Di Kota Pekanbaru, ada sebuah tradisi dalam menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Namanya adalah tradisi Petang megang.
Dilaksanakan Setelah Ashar
Petang Megang dilaksanakan setelah Ashar di tepian sungai Siak sehari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Petang Megang sendiri artinya petang (sore) dan megang (waktu di antara sore dan maghrib).
Tradisi Petang Megang ini diawali dengan melaksanakan shalat Ashar berjamaah di Masjid Raya Senapelan yang kemudian dilanjutkan dengan berziarah ke makam pendiri Kota Pekanbaru, atau yang biasa dikenal dengan nama Marhum Pekan.
Menuju ke Tepian Sungai Siak
Usai berziarah, masyarakat Kota Pekanbaru berbondong-bondong menuju tepian Sungai Siak. Mereka berjalan kaki sekitar 1,6 kilometer yang dimeriahkan dengan iringan musik kompang.
Arak-arakan ini membawa aneka hidangan kue-kue tradisional khas Melayu yang nantinya kue-kue tersebut selain akan dimakan oleh rombongan Wali Kota Pekanbaru, juga akan dibagikan kepada masyarakat sekitarnya.
Kemudian sesampainya di Taman Rumah Singgah Tuan Kadi, tepatnya di bawah Jembatan Siak III, diadakanlah berbagai kegiatan dan perlombaan seperti penampilan tari dan lagu-lagu Melayu di atas panggung terbuka, perlombaan perahu hias serta menangkap itik dari atas perahu.
Memandikan Anak Yatim
Selain itu, ada prosesi lain dalam pelaksanaan tradisi ini. Yaitu memandikan anak yatim secara simbolis oleh Wali Kota Pekanbaru beserta jajarannya sebagai tanda mandi belimau.
Hal inilah yang membedakan pelaksanaan petang Megang dengan Tradisi Balimau Kasai di Kampar. Hal ini juga lah yang menjadi daya tarik pelancong ketika mengikuti prosesi ritual ini.