Suara Perempuan untuk Perempuan

0
113
dari perempuan untuk perempuan
dari perempuan untuk perempuan

shutterstock-169810178-951x483-55e111f2779373151023dd36

Inilah Suara Perempuan untuk Perempuan

DALAM beberapa tahun terakhir ini terkhusus pemilihan kepala daerah atau anggota dewan baik tingkat kabupaten, kota, provinsi, dan nasional. Memang menjadi perhatian kita dalam memilih pemimpin yang abdi kepada rakyat terutama rakyat kecil.

Pemilihan wakil rakyat memang menjadi momentum untuk memperbaiki kondisi politik maupun ekonomi yang melibatkan rakyat. Pemilihan anggota dewan beberapa tahun ini menjadi pusat publik terutama yang menjadi calon pemimpin itu adalah perempuan.

Banyak masyarakat khususnya laki-laki yang dominan akan tidak percaya perempuan menjadi pemimpin mereka, apalagi sampai tingkat kabupaten, kota, provinsi, bahkan nasional. Tapi, inilah kondisi politik sekarang ini sudah banyak kasus korupsi sekitar 2553 atau 98% politisi laki-laki sehingga kepercayaan masyarakat kurang dalam pemilihan kepala daerah atau anggota dewan kedepannya.

Masih ingat dengan kata-kata Bung Karno, “Tidak ada bukti bahwa kwalitas otak perempuan itu kurang dari kwalitas otak laki-laki….” kurang lebih seperti itu.

Ini memang menjadi problem sekarang diskriminasi dan memandang rendah perempuan yang harus segera dihilangkan dan perempuan mendapat kesempatan yang sama dalam berbagai bidang, seperti penempatan kerja, kesempatan untuk berpolitik, dan lainnya. Kalau kita melihat demokrasi sekarang, apakah kedepan akan mengalami kemajuan atau kemunduran ? Tentu kita berharap progres bukan regres.

Apakah benar perempuan akan mengambil alih demokrasi Indonesia ? Kita lihat saja kedepannya. Mari kita melihat pemimpin perempuan yang terus dan semakin berjaya atau tidak ada tandingan yang kuat untuk mengalahkan pemimpin satu ini. Siapa perempuan ini ? Tentu, tidak asing Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T terkadang ditulis Tri Risma Harini,atau yang akrab disapa Risma adalah Wali Kota Surabaya yang menjabat sejak 28 September 2010. Ia adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarah (https://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Rismaharini).

Selama kepemimpinannya sudah banyak prestasi baik tingkat nasional dan internasional sudah diraih, seperti kota terbersih, terpadu dan lainnya. Itulah salah satu pemimpin perempuan dan masih banyak lagi wakil rakyat perempuan yang patut dicontoh terutama laki-laki.

Lalu, kita bertanya apakah kaum perempuan saja yang memilih wakil rakyatnya perempuan ? Coba kita lihat beberapa organisasi perempuan yang bisa menyumbangkan suara untuk terpilihnya jagoan perempuan mereka. Pertama Dharma Wanita merupakan organisasi pertama di masa orde baru yang menampung wanita khsusus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kedua Dharma Pertiwi adalah organisasi khsusu yang menampung istri-istri tentara dan polisi. Ketiga PKK yaitu organisasi khusus wanita dilingkungan sosial. Itulah organisasi perempuan pada saat Orde Baru dan masih sampai sekarang.

Dalam perkembangannya organisasi perempuan dipandang cukup memberikan perubahan dalam hal lingkungan masyarakat terlebih dalam politik bangsa ini.

Pasca reformasi  organisasi perempuan terus berkembang dengan aktifitasnya yang ikut berkontribusi memperbaiki bangsa Indonesia. Khusus dunia politik terbentuklah KPPI (Kaukus Perempuan Politik Indonesia) yaitu untuk menampung perempuan yang memilih jalur politik dalam membangun bangsa Indonesia.

Itulah organisasi perempuan yang bisa dikatakan sukses dalam pembangunan bangsa ini, lalu apa kaitannya dengan pemilihan kepala daerah, wali kota, dan anggota dewan begitu berperan  ? Coba kita lihat, revolusi yang bisa dilakukan perempuan selain mengerakan organisasi perempuan, bisa melalui gerak cepat mulai dari tingkat RT/RW sehingga suara perempuan untuk perempuan. Memang tidak ada restorasi yang cepat terjadi tetapi perempuan telah membuktikan kwalitas dan konsekuen dalam bidang politik saat ini.

Kembali lagi, kita melihat demokrasi yang sekarang gencar yaitu Pilkada Serentak 9 Desember 2015, lagi dan lagi kita bertanya adakah perempuan yang mencalonkan diri ? Tentunya ada, coba kita lihat jumlah calon kepala daerah perempuan sebanyak 58 orang, dan calon wakil kepala daerah perempuan sebanyak 64 orang. ketika kita melihat realitas yang terjadi memang kaum perempuan masih dibawah laki-laki dalam hal politik. Namun, ini akan terus bertambah seiring sadar dan perlunya perempuan ikut andil dalam demokrasi di Indonesia yaitu untuk pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia ke depannya.

Itulah yang bisa saya berikan ulasan singkat terhadap perempuan yang mempunyai jiwa pemimpin dan konsekuen dalam pilitik Indonesia. Semoga demokrasi Indonesia kearah perbuahan progres bukan regres dan kita terus berharap calon wakil rakyat amanah dalam menjalankan tugasnya ketika terpilih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.