Survei Indeks Optimisme 2025: Kelompok Muda Lebih Pesimis

0
138
Survei Indeks Optimisme 2025

GoodNews From Indonesia (GNFI) bersama GoodStats resmi merilis hasil survei Indeks Optimisme 2025. Ternyata dari survei tersebut dihasilkan bahwa kelompok muda kalah optimis dibandingkan dengan generasi lebih tua.

Optimisme Menurun

Hasil survei Indeks Optimisme 2025 menunjukkan penurunan indeks optimisme. Dari 7,77 yang merupakan kategori “optimis” pada 2023 menjadi 5,51 atau kategori “netral” di 2025.

Diketahui, kondisi netral merupakan situasi di mana adanya keinginan untuk tetap optimisme atau merawat harapan dalam menatap masa depan. Namun di saat yang sama dibayangi oleh kekhawatiran dan ketidakyakinan.

Temuan Penting

Adapun beberapa temuan dalam Indeks Optimisme 2025 di antaranya:

  • Penurunan Tingkat Optimisme
    Dari skor indeks optimisme 2025 (5,51) turun dari 2023 (7,77). Dengan demikian hasil tersebut menandai pergeseran dari “optimis” ke kategori “netral”.
    Adapun penurunan ini dipicu oleh gejolak ekonomi (PHK, inflasi), dinamika politik, dan dampak konflik global.
    Beberapa temuan kunci yang memengaruhi penurunan ini, seperti 67,6% responden menyaksikan atau mengalami PHK dalam 6 bulan terakhir. Lalu 55,8% merasakan kenaikan harga kebutuhan pokok “sangat signifikan”, dan 33,8% mengaku pendapatan rumah tangga mereka menurun.
  • Politik dan Pemerintahan: Dimensi Paling Pesimis
    Dimensi ini mencatat skor terendah yaitu 3,87, yang merupakan kategori pemisis. Sebanyak 67,4% responden pesimis perilaku korupsi akan turun, 60,1% ragu akan transparansi pemerintahan, dan 53,3% pesimis akan tersedianya ruang suara masyarakat dalam kebijakan publik.
    Temuan ini bukan fenomena baru, sejak survei pertama, politik selalu menjadi titik lemah optimisme publik. Kondisi ini seharusnya menjadi alarm keras bagi elite politik untuk bisa menjadi teladan integritas dan kembali dapat membangun kepercayaan publik.
  • Generasi Muda Kalah Optimis
    Kelompok usia 17-25 tahun paling pesimis (skor 5,45), semakin bertambah usia semakin lebih optimis. Dengan kelompok 46-55 tahun mencapai skor 6,21.
    Hal ini menjadi seperti anomali, di mana umumnya generasi yang lebih tua yang diasosiasikan realistis dan sudah lelah dalam menghadapi kenyataan ternyata justru lebih optimis.
  • Harapan pada Budaya & Inovasi
    Meski banyak tantangan, dua dimensi tetap mencatat skor tinggi: Budaya dan Kreativitas (6,75) serta Teknologi dan Inovasi (6,69). Keduanya masuk dalam kategori “optimis”.
    Sebanyak 70,2% responden optimis budaya Indonesia akan semakin mampu dikenal di kancah global, dan 66,8% yakin anak muda mampu memimpin inovasi digital.
    Dari hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa publik melihat kekuatan budaya dan inovasi sebagai modal untuk bertahan di tengah ketidakpastian. Ini adalah sinyal positif bagi sektor kreatif dan teknologi Indonesia.
Pengambilan Data

Diketahui, Survei Indeks Optimisme 2025 dilakukan pada periode 3 Juni – 3 Juli 2025, melibatkan 1.020 responden yang tersebar secara nasional di seluruh wilayah Indonesia.

Termasuk Sumatera (21,2%), Jawa (61,5%), Kalimantan (5,8%), Sulawesi-Papua (7,3%), dan Bali-Nusa Tenggara (4,2%).

Respondennya berasal dari berbagai latar belakang demografis, dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan (58,1%) dan didominasi oleh kelompok usia 17-35 tahun (76,8%).

Pengumpulan data dilakukan melalui dua metode utama, yakni survei online dan Forum Group Discussion (FGD).

Skala pengukuran menggunakan Likert 1-10 dengan interpretasi skor dibagi ke dalam kategori “Sangat Pesimis” (1-2), “Pesimis” (3-4), “Netral” (5-6), “Optimis” (7-8), dan “Sangat Optimis” (9-10).