Encik dan puan, diketahui jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau pada September 2022 mencapai 493.130 jiwa.
Dimana faktor penyebabnya karena pertumbuhan ekonomi yang menurun. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misfarudin.
Perkonomian di Provinsi Riau
Kepala BPS Riau Misfarudin mengungkapkan bahwa perekonomian Riau triwulan III-2022 tumbuh sebesar 4,63 persen (y-on-y). Adapun angka ini menurun, jika dibandingkan dengan capaian triwulan I-2022 yang tumbuh sebesar 4,73 persen (y-on-y).
Ia juga mengatakan, bahwa terdapat faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan yang ada di Riau. Terkait pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2022 tumbuh hingga mencapai 4,53 persen (y-on-y). Angka ini turun dari pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2022 yang sebesar 5,01 persen.
“Pada periode Maret 2022–September 2022 tercatat angka inflasi umum di Provinsi Riau mencapai 4,50 persen,” ujarnya.
Harga Komoditas Pokok Riau
Diketahui harga eceran beberapa komoditas pokok di Riau mengalami penurunan. Seperti tomat, jengkol, petai, bawang putih, minyak goreng, dan daging ayam ras. Namun terdapat pula beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga. Antara lain cabai hijau, buah naga, cabai merah, mi basah, buncis, dan cabai rawit.
“Naiknya Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dengan tingkat penduduk miskin yang ada di Riau,” ungkap Misfarudin.
Pada 3 September 2022 dilakukan penyesuaian harga BBM dengan ketentuan pertalite yang naik hingga 30,72 persen, solar naik hingga 32,04 persen, dan pertamax (nonsubsidi) naik hingga 16,00 persen.
Jumlah Penduduk Miskin
Pada periode Maret-September 2022, berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah penduduk miskin di perkotaan naik sebanyak 6.130 orang. Sementara itu di perdesaan naik sebanyak 1.960 orang.
Jika dipersentasekan, kemiskinan yang terdapat di perkotaan naik dari 6,34 persen menjadi 6,49 persen. Hal ini, lanjut Misfarudin, berbeda dengan perdesaan yang justru mengalami penurunan persentase dari 7,08 persen menjadi 7,07 persen.
Dibandingkan Maret 2022 jumlah penduduk miskin naik 8.100 orang. Kemiskinan berkaitan dengan Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
“Penduduk miskin mempunyai rata-rata pengeluaran per kapita per bulannya di bawah garis kemiskinan,” pungkas Misfarudin.