Reorientasi Perjuangan KNPI

0
671

Yulan

Oleh: Nofri Andri Yulan

Wakil Sekretaris KNPI Riau

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) lahir pada tanggal 23 Juli 1973. Lahirnya KNPI tidak dapat dipisahkan dari pertemuan-pertemuan organisasi mahasiswa dan pemuda.

Upaya pembentukan KNPI kemudian dilanjutkan oleh tokoh-tokoh muda dalam lingkungan Golongan Karya (Golkar), melalui beberapa kali pertemuan di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Tokoh muda yang hadir ketika itu adalah David Napitupulu, Cosmos Batubara, dan Abdul Gafur. Setelah itu ada pertemuan tokoh muda di Bali.

Pembahasan ketika itu tentang keterlibatan pemuda dalam program pembangunan, khusus keluarga berancana, ini karena organisasi World Assembly of youth (WAY) Indonesia yang semula aktif dalam program-program tersebut ruang gerak dipersulit oleh pemerintah.

Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bersama tentang perlu pemuda terlibat dalam menyuseskan program-program keluarga berancana yang akhirnya membentuk suatu Panitia Nasional Pemuda untuk program keluarga berencana. Dari pertemuan tersebut mencuat ide pembentukan KNPI.

Pembentukan KNPI mengalami pro dan kontra. Perdebatan tarjadi karena kehadiran KNPI dianggap penegasan tunggal organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan. kekawatiran tersebut menjadi suatu hal yang wajar.

Karena ada upaya pembentukan KNPI sebagai salah satu bentuk kooptasi negara terhadap kekuataan kepemudaan dan kemahasiswaan, sehingga mereka mudah dikontrol dan dikendalikan untuk kepentingan penguasa. Pemikiran tersebut ada benarnya karena ada setting dari penguasa untuk mempereteli kekuatan politik diluar Golkar.

Organisasi-organisasi politik mahasiswa memiliki kedekatan atau berafiliasi dengan partai politik digiring masuk KNPI. KNPI menjadi wadah baru menampung Pemuda Ansor, GPM, Pemuda Muslimin, GAMKI, Pemuda Khatolik, Pemuda Muhammadiyah, GPI, HMI, GMNI, PMKRI, GMKI, Koordinasi pemuda-mahasiswa Golkar, dan PMII.

Jika dilihat dari cikal bakal berdirinya KNPI kebanyakan digagas oleh tokoh muda Golkar. Sehingga wajar ada pandangan miring menyatakan KNPI merupakan kaki-kaki politik Golkar untuk mehegomoni dan kooptasi kekuatan kepemudaan dan kemahasiswaan untuk kepentingan rezim Orde Baru.

Situasi dan kondisi pada masa-masa tersebut, dipengaruhi oleh kekuatan politik Orde Baru. Rezim Orde Baru memiliki basis infrastruktur basis politik kuat. Aktivis Angkatan 66 merupakan kekuatan pemuda sebagai pendukung utama kekuatan politik Orde Baru.

Sebut saja beberapa nama pentolan seperti David Napitupulu, Cosmos Batubara, Abdul Gafur, Mar’ie Muhamad dan kelompok Cipayung Akbar Tanjung, Zamroni, Soerjadi, Awan Karmawan Burhan, Sarwono Koesoemaatmadja dan kawan-kawan.

Pembentukan KNPI dalam prespektif saya adalah pertama, anak-anak muda potensial kebanyakan dilahirkan dari rahim Angkatan 66. Sedangkan wadah untuk menghimpun mereka terbatas ketika selesai beraktifitas di Organisasi eksternal seperti kelompok Cipayung. Maka KNPI dijadikan wadah untuk beraktifitas dalam melanjutkan berjuang dan regenerasi pasca selesai diorganisasi kemahasiswaan.

Kedua, KNPI dijadikan wadah membangun jaringan dan pendekatan kepada rezim berkuasa yaitu Orde Baru. Sehingga kemudian KNPI dijadikan sebagai langkah politik untuk mendapatkan jabatan strategis di pemerintahan. Maka kita melihat tokoh-tokoh KNPI mendapatkan posisi menteri pada jabatan pemerintahan.

Ketiga, Selain pembentukan KNPI ada setting/skenario dari Operasi Khusus dalam rangka kooptasi kekuatan pemuda agar mudah dikendalikan penguasa. Karena pada saat itu ada upaya pemerintah menginginkan penyatuan organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan.

Setiap zaman punya masanya setiap masa punya zamannya. KNPI masa Orde Baru berbeda dengan situasi dan kondisi saat sekarang. Era reformasi mengalami perubahan dari sistem otoriter menjadi lebih demokratis, fungsi ABRI sebagai kaki tangan rezim sekarang sudah profesional, kekuatan politik dimonopoli oleh Golkar sekarang distribusi kekuatan partai telah terjadi perimbangan tidak lebih dominan.

