Jarak Pandang di Pekanbaru Terbatas, Pesawat Dialihkan

0
323
Jarak Pandang di Pekanbaru Terbatas

Pendaratan pesawat di Pekanbaru sempatkan dialihkan karena adanya keterbatasan jarak pandang di Kota Pekanbaru, Selasa (15/8/2023) pagi tadi.

Ganggu Jadwal Penerbangan

Pihak Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru menjelaskan karena adanya gangguan jarak pandang mengakibatkan adanya gangguan jadwal penerbangan.

Eksekutif General Manager Bandara Pekanbaru, M. Hendra Irawan, mengatakan adanya gangguan jarak pandang itu telah berdampak pada beberapa penerbangan, serta mengalami keterlambatan sekitar 60 menit.

Hendra menuturkan bahwa setidaknya ada 2 penerbangan yang terdampak akibat gangguan jarak pandang tersebut, yaitu:

  • Pesawat Lion Air JT-279 tujuan ke Yogyakarta
  • Pesawat Wings Air IW-1242 tujuan ke Kualanamu
Sempat Mendarat Di Batam

Tidak hanya gangguan keberangkatan, akibat jarak pandang terbatas itu juga berdampak pada pesawat yang mendarat. Seperti:

  • Pesawat Batik Air ID-6850 dari Soekarno-Hatta
  • Pesawat Citilink QG-936 dari Soekarno-Hatta.

Kedua pesawat itu terganggu mendarat, bahkan sempat dialihkan mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.

Jarak Pandang Telah Membaik

Meskipun sempat mengalami gangguan karena keterbatasan jarak pandang, namun kini diklaim jika jarak pandang di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru itu telah membaik.

Bahkan semua jadwal penerbangan di Pekanbaru dikabarkan sudah kembali normal, seperti sedia kala, dan sudah di atas 2.000 meter.

Kondisi Pekanbaru

Adapun tadi pagi sekitar pukul 06.15 WIB, kabut embun menyelimuti Kota Pekanbaru. Yang mana menyebabkan jarak pandang terbatas, yakni sekitar 200 meter.

Penjelasan BMKG Pekanbaru

Salah seorang Staf BMKG Pekanbaru, Yasir mengatakan bahwa fenomena di Pekanbaru tadi pagi adalah kabut atau fog.

Hal tersebut karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya. Yang mengakibatkan uap air yang berada di atas permukaan mencapai suhu titik embun. Kemudian uap air tersebut mengalami proses kondensasi, menjadi titik air kecil yang melayang di permukaan bumi.

“Seiring kemunculan sinar matahari, maka kabut ini akan memudar,” pungkas Yasir.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.