Home Blog Page 346

PSPS Pekanbaru Dipencundangi Persiba Balikpapan

0

Bermain di kandang sendiri, Stadion Kaharudin Nasution, Rumbai, Rabu (15/5/2013), PSPS Pekanbaru kembali gagal memberi hasil positif saat menghadapi Persiba Balikpapan. PSPS kalah 1-2 atas tim tamu. Dengan hasil ini PSPS tetap berada zona degradasi Indonesia Super League (ISL) 2012/13.

Dari delapan laga terakhir, PSPS tidak pernah mendapatkan kemenangan, dan hanya sekali bermain imbang. Kegagalan mendulang angka ini membuat PSPS berada di peringkat ke-17 klasemen sementara dengan koleksi nilai 14. Tim Askar Bertuah hanya berada satu tangga di atas juru kunci Persidafon Dafonsoro dengan selisih satu poin.

Sedangkan bagi Persiba, kesuksesan membawa pulang tiga angka membuat mereka memperbaiki posisi ke peringkat sepuluh klasemen usai mengumpulkan nilai 23. Raihan angka Persiba sama dengan Persiram Raja Ampat dan Persiwa Wamena, namun tim Beruang Madu kalah selisih gol.
Bermain di kandang, PSPS justru mengalami kesulitan untuk mengembangkan permainan. Persiba lebih dulu mengambil inisiatif serangan, dan mampu menebarkan ancaman di pertahanan tuan rumah.

Kubu Persiba bersorak kegirangan setelah berhasil mengungguli PSPS lebih dulu pada menit ke-13 melalui gol Kim Young-Kwang.

Tertinggal satu gol, PSPS mencoba meningkatkan intensitas serangannya. Kendati demikian, penyelesaian akhir yang buruk membuat mereka gagal menyamakan kedudukan. M Isnaini mendapatkan peluang di menit ke-25, namun tidak membuahkan hasil.

Alih-alih menyamakan kedudukan, gawang PSPS justru kebobolan untuk kali kedua. Kali ini, mantan punggawa mereka di putaran pertama, Ade Suhendra, yang menjebol gawang PSPS pada menit ke-28.

PSPS mendapatkan peluang untuk memperkecil ketertinggalan mereka ketika mendapatkan hadiah penalti menjelang babak pertama berakhir. Sayangnya, April Hadi yang dipercaya sebagai eksekutor gagal menjalankan tugasnya dengan baik.

Tuan rumah yang mengalami defisit dua gol mencoba kembali meningkatkan intensitas serangan guna memperkecil ketertinggalan. Upaya itu membuahkan hasil ketika Camara Namory mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-55.

Gol ini melecut motivasi pemain tuan rumah untuk menyamakan kedudukan. Hanya saja, upaya mereka menemui kesulitan, karena Persiba lebih mengamankan keunggulan mereka dengan memperkuat pertahanan. Skor 2-1 ini pun bertahan hingga wasit meniupkan pluit panjang. (Go Riau)

#beritaPKU Pekanbaru Alokasikan Rp100 Miliar Untuk Pembangunan Jalan

Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau, mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 miliar pada 2013 untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan guna mendukung kelancaran arus lalu lintas dan barang di kota itu.

“Alokasi anggaran bidang bina marga tahun 2013 tersebut mengalami kenaikan sebesar 35 persen dibandingkan anggaran bidang yang sama pada tahun 2012,” kata Kepala Dinas PU Kota Pekanbaru Azmi di Pekanbaru, Rabu.

Selain membiayai kegiatan fisik proyek, anggaran sebesar itu juga termasuk operasional kegiatan Dinas PU, katanya.

Menurut Azmi, anggaran bidang marga yang dialokasikan itu cukup besar terkait tingginya perhatian pemerintah kota itu untuk melakukan peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan.

Peningkatan kualitas jalan menjadi perhatian serius Pemkot Pekanbaru, sehubungan dengan tingginya pertumbuhan penduduk di daerah itu sejak beberapa tahun terakhir.

“Pertumbuhan penduduk di kota ini bahkan berada di atas rata-rata nasional, sehingga juga berdampak terhadap peningkatan arus orang, barang dan jasa, sehingga peningkatan kualitas jalan diperlukan,” katanya.

