Home Blog Page 268

Aksi Nyata Selamatkan TNTN

suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU

Menariknya, nama Tesso Nilo diambil dari nama sungai yang mengapit kawasan TNTN, yakni Sungai Tesso dan Sungai Nilo, yang mana kedua sungai ini bermuara ke Sungai Kampar.

Berjarak hanya 500 meter dari base camp Flying Squad TNTN, kita bisa melihat sisa-sisa keganasan api melahap ratusan hektar di kawasan TNTN.

Warna hijau dari tunas bibit pohon dan arang bewarna abu dan kehitaman dari batang pohon bekas kebakaran terlihat kontras ditengah hutan konservasi.

Masyarakat dari Kelurahan Lubuk Kembang Bunga yang berada di dalam kawasan TNTN sangat memperhatikan lingkungan. Tak jarang beberapa masyarakat ikut melestarikan kembali hutan TNTN.

Cica Trisnawati, salah seorang warga tempatan mengatakan bahwa belum lama ini ia bersama belasan murid TK telah menanam 80 pohon di kawasan konservasi TNTN yang terbakar.

Mereka sadar dengan kondisi hutan saat ini. Alih fungsi lahan di sekitar kawasan TNTN sangat dirasakan betul oleh masyarakat.

Ketika musim penghujan mereka yang tinggal di kawasan sungai Nilo tak jarang rumah mereka terendam banjir selama berminggu-minggu.

“Kalau udah hujan, berminggu-minggu kami kebanjiran,” ujar wanita paruh baya yang juga menjabat sebagai kepala TK Lubuk Kembang Bungo ini.

Menurutnya, hal tersebut membuktikan hutan sudah mulai gundul. Untuk itu ia mengajak murid TK sebagai generasi penerus untuk melakukan penanaman pohon demi kelestarian hutan di TNTN.

“Kami berharap bencana jangan sampai terulang lagi,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Balai TNTN, Tandya Cahyono mengatakan pihaknya kini tengah berupaya dengan personil yang ada untuk menjaga kawasan TNTN agar tidak terus menyusut.

“Meski anggota kami dilapangan hanya 9 orang, sudah saatnya kita melakukan tindakan, bukan rencana dan wacana, yakni dengan melakukan aktifitas secara fisik langsung ke lapangan,” terangnya.

Sebagai bahan evaluasi, pihaknya kini tengah memperbarui data luas hutan yang masih tersisa pasca kebakaran. Dengan begitu pihaknya dapat menentukan langkah apa yang akan diambil untuk terus melestarikan hutan di kawasan konservasi.

“Di luar kita juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tempatan untuk mendukung langkah melestarikan hutan yang tersisa,” ungkapnya.

Menyinggung kekhawatiran masyarakat soal mulai punahnya tanaman endemik tempatan. Tandya mengatakan hal tersebut tidak akan terjadi kalau masyarakat dan pemerintah peduli, pasalnya di kawasan hutan yang tersisa masih banyak bibit pohon endemik yang akan terus berkembang.

“Di dalam hutan masih banyak anakan pohon endemik asli Riau. Ini sebuah harapan dan harus terus dijaga,” ungkapnya.

Diakuinya selama kebakaran lahan yang terjadi di kawasan Konservasi banyak tanaman endemik riau yang ikut terbakar. “Untuk itu sekarang kita masih mendata, diperkirakan 100 hektar yang lebih telah terbakar tahun ini,” bebernya.

ditulis oleh : Ryan Edi Saputra

Tesso Nilo Nasibmu Kini

suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU

Eksploitasi terhadap sumber daya alam membuat keberadaan kawasan konservasi hutan kian terancam. Perambahan secara masif dengan cara-cara tak bertanggung jawab terus dilakukan demi kepentingan pribadi.

Berbicara mengenai hutan Riau, siapa yang tak kenal dengan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Ya, pasca musibah kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) beberapa bulan lalu, kawasan ini menjadi salah satu daerah penghasil asap terbesar di Riau.

Betapa tidak, diperkirakan ratusan lahan yang berada di kelurahan Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan tersebut terbakar hebat saat itu.

