Home Blog Page 264

Singa Jantan di Kasang Kulim Mati

singa afrika
Singa di Kebun Binatang Kasang Kulim

Seekor singa jantan yang berada di Kebun Binatang Kasang Kulim, Kabupaten Kampar, dikabarkan mati setelah mengalami sakit selama dua bulan.

Singa yang berusia 20 tahun itu diduga mati akibat penyakit tua. Hal tersebut dikatakan oleh Junaidi, seorang pawang Singa Afrika Kebun Binatang Kasang Kulim.

Ia menambahkan bahwa Singa yang diberi nama Simba ini sudah ada di kebun binatang ini sejak pertama dibuka. Simba sendiri berpasangan dengan Erna, Singa betina.

Sebelumnya Simba dan Erna telah memiliki tiga ekor anak pada akhir tahun 2014 yang lalu. Namun sayangnya, ketiga anaknya tersebut telah mati akibat sakit serta terinjak induknya sendiri.

Dalam kandang seluas lebih kurang 20×30 meter tersebut, Erna saat ini hanya hidup sebatang kara. Kabar baiknya, ia tengah bunting dan diprediksi dalam waktu dekat sudah akan beranak.

Singa Afrika sendiri saat ini populasi tengah menurun akibat perburuan dan makin sempitnya wilayah hidup mereka. Pada 2012 yang lalu saja hanya 32.000-35.000 ekor yang tersisa.

Singa sendiri merupakan hewan yang hidup berkelompok, biasanya dalam satu kelompok tersebut terdiri dari seekor jantan dan banyak betina.

Singa jantan sendiri beratnya bisa mencapai 150-250 kilogram, sementara singa betina beratnya mencapai 120-185 kilogram. Umur Singa mencapai 10 sampai 15 tahun jika di hutan, sedangkan jika dipelihara dapat sampai 20 tahun lebih.

#SayeSuke: Gerakan Sadar Sapta Pesona

sapta pesona

Encik dan Puan pasti sudah tak asing lagi dengan istilah Sapta Pesona. Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan berkunjung kesuatu daerah atau wilayah di negara kita.

Sesuai namanya, Sapta Pesona sendiri terdiri dari 7 unsur: Aman, Bersih, Tertib, Sejuk, Indah, Ramah tamah, Kenangan. Nah, salah satu unsur Sapta Pesona adalah bersih.

Berkaitan dengan Sapta Pesona, teman-teman dari OSIS SMP & SMA se-Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti mengadakan kegiatan Sosialisasi Sapta Pesona menuju Masyarakat Sadar Wisata.

Adapun kegiatan ini diadakan pada tanggal 16-17 Januari 2016 di SMAN 1 Pulau Merbau. Diawali dengan memberikan materi tentang Sapta Pesona dan pentingnya mengembangkan pariwisata.

Pada saat seminar ini diperkenalkanlah hashtag #sayesuke yang kemudian menjadi hashtag yang digunakan untuk memperkenalkan potensi pariwisata yang ada di Provinsi Riau.

Kemudian dilanjutkan hari Ahad (17/1) dengan melakukan Aksi Sapta Pesona, yakni dengan membersihkan area pantai dan membuat tempat pembuangan sampah.

Aksi tersebut berlokasi di Pantai Beting Beras Desa Kuala Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti ini dipandu oleh Dedy Safrizal (Bujang II Riau, anggota bidang Diklat PCMI Riau, serta alumni pertukaran pemuda antar negara).

Kegiatan ini sendiri diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab masyarakat sekitar maupun pengunjung tempat wisata untuk dapat menjaga kebersihan dan keindahan area wisata.

Yuk jaga kebersihan sekitar…

*Maju terus pariwisata Indonesia
*cintai objek wisata lokal
#sayesuke objek wisata Indonesia

Di Volks, Bisa Ngopi Sambil Ngantor

volks

Kerja di kantor sambil ngopi sih udah biasa, gimana jadinya kalau ngantor di tempat ngopi? Jawabannya bisa Encik dan Puan temukan di Volks.