Sehubungan dengan itu, katanya lagi, Dinas PU Kota Pekanbaru kini terus menggiatkan proses tender ulang ke dua khususnya untuk proyek pembangunan jalan dengan pengaspalan hotmix pada 12 kecamatan.

Untuk proses tender ulang ke dua ini, katanya, dalam minggu ini sudah masuk lagi sejumlah penawaran dari kontraktor namun demikian sejumlah paket sudah diproses.

“Kami berharap tender ulang kedua dapat diselesaikan dalam Mei ini sehingga pengerjaan fisik jalan beraspal hotmix bisa segera dilakukan ditambah dengan satu unit jembatan besar beton senilai Rp2 miliar dan beberapa unit jembatan kecil lainnya,” katanya. (Antara Riau)

BBM di Android dan iOS, Langkah Cerdas atau Bumerang BlackBerry?

3

Keputusan BlackBerry meluncurkan BlackBerry Messenger untuk platform Android dan iOS cukup mengejutkan banyak pengguna perangkat itu di Tanah Air. Ada yang bersyukur karena akhirnya mereka bisa benar-benar meninggalkan BlackBerry, ada pula yang menganggap perusahaan asal Kanada itu membuat kesalahan fatal. Lho?

Bukan rahasia lagi jika banyak pengguna BlackBerry tak bisa benar-benar beralih ke smartphone lain karena terikat dengan BBM. Aplikasi spesial ini hanya ada di perangkat BlackBerry selama bertahun-tahun, dan tiap orang mempunyai akun unik berdasarkan PIN perangkat mereka masing-masing. Artinya, jika mengganti BB, maka nomor PIN teman-teman, keluarga atau klien akan hilang begitu saja. Pengguna memang bisa memberitahukan PIN terbaru mereka, namun akan sedikit merepotkan.

Maka, sudah pemandangan umum kita melihat banyak orang mempunyai iPhone atau Android bagus, tapi tetap mempunyai BB. Selain itu, tak sedikit yang memanfaatkan BBM sebagai sarana untuk berjualan macam-macam barang dengan cara bergonta-ganti foto profil atau status. Singkat kata, keterikatan BBM dengan penggunanya bisa dibilang sangat kuat.

Lalu, apa gerangan yang membuat BlackBerry memutuskan merilis BBM untuk Android dan iOS?

“Anda mungkin bertanya mengapa BlackBerry melakukan ini sekarang,” kata CEO BlackBerry Thorsten Heins dalam konferensi di Orlando, Amerika Serikat, Selasa (14/5) kemarin.

“Ini adalah tanda kepercayaan diri. Platform BlackBerry 10 kuat dan respons (yang kami terima) sangat bagus sehingga kami percaya diri waktunya tepat untuk BlackBerry Messenger menjadi solusi perpesanan multiplatform yang independen.”

Dia menambahkan, pengguna iPhone akan membutuhkan setidaknya iOS 6 untuk bisa menggunakan BBM, sementara pengguna Android minimal memakai Ice Cream Sandwich. Tak ada kalimat Heins mengenai Windows Phone.

Analis dari Davies Murphy Group Europe, Chris Green mengatakan, terlalu dini untuk mengetahui apakah langkah BlackBerry ini akan memaksa kompetitornya mengubah strategi mereka.

“BBM telah menjadi pendorong trafik yang signifikan terhadap BlackBerry –terutama dari khalayak konsumen,” katanya.

Mengembangkan BBM ke multiplatform, kata Chris, bukan hanya memperluas daya tarik konsumen tetapi juga dapat membantu membujuk kembali konsumen korporat yang hilang karena masalah teknis sebelumnya.

Adapun Ben Wood dari CCS Insight memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, BlackBerry terpaksa mengambil langkah itu karena terdesak aplikasi pesan multiplatform yang kian menjamur, termasuk Facebook Messenger. Dia khawatir, bagaimana BlackBerry akan memastikan perilisan BBM untuk Android dan BBM akan bermanfaat terhadap penjualan ponsel BB.

Todd Haselton dari Technobuffalo mengatakan, ada dampak positif dan negatif dari langkah BlackBerry tersebut.

Dampak positifnya, akan makin banyak pengguna yang mengenal merek BlackBerry. Kedua, perusahaan asal Kanada itu mengaku BBM versi Android dan iOS akan menawarkan layanan pesan dan group chat, tetapi pengguna tak akan bisa melakukan panggilan video, berbagi layar dan berbagai keunggulan lain yang hanya ada di perangkat BlackBerry.

