Melawan Tirani. Itulah yang disuarakan Mahasiswa Riau. Dalam aksi gabungan BEM Universitas Se-Riau, ada BEM Universitas Riau (UR), BEM Universitas Islam Riau (UIR), BEM Universitas Islam Negeri (UIN) SUSKA, BEM STMIK AMIK, BEM Universitas Abdurrab, BEM Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan lainnya.
Aksi yang ketiga ini merupakan tindaklanjut atas aksi pertama dan kedua yang sudah berlangsung pada 13-14 April 2016. Setelah aksi pertama yang hanya di lakukan oleh tiga Mahasiswa saja. Itu karena acara resmi yang memang hanya diwakilkan oleh beberapa mahasiswa saja.
Sedikit mengulang kejadian hari Rabu (13/4) yaitu kekerasan dan pemukulan terhadap ketiga mahasiswa Riau oleh petugas protokoler dan satpol pp. Ketika itu, perwakilan mahasiswa ingin membentangkan spanduk aspirasi rakyat Riau. Aspirasi itu menuntut agar permasalahan korupsi dan permasalahan perpanjang migas di Riau agar segera ditemukan titik terangnya.
Aksi kedua yang tidak membuahkan hasil akan tuntutan mahasiswa atas nama suara rakyat Indonesia. Ini membuat mahasiswa se-Riau mengadakan rapat akbar konsolidasi di Sekre BEM UR. Memang seperti yang di tulis pada akun FB BEM UR (Kabinet Sejuta Karya) yang hadir pada rapat akbar yaitu BEM UIN SUSKA, BEM UIR, dan BEM UNILAK serta BEM STMIK AMIK RIAU. Aksi ini dibernama “MAHASISWA RIAU BICARA UNTUK MELAWAN TIRANI”,
Kronologi Aksi Pada Jumat, 15 April 2016
Pada Kamis (14/4) pukul 22.16 WIB mahasiswa se-Riau gelar rapat akbar konsolidasi di Sekre BEM UR. Ini saya kutip di akun FB BEM UR (Kabinet Sejuta Karya).
News_SejutaKarya :”Sedang berlangsung konsolidasi akbar pasca aksi sore tadi untuk persiapan aksi terkait tuntutan aksi 1×24 jam yang di hadiri seluruh ketua kelembagaan se-Universitas Riau dan perwakilan dari BEM UIN SUSKA, BEM UIR dan BEM UNILAK”.
#MahasiswaDipukuliLagi
#HanyaSatuKata_LAWAN
Assalamualaikum wr wb Hidup Mahasiswa!!! Hidup Rakyat Indonesia
MAHASISWA RIAU BICARA UNTUK MELAWAN TIRANI
Kasus pemukulan atau kekerasan terhadap mahasiswa dalam pembungkaman terhadap mahasiswa, menjadi simbol pelecehan terbesar yg dilakukan pemerintah tirani antikritik, pasca kejadian yg terjadi di gedung serindit mahasiswa kembali kejalan untuk menuntut pertanggung jawaban atas kejadian tersebut dan meminta oknum yg tidak bertanggung jawab tersebut untuk menjumpai pihak mahasiswa.
Namun permintaan kita tersebut berbanding terbalik hasilnya, satpol PP kembali melayangkan pukulan kepada mahasiswa salah satunya Presma BEM Universitas Riau hingga babak belur korban lain dari FE, FH, FKIP, FAPERIKA, FMIPA, dan FT.
Apakah kita hanya diam melihat pembungkaman suara mahasiswa? Tidakkah kita merasakan apa yg dirasakan korban pemukulan? Layakkah almamater kita dihina?
Seruan Aksi, melawan Tirani :
Hari : Jumat, 15/04/16 Pukul : 13:30 wib Titik Kumpul : BEM Universitas Riau
“SEJARAH MENCATATKAN BAHWA MAHASISWA MENJADI UJUNG TOMBAK TERAKHIR MASYARAKAT DALAM MELAWAN TIRANI”
#Presma_Andres P #Korlap_Indra Rangkuti Mahasiswa Riau Menggugat (UNRI,UIR,UIN,STMIK AMIK)
=BEM Universitas Riau Kabinet Sejuta Karya=
Itulah seruan dan ajakan untuk aksi pada hari Jumat, 15 April 2016. Seperti biasa ajakan untuk aksi di lakukan melalui media sosial dan BC lewat BBM. Karena tidak hanya rapat akbar atau tatap muka saja kita mengajak mahasiswa untuk ikut aksi.
Tepat pada pukul 12.00 WIB, Plt Gubernur Riau dan beserta jajarannya menjenguk M Fauzi korban mahasiswa yang dipukul oleh petugas protokoler dan Satpol PP pada Rabu (13/4). Ini saya kutip di akun FB Muhammad Fauzi.
Assalamualaikum wr wb.
