Rebana, Kesenian Tradisional Bernilai Religi

1756

Siapa yang tak kenal dengan rebana? Alat musik tradisional ini selalu Encik dan Puan temui saat pelaksanaan adat Melayu yang bernuansa religi.

Kesenian tradisional ini masih terjaga hingga saat ini, terutama pada saat ibu-ibu melaksanakan majelis taklim atau yang lebih dikenal dengan kasidah, malam berinai, dimainkan bersamaan dengan gambus untuk mengiringi tari zapin, akikah, serta menyambut pulangnya jamaah Haji.

Rebana sendiri adalah sejenis alat musik pukul yang terbuat dari kulit dan kayu. Khusus di Riau, alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul ini umumnya berbentuk bulat pipih. Ukurannya pun beragam, ada yang berukuran kecil, berukuran Ā sedang, dan ada pula yang besar.

Untuk melestarikan serta memasyarakatkan kesenian tradisional religi terutama kegiatan bernuansa islami ini, maka kehadiran Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Pekanbaru sangat diperlukanĀ di tengah masyarakat.

Saat ini BKMT Kota Pekanbaru telah teroganisir dengan baik dan rapi, kepengurusannya sendiri dimulai dari tingkat kecamatan hingga tingkatĀ kelurahan.

Diutarakan oleh Ketua Panitia Milad BKMT ke-18, Dra Hj Murni Ismet, Rabu (24/2), bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjadikan rebana sebagai kesenian tradisional melayu yang diminati.

Adapun berbagai langkah yang pihaknyaĀ lakukan adalah dengan melakukan perlombaan rebana. Harapannya adalah munculnya berbagaiĀ tim-tim rebana di KotaĀ Pekanbaru.

Menurutnya, bahwa melalui kesenian rebana ini juga dapat menciptakan suasana dakwah yang menarik melalui lantunan syair-syair kasidah.

Ia juga menungkapkan bahwa melalui rebana, juga turut dapatĀ mensosialisasikan berbagai program strategis pemerintah Kota Pekanbaru.