Bus Air Senapelan yang saat ini tidak beroperasi lagi dinilai oleh Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia (ASITA) Riau dapat dioperasikan untuk mengangkat desa wisata di Okura atau menyusuri Sungai Siak.
Dede Firmansyah, Ketua ASITA Riau, Jumat (29/4) menyanyangkan mangkraknya Bus Air Senapelan. Padahal katanya, bus air tersebut dapat dimanfaatkan untuk transportasi di wisata dakwah Okura atau menjelajahi Sungai Siak.
Bus Air Senapelan yang merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan ini diresmikan pengoperasiannya oleh Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, pada tanggal 29 Oktober 2015 yang lalu dan digadang-gadangkan menjadi ikon wisata di Sungai Siak.
Meski pemerintah pusat telah mengucurkan dana sebesar Rp2,2 miliar dari APBN tahun 2014, kenyataannya Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru gagal menarik minat masyarakat Kota Pekanbaru.
Saat pertama kali launching, Bus Air Senapelan ini berlayar sebanyak 4 kali dalam sepekan. Yakni pada hari Selasa, Kamis, Sabtu dan Ahad.
Adapun untuk rutenya dimulai dari Pelabuhan Sungai Duku ke Pelabuhan Pelindo, Kampung Bandar (Meranti Pandak), PLTU Tenayan Raya, Desa Okura, Desa Melebung, pulang pergi dengan memakan waktu tiga jam sekali jalan.
Selama tiga jam pelayaran tersebut, Bus Air Senapelan menghabiskan bahan bakar minyak jenis premium sekitar 200 liter dan beroperasional sekitar tiga bulan, sebelum berhenti operasi awal tahun 2016.
Padahal bus air ini dapat mengangkut penumpang sebanyak 50 orang dan dapat menjadi akses transportasi ke desa wisata dakwah Okura.
Pada akhir tahun lalu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru, Hermanius, menyatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan wisata air agar menjadi ikon wisata di Kota Pekanbaru.
Hermanius berujar bahwa pengembangan wisata air tersebut akan dilakukan di Bandar Senapelan, daerah tepian Sungai Siak yang biasanya diadakan acara petang megang dalam menyambut datangnya Ramadhan.
Nantinya area di sekitar Bandar Senapelan akan dibuat kuliner terapung yang merupakan konsep water front city. Selain itu juga akan ada pengembangan di seberang Sungai Siak atau Desa Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir.
Seperti yang diketahui bahwa di kawasan Desa Okura masih banyak penduduk asli Suku Melayu. Oleh karena itu pihaknya akan mempromosikannya pada para wisatawan.