Kondisi sosial, ekonomi, hukum dan politik memberikan pengaruh terhadap perkembangan KNPI. Pemilihan Ketua KNPI zaman Orde Baru ditentukan oleh Golkar, KORPRI dan ABRI. Siapa mendapat dukungan dari tiga eleman tersebut, maka langsung menjadi Ketua KNPI.

Sekarang berbeda untuk menjadi Ketua KNPI dipilih oleh OKP. Pembagiannya ada OKP Kepemudaan, organisasi kemahasiswaan, organisasi sayap Partai dan organisasi sayap Ormas. Ada OKP nasionalis dan berbasis keagamaan. Pemilihan dipilih secara demokratis.

Jumlah OKP dalam kepersertaan KNPI mulai bertambah untuk pusat berjumlah 141 OKP sedangkan di Riau 103 OKP. Artinya suasana struktural dan kultural berKNPI telah mengalami perubahan. Ber-KNPI tidak memperjuangan kepentingan kelompok politik tertentu, tapi pejuangan untuk kepentingan Bangsa dan Negara.

Pandangan beberapa pendiri terhadap maksud dan tujuan dari KNPI:

Kata Midian Sirait “Setiap pemuda harus dipertemukan dalam kerangka cita – cita atau achievement, bukan dalam kerangka perbedaan latar belakang agama, etnis, suku bangsa, kedaerahan dan lain-lain. Dengan demikian, seandainya kelak mereka menjadi pemimpin bangsa tidak akan terjadi konflik atau gap”.

Kata Akbar Tanjung “Kita tidak ingin KNPI menjadi wadah yang meleburkan organisasi – organisasi pemuda dan mahasiswa menjadi satu, namun lebih sebagai wadah komunikasi antar berbagai organisasi mahasiswa dan kepemudaan dalam rangka membentuk kader-kader bangsa, menyamakan visi, menjalin komunikasi antara tokoh-tokoh pemuda dan melaksanakan program-program bersama, antara lain program keluarga berencana”.

Kata Cosmos Batubara “KNPI merupakan organisasi forum bukan organisasi yang memobilisasi orang. Karena itu di daerah juga harus ada forum tersebut. Kalau banyak pemuda bertemu, ada wadah untuk bertemu, maka mereka akan bisa mengerti satu sama lain. Itu yang akan menciptakan wawasan kebangsaan yang baik. Karena itu disana akan bertemu berbagai macam organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, sehingga akan terbina saling pengertian satu sama lain baik latar belakang pemikiran dan sikap, sehingga kelak menjadi kader partai, mereka sudah saling pengertian. Itu sebenarnya maksud dari KNPI, yaitu melatih orang berfikir untuk mengerti orang lain dan menghargai pendapat orang lain, kemudian mencari titik yang sama”.

Semangat berdirinya KNPI adalah sebagai organisasi yang awal pembentukannya dimaksudkan sebagai gabungan organisasi kepemudaan independen dengan ideologi politik yang beragam.

Ia menjadi simbol pemersatu kekuatan pemuda yang ingin membangun negara dengan sistem politik modern dan menyatuni pluralitas. KNPI menjadi kawah candradimuka untuk melahirkan kader-kader bangsa yang diharapkan kelak menjadi pemimpin masa depan yang bebas dari politik aliran.

KNPI diisi oleh kaum-kaum muda berbagai macam latar belakang. Mulai dari aktivis, pengusaha muda, birokrat muda, politisi muda dan tokoh-tokoh muda. Keanekaragaman profesi pemuda merupakan potensi berharga dimiliki KNPI.

Kaum muda selalu menjadi pelopor terhadap perubahan besar bangsa dan negara. Maka pemuda tidak dapat dipisahkan dari realitas kebangsaan dan kerakyatan.

Gerakan perubahan kaum muda bergelora seiring dengan ketidakadilan dan penindasan. Gerakan kedasaran nasional dimulai dari tebentuknya organisasi Budi Oetomo, IP, PNI, dan Serikat Dagang Islam kemudian menjadi Serikat Islam.

Karena gerakan kaum muda masih premodialisme dan tergap-gap, maka kaum muda bersumpah. Bertepatan pada 28 Oktober 1928 dideklarasikan Sumpah Pemuda. Kaum muda menculik Bung Karno-Hatta ke Rengasdengklok dan melakukan pemaksaan untuk memerdekaan Negara Republik Indonesia. Seperti kata Chairil Anwar “Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji, aku sudah cukup lama dengan bicaramu, dipanggang diatas apimu, digarami lautmu… Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu”.

Kehadiran gerakan Angkatan 66 menuntut Bung Karno mundur. Melalui kritik keras terhadap kepemimpinan Bung Karno. Hadir juga gerakan Angkatan 74 melawan kebijakan ekonomi kapitalisme dan liberalisme. Mahasiswa menentang habis-habisan sikap pemerintah Soeharto terhadap kondisi ekonomi.