Kekurangan tersebut bisa memicu dua hal. Pertama, pengguna yang melihat kekurangan BBM di Android dan iOS akan beralih ke BlackBerry, atau mereka meninggalkan BBM dan tetap memilih aplikasi lain, seperti WhatsApp, WeChat, Line dan sebagainya.

Bisa pula BlackBerry menawarkan opsi lain. Misalnya, agar pengguna Android dan iOS bisa menikmati fitur penuh BBM, mereka harus membayar biaya berlangganan.

Dampak buruknya, sudah jelas ketergantungan orang terhadap BBM di perangkat BB akan tergerus seiring dengan kehadiran aplikasi ini di Android dan iOS. Buat apa lagi punya BB kalau BBM bisa juga dinikmati di Android dan iPhone? Sementara BB selama ini lekat dengan istilah “lemot”? (Chip Indonesia)

Mengenal Sincan, Geng Motor Khusus Wanita Binaan Klewang

Nama kelompok ini Sindikat Hantu Nekat. Lebih sohor disebut Sincan. Merupakan salah satu geng motor di Pekanbaru, Riau, yang menjadi binaan Klewang (57) alias Mardijo –yang beberapa waktu lalu dibekuk polisi karena melakukan sejumlah kejahatan.

Dari 6 kelompok yang dibina Klewang, Sincan merupakan satu-satunya geng motor yang seluruh anggotanya wanita. “Berdasar pengakuan Klewang, anggotanya 20 sampai 50 wanita,” tutur Kapolresta Pekanbaru Kombes Adang Ginanjar, Selasa (14/5/2013).

Belum jelas, sejak kapan Sincan didirikan dan dibina oleh pria asal Brebes, Jawa Tengah itu. Yang pasti, para wanita yang tergabung dalam geng motor ini berasal dari berbagai latar belakang.

“Mereka pertama putus sekolah, ada yang berlatar belakang wanita nakal, dan ada yang masih sekolah. Mereka masuk ke sini campur aduk,” ujar Adang.

‘Ritual’ tak lazim diterapkan klewang untuk ‘menyambut’ para wanita yang menjadi calon anggota geng. Wanita yang pada umumnya masih remaja itu harus rela disetubuhi oleh Klewang dan para panglimanya. Aksi durjana ini sudah lazim. Jika menolak, maka akan diperkosa.

Sebagaimana kelompok lain yang dibina Klewang, Sincan juga punya seorang pimpinan. Gembong itu juga wanita, inisialnya SP. Saat ini masih diburu polisi untuk diperiksa terkait kejahatan kelompok Klewang.

“Kami masih belum tahu apakah para wanita ini juga turut melakukan tindakan kejahatan kelompok Klewang ini. Informasi dari tersangka Klewang masih minim,” kata Adang.

Polisi, tambah Adang, saat ini tengah memburu SP. Ciri-ciri dan keberadaan SP juga sudah diketahui. Penangkapan sedang diupayakan oleh polisi.

“Kami berharap, penangkapan SP bisa segera dilakukan, sehingga kita dapat banyak keterangan,” tutup Adang. (Liputan6)

PSPS Tak Ingin Malu Lagi

0

PSPS dipermalukan Barito Putra di laga perdana putaran kedua di Stadion Rumbai, Sabtu (11/5). Askar Bertuah, julukan PSPS, tak ingin malu lagi di hadapan pendukung sendiri ketika menjamu Persiba Balikpapan, Rabu (15/5).

“Ya, tentunya kami tidak ingin kembali malu di kandang sendiri untuk kedua kalinya. Kami juga tak ingin dua kali kalah dari Persiba musim ini. Laga besok (hari ini, red) adalah kesempatan kami untuk membalas kekalahan di putaran pertama,” ungkap carateker pelatih PSPS, Afrizal Tanjung kemarin.

Untuk mewujudkan target ini, tim pelatih telah menyiapkan strategi. Formasi 4-4-2 yang tak berjalan dengan bagus ketika lawan Barito Putera ditinggalkan dan PSPS akan bermain dengan formasi 4-2-3-1 saat menjamu Beruang Madu, julukan Persiba petang ini.

