Home Blog Page 244

Spot Tersembunyi di Kompleks Stadion Utama Riau

0

Selama ini kita lebih mengenal Stadion Utama Riau sebagai Stadion megah yang terbengkalai, tapi tidak banyak yang tahu jika ada spot tersembunyi yang indah di sini.

Di kawasan Kompleks Stadion Utama Riau ini terdapat sungai kecil yang lingkungannya masih asri. Untuk menuju ke spot ini Encik dan Puan dapat masuk dari pintu gerbang ke-2 Stadion Utama.

Di sana hanya ada 1 jembatan untuk menuju ke sungai kecil tersebut. Biasanya banyak para pemburu yang membawa jalan anjing-anjing pemburunya untuk kemudian menjemur anjing-anjingnya di jembatan tersebut.

Dari atas jembatan, sudah terlihat beraneka macam ikan dengan berbagai ukuran yang terjebak dalam kubangan pasir. Tentunya pemandangan ini menggoda kita untuk segera turun ke bawah.

Jika Encik dan Puan ingin turun ke bawah, harap berhati-hati karena licin. Oleh karena itu jangan lupa untuk mencari pegangan pada dahan ranting. Setelah turun kita akan disuguhi pemandangan hijau yang masih asri.

Airnya yang masih jernih, membuat kita ingin meminumnya untuk sekedar melepaskan dahaga. Lepaskan sepatu Encik dan Puan, mari kita bermain air dan merendam kaki.

Nikmati pasir dan kerikil saat kita menyusuri kejernihan air sungai ini. Dengan menginjak pasir dan batu kerikil tersebut dapat mencegah penyakit rematik.

Lokasinya yang masih asri dapat menjadikan kawasan ini sebagai tempat sekedar menjauh dari hiruk pikuk perkotaan atau untuk hunting foto.

Ada baiknya Encik dan Puan mengunjungi spot tersembunyi di Kompleks Stadion Utama Riau ini pada saat pagi hari, terutama pada pukul 7-8 pagi karena masih terasa embunnya.

Encik dan Puan yang ingin menikmati suasana pagi yang masih segar dan matahari terbit di Kompleks Stadion Utama Riau ini diharapkan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, karena jika bukan kita siapa lagi yang akan menjaganya?

Penitipan Sepeda Motor di Polresta Pekanbaru Gratis

Menjelang mudik, biasanya Encik dan Puan akan meninggalkan harta benda di rumah. Tak terkecuali dengan sepeda motor, karena sebagian orang lebih memilih naik transportasi umum. Oleh karena Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pekanbaru membuka layanan penitipan sepeda motor.

Layanan penitipan sepeda motor gratis ini diperuntukkan bagi warga di masing-masing polsek yang ada. Demikian yang disampaikan oleh Kapolresta Pekanbaru, AKBP Tony Hermawan, Selasa (20/6), Pekanbaru.

Tony menjelaskan bahwa program penitipan sepeda motor gratis yang dilakukan oleh pihaknya ini bekerjasama dengan setiap kecamatan untuk memberikan rasa nyaman bagi warga yang ingin mudik. Ia juga mempersilahkan kepada warga yang menitipkan motornya di polsek di wilayahnya.

Tony menambahkan jika penitipan di Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) tidak mencukupi, maka sebagian dapat dititipkan di Kantor Camat tanpa dipungut biaya apapun. Dijelaskannya bahwa penitipan ini adalah untuk memberikan rasa nyaman selama warga mudik.

Untuk penitipan ini pihaknya hanya mepriositaskan untuk sepeda motor. Sementara itu untuk mobil, ia akui tidak memililki tempat parkir yang memadai.

Legenda Ikan Patin

0

Sebagai penduduk Provinsi Riau, Encik dan Puan tentu mengenal ikan patin. Ikan ini merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang banyak digemari oleh banyak orang terutama di wilayah Indonesia. Ikan ini memiliki tubuh yang panjang berwarna putih silver dengan punggung berwarna biru kehitaman.

Meski ikan patin ini cukup populer di kalangan orang Melayu, ada sebagian orang Melayu yang tidak mengkonsumsi ikan ini. Berikut ini legenda mengenai ikan yang sering diolah menjadi asam pedas ini:

Awang Gading adalah seorang nelayan tua yang tinggal di tepi Sungai Jantan, nama Sungai Siak dahulu. Meski tinggal sendirian, ia tetap bahagia. Ia menghabiskan waktunya untuk mencari ikan di sungai dan kayu di hutan.

