas jalan menuju ke jembatan Siak I dan jembatan Siak III dialihkan oleh Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polresta Pekanbaru. Hal tersebut bertujuan agar pelaksanaan adat ini berlangsung khidmat, karena banyaknya pengunjung yang ingin menyaksikan Petang Megang.

Adapun arus yang dialihan oleh Sat Lantas Polresta Pekanbaru antara lain:

  • Jalan Senapelan akan ditutup sementara, hingga rombongan muspida selesai ziarah makam di Mesjid Raya Senapelan, kemudian berangkat menuju lokasi tradisi Petang Megang yaitu dibawah jembatan Siak I.
  • Sedangkan untuk arus lalu lintas dari jembatan Siak III akan diarahkan ke jalan Panglima Undan, kemudian melalui Jalan Kesehataan dan Jalan Wakaf.

Pengalihan arus lalu lintas ini akan diberlakukan mulai pukul 14.00 WIB hingga acara Petang Megang  berakhir. Bagi Encik dan Puan yang ingin menyaksikan acara tradisi Petang Megang dapat melalui Jalan Perdagangan dan jalan kota Baru.

Berikut ini rute pengalihan arus lalu lintas selama Petang Megang berlangsung:

petang megang

Lepas 1000 Itik, Petang Megang Diadakan 17 Juni 2015

0

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa Petang Megang dilaksanakan sehari sebelum ramadhan. Kali ini bulan ramadhan jatuh pada tanggal Kamis (18/6), maka Petang Megang akan digelar Rabu (17/6) dengan pelepasan ribuan  itik air ke sungai Siak secara simbolik.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru, Hermanius, mengatakan bahwa kesiapan koordinasi acara saat ini sudah mencapai 70 persen. Demikian halnya terkait pengamanan sejauh ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian karena melibatkan keamanan darat dan air yakni Basarnas.

Seperti yang kita ketahui bahwa acara ini mengundang jumlah massa yang banyak, karena sangat dinanti-nanti. Pasalnya menyediakan banyak hadiah bagi yang mampu menangkap itik ditengah arus sungai. Selain mendapat hadiah, itik hasil tangkapan warga bisa menjadi miliknya. Lomba menangkap itik ini terbuka untuk umum.

Agar acara ini terlaksana dengan lancar, maka beberapa titik jalur lalu lintas yang mengarah ke lokasi pelaksanaan petang megang di tepian sungai Siak akan diatur buka tutup. Termasuk salah satu dari jembatan Siak I dan Siak III akan diberlakukan penutupan.

Sejarah Petang Megang, Tradisi Sambut Ramadhan

0

Tradisi Petang Megang merupakan tradisi budaya melayu Pekanbaru dalam menyambut datangnya bulan ramadhan. Berikut sejarah Petang Megang.

Sejak Zaman Kerajaan Siak

Sebelum seperti saat ini, Petang Megang sudah ada sejak zaman pemerintahan Kerajaan Siak Sri Indrapura yang waktu itu pusat pemerintahannya terletak di Bandar “Senapelan”.

Inti dari tradisi Petang Megang ini, adalah Mandi Balimau. Pada ritual inti ini terdapat 20 orang laki-laki dan perempuan yang akan masuk ke dalam Sungai Siak.

Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Pekanbaru membersihkan diri dari berbagai kotoran dan hal-hal buruk sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.

Sempat Hilang

Meskipun tradisi ini telah turun temurun selama beratus tahun lamanya, ternyata tradisi petang megang sempat menghilang pada tahun 1970-an.

Diantara penyebabnya adalah perkawinan silang antara suku lain, yang kemudian memicu punahnya tradisi petang megang ini.

Kondisi Sungai Siak mulai kotor dan tercemar juga menyebabkan tak ada lagi warga yang mau menjalani ritual petang megang.

Karena kondisi tersebut, membuat berubahnya tradisi ini. Seperti yang selama ini dilakukan di tepian sungai Siak, jadinya hanya bisa ditemui di setiap rumah-rumah orang Melayu.