Pukul 12.00 wib siang ini Plt. Gubernur Riau beserta jajaran nya Asisten I prov. Bapak Ahmad Syah harrofi, kasatpol PP Riau mengjenguk saya yg lg terbaring dirumah dan saya didampingi oleh keluarga dan Presiden Mahasiswa UR kakanda Andres Pransiska aktivis Riau kakanda Zulfa Hendri Nofri Andri Yulan Yulan, Yopi Pranoto dan rekan-rekan media. Gubri meminta maaf atas kejadian tsb dan proses hukum tetap berjalan dan kawan2 semngat untuk menyampaikan aspirasinta hari ini.
Mulai aksi untuk bersuara di Kantor Gubernur Riau. Ini yang akan dimulai pada pukul 13.30 WIB yaitu pengumpulan massa dan penjemputan massa kesetiap fakultas yang ada di Universitas Riau. Massa yang sudah terkumpul di setiap fakultas, seperti FKIP, FISIP, FE, F.Teknik, FMIPA, Faperta, Faperika, dan FH. Setelah massa terkumpul barulah menuju Kantor Gubernur Riau. Sekitar pukul 15.00 WIB Massa dari Universitas Riau berangkat menuju Kantor Gubernur Riau.
Di sekitar Kantor Gubernur Riau sudah menunggu aparat keamanan dari pihak kepolisian dan satpol pp yang sudah melakukan pengarahan terhadap petugas keamanan. Ini bertujuan agar tidak adalagi kekerasan dan anarkis antara mahasiswa dan pihak keamanan. “Kita bermediasi dan tidak ada kekerasan,” kata Petugas Kepolisian saat memberikan arahan kepada anggotanya. Ini sekitar pukul 14.00 WIB tepat di Jalan Cut Nyak Dien.
Pada pukul 14.40 WIB massa dari Universitas Lancang Kuning (Unilak), UIR, UIN SUSKA, dan beberapa universitas sudah ada di sekitar Kantor Gubernur Riau tepatnya di Jalan Cut Nyak Dien.
Setelah melakukan pengarahan terhadap seluruh pasukan keamanan sekitar 300 an di kerahkan untuk mengamankan aksi damai mahasiswa se-Riau. Pukul 15.00 WIB petugas keamanan membubarkan diri setelah selesai mendapatkan arahan. Kemudian, pihak keamanan membentuk dan menjaga setiap pintu masuk yang ada di Kantor Gubernur Riau. Misalnya, di pintu gerbang belakang yang sempat jebol karena tidak ada kawalan oleh petugas. Itu pada hari Kamis, 14 April 2016. Pintu gerbang belakang nampak penuh oleh petugas dan sudah di rantai sehingga sulit membuat mahasiswa untuk masuk ke Halaman Kantor Gubernur Riau.
Pada sekitar pukul 15.05 WIB massa dari Universitas Riau sudah sampai di Jalan Nangka. Dengan dikawal oleh Polantas massa dari Universitas Riau menjemput massa yang ada di Fakultas Hukum Kampus UNRI Gobah.
Baru tepatnya sekitar pukul 15.50 WIB massa dari Universitas Riau padat merayap mendatangi Kantor Gubernur. Namun, sebelum melakukan orasinya mahasiswa se-Riau melakukan Sholat Ashar bersama di Jalan Cut Nyak Dien. Setelah selesai melakukan sholat Ashar massa gabungan mahasiswa se-Riau masuk memadati Halaman Kantor Gubernur Riau.
Seperti biasa massa gabungan mahasiswa se-Riau ini berorasi. Hidup Mahaiswa ! Seruan semangat darah pejuang mahasiswa se-Riau. Dengan koordinator lapangan Faizal Indra Rangkuti dan beberapa kementerian BEM UR. Massa ini menunggu kedatangan dari Plt Gubernur Riau. “Mari kawan-kawan kita tunggu Plt Gubernur Riau agar bisa hadir bersama kita. Kita tunggu sampai 15 menit,” ucap Indra.
Sembari menunggu kedatangan Plt Gubernur Riau yang masih berada di jalan sedang menuju Kantor Gubernur Riau. Mahasiswa gabungan se-Riau berorasi siling berganti diatas mobil pick up yang semakin membakar semangat para pejuang menuntut keadilan dan kebenaran itu. Seluruh Gubernur BEM se-Riau dan atau yang mewakili setiap BEM Universitas memberikan orasinya. Semangat untuk memperjuangkan keadilan. Bendera merah putih yang selalu di depan dan menajdi penyemangat para pejuang melawan tirani.
Tidak hanya berorasi. Aksi melawan tirani. Ini juga semakin membuat semangat para pejuang. Ketika pembacaan sajak oleh Padli AR aktivis Riau. Pembacaan sajak “untuk mu wahai para pejuang” oleh aktivis Riau. “Sajak sajak perlawanan untuk mu wahai pejuang. Kau mungkin bisa mencumbu muka ku dengan tinju, kau mungkin bisa mencemah badan ku dengan sepatu. Tapi jangan sekali kali kau lukai almamater ku, karena ku kan melawan mu. Biru, Kuning, Merah, Hijau dan semua almamater ku,”
Setelah menunggu sekitar 30 menit, Plt Gubernur Riau Arsyad Juliandi Rachman datang menjumpai mahasiswa gabungan se-Riau. Kedatangan Beliau disambut baik oleh ribuan mahasiswa sore sekitar pukul 17.00 WIB. Selanjutnya, pembacaan tuntutan oleh perwakilan yaitu Andres Pransiska Presiden Mahasiswa BEM Universitas Riau.