Suatu hari Awang Gading sedang mengail ikan di tepian sungai, berkali-kali umpannya dimakan ikan. Tapi saat kailnya ditarik, ikannya terlepas. Hari itu tidak ada satupun ikan yang tersangkut pada kailnya.

Saat akan beranjak pulang, tiba-tiba Awang Gading mendengar tangisan. Dengan mengendap-endap, Awang Gading mencari sumber suara tersebut. Akhirnya ia menemukan bayi perempuan yang baru lahir tergeletak di atas batu.

Karena tidak menemukan orang tua dari bayi tersebut, Awang Gading membawa bayi itu pulang ke rumah. Malam itu, ia menghadap Ketua Kampungnya untuk melapor dan menyerahkan bayi yang ditemukannya itu.

Ketua Kampung menerima kedatangan Awang Gading dengan raut gembira karena menurut Ketua Kampung, hal itu adalah sebuah anugerah dari Raja penghuni Sungai untuk memelihara anak itu.

Awang Gading yang memelihara dan merawat anak tersebut karena ia telah lama hidup menyendiri, kemudian mengadakan syukuran dengan mengundang seluruh tetangganya.

Anak tersebut kemudia diberi nama Dayang Kumunah. Sejak kehadiran Dayang, membuat Awang Gading makin semangat bekerja. Tiap hari diajaknya Dayang pergi mengail dan mencari kayu untuk mengenalkan keindahan alam kepada anaknya itu.

Waktu semakin berlalu, Dayang tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan berbudi pekerti yang luhur. Dia juga selalu ayahnya dalam menyelesaikan pekerjaan. Hanya saja ada satu keganjilan yang membuat Awang Gading tidak habis pikir, kenapa anaknya tidak pernah tertawa.

Suatu hari, entah bagaimana seorang pemuda kaya bernama Awangku Usop singgah di rumah Awang Gading. Awangku Usop terpesona akan kecantikan Dayang Kumunah. Lalu Awangku Usop melamar Dayang Kemunah dan lamaran tersebut diterima oleh Awangku Gading. Tetapi Dayang Kemunah mengajukan suatu syarat.

Dayang Kemunah meminta kepada Awangku Usop untuk tidak membuatnya tertawa, karena ia berasal dari dunia yang berbeda. Ia berasal dari dunia sungai dan mempunyai kebiasaan berbeda dengan manusia. Meski demikian, ia akan tetap belajar menjadi istri yang baik.

Karena telah terlanjur mencintai Dayang Kemunah, Awangku Usop menyetujui syarat tersebut. Pernikahan pun dilangsungkan dengan disaksikan seluruh kampung. Kedua pasangan itu sangat serasi, Dayang Kemunah sangat cantik dan Awangku Usop sangat tampan.

Kehidupan rumah tangga mereka cukup bahagia, hingga suatu ketika Awang Gading meninggal dunia. Dayang Kemunah pun terus bersedih sampai berbulan-bulan, meskipun Awangku Usop selalu berusaha membahagiakan hati istrinya itu.

Kesedihan Dayang Kemunah akhirnya terobati dengan kelahiran anak-anaknya yang berjumlah lima orang. Kebahagiaan kembali tercipta di keluarga tersebut.

Namun seiring berjalannya waktu, Awangku Usop merasa kebahagiaan keluarganya belum lengkap jika belum melihat Dayang Kemunah tertawa. Meskipun Awangku Usop masih tetap memegang syarat dari Dayang Kemunah saat melamarnya dulu.

Suatu hari, si bungsu mulai pandai berjalan. Seluruh anggota keluarga tertawa bahagia melihatnya, kecuali Dayang Kemunah. Awangku Usop meminta Dayang Kemunah untuk ikut tertawa.

Tentu saja hal itu ditolak Dayang Kemunah, ia kembali mengingatkan syarat yang pernah diajukan pada suaminya. Namun, Awangku Usop terus mendesaknya.

Karena takut mengecewakan hati suaminya, Dayang Kemunah pun tertawa. Saat membuka mulut, tampak insang ikan dalam mulutnya yang menandakan bahwa ia merupakan keturunan ikan.

Tak lama setelah itu, Dayang Kemunah segera ke sungai. Awangku Usop dan anak-anaknya yang keheranan, kemudian mengikuti Dayang Kemunah.