Penasaran seperti apa kondisi sebenarnya di tempat kejadian, akhir pekan lalu penulis berkesempatan melakukan perjalanan ke TNTN mengikuti agenda Edu Trip Senandung Tesso Nilo yang di prakarsai Green Radio, salah satu media penggiat lingkungan di Pekanbaru mulai Kamis (17/12) dan Jum’at (18/12).

Perjalanan dari Pekanbaru menuju TNTN menggunakan jalur darat memakan waktu empat jam, berangkat pukul 8.30 WIB sampai dilokasi pukul 12.30 WIB.

Lama perjalan karena akses jalan yang bergelombang dan bertekstur kerikil sebelum memasuki kawasan TNTN. Saat itu, sejauh mata memandang yang terlihat hanya pohon sawit dan akasia milik beberapa korporasi.

Jalan berlubang cukup mengguncang perut kala melewati jalan bertekstur tanah yang lebarnya hanya cukup untuk melintas sebuah bis berukuan sedang. Sayang, akses jalan tak bisa dibenahi karena lahan milik korporasi.

Portal besar bertuliskan ‘Selamat Datang di Flying Squad’ menandakan kita telah memasuki kawasan TNTN. Di kawasan tersebut terdapat sebuah base camp Balai TNTN, dua tempat penginapan minimalis bagi para wisatawan yang berkunjung, dan sebuah pendopo.

Sebagai kawasan dataran rendah, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang beraneka ragam. Baik  flora dan faunanya. Namun kini, semua itu terancam punah akibat perambahan.

Hal tersebut dikatakan Direktur Kawasan Konservasi dari Dirjen Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hartono  pada kesempatan bersamaan juga mengunjungi TNTN.

Di sebuah pendopo di TNTN diskusi mengenai TNTN berlangsung hangat. Menurutnya, saat ini kondisi TNTN sangat memprihatinkan.

Betapa tidak, dari 80.000 hektar lahan di kawasan TNTN, berdasarkan data di tahun 2014 kawasan hutan TNTN hanya tersisa 30.000 hektar. Ini disebabkan perambahan dan kebakaran hutan yang terjadi setiap tahunnya.

“Tapi, kita belum terlambat, masih banyak kesempatan untuk berbuat demi TNTN,” ujarnya optimis.

Jika tidak ada upaya mempertahankan kondisi ini, Dikatakannya, perambahan hutan akan berpotensi memunahkan flora dan fauna endemik TNTN. “Kita gak mau, nanti pohon Meranti hanya ada di museum,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Staf Khusus Kemen-LHK, Nova. Dikatakannya, karena keanekaragaman hayati di taman nasional yang beraneka ragam, hal ini menurutnya harus dijaga.

Untuk itu, pentingnya kerjasama Pemerintah Daerah bersama dengan Kementerian. “Kesampingkan dulu permasalahan perambahan dan kebakaran, yang penting sekarang bagaimana kita menjaga,” ungkapnya.

Perlunya bekerja sama dengan Pemda, dikatakannya karena keterbatasan anggaran yang dimiliki Kementerian Kehutanan. “Di 2016 kita hanya memiliki anggaran Rp5,5 Triliun untuk 52 juta hektar taman nasional se-Indonesia,” sebutnya.

ditulis oleh : Ryan Edi Saputra

Perubahan Arus Lalin Malam Tahun Baru

source: @RTMCRiau
source: @RTMCRiau

Untuk mengantisipasi kemacetan pada saat malam pergantian tahun di Pekanbaru, maka arus lalu lintas di sejumlah jalan protokol akan dialihkan.

Seperti yang telah diketahui bahwa saat malam pergantian tahun di Pekanbaru dipastikan akan meriah. Beberapa masyarakat Kota Pekanbaru akan memadati jalanan untuk sekedar meniup terompet dan melihat kembang api.

Satlantas Polresta Pekanbaru sendiri telah menyusun strategi pengalihan arus lalu lintas pada saat malam pergantian tahun di Pekanbaru.