Volks adalah perusahaan yang bergerak di bidang hospitally dan public relation yang kini hadir di Kota Pekanbaru. Berlokasi di Jalan Rajawali, Volks menyediakan 2 inovasi yakni Volks Facility dan Volks Koffie.

Sedangkan konsep ngantor di tempat ngopi ini disebut co-working space yang merupakan bagian dari Volks Facility.

Co-working space ini sendiri merupakan layanan yang akan memfasilitasi perusahaan-perusahaan start up, pekerja kreatif, maupun komunitas.

Apalagi Encik dan Puan ketahui bahwa saat ini dunia bisnis tak hanya sekedar menjalankan bisnis konvensional saja, tetapi juga yang berkembang saat ini adalah bisnis yang memanfaatkan kemajuan teknologi.

Co-working space Volks Facility sendiri memiliki kapasitas untuk 40 orang untuk function room dan 8 orang untuk meeting room.

Selain itu, co-working space ini juga menyediakan wifi dengan kecepatan hingga 20 MBPs menggunakan sistem mac addres, kotak pos, loker, proyektor, free air mineral, TV LED 40 inch dan 50 inch, serta sound system.

Nurul selaku owner Volks Koffie menjelaskan bahwa pihaknya melakukan inovasi dengan menggabungkan kantor bersama coffee shop berada dalam satu gedung.

Pada Grand Opening ini, Volks Koffie membuka clinic ngopi untuk para pecinta kopi di Kota Pekanbaru. Di mana para tamu undangan dapat mengetahui lebih jauh tentang pembuatan kopi dan karakter biji kopi itu sendiri.

Generasi Bahasa Inggris, Siapa Takut?

0

e-gen

Seperti halnya kata-kata Bung Karno mengenai pentingnya anak-anak muda untuk pembangunan negeri, English Generation (E-Gen), sebuah komunitas Bahasa Inggris yang berpusat di Pekanbaru, merupakan salah satu wadah bagi generasi muda untuk turut andil dalam membangun generasi yang dapat bersaing di tingkat global.

Penggagas E-Gen adalah Faszanaria Maya atau yang akrab disapa Maya. Adapun tujuan Maya mendirikan komunitas ini adalah untuk menciptakan lingkungan berbahasa Inggris.

Dengan dibantu teman-teman yang memiliki pendapat yang sama dengannya, Maya berharap dapat mengubah persepsi masyarakat yang terlanjur menganggap Bahasa Inggris itu sulit.

Selain itu, dengan adanya E-Gen, Maya juga berharap para anggota dapat saling membantu dan memotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, baik secara lisan ataupun tulisan.

Untuk aktifitas E-Gen sendiri terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu diskusi secara virtual melalui media sosial whatsapp group dan weekly gathering.

Diskusi secara virtual dilakukan setiap hari, yang berisikan motivasi, melakukan games edukasi, diskusi mengenai suatu topik (yang diberikan setiap hari), serta berbagi info lainnya.

Pada weekly gathering, yang merupakan kopi darat para anggota, diberikan games edukasi yang juga berfungsi untuk memupuk persahabatan antar anggota sebagai pembuka, dan pembahasan TOEFL sebagai inti dari acara.

E-Gen berdiri pada tanggal 15 Oktober 2015 yang lalu. Meskipun komunitas E-Gen ini baru, perkembangannya cukup pesat. Anggota E-Gen sudah mencapai 80 orang, yang menyebar di seluruh Indonesia dan juga di luar negeri.

Bagi Encik dan Puan yang ingin bergabung silakan hubungi via add contact WA:
Maya: 085265069933
Nanda: 081266827462

UMK 2016 se-Kabupaten/Kota di Riau

15(763)

Akhirnya Plt Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman, telah menandatangani Upah Minimum Provinsi (UMP) Riau 2016 pada Rabu (13/1) kemarin.

Dengan demikian maka UMK untuk 12 kabupaten/kota di Riau sudah dapat diterapkan, demikian pernyataan dari Plt Gubri, H Arsyadjuliandi Rachman.

Hal ini tentu melegakan banyak pihak, apalagi penetapan UMP ini sempat berlarut-larut akibat mengalami revisi mengenai besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

Untuk diketahui bahwa UMP Riau tahun 2016 adalah sebesar Rp2.095.000 atau naik 11,55 persen dari UMP tahun lalu yang sebesar Rp1.878.000. Sehingga upah minimum kabupaten/kota harusnya lebih tinggi dari angka tersebut.