Sesampai di sungai, perlahan tubuh Dayang Kemunah berubah menjadi ikan. Awangku Usop yang segera menyadari kesalahannya, kemudian meminta maaf. Ia meminta Dayang Kemunah untuk kembali ke rumah.

Namun semua terlambat, Dayang Kemunah telah menjadi ikan kembali dengan bentuk badan cantik dan kulit mengkilat tanpa sisik. Mukanya menyerupai manusia, ekornya seolah-olah sepasang kaki yang bersilang. Ia diyakini sebagai ikan patin.

Sebelum menyelam ke dalam air untuk selama-lamanya, Dayang Kemunai berpesan pada Awangku Usop untuk menjaga anak-anaknya. Awangku Usop dan anak-anaknya sangat bersedih atas kepergian Dayang Kemunai dengan cara tak lazim tersebut.

Sehingga mereka anak beranak kemudian berjanji tidak akan makan ikan patin karena dianggap sebagai keluarga mereka. Itulah sebabnya, sebagian orang Melayu tidak memakan ikan patin.

Trans Studio Pekanbaru Bakal Tampil Beda

Pihak Trans Corporation milik Chairul Tanjung secara resmi menanamkan modalnya senilai Rp500 miliar untuk membangun Trans Studio Pekanbaru pada lahan seluas 3.500 m2.

Kepastian pembangunan tersebut setelah Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman bersama Wali Kota Pekanbaru Firdaus, dan CEO Trans Corp Chairul Tandjung melakukan ground breaking di kawasan tersebut, Jumat lalu (3/6).

Rencananya nanti gedung lima lantai ini akan dibangun kawasan wisata, hiburan, perbelanjaan serta hotel. Sebagai Trans Studio pertama di Sumatera, Trans Studio Pekanbaru ini akan menghadirkan berbagai wahana permainan yang lengkap, meski berukuran mini.

Disampaikan oleh Project Director Trans Studio Wibowo Iman Sumantri bahwa pihaknya selain akan membangun Trans Studio Mini, juga akan membangun Trans Mart, Carefour dan The Zuri Hotel.

Untuk konsep Trans Studio Pekanbaru sendiri adalah memaksimalkan lahan terbatas dengan membangun jalur wahana jet coaster keluar masuk gedung sehingga menjadi sebuah sensasi tersendiri.

Sementara itu, alasan dipilihnya Kota Pekanbaru adalah karena letak wilayahnya yang strategis serta menjanjikan bagi dunia investasi di bidang jasa.

Atas dasar tersebut, Iman merasa optimis sambutan masyarakat Kota Pekanbaru dengan kehadiran Trans Studio mini ini akan sangat bagus.

Baik Gubernur Riau maupun Wali Kota Pekanbaru sendiri menyambut positif akan kehadiran Trans Studio mini tersebut, karena selain akan menambah PAD juga dapat membuka lowongan kerja untuk warga Pekanbaru.

BI Buka Penukaran Uang

Kebutuhan akan penukaran uang pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437H semakin meningkat.

Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) beserta beberapa Bank yang ada di Kota Pekanbaru membuka layanan penukaran uang.

BI sendiri telah menyiapkan sebanyak Rp 5,2 triliun uang baru untuk ditukarkan dalam menyambut kebutuhan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Selain BI, ada enam Bank milik pemerintah dan swasta yang buka meja penukaran uang, yakni:

  1. Bank Riau Kepri Syariah
  2. Bank Mestika
  3. BOB
  4. Bank Citras
  5. BTN
  6. Bank Harapan Indonesia (BHI)

Layanan penukaran uang ini telah dimulai sejak Senin (13/6) hingga Kamis (30/6) mendatang, pada pukul 09.00-14.00 WIB.

Dikatakan oleh Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau, Ismet Inono, Senin (13/6) di Pekanbaru, bahwa penukaran ini dirasa pihaknya telah cukup untuk mengakomodir permintaan di Kota Pekanbaru.

Sedangkan untuk di daerah, pihaknya juga akan menggelar layanan ini di beberapa kabupaten, seperti di Tembilahan dan di Dumai.

Ismet kemudian berpesan kepada warga untuk tidak perlu khawatir, karena BI telah menyediakan uang yang cukup untuk ditukar.

Selain itu ia juga mengimbau agar masyarakat tidak menukar uang di luar perbankan, terlebih lagi lewat pedagang uang karena dikhawatirkan palsu.