Dengan formasi 4-2-3-1 ini, Afrizal berharap lima gelandang bisa menguasai lapangan tengah dan mampu meredam lini tengah Persiba yang diperkuat Patrice Nzekou dan Ade Suhendra. PSPS akan mengandalkan dua gelandang bertahan yang bakal diperankan Camara Namory dan Dika Hanggara.

Sedangkan tiga gelandang serang dipersiapkan April Hadi, M Isnaini dan Zharul Azhar untuk memanjakan target man, Ndiaye Pape Latyr. Namun, lini belakang PSPS sedikit timpang.

Selain tanpa pemain asing, Bobby Satria juga absen karena masih cedera. Alhasil, empat bek hanya diperkuat Danil Junaidi, Novi Handriawan, Gusrifen dan Hadison.

“Memang diakui secara materi Persiba memiliki pemain yang cukup bagus, apalagi mereka melakukan penambahan pemain asing. Mereka punya Nzekou yang jadi pemain kunci serta pemain muda yang sangat berbahaya yakni Syakir Sulaiman. Ini yang harus kami waspadai,” tuturnya.  “Saya berharap penampilan anak-anak jauh lebih baik lagi dibandingkan saat lawan Barito,” tambahnya.

Sementara itu pelatih Persiba, Herry Kiswanto juga menargekan meraih poin penuh di laga petang ini. “Secara materi kami siap mengahadpi PSPS dan siap mencuri poin. Kita tidak ingin pulang dengan sia-sia di laga tandang kali ini,” ujar Herkis, panggilan Heri Kiswanto.

Herkis menyebutkan menantang PSPS dirinya akan memperkokoh lini belakang.

“Kami berusaha membenahi celah yang seharusnya tak terjadi. Selain organisasi permainan secara tim kami juga tengah membenahi bagaimana pemain belakang harus lebih solid. Ini harus didukung dengan koordinasi yang baik di lapangan,” tegas Herkis.

Di laga ini, Herkis berencana akan menggunakan formasi 4-4-2. Roy Budiansyah, Alfian Habibi, Yudi Khoerudin, Rendy Siregar akan diandalkan mengamankan posisi empat bek.

Empat gelandang akan mengandalkan Syakir Sulaiman, Patrice Nzekou, Ade Suhendra dan Muhammad Bahtiar. Dua striker akan ditempatkan Young-Kwang Kim dan  Moustapha El Kassaa. (Riau Pos)

#ISG_2013 Berharap Pusat Cepat Putuskan ISG

0

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan Panitia Daerah (Panda) Indonesian Islamic Solidarity Games Organizing Comittee (Inaisgoc) 2013 berharap penetapan tuan rumah Islamic Solidarity Games (ISG) III dapat diputuskan segera oleh pemerintah pusat.

Sehingga siapapun yang ditunjuk bisa melakukan persiapan dengan matang.

Harapan tersebut disampaikan berbagai kalangan di Riau. ‘’Kita ingin cepatlah, jangan berlama-lama, harus diputuskan. Yes or No, kalau No kita close,’’ tegas Wakil Ketua II Panda Inaisgoc, Emrizal Pakis, Selasa (14/5) sore.

Emrizal menilai, sebab segala proses dan upaya dengan kerja keras sudah dilakukan Panda dan Pemprov Riau dengan waktu yang panjang dan anggaran yang tidak sedikit. Seharusnya pusat lebih objektif memandang dalam memutuskan siapa yang akan menjadi tuan rumah nantinya.

‘’Kalau memang tidak ada perubahan SK Presiden, berarti kita tetap menjadi tuan rumah. Maka persiapan bisa ditingkatkan, tapi jangan berlama-lamalah ditetapkan,’’ tambahnya.

Terkait kendala yang dihadapi, menurut Emrizal, seharusnya pemerintah pusat, dalam hal ini Menpora Roy Suryo lebih jelas memutuskan. Sebab kalau dari sisi teknis, memang tidak ada lagi kendala di Riau untuk dipindahkannya pelaksanaan ISG.

Sementara permasalahan non-teknis yang disorot belakangan ini, memang di luar kemampuan Panda untuk mengantisipasiya selama hal tersebut belum terjadi. Kalau sudah terjadi, seperti yang dipermasalahkan Menpora terkait status Gubernur Riau (Gubri) sebagai tersangka tentu bisa disiapkan langkah-langkah.