Berikut ini beberapa ruas jalan yang akan dialihkan:

  • Untuk pengendara dari arah Jalan Kaharuddin Nasution menuju ke Jalan Sudirman akan dialihkan ke Jalan Arifin Ahmad.
  • Pengendara dari Jalan Soekarno Hatta yang menuju Jalan Riau akan dialihkan ke Jalan Riau arah Siak II.
  • Lalu arus lalu lintas dari Jalan Imam Munandar yang memasuki Jalan Sudirman wajib belok kiri ke arah Simpang Tiga.
  • Kemudian arus kendaraan dari Jalan Riau akan dialihkan ke Jalan DI Panjaitan mengarah ke jembatan Siak I.

Diterangkan oleh Wakasat Lantas Polresta Pekanbaru AKP Supriyana, bahwa pengalihan arus lalu lintas tersebut akan diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2015.

Ditambahkan oleh Supriyana, bahwa pengalihan tersebut adalah untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan lalu lintas karena volume kendaraan pada malam tahun baru akan meningkat.

Pada beberapa ruas jalan yang menjadi pengalihan arus kendaraan, pihaknya akan menempatkan personil untuk membantu kelancaran kendaraan yang lewat.

Pihaknya sendiri berharap kepada masyarakat agar dapat memaklumi pengalihan arus lalu lintas tersebut, ia juga menghimbau pada masyarakat untuk mematuhi arahan personil kita saat di lapangan agar tidak menjadi kemacetan.

Lowongan Kerja di Pacific Water Treatment

Pacific Water Treatment

Pacific Water Treatment sedang mencari banyak SPG untuk bidang pemasaran yang tergabung dalam tim promosi produk dengan jenjang karir. Ditempatkan di stand pameran yang diadakan di mall area Pekanbaru.

SPG EKSEKUTIF

Persyaratan:
– Wanita usia maks. 25 thn
– Tinggi minimal 158 cm
– Berpenampilan menarik
– Pendidikan SMA/sederajat
– Komunikatif

Fasilitas
– Jenjang karir
– GAJI POKOK 2 JUTA
– Asuransi kesehatan

Antar langsung lamaran ke :
BASE OFFICE COLONY
PACIFIC WATER TREATMENT STORE.
Jl.HR.Soebrantas Komp.Meliar Bussiness Center no.6C Panam-Pekanbaru.

BUAT KODE PADA SURAT LAMARAN ANDA “UP DHANI.”

Info Hubungi:
DHANI
0853 7553 5949 (Whatsapp ready)
PIN BB 59C37ECA

Panen Rezeki Terompet Tahun Baru

terompet1

Terompet adalah salah satu barang yang yang paling dicari untuk meramaikan malam pergantian tahun. Karena seperti yang kita ketahui bahwa perayaan malam tahun baru, identik dengan meniup terompet.

Tentunya warga Pekanbaru pun ikut meramaikan acara malam tahun baru ini. Menjelang perayaan tahun baru 2016, pedagang terompet mulai menggelar dagangannya baik di pinggir jalan maupun di pusat keramaian.

Seperti di sekitaran Jalan Yos Sudarso, para pedagang musiman ini mulai ramai menggelar dagangannya. Alasan dipilihnya Jalan Yos Sudarso karena merupakan jalan penghubung antara Pusat Kota dengan Kecamatan Rumbai.

Selain itu aktivitas lalu lintas di Jalan Yos Sudarso selalu padat, terlebih lagi pada saat menjelang malam pergantian tahun.

terompet2

Salah satu pedagang musiman ini ialah Sastramista yang telah berjualan sekitar 5 tahun, dimana tiap tahunnya ia menjual berbagai macam terompet.

Sastramista menjual mulai dari bentuk sederhana, bentuk naga, karakter kartun hingga bentuk hati di sekitaran Jalan Yos Sudarso.

Harga yang dipatoknya sendiri berkisar mulai dari Rp.15.000 hingga Rp.50.000. Untuk Terompet karton, dipasok dari pengrajin terompet yang ada di daerah Panam. Sedangkan untuk terompet plastik ia beli di toko mainan.

“Semakin dekat dengan malam pergantian tahun, pembeli terompet semakin banyak, apalagi jalan ini ramai dilalui oleh masyarakat,” ujar Sastramista.