Dongeng Putri Kaca Mayang

0

Putri Kaca Mayang merupakan sebuah dongeng mengenai asal mula Kota Pekanbaru. Dulu namanya dijadikan sebagai Taman Rekreasi di pusat Kota Pekanbaru. Saat ini Taman Rekreasi Kaca Mayang sudah dihancurkan dan menjadi Taman Ruang Terbuka Hijau Kaca Mayang.

Putri Kaca Mayang sendiri makamnya berada di Desa Gasib, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak. Berikut ini dongeng Putri Kaca Mayang:

Pada zaman dahulu kala, berdirilah kerajaan yang sangat termasyur di tepian Sungai Siak. Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Gasib. Kemasyuran tersebut dikarenakan adanya seorang panglima yang gagah perkasa dan juga disegani, Panglima Gimpam namanya.

Selama Panglima Gimpam menjadi panglima kerajaan, tidak ada satupun kerajaan lain yang dapat menaklukkan Kerajaan Gasib karena pasukan yang dipimpinnya selalu memenangkan pertarungan.

Tak hanya itu, di Kerajaan Gasib juga ada salah seorang putri yang kecantikannya telah terkenal hingga ke berbagai negeri. Putri tersebut bernama Putri Kaca Mayang.

Meski demikian, belum ada seorang raja pun yang berani meminangnya. Mereka merasa segan untuk meminang sang Putri, karena Raja Gasib terkenal mempunyai Panglima Gimpam yang gagah berani itu.

Sampai pada suatu hari, datanglah dua utusan yang berasal dari Kerajaan Aceh. Adapun tujuan kedatangan mereka adalah untuk menyampaikan pinangan Raja Aceh yang ingin mempersunting Putri Kaca Mayang. Akan tetapi, pinangan tersebut ditolak oleh Raja Gasib yang merasa bahwa putrinya masih belum bersedia untuk dinikahi.

Setelah pinangan tersebut ditolak, maka kedua utusan tersebut kembali ke Aceh dan menyampaikan penolakan Raja Gasib. Raja Aceh yang tersinggung akhirnya memutuskan untuk berperang.

Raja Gasib sebelumnya telah menduga bahwa Raja Aceh akan menyerang karena penolakan tersebut. Oleh sebab itu, ia pun segera mempersiapkan pasukannya di bawah pimpinan Panglima Gimpam.

Panglima Gimpam pun langsung menuju ke kuala sungai untuk berjaga di gerbang utama, menyambut kedatangan pasukan Kerajaan Aceh yang hendak menyerang.

Ternyata persiapan ini diketahui oleh Raja Aceh melalui mata-mata yang diutusnya. Raja Aceh pun mengeluarkan siasat licik dengan memaksa seorang penduduk setempat untuk menunjukkan jalan lain menuju ke Kerajaan Gasib.

Akhirnya, sampailah Raja Aceh ke Kerajaan Gasib tanpa sepengetahuan Panglima Gimpam. Dengan ketiadaan Panglima Gimpam, maka memudahkan Raja Aceh memporak-porandakan Kerajaan Gasib.

Para prajurit Kerajaan Gasib yang tidak menduga hal ini akhirnya kalah perang. Setelah memporak-porandakan Kerajaan Gasib, Raja Aceh kemudian melarikan Putri Kaca Mayang.

Panglima Gimpam yang baru mengetahui hal tersebut, kemudian bergegas menuju ke Kerajaan Aceh. Dengan kesaktiannya, Panglima Gimpam sampai di gerbang Kerajaan Aceh.

Namun di depan gerbang tersebut, ia telah disambut oleh para prajurit dan dua ekor gajah ganas Kerajaan Aceh. Berkat kesaktiannya, ia berhasil mengalahkan para prajurit tersebut. Bahkan gajah tersebut berhasil dijinakkannya.

Melihat kesaktian Panglima Gimpam, Raja Aceh akhirnya menyerahkan Putri Kaca Mayang. Seketika itu juga, Panglima Gimpam memutuskan untuk kembali pulang ke Kerajaan Gasib.

Selama di perjalanan, Putri Kaca Mayang mengidap suatu penyakit parah. Kesehatan tubuhnya semakin melemah dan ia tidak tahan lagi untuk melanjutkan perjalanan.

Akhirnya di tepian Sungai Kuantan, Putri Kaca Mayang meminta Panglima Gimpam untuk menghentikan perjalanan. Tak lama kemudian, ia meninggal di pangkuan Panglima Gimpam.