‘’Pemikiran saya, ada pertanggungjawaban struktural dalam ISG ini, sebagai ajang internasional berkaitan dengan penyelenggara bukan hanya Riau sebagai panitia. Ada pusat, nasional dan daerah, dimana secara struktural adalah Menpora di pusat dan Gubernur di daerah,’’ bebernya.

‘’Kalau di daerah Gubernur tidak ada, Wagubnya kan ada, kalau tidak juga maka bisa di bawahnya,’’ sambung Emrizal.

Di bagian lain, Gubernur Riau (Gubri) HM Rusli Zainal mengatakan memang segala upaya dan perjuangan sudah dilakukan. Dirinya secara pribadi tidak ingin hanya karena statusnya sebagai tersangka oleh KPK menjadi batu sandungan pelaksanaan ISG batal di Pekanbaru, Riau dan justru dipindah ke Jakarta karena hal itu.

‘’Siapa benar seorang Rusli Zainal bisa memindahkan ISG dari Riau hanya karena status. Tidak bisa begitu. Seharusnya pusat lebih melihat jauh ke depan karena berapa besar yang akan didapatkan bangsa dengan suksesnya pelaksanaan ini nanti dan perkembangan daerah akan lebih kuat,’’ paparnya.

Karena jika terus mengalami perubahan dan belum ada keputusan, tentu negara-negara peserta akan bertanya-tanya nantinya kenapa permasalahan penetapan tuan rumah saja tidak tuntas hingga kini sehingga salah satu proses jelang pertandingan yakni Chief Demission Meeting (CDM) selalu tertunda pelaksanaannya. ‘’Jadi mari bersama berfikir logis dan melihat langsung karena ini semua demi kepentingan bangsa,’’ ajak Gubri kepada seluruh pihak.

Keputusan Menpora Dinilai Tidak Jernih
Anggota Komisi A DPRD Riau Gumpita mengatakan, seharusnya Roy Suryo sebagai Menpora memahami sistem dan mekanisme pembatalan Riau sebagai tuan rumah ISG. Bukan berbicara di media yang menjadi sebuah proses pengambilan keputusan yang tidak jernih.

Gumpita menyatakan, dirinya bukan dalam kapasitas dukung-mendukung pelaksanaan ISG di Riau, namun jika dilakukan pembatalan, seharusnya Roy Suryo mendalami lebih dahulu asal-usul mengapa Riau ditunjuk sebagai tuan rumah.

‘’Roy Suryo harus tahu asbabun nuzul-nya ISG ini. Kalau mengganti tempat tentunya ada mekanisme. Di Riau ada Gubernur, ada Forkopimda, ada pemerintah yang terdiri dari eksekutif dan legislatif, harusnya diajak bicara dan ada pertemuan lebih dahulu,’’ kata Gumpita.

Bahkan saat kunjungan sudah dilaksanakan Menko Kesra dan Menpora, tidak ada lagi alasan teknis karena seluruh venue sudah siap, alasan bergulir ke status tersangka.

‘’Nah, awalnya ada alasan teknis, sekarang berubah lagi alasannya. Saya kecewa dengan alasan seperti ini. Ada tata cara, etika ketimuran dan tata cara organisasi serta ada tata laksana pemerintahan yang harus dipelajari oleh Roy Suryo,’’ kata Gumpita.

Kini, lanjutnya, dengan tidak membicarakan pemindahan ISG dengan Gubernur, ada perlawanan dari pemerintah dan masyarakat Riau, tentunya masalah ini jadi perhatian.

‘’Kalau sebelum bicara di media, Roy mengajak Gubernur dan panitia lokal bicara lebih dahulu dan memaparkannya, bisa jadi pemindahan bisa diterima, tapi yang dipilih Roy adalah berbicara di media,’’ kata Gumpita. (Riau Pos)

#beritaRIAU Pemprov Ambil Alih Aryaduta

0

Dengan alasan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan mengambil alih aset daerah yang ada selama ini.

Salah satunya dalam waktu dekat ini adalah pengelolaan Hotel Aryaduta yang sebelumnya dipegang oleh PT Sarana Pembangunan Riau (PT SPR).

Dengan demikian maka manajemen salah satu hotel berbintang di Pekanbaru tersebut hanya akan berkoordinasi dengan Pemprov dalam hal ini Biro Perlengkapan.

