Angka Positif Covid Riau Hari Ini (Jumat, 16/7/2021) bertambah sebanyak 858 kasus, pasien sembuh bertambah 389 kasus, dan 19 pasien yang meninggal dunia. Sehingga jumlah kasus terkonfirmasi Covid di Riau menjadi 80.206 kasus.
Dari jumlah Pasien Covid19 Riau Hari Ini, sebanyak 70.893 pasien positif Corona Riau yang telah sembuh dan pulang. 1.000 pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit, 6.171 orang isolasi mandiri, serta 2.142 pasien yang telah meninggal.
Jumlah Suspek
Untuk jumlah suspek di Riau sebanyak 99.229 orang. Suspek yang isolasi di rumah sakit berjumlah 156 pasien, suspek yang telah selesai isolasi berjumlah 95.315 orang, dan suspek yang isolasi mandiri sebanyak 3.411 orang. Sedangkan suspek yang meninggal dunia berjumlah 347 orang.
Jumlah Spesimen
Sementara spesimen di Riau yang diperiksa sebanyak 2.809 spesimen, serta jumlah orang yang telah diperiksa 2.564 orang. Sehingga saat ini total spesimen swab yang telah diperiksa di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad mencapai 406.155 sampel.
Tren Kasus Positif COVID-19 di Riau Melonjak, Gubri Ajak Masyarakat Tingkatkan Displin Prokes
Tren kasus konfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Riau belakangan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Atas kondisi itu Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih hati-hati dan terus meningkatkan disiplin protokol kesehatan (Prokes), karena dikhawatirkan di Riau ada varian Delta.
Untuk diketahui, kasus COVID-19 di Riau dalam beberapa hari di atas 500 kasus perhari. Padahal sebelumnya kasus di Riau di angka 200-300 orang perhari.
Peningkatan kasus dikhawatirkan ada penyebaran varian baru. Karena itu masyarakat diminta untuk waspada dan tetap mematuhi Prokes.
Penggunaan masker dobel dianjurkan untuk mencegah penularan virus Corona, termasuk varian Delta. Pemakaian dua masker harus dilakukan dengan tepat agar efektif menangkal virus.#infoPKU #Pekanbaru #maskerdobel pic.twitter.com/cVa8nRbTe2
— Informasi Pekanbaru (@infoPKU) July 13, 2021
Gubri Ingin Pasien Dirawat di Fasilitas Milik Pemerintah
Untuk mengurangi angka kematian, Gubri Syamsuar menginginkan pasien isolasi mandiri (isoman) dirawat di fasilitas milik pemerintah.
Hal ini agar masyarakat yang melakukan isolasi bisa dikontrol dengan baik oleh petugas kesehatan yang ada di tempat isolasi yang telah disediakan pemerintah, sehingga meningkatnya jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 bisa diantisipasi.
“Kita tidak ingin ada kejadian seperti di Pulau Jawa bahwa ada masyarakat meninggal di rumah karena melakukan isolasi mandiri di rumah, susah mengontrol, tenaga medis tidak ada,” kata Gubri saat memimpin Rapat Koordinasi Persiapan PPKM Darurat dan Evaluasi PPKM Diperketat di Kota Pekanbaru yang berlangsung di Gedung Daerah Balai Serindit, Senin (12/7/2021).
Wagubri Lepas 60 Ambulans Jemput Pasien Covid 19 yang Isolasi Mandiri di Pekanbaru
Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Edy Nasution didampingi Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi melepaskan 60 ambulans untuk menjemput pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah yang akan dipindahkan ke tempat isolasi yang telah disediakan oleh pemerintah.
Wagubri menerangkan, ambulans ini akan disebarkan di seluruh wilayah Pekanbaru untuk menjemput pasien COVID-19.
Adapun para petugas yang menjemput telah diinformasikan berapa jumlah pasien yang dijemput, serta alamat dari masing-masing pasien COVID-19 tersebut. Sehingga para petugas dapat langsung menjalankan tugas dan kewajibannya.