Keuntungan dari penjualan terompet ini bisa mencapai Rp.100.000 perhari dan Rp.1.000.000 ketika malan pergantian tahun. “Semoga penjualan tahun ini laris manis” tutup Sastramista.

Problematika Kelapa Sawit Pada Lingkungan

Hampir di sepanjang jalan dapat di temui ladang kelapa sawit | infoPKU

Siapa yang tidak mengenal tanaman satu ini? Tanaman industri ini masih satu kerabat dengan tanaman palem, yaitu Kelapa Sawit (Elaeis).

Tanaman yang telah dibudidayakan dari zaman Hindia Belanda ini menghasilkan minyak masak, minyak industri, serta bahan bakar (biodiesel) dan tersebar di daerah Aceh, pantai timur Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Tingginya permintaan akan minyak kelapa sawit, berdampak pada banyaknya hutan dan perkebunan lama yang kemudian dikonversikan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Hal ini dapat terlihat pada tahun 2014, Indonesia memproduksi 33,5 juta ton minyak sawit, yang menghasilkan US $ 18,9 miliar dari pendapatan ekspor.

Minyak sawit telah menjadi ekspor paling berharga setelah batubara dan migas, dimana menjadi fenomena dengan pertumbuhan industrinya yang luar biasa dalam 30 tahun terakhir.

Riau menjadi propinsi di Indonesia dengan lahan sawit terluas, yakni sekitar 4,04 juta hektare. Hal ini disebabkan wilayah Pulau Sumatera timur memiliki lahan tanah gambut yang cocok ditanami kelapa sawit.

Berdasarkan data dari BLH Riau, lahan gambut terluas ada di Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak.

Total luas wilayah gambut di Provinsi Riau sendiri lebih dari 500.000 ha lahan gambut. Untuk diketahui bahwa gambut merupakan jenis tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang sangat tinggi.

Maraknya perkebunan sawit di Indonesia juga diperhatikan para aktivis lingkungan dunia. Pada tahun 2004, dibentuklah Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk menyelesaikan masalah perkebunan sawit.

Yang menjadi problematika saat ini adalah penghancuran hutan serta hilangnya habitat orang utan di Indonesia, yang merupakan spesies yang terancam punah.

Sedangkan dari dalam negeri, Walhi menyebut terdapat 5 propinsi yang mengalami dampak terparah, yakni Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumsel, Provinsi Kalbar dan Provinsi Kalteng.

Saat ini tidak sedikit para pemilik perusahaan melakukan “aksi kotor” dalam pembukaan lahan untuk kelapa sawit, seperti melakukan pembakaran hutan dan lahan karena biaya yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi.

Berbagai upaya pemerintah untuk memadamkan titik api, bahkan dengan meminta bantuan asing, namun masih terkendala musim kemarau serta sifat lahan gambut yang mudah terbakar.

Jika hal ini terus terjadi, maka dampaknya berupa kabut asap yang sangat buruk bagi kesehatan. Seperti penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), iritasi kulit, iritasi mata, asma dan pneumonia.

Sebenarnya keuntungan penanaman kelapa sawit tidak sebanding dengan kerusakan ekosistem hayati yang terjadi akibat pengalihan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Beberapa diantaranya adalah kabut asap akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar menyebabkan kabut asap. Belum lagi sifat dari kelapa sawit yang menyerap banyak unsur hara dan air dalam tanah, serta masih banyak lagi.

Dampak nyata yang kita rasakan adalah beberapa bulan lalu yaitu kabut asap hingga kita “mengekspor” ke negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Selain menimbulkan beberapa penyakit, kabut asap juga mengakibatkan aktifitas dibatalkan seperti kegiatan belajar mengajar (sekolah), penerbangan dan lain-lain.

Salah satu hal yang menyebabkan ini terjadi adalah lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di daerah. Semakin mudahnya perizinan, maka akan semakin banyak tanaman kelapa sawit yang ditanam.

Seharusnya Indonesia mencontoh negara tetangga Malaysia, dimana sejak tahun 1992 Malaysia telah membatasi ekspansi perkebunan sawit di wilayahnya dengan menerapkan peraturan batas minimum lahan negara sebagai hutan.