UMK tahun 2016 untuk 12 kabupaten/kota di Riau juga mengalami kenaikan dengan besaran yang sama dengan UMP Riau, yakni sebesar 11,5%.

Kabupaten Bengkalis menjadi daerah dengan Upah Minimum yang terbesar, yakni sebesar Rp2.480.875. Sementara itu, Kabupaten Rohil menjadi yang terkecil, yakni Rp2.129.650.

Berikut ini daftar UMK se-Kabupaten/Kota di Provinsi Riau:

NO.
Kabupaten/Kota
UMK
1.
Pekanbaru Rp2.146.375
2.
Dumai Rp2.453.000
3.
Rokan Hulu Rp2.146.375
4.
Indragiri Hulu Rp2.174.473
5.
Indragiri Hilir Rp2.163.658
6.
Kampar Rp2.138.570
7.
Bengkalis Rp2.480.875
8.
Siak Rp2.209.930
9.
Pelalawan Rp2.176.480
10.
Kuantan Singingi Rp2.207.700
11.
Kepulauan Meranti Rp2.163.100
12.
Rokan Hilir Rp2.129.650

Hotspot Kembali Muncul

suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU

Kamis (14/1) ini, satelit Terra dan Aqua milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi empat titik panas atau hotspot di Provinsi Riau.

Jumlah hotspot ini menurung ketimbang Rabu (13/1) kemarin, yakni sebanyak lima titik. Sebelumnya BKMG stasiun Pekanbaru telah memprediksi bahwa di awal tahun 2016 ini Riau akan kembali kemarau.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi, mengatakan bahwa tiga hotspot berada di Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan.

Sedangkan satu hotspot lagi berada di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti. Meskipun demikian, empat hotspot tersebut tidak mengindikasikan terjadinya karhutla.

Sementara itu, jumlah hotspot di Pulau Sumatera sendiri berjumlah 10. Di mana ada empat di Riau, Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara masing-masingnya ada tiga.

Terkait potensi akan terjadinya karhutla kembali di tahun ini, Pemprov Riau telah menyiapkan anggaran sebesar Rp123 miliar dalam APBD Riau tahun 2016 ini.

Plt Gubri, H Arsyadjuliandi Rachman, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Pemprov Riau telah memulai pencegahan karhutla. Ia meminta kepada seluruh pihak untuk memulai upaya pencegahan.

Plt mengatakan bahwa upaya pencegahan karhutla harus dilakukan bersama-sama. Baik itu dari pihak pemerintah sendiri, pihak swasta bahkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan.

Klasifikasi SIM C Masih Wacana

0
launching SIM OL_1056
Launching SIM Online beberapa waktu yang lalu

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Condro Kirono, Senin (11/1), mengklarifikasi terkait klasifikasi SIM C yang menyatakan bahwa akan terbagi menjadi 3 jenis.

Sebelumnya Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Risyapudin Nursin, Ahad (9/1) lalu menyampaikan bahwa mulai Mei mendatang akan diberlakukan 3 jenis SIM C.

Condro pun membantah penggolongan penggunaan SIM C telah diberlakukan. Ia mengatakan bahwa penggolongan SIM tersebut saat ini masih menjadi wacana serta baru pembahasan internal saja.

Dijelaskan olehnya bahwa klasifikasi SIM C yang akan dilakukan oleh pihak kepolisian belum dalam waktu dekat akan dilaksanakan. Oleh karena itu ia meminta masyarakat untuk tidak resah.

Dikatakannya bahwa pihaknya mengundang beberapa Polda untuk melakukan pembahasan serta pendalaman klasifikasi SIM C, tetapi masih dalam tahap wacana.

Untuk aturan tersebut sendiri harus ada revisi peraturan Kapolri. Condro menjelaskan bahwa memang ada telegram soal SIM C tersebut, tetapi isi telegram itu terkait dengan SIM online.

