Ketua Fraksi Partai Golkar, Roni Amril menegaskan, saat ini pemasangan reklame di Pekanbaru tidak beraturan dan banyak melanggar estetika. Penempatannya pun banyak yang tidak sesuai dan merusak keindahan kota.
‘’Saya hanya berharap jangan sampai Kota Pekanbaru ini menjadi hutan reklame yang tidak tertata dengan aturan yang sudah dibuat, dan saya yakin jika dibiarkan kondisinya akan makin parah,’’ ungkap Roni, Kamis (23/5).
Dia menegaskan, saat ini disebutkan Pemko sedang melakukan sosialisasi terhadap aturan baru soal pemasangan baru reklame, dan menganggap reklame dan sejenisnya yang terpajang saat ini disebut ilegal.
‘’Terus lakukan sosialisasi itu supaya semua tahu,’’ tuturnya.
Dilanjutkannya, terhadap reklame yang ada itu tidak memenuhi standar titik, kualifikasi, spesifikasi, keselamatan dan estetika yang telah ditetapkan dalam Perwako. ‘’Ini harus dikejar oleh Pemko dan dibongkar. Jika pemiliknya enggan maka Pemko yang harus membongkarnya,’’ tegas Roni.
Pemko pun dikatakannya, yang timnya itu dari Dinas Tata Kota harus segera mendata untuk ke depannya, habisnya kapan masa pemasangan. ‘’Kalau ilegal bongkar. Atau kami usulkan saat izin baru Pemko harus minta biaya bongkarnya diawal pemberian izin. Pemerintah harus tegas,’’ ungkapnya lagi.
Langkah penertiban ini tentu supaya wajah kota tidak rusak oleh banyaknya reklame yang tidak sesuai dengan Perwako. Untuk jalan Sudirman misalkan harusnya jalan Sudirman itu tidak semua reklame bisa dipasang di jalan protokol. Begitu juga dengan jalan-jalan yang lain, harusnya ditentukan reklame seperti apa yang bisa dipasang di Jalan Sudirman jangan asal. ‘’Harus ada filter, dan selektif dari Pemko,’’ singkatnya.
Ditegaskan Roni lagi, Pemko harus kontrol soal ini. Dia minta jangan ada yang bocor, semua harus ditata dan diawasi, harus punya tim.
‘’Kita tidak pungkiri pemasangan reklame ini banyak yang bocor di Pekanbaru, dan setiap pemasangan reklame harus ada kajiannya. Artinya mau seramai apa pun reklame yang dipasang tapi harus melalui kajian dan aturan yang ada serta dapat dipertanggungjawabkan,’’ tuturnya.
Dia juga menegaskan supaya kondisi saat ini tidak ada yang mencari keuntungan pribadi. ‘’Jangan sehat di kondisi , pengaturan yang sakit. Artinya jangan gunakan karut marut reklame ini untuk kepentingan pribadi,’’ tutupnya. (Riau Pos)