Namun di Indonesia permasalahan ini setiap tahun selalu terjadi, yang berimbas pada berbagai sektor, sehingga dibutuhkan peran pemerintah pusat dalam menyelesaikan masalah tersebut hingga tuntas.

Jika Tidak

22

Jika tidak, mengapa lintasan kita bersisian
menuju pusara yang sejak kaki-kaki kita pandai berkhianat,
sudah direnungkan
berjalan melewati pagi,
malamnya bertaruh mengecoh mimpi
Apakah ia akan pecah?
Apakah ia akan berai?
Bagaimana kau tahu pecah dan berai adalah beda?
semua hati menunggu,
siapa juga yang tidak menanti-nanti hasil undian keluar.
Jika pecah yang keluar, maka aku lah pemenang
jika berai yang keluar, semua ini akan menjadi melelahkan
karena jika tidak, mengapa lintasan kita berbeda?

Jika tidak, dari mana rindu itu berasal: ia bukan tuhan.
Tahu-tahu sudah di depan pintu,
mengetuk-ngetuk minta dibukakan
Bukankah tidak dikunci?
dalam gelap mengendap-endap,
aku hanya diam: pura-pura tidak tahu
Ini lucu,
kelewat lucu sampai aku mengulang-ulang
melebihi lagu kesukaan
hampir-hampir mengalahkan rumah yang membuat ingin pulang
tetap saja, aku masih pura-pura tidak tahu
memainkan satu-satunya peran yang aku mampu
karena jika tidak, aku harus tahu dari mana rindu itu berasal.

Jika tidak, dapatkah kau temukan alasan?
seperti saat kau menemukan kaki-kaki yang berkhianat, atau
menemukan rindu mengetuk pintu,
sudahlah.
Ada baiknya kita duduk di dermaga waktu,
memainkan silam
sambil menunggu tatapan saling jengah: pada senja,
pada suara yang memekakkan, pada diam yang membingungkan,
pada kita.
Kapankah itu?
Entahlah, ini seperti bergumam
terjebak pada kesimpulan yang malu-malu: bisa jadi gelisah merengek,
tidak ingin ditinggal.
Lunas sudah kuputuskan tetap menunggu
sembari menebak undian kartu,
biar kadang-kadang tergoda ingin melucu
Kau, tentukanlah keyakinanmu!
sebelum dermaga ini tutup
karena jika tidak, kau harus menemukan alasan itu
untukku.

(Pekanbaru, 16/12/2015)

Jimmi Jangkrik Ethnic Project, Kolaborasi Musik Tradisional & Modern

Jimmi Jangkrik Ethnic Project
Jimmi Jangkrik Ethnic Project

Jimmi Jangkrik Ethnic Project. Nama tersebut mungkin masih kurang familiar di telinga Encik dan Puan sekalian. Namun jangan salah, Jimmi Jangkrik Ethnic Project ini sendiri sudah tidak asing lagi bagi para penikmat musik tradisional Riau.

Jimmi Jangkrik Ethnic Project sendiri adalah sebuah kelompok musik yang terdiri dari musisi-musisi muda Pekanbaru, yang terbentuk pada Oktober 2013 lalu dan terus aktif berkarya hingga saat ini.

Jimmi Jangkrik sendiri, sebagai pendiri Jimmi Jangkrik Ethnic Project, adalah seorang musisi yang terus aktif menelurkan karya-karyanya.

Karya terbarunya adalah sebuah komposisi lagu berjudul “Rinduku di Nyanyian Panjang’’ yang telah dipentaskan di berbagai pentas musik Nasional dan Internasional.

Musisi-musisi ini hadir dengan  atmosfir musik yang lebih soft, calm, sweet, dan romantic. Semuanya dibawakan dalam format instrumental, membuat suasana yang lebih tenang dan nyaman bagi pendengar.

Jimmi Jangkrik Ethnic Project
Jimmi Jangkrik Ethnic Project

Beranggotakan 5 anggota tetap, Jimmi Jangkrik Ethnic Project konsisten mengembangkan dan melestarikan khazanah musik tradisi Indonesia.