Ditegaskannya bahwa pihaknya tidak pernah melakukan arahan terkait rencana Februari 2016 dimulai penggunaan atau penggolongan kategori SIM C.

Adapun bantahan ini disampaikan Condro untuk menjawab pemberitaan di berbagai media terkait penggolongan SIM C. Meski demikian, Condro tidak menampik jika ke depannya akan ada penggolangan penggunaan SIM C.

Diakuinya bahwa hal tersebut membutuhkan proses yang panjang, serta sosialisasi kepada masyarakat juga harus dilakukan. Terkait hal tersebut, ia berjanji akan mensosialisasikan apabila penggolongan tersebut akan diberlakukan.

Pekanbaru Punya Wisata Hutan

Peresmian Hutan Wisata oleh Wali Kota beberapa waktu yang lalu
Peresmian Hutan Wisata oleh Wali Kota beberapa waktu yang lalu

Kota Pekanbaru selama ini lebih dikenal sebagai kota bisnis, ketimbang tujuan wisata. Terlebih lagi Kota Pekanbaru kekurangan ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, hutan berantara yang berada di areal tanah pencadangan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, kemudian disulap jadi wisata hutan.

Kawasan ini sendiri sangat cocok dimanfaatkan Encik dan Puan untuk jogging maupun bersepeda. Adapun kawasan ini sendiri telah diresmikan Rabu (2/12) Wali Kota Pekanbaru, Firdaus. Wisata hutan ini memiliki luas 10 hektar dan hutan kota seluas 26 hektar.

Diungkapkan oleh Wali Kota Pekanbaru, bahwa tempat ini adalah taman yang akan menjadi paru-paru kota. Wisata hutan ini juga dapat dijadikan lokasi penelitian dan arena bermain bagi para pelajar. Sebab di dalam hutan ini terdapat berbagai jenis binatang yang dilindungi, seperti kera serta berbagai jenis burung.

Wali Kota kemudian membeberkan bahwa dengan adanya wisata hutan ini akan menambah ajang wisata bagi masyarakat Kota Pekanbaru yang membutuhkan wisata alam beserta sungainya. Selain itu, di dalam hutan wisata tersebut terdapat fasilitas untuk jogging, flying fox, taman mancing.

Wali Kota juga menambahkan bahwa pihaknya akan membangun arena paintball untuk perang-perangan. Pihaknya juga akan mulai menanam sekitar 2.000 bibit pohon buah mangga, matoa, durian, tampui, dan masih banyak lagi untuk menggantikan pohon akasia.

Sementara itu Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Henri Alfiandi, mengatakan bahwa kawasan lahan pencadangan Lanud Roesmin Nurjadin merupakan satu-satunya areal yang memiliki hutan di Kota Pekanbaru. Kawasan ini merupakan salah satu paru-paru kota Pekanbaru.

Terminal Kargo Pekanbaru Selesai 2017

terminal kargo pekanbaru

Jelang akhir tahun 2015 kemarin, Walikota Pekanbaru, Firdaus ST,MT, mencoba kembali melihat proses pembangunan Terminal Kargo atau barang yang direncanakan Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2015, di Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan.

Berdasarkan tinjauan tersebut, secara keseluruhan pelaksanaannya secara bertahap telah sesuai dengan rencana. Yakni memasuki proses pematangan lahan dari kondisi alami yang dilakukan telah berjalan lancar.

Dijelaskan oleh Wali Kota bahwa Pemko Pekanbaru telah merencanakan pembangunan Terminal Kargo ini dengan luas lahan mencapai 18 hektare.

Adapun fungsi dari Terminal Kargo ini adalah untuk menertibkan sistem bongkar muat, sehingga lebih rapi dan tertata. Terlebih kita ketahui saat ini, bongkar muat dilakukan pada sembarang tempat serta di pinggir jalan.

Aksi bongkar muat barang disembarang tempat ini biasanya dilakukan di Pasar Pagi Arengka, Jalan Tuanku Tambusai, Jalan Soekarno Hatta, Jalan SM Amin dan beberapa lokasi lainnya.

Diprediksi pembangunan Terminal Kargo milik Pemerintah Kota Pekanbaru ini akan segera selesai pada tahun 2017 mendatang.

