Mahkota Sultan Siak akhirnya kembali ke Provinsi Riau, sudahkah Encik dan Puan mengenal benda pusaka tersebut?
Mahkota ini pulang bersama pedang dan pin pusaka setelah tersimpan di Museum Nasional selama 80 tahun yang lalu. Tentunya kedatangannya disambut secara adat di Balai Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro, Rabu (7/8/2025) lalu.
Awal Mula Dibawa ke Jakarta
Sebelum akhirnya kembali ke Riau setelah 80 tahun tersimpan di Museum Nasional, ternyata mahkota ini dibawa ke Jakarta pada tahun 1945 lalu.
Mahkota Sultan Siak sekaligus simbol kebesaran kerajaan Siak ini diserahkan oleh Sultan Syarif Kasim II kepada pemerintah Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan.
Tidak hanya mahkota, Sultan Siak juga menyumbangkan dana sebesar satu juta gulden untuk perjuangan negara yang baru merdeka pada saat itu.
Mengenal Mahkota Asli Sultan Siak
Sebagaimana diketahui, Mahkota Kesultanan Siak ini menjadi salah satu artefak kerajaan Melayu yang paling megah di Indonesia.
Mahkota Sultan Siak ini dibuat pada abad ke-19 lalu, mahkota tersebut terbuat dari emas, berlian, rubi, zamrud, dan mutiara. Adapun berat Mahkota Asli Sultan Siak ini yaitu 1.803,3 gram, diameter 33 sentimeter, dan tinggi 27 sentimeter.
@infopkucom Melihat lebih dekat Mahkota Emas yang melambangkan kejayaan Kerajaan Siak Sri Indrapura di masanya. Mahkota ini terbuat dari emas, memiliki lebar 33 cm, tinggi 27 cm, dan berat 1,803,3 gram. #infoPKU ♬ suara asli – infopku_
Dibuat Pengrajin Jawa
Mahkota Asli Sultan Siak ini ternyata dibuat sekitar akhir abad ke-19 di sekitar Istana Siak. Pembuatannya dengan mendatangkan seorang ahli perhiasan dari Jawa bernama Raden Mas Singo Sarwali, atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Ali.
Pangeran Ali merupakan golongan Hamba Raja Dalam yang diberi kepercayaan tinggi oleh Sultan. Dalam proses pembuatan mahkota, dia dibantu anak-anaknya seperti Karto dan Saribun.
Diketahui, Mahkota Kerajaan Siak menempati posisi pertama dalam daftar 17 harta utama kerajaan berdasarkan naskah kuno Ingatan Jabatan yang ditemukan oleh peneliti Universitas Nasional Singapura, Timothy P. Barnard.
Makna Tulisan Arab dan Bunga Teratai
Mahkota Sultan Siak ini memiliki tulisan kecil yang terletak di bagian depan mahkota, dan hiasan tiga bunga teratai di atasnya. Adapun makna hiasan Mahkota Sultan Siak ini yaitu:
- Makna Tulisan Arab
Tulisan Arab di bagian depan mahkota tersebut merupakan tulisan Arab, Bala Ruh Tajalli. Tidak hanya sekedar hiasan, ternyata tulisan tersebut sangat serat akan maknanya dan merupakan simbol kuat dari dimensi spiritual seorang pemimpin dalam tradisi kerajaan Melayu.
Bala Ruh sendiri berasal dari konsep pengakuan ruh terhadap keesaan Allah sejak zaman azali. Sedangkan Tajalli merujuk pada penampakan sifat-sifat Ilahi kepada makhluk-Nya, khususnya mereka yang bersih hatinya.
Dalam konteks mahkota, tulisan ini menunjukkan bahwa seorang raja bukan hanya memegang kekuasaan duniawi, tetapi juga membawa amanah ruhani. - Makna Bunga Teratai
Sedangkan makna dari hiasan tiga bunga teratai (seroja) di bagian puncak Mahkota Sultan Siak ini melambangkan kesucian hati dan jiwa.
Dengan demikian meskipun seroja tumbuh di air berlumpur, bunganya tetap mekar dengan indah. Ini adalah simbol manusia luhur yang tidak terpengaruh oleh keburukan lingkungan.
Sehingga makna dari Mahkota Siak bukan hanya sebagai simbol kekuasaan kerajaan, namun sekaligus sebagai lambang kebijaksanaan, kesucian rohani, dan tanggung jawab spiritual seorang pemimpin.
Dipamerkan Perdana di Riau
Kembalinya Mahkota Asli Sultan Siak ke Tanah Melayu Riau bersempena dengan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau. Kehadiran benda pusaka kerajaan Siak ini tak pelak menyita perhatian publik.
Di mana ketiga benda pusaka tersebut sekaligus dipamerkan kepada masyarakat Riau mulai 7-10 Agustus 2025 lalu dalam helat Pekan Budaya Melayu Serumpun 2025 di Jalan Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.
Bahkan Pameran Mahkota Sultan Siak mencatat jumlah pengunjung yang sangat mengesankan selama kegiatan berlangsung. Dengan total pengunjung mencapai 15.555 orang.
@infopkucom Pekan Budaya Melayu Serumpun 2025 resmi ditutup, Minggu (10/8/2025) malam. Acara yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau ini menampilkan kekayaan budaya Melayu, mulai dari hiburan rakyat hingga pameran benda-benda pusaka bersejarah. #infoPKU #PekanBudayaMelayuSerumpun ♬ suara asli – infopku_