Sampai terakhir Angkatan 98 menumbangkan rezim diktator anti kritik yaitu rezim Orde Baru Soeharto. Gerakan kaum muda saya cermati dari waktu ke waktu menciptakan perubahan besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gerakan memiliki dampak bagi kehidupan rakyat. Gerakan memberikan keadilan, kecerdasan, dan kesejahteraan kepada rakyat.

Karakter yang melekat pada sosok pemuda adalah pertama, Intelektual. Kata Buya Hamka “Para pemuda itu, tidak bisa tidak, haruslah mengusung obor ilmu, guna menerangi kehidupan masyarakat. Agar tidak menjerumuskan. Agar menegakkan keadilan dengan ilmu. Bukan belitan hawa nafsu. Pemuda dan Intelektualitas inilah yang akan menentukan jejak langkah kemudian”.

Kedua idealisme kata Tan Malaka “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”.

Ketiga berani kata Pramoedya Ananta Toer “Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri”.

Karakter ini menjadi ciri kental yang mengakar dari sosok kaum muda. Berani mengatakan yang benar itu benar yang salah itu salah. Pemuda melawan ketidakadilan dan penindasan yang terjadi terhadap rakyat. Memberontak jiwanya ketika rakyat tertindas oleh kebijakan penguasa. Memiliki ide konstruktif terhadap persoalan kerakyatan dan kebangsaan.

Melihat karakter pemuda ini wajar Bung Karno mengatakan “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncang dunia”.

Ber-KNPI bukan lagi bicara lakukan apa dan dapat apa. Atau menambah deretan pengalaman organisasi. Fikiran pendek untuk syahwat politik jangka pendek. Membicarakan eksistensi diri agar di puja-puji makhluk.

Ber-KNPI adalah berjuang demi kepentingan rakyat. KNPI Riau sebagai wadah komite memiliki peran strategis. KNPI harus berbuat dengan segala potensi dimiliki.

KNPI wadah untuk menumbuhkembangkan potensi pemuda. Pengembangan wirausaha, nasionalisme, seni musik, olahraga, budaya, kemampuan kepemimpinan, politik, jaringan, dan semangat persatuan dan kesatuan.

KNPI harus mampu menjawab persoalan kerakyatan. Sumberdaya alam dimiliki Riau belum sepenuh keberadaan dapat dirasakan oleh rakyat. Minyak bumi kita dikelola asing, tanah hutan kita dikuasai oleh pemodal. Riau bagaikan anak ayam mati dilubung padi.

Bahkan sampai saat sekarang, Provinsi Riau belum memiliki RTRW. Perkebunan sawit dan hutan sama sekali tidak memberikan manfaat kepada rakyat. Sebagai daerah perkebunan Riau tidak dapat “kue” dari dana bagi hasil.

Persoalan DBH perkebunan mulai diwacanakan kepada pemerintah. Akibat dari monopoli tanah hutan oleh perusahaan-perusahaan, maka berdampak kepada kehidupan rakyat. Dimana hutan tanah terjadi konflik dengan masyarakat disana terjadi pembakaran hutan.

Dampak pembakaran lahan tentu rakyat yang paling dirugikan. Akibat kebijakan pemerintah pusat terlalu diskriminatif, karena masih melihat Riau sebagai daerah eksploitatif berbasis sumberdaya alam. Perizinan hutan tanah dilakukan oleh pemerintah pusat.

Sehingga rakyat Riau dijadikan objek dari kebijakan. Kekuasaan dan penegakan hukum tidak berpihak kepada rakyat. Terjadilah perlawanan rakyat, sehingga konflik tidak berkesudahan.

Kita mengetahui kedepan Blok Rokan akan habis kontraknya 2021. Perusahaan-perusahaan kayu melakukan perampasan tanah rakyat. Tanah hutan dimonopoli oleh cukong.

KNPI sebagai komite tempat berhimpunnya banyak OKP harus memiliki tawaran solusi jangka pendek, menengah dan panjang. Jika melihat kemungkaran maka cegah dengan tanganmu, jika tidak mampu cegah dengan lisanmu, jika tidak mampu juga membenci didalam hati, maka itulah selemah-lemahnya keimanan.

KNPI seharusnya terlibat dalam agenda perjuangan kerakyatan. Memiliki ide dan gagasan konseptual dalam menghadapi persoalan. Melakukan gerakan terstruktur, terorganisir, terpimpin dan masif terhadap pesoalan rakyat.

Melakukan pencerahan, penyadaran kepada rakyat bahwa kita pada kondisi terjajah. Konsolidasi bersama dengan rakyat melakukan pendampingan (advokasi) dengan memberikan tekanan kepada pemangku kebijakan mulai dari pemerintah, kepolisian, dan perusahaan.

Karena, saya melihat persoalan berlarut-larut karena tidak pernah diselesaikan. KNPI saya fikir ketika digerakan sumberdaya manusianya, tentu menjadi harapan baru bagi perubahan daerah. Kita butuh penegakan hukum tegas, tidak pandang bulu. Semua itu bisa lakukan dengan semangat sebagai anak muda.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.