LGBT di Pekanbaru Perlu Ditangani Dengan Kolaborasi

0
489
LGBT di Pekanbaru

Baru-baru ini Kota Pekanbaru dihebohkan dengan adanya isu LGBT di kalangan siswa, khususnya pada anak-anak usia Sekolah Dasar (SD).

Sebagaimana adanya pemberitaan yang ditemukan adanya grup WhatsApp siswa SD yang terindikasi LGBT di Pekanbaru. Kelompok anak SD di Pekanbaru tersebut memiliki komunitas sendiri yang diduga terindikasi LGBT.

Kasus ini sendiri terungkap setelah HP para siswa terkena razia oleh gurunya di salah satu sekolah dasar di Pekanbaru.

Perlu Upaya Pencegahan

Adapun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mendesak instansi terkait berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat untuk segera bertindak.

“Terutama dalam upaya pencegahan terhadap anak agar tidak terlibat LGBT,” ungkap Asisten I Setdaprov Riau Masrul Kasmy, Jumat (16/6/2023).

Pihaknya juga mendesak kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPA) Provinsi Riau agar segera mengambil tindakan yang lebih masif. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan pencegahan dan penangan terhadap anak atau siswa SD terlibat LGBT.

Tidak hanya itu, ia juga mengusulkan bila perlu bisa membuat tim khusus untuk upaya penanganan LGBT di Pekanbaru, terutama di kalangan sekolah.

Menurutnya jika diperlukan, untuk membentuk tim khusus sehingga upaya penanganan terhadap masalah ini bisa lebih cepat dan fokus.

“Tapi kan memang ada DPPA yang menangani ini, dan mereka juga ada tim khusus untuk menangani masalah ini,” katanya.

DPPA Didorong Untuk Optimal

Kemudian Masrul Kasmy juga mendorong DPPA melibatkan seluruh perwakilannya di berbagai instansi untuk mengoptimalkan gerakan penanganan LGBT di Pekanbaru itu.

Karena sepengetahuannya, kelembagaan tersebut badan di masing-masing daerah. Bahkan sampai ke tingkat RT, sehingga tinggal bagaimana geraknya dioptimalkan.

Ia menerangkan, sesuai dengan tugas dan fungsinya DPPA ini memang fokus bergerak dalam mengatasi masalah kenakalan anak dan remaja.

“Termasuk upaya pencegahan LGBT,” jelas Masrul Kasmy.

Ditegaskannya, masalah LGBT terutama di kalangan anak-anak terutama sekolah dasar jauh lebih berbahaya. Sebab anak yang terlibat dalam kelompok ini tidak hanya bermasalah dari sisi mental, tapi juga akan merusak masa depan bangsa.

“Secara medis kan tidak sehat, juga sangat bahaya kalau penyimpangan ini hanya dibiarkan” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.