Panglima Gimpam yang menyesal telah gagal membawa Putri Kaca Mayang kembali dengan hidup akhirnya menyerahkan jenazah Putri kepada Raja Gasib.

Mengetahui hal itu, Raja Gasib beserta seluruh penduduk Kerajaan Gasib merasa sedih. Bahkan ia akhirnya menyerahkan pucuk pemerintahan kepada Panglima Gimpam karena merasa tak mampu lagi memimpin kerajaan.

Sepeninggalan Raja Gasib yang mengasingkan diri di Gunung Ledang, Malaka, Panglima Gimpam pun menjadi pemimpin kerajaan. Namun karena kesetiaannya, Panglima Gimpam melepaskan jabatannya.

Panglima Gimpam kemudian memutuskan untuk meninggalkan Kerajaan Gasib dan membuka perkampungan baru yang akhirnya semakin berkembang. Perkampungan tersebut kini menjadi Kota Pekanbaru.

Dongeng ini dipercaya sebagai asal-usul Kota Pekanbaru, makam Panglima Gimpam sendiri masih dapat Encik dan Puan jumpai di Hulu Sungai Sail, sekitar 20 km dari kota Pekanbaru.

“Kempang” sebagai Transportasi Andalan di Meranti

0

Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai kabupaten termuda di Provinsi Riau secara geografis merupakan wilayah kepulauan. Dengan kondisi geografis tersebut, maka dibutuhkan jasa transportasi yang efektif dan efisien. Jasa transportasi tersebut adalah kempang.

Kempang adalah perahu yang dibuat dari batang kayu dengan menggunakan mesin. Saat ini Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti telah memberikan bantuan transportasi ini ke beberapa desa.

Keberadaan kempang saat ini dirasakan sangat besar manfaatnya bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, khususnya yang berdomisili di Kecamatan Rangsang Barat, Rangsang Pesisir dan Pulau Merbau.

Karena dapat membantu berbagai aktivitas sehari-hari masyarakat, seperti melaksanakan tugas kantor di Selatpanjang (ibu kota Kabupaten Meranti), aktivitas berdagang sampai pada urusan lainnya yang harus diselesaikan di Selatpanjang.

Selain dapat membawa penumpang, kempang juga mampu membawa kendaraan roda dua. Hal inilah yang menyebabkan transportasi ini menjadi andalan, terutama bagi masyarakat di luar Kota Selatpanjang.

Selain efektif, harga tiket kempang ini pun juga relatif terjangkau. Untuk keberangkatan dari Pelabuhan Peranggas, Lemang dan Sialang Pasung (Kec. Rangsang Barat) tujuan Selatpanjang hanya dikenakan tarif Rp 15.000 per sepeda motor. Sedangkan untuk pulang-pergi (PP) hanya dikenakan tarif Rp. 25.000 dengan masa berlaku tiket selama tiga hari.

Di saat Hari Raya Idul Fitri, kempang menjadi jasa transportasi yang sangat dibutuhkan oleh warga. Tak jarang pada momen lebaran ini, para pemilik transportasi ini bisa mendapatkan omset penghasilan rata-rata Rp 1 juta hingga Rp 2 juta perharinya.

Nilai UN SMP Tertinggi di Riau Diraih Pekanbaru

Kota Pekanbaru berhasil meraih nilai UN SMP tertinggi di Provinsi Riau dengan meraih total nilai 275,77. Keberhasilan ini disampaikan oleh Ketua UN Provinsi Riau, Drs. Abdul Kadir, Senin (13/06).

Selain itu, salah seorang siswa SMPN 4 Pekanbaru meraih nilai tertinggi UN SMP/MTs se-Provinsi Riau tahun 2016. Siswi tersebut bernama Andra Wahdini.

Ia mendapatkan total nilai 389,5, yang mana ujian Bahasa Indonesia meraih nilai 96,0, Bahasa Inggris dengan nilai 96,0, nilai Matematika 97,5 dan IPA dengan nilai 100,0.

Dikatakan oleh Abdul Kadir bahwa informasi tersebut berdasarkan daftar nilai UN yang ia terima dari pusat. Sementara itu Kabupaten Indragiri Hilir meraih peringkat kedua dengan total nilai 271,69.

Kabupaten Bengkalis berada pada peringkat ketiga dengan total nilai 258,95. Peringkat empat diraih oleh Kabupaten Rokan Hulu dengan nilai 257,02.

