Maraknya lembaga survey hitung cepat (quick count ) yang tidak mengedepankan kebenaran dan lebih cenderung provokatif dengan hitung-hitungan yang membingungkan membuat masyarakat semakin terprovokasi dan menganggap pasangan salah satu Calon Presiden dan Wakil Presiden telah memenangi Pemilihan Presiden 2014 ini.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai kondisi masyarakat di kalangan bawah yang mempertanyakan keabsahan hasil hitung cepat ini, pasalnya hasil yang dimunculkan oleh televisi nasional sudah menjurus ke arah kebohongan publik.
Kecaman dan kebingungan ini diluapkan oleh masyarakat melalui jejaring media sosial sebagai bentuk kekecewaan mereka pada hasil hitung cepat yang sudah tidak fair lagi dalam menjelaskan fakta dilapangan.
Sebagai media berekspresi atas kebohongan hasil hitung cepat ini, masyarakat menumpahkannya melalui jejaring facebook, twitter dan juga melalui telepon pintarnya yakni blackberry messenger-nya.
“Ini sudah tidak benar, ini sebuah bentuk penggiringan opini, dan akan melegalkan cara-cara yang tidak fair iniâ€tulis Bima dalam akun facebooknya kesal seperti dikutip dari GagasanRiau.
Dijelaskan oleh Bima lagi, bahwa hasil hitung cepat versi quick count ini akan mendelegitimasi fungsi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga resmi penyelenggaraan pemilu.
“Masyarakat jangan terpancing, kita tunggu hasil resminya yakni hasil hitung manual melalui KPU, baru kita memastikan siapa pemenang Pilpres 2014 ini†pesan blackberry messegger yang dikirim ke redaksi Gagasanriau.com Kamis dinihari (10/7/2014).