Kepala Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru Destrayani Bibra mengatakan sektor pariwisata baru bisa menyumbang Rp16 miliar bagi pendapatan asli daerah 2012.
“PAD dari sektor pariwisata baru Rp16 miliar dalam setahun, jumlah itu masih sangat jauh, belum ada apa-apanya dibanding daerah lain seperti Bali dan Bandung,” kata Destrayani Bibra di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, potensi pariwisata di Pekanbaru memang belum banyak dan tergarap dengan optimal. Meski begitu, berkat pembenahan dan promosi, sejumlah tempat wisata kini cukup dikenal publik seperti Masjid Agung An-Nur dan Pasar Wisata Pasar Bawah.
“Kita akan terus membenahi dan terus menjual dan mempromosikan tempat wisata seperti Pasar Bawah. Mau laku atau tidak laku, itu adalah proses,” ujarnya.
Menurut dia, pihaknya juga terus melakukan upaya memberi penyuluhan sadar wisata kepada pelaku pariwisata dan masyarakat.
“Penyuluhan terus kita lakukan kepada parmuwisata, supir taksi, hingga pelayan di hotel,” ujarnya.
Tim Pakar dari Riau Heritage Dedi Ariandi menyatakan pemerintah daerah harus mengubah paradigma yang kental di masyarakat bahwa kegiatan budaya di Riau adalah suatu hal yang mahal.
Menurut dia, cara pandang pemerintah daerah yang menganggap wisata dengan orientasi proyek, membuat masyarakat menganut pola pikir bahwa menggelar kegiatan budaya adalah sangat mahal.
Contohnya, dalam pagelaran kebudayaan selalu dibuat secara seremonial. Para pejabat selalu disambut kompang, disambut secara besar. Sedangkan masyarakat hanya bertindak sebagai penonton saja,” katanya.
Dedi juga mengkritik pemerintah daerah di Riau sepertinya enggan turun ke “akar rumput” untuk pengembangan wisata dengan mencari pusaka yang layak ditetapkan sebagai cagar budaya.
“Jika sebuah pusaka diklaim milik negara lain, baru kita sibuk. Padahal, usaha untuk mencari pusaka yang banyak belum diketahui justru tidak ada,” katanya. (Antara Riau)