Melengkapi lima besar, Kabupaten Siak dengan total nilai 253. Kabupaten Kampar di peringkat enam dengan total nilai 252,49. Di peringkat ketujuh, Kabupaten Pelalawan dengan total nilai 240,65.

Kabupaten Meranti dengan total nilai 230,37 berada pada peringkat kedelapan. Kabupaten Rohil dengan total nilai 225,63 ada di peringkat kesembilan.

Kabupaten Kuantan Singingi dengan total nilai 209,54 meraih peringkat sepuluh. Kota Dumai dan Kabupaten Indragiri Hulu berada pada dua urutan terbawah dengan total nilai masing-masing 207,6 dan 196,87.

Ia mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan UN pada tahun yang lalu terjadi sedikit penurunan, yakni sekitar 19,01 digit. Pada tahun lalu total nilai yang diperoleh 266,13, sedangkan sekarang hanya 247,14 nilai total keseluruhan.

Walau terjadi penurunan, tingkat integritas dan kejujuran pada pelaksanaan UN tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Alasan Petang Megang Berubah Jadi Petang Belimau

Di Kota Pekanbaru, ada sebuah tradisi dalam menyambut bulan suci ramadhan yang dilakukan sehari sebelum hari pertama ramadhan. Tradisi tersebut dikenal dengan nama Petang Megang.

Namun kini tradisi Petang Megang telah berubah menjadi Petang Belimau. Tentu banyak dari kita yang belum mengetahui kenapa tradisi ini berubah nama.

Perubahan istilah tersebut melibatkan beberapa tokoh praktisi maupun budayawan melayu dalam diskusi bersama di gedung Lembaga Adat Melayu Riau, Kota Pekanbaru.

Ketua LAM Riau, Al Azhar, mengatakan bahwa perbedaan istilah ini tidak akan mengurangi substansi dari kegiatan tahunan menjelang bulan ramadhan itu.

Kemudian ia menjelaskan pada dasarnya istilah tersebut yang berubah hanya dari segi terminologi bahasa saja namun maknanya tetap sama.

Meski demikian, ada pihak yang pro maupun kontra dari kalangan intern LAM Riau sendiri terkait perubahan istilah tradisi Melayu Pekanbaru ini.

Adapun kelompok yang setuju dengan Petang Megang dikarenakan istilah ini telah dipakai sejak lama, yakni sejak tahun 1997 silam dan kebanyakan daerah di Sumatera menggunakan istilah ini, seperti di Aceh.

Sedangkan kelompok yang setuju dengan Petang Belimau karena istilah tersebut yang disesuaikan dengan kondisi Pekanbaru saat ini, serta istilah ini tak lepas dari bahasa Melayu Pekanbaru.

Al Azhar mengungkapkan bahwa penggunaan istilah ini tidak akan merubah khasanah budaya melayu. Ia juga berharap agar penggunaan istilah itu tidak terlalu dipermasalahkan, apalagi muncul opini di masyarakat.

Lokasi Bazar Ramadhan Disperindag Riau

Untuk meringankan beban masyarakat karena kenaikan harga bahan kebutuhan pokok pada saat bulan Suci Ramadhan 1437 H, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau menggelar Bazar Ramadhan.

Bazar Ramadhan ini sendiri terlaksana dari hasil kerjasama dengan BUMN dan beberapa perusahaan besar serta para pelaku usaha untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.

Dengan dilaksanakannya Bazar Ramadhan ini maka dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli berbagai bahan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah dari pada harga di pasar.

Dikatakan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, M Firdaus, bahwa untuk berbelanja di Bazar Ramadhan tidak perlu beli kupon. Meski demikian, untuk pembeliannya dibatasi jumlahnya.

Bagi Encik dan Puan yang ingin berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga murah, berikut ini lokasi dan jadwal Bazar Ramadhan yang diselenggarakan oleh Disperindag Provinsi Riau:

  • Ahad (5/6), di Bawah Jembatan Siak III pada saat pelaksanaan Petang Belimau
  • Kamis (9/6), di Kantor Camat Bukit Raya
  • Selasa (14/6), di Kantor Lurah Payung Sekaki, Jalan Serayu
  • Kamis (16/6), di Desa Teratak Buluh, Kabupaten Kampar
  • Selasa (21/6), di Kantor Camat Rumbai Pesisir
  • Kamis (23/6), di Kantor Camat Tampan
  • Senin (27/6), di Kantor Camat Tenayan Raya
  • Selasa (28/6), di Seikijang, Kabupaten Pelalawan