Persiapan 3 tahun Provinsi Riau menjadi tuan rumah iven olahraga internasional negara-negara islam, Islamic Solidarity Games (ISG) tahun 2013 menjadi sia-sia. Pemerintah pusat melalui Kemenpora, memindahkan tuan rumah ISG dari Riau ke Jakarta.
Gejolak pun terjadi di daerah. Suara-suara sumbang menyalahkan Kemenpora yang dinilai bertindak sepihak. Namun siapa yang menyangka, ternyata pemindahan itu merupakan usulan dan pendapat dari masyarakat Riau sendiri.
Mereka adalah Rektor Universitas Islam Riau Prof Detri Karya dan Dekan Fakultas Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau Andi Yusran. Keduanya dihadirkan Menpora Roy Suryo bersama Ketua KOI Rita Subowo untuk dimintai pendapat.
“Cuma dua orang, Rektor Universitas Islam Riau dan Dekan fakultas komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau. Itu yang datang ke sini,” kata Sekretaris Kemenpora, Yuli Mumpuni, Kamis (2/5).
Dua pengamat dan akademisi asal Riau ini menurut Yuli merupakan pihak netral dalam menyampaikan pandangan dan masukannya. Keduanya juga mengaku sangat prihatin dengan perkembangan persiapan ISG.
Mereka juga memberikan informasi yang objektif bahwa masyarakat Riau sesungguhnya apatis, dan tidak terlalu antusias lagi mengurusi ISG karena status Gubernur Riau Rusli Zainal sebagai tersangka korupsi PON di KPK.
“Kami dari kemenpora, apalagi Menpora sangat memahami rakyat Riau, ISG itu ingin ada di sana. Tapi karena masyarakat apatis dan mengkhawatirkan, baru Pak Menteri berubah,” ungkapnya.
Sumber : Riau Pos