Rencana pembangunan Rel Kereta Api di Riau sudah berlangsung sejak lama. Namun kini mulai ada titik terangnya setelah Gubernur Riau, Syamsuar memerintahkan Dinas Perhubungan (Dishub) Riau kembali berkoordinasi dengan kementerian terkait, menyangkut rencana pembangunan rel kereta api di Provinsi Riau.
Berhubung kita sedang membahas kereta api, mungkin sebagian dari kita sudah pernah menaiki kereta api dan pernah menggunakan aplikasi Traveloka untuk membeli tiketnya kan? Yang udah pernah yuk cek jadwal lengkap kereta di aplikasi tiket Traveloka.
Kembali lagi ke pembangunan rel kereta api di Provinsi Riau. Jika tak ada aral rintangan, maka keinginan warga Riau untuk menikmati naik kereta api akan terwujud.
Banyak warga Riau yang tentunya kadang berandai-andai bepergian menaiki kereta api, entah itu sekedar untuk jalan-jalan ke provinsi tetangga maupun ke antarkota di Provinsi Riau sendiri.
Usaha Pemprov Riau
Tentunya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tak ingin hal ini sekedar wacana belaka. Pemprov Riau sendiri diketahui tengah merancang pembangunan jalur kereta api di Riau.
Apabila nanti sudah terbangun, maka sejumlah daerah di Provinsi Riau akan disatukan dengan jalur kereta api. Ternyata keinginan ini sudah disusun sejak tahun 2018 yang lalu, lho.
Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar telah melakukan audiensi dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi di Kantor Kemenhub, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019) lalu. Adapun hasil dari pertemuan tersebut terungkap bahwa jalur kereta api di Riau saat ini sedang dalam proses, yaitu dari Sumatera Utara ke Dumai.
View this post on Instagram
Nah kedepannya, jalur kereta api tersebut akan dimulai dari Sumatera Utara ke Rokan Hilir. Kabar baiknya, rencana pembangunan transportasi darat melalui jalur kereta api ini selaras dengan program yang dibuat antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat.
Teraktual, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Taufiq OH, Selasa (20/8/2019), mengatakan bahwa ada kendala pembangunan rel kereta api di Bumi Lancang Kuning ini. Diantaranya, untuk pembangunnya rel kereta api di Dumai dimana masa Penetapan Lokasi (Penlok) nya sudah akan habis.
Lalu masalah pembebasan lahan masyarakat yang hingga kini tidak selesai. Padahal anggaran untuk pembebasan lahan menjadi tanggung jawab pihak kementerian terkait. Namun karena masyarakat menolak harga pembebasan tanah, dana tersebut akhirnya dikembalikan.
Sayang bukan? Padahal anggaran tersebut sekitar tahun 2017 lalu. Kini Pemprov Riau berharap anggaran untuk pembebasan lahan pembangunan rel kereta api di Riau dimasukkan kembali dalam skala prioritas.
Padahal pembangunan rel kereta api tersebut merupakan proyeksi strategis nasional. Namun belum diketahui prioritas pembangunan ke arah mana. Banyak diantara kita warga Riau yang bermimpi untuk menikmati salah satu transportasi darat ini.
Sejarah Rel Kereta Api di Provinsi Riau
Jika ditelusuri sejarahnya, pembangunan rel kereta api di Bumi Lancang Kuning ini telah dimulai sejak zaman penjajahan Jepang dahulu. Namun bukan sebuah sejarah yang ingin diingat oleh kita, karena sebanyak 100.000 jiwa melayang demi 220 KM rel kereta api dari Muaro, Sumbar, sampai Pekanbaru, Riau.
Para pekerja tersebut awalnya diiming-imingi oleh Tentara Jepang Dai Nippon bergaji tinggi di negeri seberang kepada penduduk di Jawa yang padat. Rombongan pekerja perdana mendarat pada tahun 1943.
View this post on Instagram
Kondisi para pekerja tersebut sangat mengenaskan karena nyaris tidak pernah mendapatkan ransum. Akibatnya satu persatu terserang berbagai penyakit seperti disentri, malaria, pelagra, dan beri-beri. Bahkan yang lebih miris, ada pekerja yang sekarat dan dimakan hidup-hidup oleh biawak. Sebagian jasad mereka dibiarkan membusuk di pinggiran rel dan sungai.
Lalu pada tanggal 15 Agustus 1945, jalur neraka tersebut rampung. Pembangunan rel dari arah Muaro dan Pekanbaru bertemu di Koto Kumbu, Kuansing. Akan tetapi di hari yg sama, Jepang menyerah di Perang Dunia II. Alhasil, satu-satunya pengguna jalur tersebut adalah tentara Jepang dan tawanannya, dari arah Muaro ke Pekanbaru.
Lalu pada tahun berikutnya, jalur itu mati. Salah satu jembatan kayu yang dibangun runtuh tersapu arus sungai Kuantan karena kualitasnya yang buruk akibat dibangun oleh para pekerja yang tersiksa.
Untuk mengingat kekejaman tersebut, maka dibangunlah Monumen Kereta Api (Monumen Lokomotif) di Jalan Kaharudin Nasution, Pekanbaru. Monumen ini menjadi bukti Usaha Jepang dalam membangun Jaringan Kereta yang menghubungkan pantai timur dan pantai barat sumatera.
View this post on Instagram
Berdasarkan hasil kajian Pemprov Riau pada tahun 2018 yang lalu, rencana pembangunan jalur kereta api ini akan memiliki 17 jalur. Selain pembangunan jalur kereta api yang akan menghubungkan daerah-daerah di Riau, diketahui juga Dishub Provinsi Riau akan membangun Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan di Kota Pekanbaru.
Berikut ini 17 jalur kereta api di Riau yang akan dibangun:
- Jalur Pekanbaru-Perawang-Buatan-Tanjung Buton dengan panjang 124,5 kilometer.
- Jalur kereta api Dumai-Pelintung-Buruk Bakul-Tanjung Buton dengan panjang 135,5 kilometer.
- Jalur kereta api LRT kantor Gubernur Riau ke Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II sepanjang 5,7 kilometer.
- Jalur kereta api Pelalawan-Buatan sepanjang 42,2 kilometer.
- Jalur kereta api Pematang Reba-Rengat-Enok-Kuala Enok sepanjang 111 kilometer.
- Jalur kereta api LRT Pekanbaru-Tengkerang Tengah sepanjang 16,6 kilometer.
- Jalur kereta api Pelalawan-Sokoi-Guntung sepanjang 213,7 kilometer.
- Jalur kereta api Tampan-Gubernuran sepanjang 12,9 kilometer.
- Jalur kereta api LRT Bandara SSK II- Perhentian Raja sepanjang 9 kilometer.
- Jalur kereta api Sungai Akar-Enok sepanjang 73,4 kilometer.
- Jalur kereta api Dumai- Lubukgaung-Bagan Siapi-api sepanjang 94 kilometer.
- Jalur kereta api Duri-Tambusai-Ujungbatu-Kandis sepanjang 249 kilometer.
- Jalur kereta api Teluk Paman-Lubung Agung sepanjang 41 kilometer.
- Jalur kereta api Teluk Hulu Kuantan-Batang Gangsai sepanjang 137,1 kilometer.
- Jalur kereta api Tapung Hulu-Bangkinang-Lipat Kain sepanjang 100 kilometer.
- Jalur kereta api Pekanbaru-Bangkinan-Rantau Berangin sepanjang 53,6 kilometer.
- Jalur kereta api Muara Lembu-Teluk Kuantan-Cerenti-Air Molek sepanjang 121 kilometer.