Muncul Kembali

Namun pada tahun 1993, tradisi ini kembali dihidupkan oleh beberapa tokoh masyarakat Pekanbaru. Kemudian disambut oleh masyarakat melayu yang bermukim di kawasan Tanjung Rhu.

Acara hasil swadaya masyarakat ini kemudian terus dipertahankan hingga tahun 2000. Lalu barulah pada tahun 2001, Pemko Pekanbaru memasukkan acara ini dalam agenda tahunan. Setelah tahun 2000, kegiatan ini beralih ke Jembatan Siak I.

Dinantikan Masyarakat

Petang Megang sendiri sangat dinantikan oleh masyarakat. Mereka kemudian membuat beraneka macam kue, serta masakan khas melayu yang dikemas dalam bentuk wadah seperti tabak (khas Indragiri Hulu) yang diisi dengan telur dan makanan lain kemudian dihias sedemikian rupa dan diarak keliling hingga ke Sungai Siak.

Untuk Membersihkan Diri

Untuk mandi balimau sendiri digunakan air limau. Adapun air rebusan yang digunakan untuk Mandi Belimau nantinya terdiri dari air rebusan limau purut dicampur dengan serai wangi, ako siak-siak, daun nilam, mayang pinang, lalu dilengkapi dengan irisan bunga rampai.

Air belimau ini kemudian digunakan untuk menyiram diri sebagai pembersih. Secara turun temurun, air limau diyakini sebagai upaya orang tua-tua terdahulu untuk membersihkan diri dari kotaran-kotoran.

Baik itu kotoran yang terlihat (debu yang melekat tubuh), atau pun kotoran yang tidak terlihat (dosa).

Demikian Sejarah Petang Megang, sebuah tradisi masyarakat melayu Kota Pekanbaru dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Tradisi Petang Megang, Sambut Ramadhan di Pekanbaru

0

Di Kota Pekanbaru, ada sebuah tradisi dalam menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Namanya adalah tradisi Petang megang.

Dilaksanakan Setelah Ashar

Petang Megang dilaksanakan setelah Ashar di tepian sungai Siak sehari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Petang Megang sendiri artinya petang (sore) dan megang (waktu di antara sore dan maghrib).

Tradisi Petang Megang ini diawali dengan melaksanakan shalat Ashar berjamaah di Masjid Raya Senapelan yang kemudian dilanjutkan dengan berziarah ke makam pendiri Kota Pekanbaru, atau yang biasa dikenal dengan nama Marhum Pekan.

Menuju ke Tepian Sungai Siak

Usai berziarah, masyarakat Kota Pekanbaru berbondong-bondong menuju tepian Sungai Siak. Mereka berjalan kaki sekitar 1,6 kilometer yang dimeriahkan dengan iringan musik kompang.

Arak-arakan ini membawa aneka hidangan kue-kue tradisional khas Melayu yang nantinya kue-kue tersebut selain akan dimakan oleh rombongan Wali Kota Pekanbaru, juga akan dibagikan kepada masyarakat sekitarnya.

Kemudian sesampainya di Taman Rumah Singgah Tuan Kadi, tepatnya di bawah Jembatan Siak III, diadakanlah berbagai kegiatan dan perlombaan seperti penampilan tari dan lagu-lagu Melayu di atas panggung terbuka, perlombaan perahu hias serta menangkap itik dari atas perahu.

Memandikan Anak Yatim

Selain itu, ada prosesi lain dalam pelaksanaan tradisi ini. Yaitu memandikan anak yatim secara simbolis oleh Wali Kota Pekanbaru beserta jajarannya  sebagai tanda mandi belimau.

Hal inilah yang membedakan pelaksanaan petang Megang dengan Tradisi Balimau Kasai di Kampar. Hal ini juga lah yang menjadi daya tarik pelancong ketika mengikuti prosesi ritual ini.