Jika sesuai rencana selesainya pembangunan jalan auto ringroad pada tahun yang sama, maka pada tahun 2018 seluruh aktifitas bongkar muat dapat pindah total di Terminal Kargo.

Wali Kota mengakui bahwa pembangunan ini sedikit terganggu penganggarannya karena adanya pengurangan penerimaan dari pusat, yang mengakibatkan semua sektor mengalami pemotongan anggaran.

Padahal tadinya Pemko telah menganggarkan pembangunannya di tahun 2015 dari Rp8 miliar menjadi Rp6 miliar. Sehingga pengerjaan pematangan lahannya direncanakan tuntas hingga pembangunan tahun 2017.

Selama 2015, 10 Gajah Sumatera di Riau Mati

gajah

Sebanyak 10 ekor gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) ditemukan dalam kondisi sudah mati di Provinsi Riau sepanjang tahun 2015 yang lalu.

Meski demikian, jumlah kematian hewan yang dilindungi ini mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2014 yang berjumlah 24 ekor.

Kebanyakan hewan langka ini ditemukan mati di kawasan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI), di mana dua diantaranya ditemukan di PT Arara Abadi dan tiga ekor di areal PT RAPP.

Selain di dua kawasan HTI milik dua perusahaan kayu tersebut, kematian hewan ini juga ditemukan di areal Hutan Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN). Bahkan gajah latih milik WWF juga ditemukan mati.

Dijelaskan oleh Humas World Wide Fund for Nature (WWF), Syamsidar, Rabu (30/12) yang lalu, bahwa kasus kematian hewan ini disebabkan oleh perburuan gading serta konflik.

Untuk kasus yang terjadi di areal HTI, WWF meminta kepada dua perusahaan kayu tersebut untuk lebih serius dalam melindungi hewan yang hampir punah tersebut.

Perlu diketahui bahwa jika perusahaan mendapatkan izin konsesi, maka sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan tersebut untuk melindungi sumber daya alam hayati yang berada di arealnya.

Syamsidar sendiri menyayangkan kelalaian kedua perusahaan tersebut dalam melindungi flora dan fauna yang berada di wilayah konsesinya.

Ia menyontohkan bahwa seharusnya perusahaan memantau jika gajah akan memasuki wilayah konflik. Karena telah banyak kasus kematian gajah di areal yang bersengketa antara warga dan perusahaan.

Besar kemungkinan hewan ini akan dibunuh saat sudah memasuki wilayah konflik. Oleh sebab itu pihak perusahaan harus bisa menggiringnya ke areal yang lebih aman.

WWF sendiri menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan metode penggiringan hewan mamalia raksasa jika akan memasuki daerah konflik.

Syamsidar mengklaim bahwa dengan metode yang dilakukan oleh pihaknya menjadi salah satu faktor mengapa terjadi penurunan angka kematian hewan bergading ini pada tahun 2015 jika dibandingkan pada tahun 2014.

75 persen hewan bergading ini bertahan di areal konsesi. Karena berdasarkan pengamatan pihaknya, hutan lindung tempat habitat gajah di Riau telah rusak akibat pembalakan liar.

Sangat disayangkan karena saat ini habitat gajah Sumatera di Riau kondisinya sangat kritis. Jika tidak ada langkah serius, maka gajah Sumatera yang merupakan satu-satunya spesies yang hidup di Indonesia akan punah.

Tiap tahunnya ditemukan kematian gajah yang sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia. Ia mengatakan bahwa sejak tahun 2004 hingga tahun 2015, sebanyak 150 ekor gajah Sumatera mati.

Namun, WWF dapat sedikit bernafas lega karena ada kasus kematian gajah yang berhasil diungkap pada Februari 2015 lalu. Di mana Polda Riau menangkap tujuh tersangka pembantai gading gajah.

Dari tujuh pemburu tersebut, salah seorang diantaranya merupakan anggota Perbakin. Delapan gading gajah berhasil disita oleh Polisi dari pengungkapan kasus ini.

Untuk saat ini diperkirakan gajah yang tersisa di Riau sekitar 230 ekor, yang mana sebagian besarnya bertahan hidup di Taman Nasional.