Konsep musik yang diusung oleh kelompok ini adalah pengkolaborasian musik tradisional dengan musik-musik modern sehingga menghasilkan karya musik baru, atau yang biasanya disebut dengan istilah World Music.

Berikut adalah beberapa karya musisi-musisi ini :

Anak Putus Sekolah Didata Disdikbud Riau

ilustrasi
ilustrasi

Sebanyak 61 anak putus sekolah di Kecamatan Rumbai dan 70 anak putus sekolah di Kecamatan Tampan telah dikumpulkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau.

Adapun tujuan dikumpulkannya anak putus sekolah mulai dari tingkat SMP dan SMA di SMA Olahraga Rumbai ini antara lain adalah untuk mendata serta mendengarkan langsung keluhan mereka.

Keluhan yang disampaikan mereka sendiri cukup beragam, mulai dari ketiadaan biaya, serta banyak faktor lainnya yang menyebabkan mereka akhirnya terpaksa meninggalkan bangku sekolah.

Namun ada juga diantaranya yang mengaku malas sekolah karena dipengaruhi faktor lingkungan. Dengan adanya keterangan ini, Disdikbud Riau diharapkan agar tak salah langkah nantinya.

Program bantuan yang ditawarkan Disdikbud Riau dalam membantu anak putus sekolah tersebut adalah dengan melanjutkan pendidikan paket A, B dan C.

Karena diantara mereka tentu tidak semua bersedia melanjutkan pendidikan paket yang ditawarkan, Kadisdikbud Provinsi Riau,  Kamsol, memberikan solusi berupa keterampilan sesuai dengan hobi dan bakat mereka.

Mengenai pendanaannya sendiri, selain akan dialokasikan dalam APBD, paket pendidikan dan keterampilan tersebut juga dalam bentuk program orang tua asuh yang bersumber dari pihak swasta.

Kamsol sendiri mengatakan bahwa gerakan orang tua asuh ini dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap masyarakat yang kurang mampu terhadap sesamanya.

Untuk diketahui bahwa angka anak putus sekolah di Riau cukup besar, tingkat SMA/SMK mencapai 153 ribu, tingkat SMP 80 ribu, sedangkan SD 50 ribu.

Pekanbaru Raih WTN 2015

ilustrasi
ilustrasi

Kota Pekanbaru kembali menorehkan rekor di bidang perhubungan darat, yakni sukses meraih Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) ke-10.

Penghargaan WTN ini sempat terputus pada tahun 2011 yang lalu. Akan tetapi sejak tahun 2013 hingga tahun 2015, Pekanbaru kembali berhasil meraih Piala WTN kategori kota besar di Indonesia.

Piala WTN ini diserahkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo didampingi oleh Menteri Perhubungan Ignasius Johan kepada Wali Kota Pekanbaru Firdaus, di Istana Negara, Rabu (23/12).

Dikatakan oleh Wali Kota bahwa keberhasilan dalam meraih penghargaan ini tidak lepas karena sarana transportasi umum (Saum) yang menunjang pertumbuhan ekonomi kota bertuah.

Jokowi selaku Presiden menghimbau kepada Pemerintah Daerah untuk membangun sarana transportasi yang berlandaskan kebutuhan publik dan bukan karena terpaksa.

Pemko Pekanbaru pun ingin menunjukkan komitmen dalam menjalankan himbauan itu, antara lain dengan cara menyiapkan sarana transportasi yang lebih baik lagi.

Dipaparkan oleh Wali Kota, bahwa transportasi merupakan bentuk pelayanan dari pemerintah untuk masyarakat umum. Hal ini yang perlu ditingkatkan lagi agar lebih banyak masyarakat yang menggunakan SAUM.

Sementara di tempat yang sama, Provinsi Riau juga berhasil meraih piala WTN yang diterima langsung oleh Plt Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman.

Penghargaan ini sendiri merupakan yang kedua kalinya diraih berturut-turut oleh Pemprov Riau, sehingga saat ini telah berprediket Wiratama.

Provinsi Riau sendiri dianggap berhasil dalam mendukung dan menciptakan kawasan yang baik dalam dunia transportasi, baik dalam kelengkapan lalu lintas maupun ketersediaan sarana transportasi.