Satgas Covid-19 Provinsi Riau mengerahkan 60 unit mobil ambulan untuk menjemput pasien isolasi mandiri atau Isoman di Kota Pekanbaru.#infoPKU #Pekanbaru #ambulanceisomanpekanbaru pic.twitter.com/LuWbwtz4zK
— Informasi Pekanbaru (@infoPKU) July 16, 2021
Petugas Medis Diminta Sering Pantau Kondisi Pasien Isolasi Mandiri
Pasien yang menjalani isolasi mandiri harus terus mendapatkan perhatian dari tim medis. Hal ini perlu dilakukan untuk mengatasi adanya pasien isoman yang meninggal dunia di rumah karena tiba-tiba mengalami gejala dan perburukan kondisi.
Untuk itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi meminta agar Puskesmas ataupun institusi kesehatan yang bertugas memantau pasien-pasien isoman, yang juga dibantu oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas, untuk selalu mengevaluasi dan memantau kondisi pasien isoman.
Sehingga apabila pasien isoman mengalami perburukan kondisi klinis dapat segera dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Dengan demikian, kasus kematian pasien Covid-19 yang isoman di rumah dapat dicegah.
Alami Gejala Ini, Pasien Isolasi Mandiri COVID-19 Harus Segera Dirawat di Rumah Sakit
Lebih lanjut dr Yovi mengungkapkan, jika mengalami beberapa gejala di bawah ini untuk segera dirawat di rumah sakit.
Adapun beberapa gejalanya ialah, demam berkepanjangan meski sudah diberi obat. Kemudian batuk yang terus-menerus meski sudah minum obat.
Gejala selanjutnya yang membuat pasien COVID-19 tidak bisa isolasi mandiri di rumah yakni sesak nafas. Yang ditandai dengan dada terasa berat saat menarik dan melepas nafas.
“Kalau sudah ada beberapa gejala di atas, berarti harus segera melakukan perawatan di rumah sakit. Tidak bisa isolasi mandiri lagi,” ujarnya.
Kebutuhan Oksigen Untuk Pasien COVID-19 di Riau Saat Ini Masih Bisa Terpenuhi Dengan Baik
dr Indra Yovi menyampaikan bahwa kebutuhan oksigen untuk pasien COVID-19 di Provinsi Riau sampai saat ini masih bisa terpenuhi dengan baik.
Hal ini karena di Provinsi Riau ada beberapa perusahaan yang mempunyai fasilitas untuk membuat liquid oksigen. Yang mana ini sangat membantu Satgas COVID-19 dalam menangani kelangkaan oksigen di Riau.
Lebih lanjut ia menyebutkan, jika ada kebutuhan oksigen dari rumah sakit yang sangat sedikit atau menjelang habis tidak datang kebutuhan oksigen yang biasanya disediakan oleh pabrik atau perusahaan penyedia oksigen, maka bisa melapor ke Satgas provinsi ataupun kota.
PPKM Mikro Belum Efektif Satgas Bersiap Untuk Kemungkinan PPKM Darurat
Dalam sepekan terakhir kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus menanjak. Data terakhir pada 14 Juli 2021 jumlah terkonfirmasi harian mencapai 978 kasus dengan angka kematian harian 16 orang.
Dengan kasus harian yang mendekati 1.000 kasus, menurutnya hal ini merupakan bukti bahwa PPKM tidak efektif menahan laju kasus konfirmasi positif Covid-19.
Hal ini, lanjutnya, menjadi dasar Forkompinda Riau dan Kota Pekanbaru mengadakan pertemuan bahas persiapan seandainya pemerintah pusat menetapkan PPKM darurat diberlakukan atau tidak yang akan ditujukan ke kabupaten/kota di Riau.
Setahun yang lalu, kasus positif Corona pertama di Riau diumumkan pada 18 Maret 2020. Pasien pertama yang terkonfirmasi adalah laki-laki berinisial M (63). Berikut kilas baliknya.#infoPKU #Pekanbaru #covid_19 pic.twitter.com/JMVGE49cr1
— Informasi Pekanbaru (@infoPKU) April 3, 2021