Dan menanggapi tuntutan mahasiswa se-Riau yakni, Pertama meminta maaf secara terbuka oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau atas tindakan anarki pihak keamanan pada acara di Gedung Serindi serta kasus pemukulan terhadap mahasiswa di kantor Gubernur Riau. Kedua pecat Oknum pemukul mahasiswa, Kepala Biro Humas Pemprov Riau (Darusman), oknum Protokoler, dan Komandan Satpol PP Provinsi Riau serta oknum Satpol PP yang telah melakukan pemukulan terhadap mahasiswa.
Plt Gubernur Riau dalam sambutannya, menerima dan akan memproses baik secara hukum atau instansi pemerintahan. “Saya menerima tuntutan mahasiswa se-Riau. Perlu, diingat kita (saya) sebagai Plt Gubernur Riau juga harus mematuhi aturan hukum yang ada. Dan saya tidak boleh bertindak sewenang-wenang. Untuk itulah kejadian pemukulan, sangat saya sesali. Apalagi yang melakukannya oknum pemerintahan,” Jelasnya
“Selanjutnya, kita akan bentuk tim internal untuk melakukan penyelidikan dan pengawasan mengenai masalah oknum yang melakukan pemukulan terhadap mahasiswa. Di dalam tim internal, mahasiswa boleh ikut. Nanti, tinggal pilih siapa saja mahasiswa yang akan mewakili di tim internal,” tambah Arsyad Juliandi Rachman.
Pernyataan Plt Gubernur Riau terkait tuntutan Mahasiswa Riau menggugat:
- Meminta maaf kepada seluruh Mahasiswa dan BEM Seluruh Indonesia terkait insiden pemukulan mahasiswa di hadapan mahasiswa Riau. Dan beliau bersedia akan mengagendakan pertemuan serta konference pers terkait permohonan maaf kepada seluruh mahasiswa di Universitas Riau. Tinggal mengfixan waktunya saja lagi.
- Membentuk tim pemecatan Kabiro Humas Pemprov dan KasatPol PP Prov Riau serta oknum Protokoler. Dan meminta waktu satu minggu untuk mengusut prosedur pemecatan. Selalin itu, meminta mahasiswa untuk membentuk tim pengawasan untuk mengawasi kerja tim khusus Pemprov.
- Menjamin kebebasan berdemokrasi dan hak menyampaikan pendapat di muka umum bagi mahasiswa Riau.
Rekan rekan Mahasiswa, Mari kita kawal ! Hidup Mahasiswa !
Gubernur Riau mengajak mahasiswa buat Forum Terbuka. Arsyadjuliandi Rachman, mengajak mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat untuk dapat kita membuka forum terbuka mengenai permasalahan yang ada di Riau. Saya juga bersedia hadir untuk memenuhi undangan setiap mahasiswa yang ada di Riau ini. Ini bertujuan agar saya dapat mengetahui apa aspirasi adek-adek mahasiswa Riau. Karena saya tidak menginginkan kejadian kekerasan dan pemukulan tidak terjadi kembali. Kita akan lebih terbuka.
“Saya siap di undang mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi. Ini untuk kemajuan Riau,” ajaknya.
Lebih lanjutnya, pertama tim yang akan berjalan untuk menyelidiki dan melakukan pengawasan terhadap oknum yang melakukan pemukukan dan tindak m kekerasan terhadap mahasiswa berjalan selama satu minggu kedepan (Jumat, 15/4 – Jumat, 22/4). Kedua oknum terlibat pemukulan yang akan di non-aktifkan.
Setelah selesai menjumpai mahasiswa, Plt Gubernur Riau langsung memasuki Gedung Kantor Gubernur Riau. Sekitar puluhan aparat keamanan berjaga-jaga di depan pintu masuk gedung Kantor Gubernur Riau.
Setelah Plt Gubernur Riau menerima tuntutan mahasiswa se-Riau, Suhardi Ketua DPM UR mengatakan proses di Pemerintah Provinsi Riau sudah berjalan dengan membentuk tim internal untuk mengawasi dan menyelidiki oknum pemerintah yang melakukan tindak kekerasan. Namun, proses hukum tetap berjalan di Polresta. Jika, pada hari Senin (18/4) tidak ada respon atau tidak ada tindaklanjut dari Polresta, maka massa mahasiswa se-Riau akan kita alihkan ke Kapolda Riau.
Sekitar pukul 17.30 WIB massa gabungan mahasiswa se-Riau membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke rumah masing-masing. Massa juga mendapat kawalan dari pihak Polantas.