“Kami berupaya untuk melakukan penyelamatan aset supaya PAD jelas bagi daerah. Salah satunya adalah hotel (Aryaduta) yang sebelumnya dikelola salah satu BUMD,” ujar Kepala Biro Perlengkapan Setdaprov Riau, Abdi Haro, kemarin.

Aryaduta sendiri menyumbang PAD sebesar Rp200 jutaan setiap tahunnya. Maka dengan pengambilalihan ini, bagi hasil yang diperoleh nantinya masuk ke dalam kas daerah.

Sementara selama ini bagi hasil hotel tersebut selalu stagnan di pihak SPR, sehingga dinilai minim menyumbangkan PAD. Diceritakan Abdi pula sebelumnya yang melakukan perjanjian kontrak dengan manajemen Aryaduta adalah Gubernur Riau atas nama Pemprov Riau terdahulu. Lalu, gubernur ketika itu menunjuk PT SPR untuk mengelolanya.

Namun dalam Peraturan Daerah (Perda) Tahun 2012 yang baru saja disahkan DPRD Riau, maka aset itu harus dikelola langsung oleh Pemprov Riau. Rencananya dalam waktu dekat, Pemprov dan manajemen Aryaduta akan membicarakan tentang pengambil alihan ini.

Ketika ditanyakan apakah pengambil alihan ini dikarenakan PT SPR tidak memiliki prospek yang baik dalam mengelola Arya Duta? Abdi tidak bersedia menjelaskannya dengan rinci. Namun, dia meminta agar masyarakat saja yang lebih baik menilainya.

“Tujuan kami yang terpenting, bagaimana dana bagi hasil dari Aryaduta ini, murni menjadi sumber penerimaan bagi kas daerah. Jadi dana itu, bisa langsung masuk ke rekening daerah, tidak lagi singgah di BUMD,” tegasnya.

Mengenai adanya pengambilalihan pengelolaan, General Manager Aryaduta Pekanbaru Hamdany mengaku tidak mengetahui dengan pasti.

Namun, Hamdany memastikan, kerja sama Pemerintah Provinsi Riau dan Hotel Aryaduta masih seperti dulu, sesuai kesepakatan awal saat pertama kali dibangun.

‘’Pengelolaan operasional masih tetap pada manajemen Aryaduta, kerja sama kita masih seperti dulu. Soal pemindahan pengelolaan saya belum tahu pasti informasinya,’’ ungkap Hamdany.

Hamdany juga tidak mengetahui informasi ini, baik dari manajemen, Pemerintah Provinsi Riau sendiri, maupun dari media. Hamdany sendiri baru saja bertugas memimpin Aryaduta Pekanbaru tiga bulan terakhir. (Riau Pos)

#beritaPKU Ketika Geng Motor Menjadi Virus Teror

Hanya dalam waktu dua tahun, keberadaan geng motor di Kota Pekanbaru tumbuh bagai virus penebar kekerasan dengan jumlah anggota lebih dari 500 orang. Ironisnya, sebagian besar diantaranya adalah anak-anak muda berstatus pelajar.

Seorang remaja tanggung, sebut saja Ang, hanya bisa menundukkan mukanya merapat ke meja di Mapolres Pekanbaru pada Selasa siang (14/5). Remaja berusia 17 tahun itu masih tercatat sebagai siswa di sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) unggulan di Pekanbaru, namun pilihannya kali ini membawanya ke jalan yang salah.

“Saya benar-benar menyesal, bang. Saya benar-benar malu sama orang tua saya,” katanya.

Dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis, Ang meratapi penyesalannya. Keterlibatannya dalam geng motor Sincan sejak setahun lalu malah membawanya harus berurusan dengan hukum. Di usianya yang masih sangat muda, Ang kini ditetapkan oleh polisi sebagai tersangka kasus perusakan sebuah warung internet bersama kawanan geng motor.

Ang mengatakan awalnya sekadar ikut-ikutan masuk geng motor bersama teman-temannya. Dengan kondisinya kini, Ang terpaksa harus mengubur mimpinya menjadi seorang polisi.

“Saya punya cita-cita jadi polisi. Tapi sekarang, entahlah. Saya pasrah,” ujarnya lesu.

Ang tidak sendiri meratapi nasibnya, karena ada enam pelajar yang di dalam ruangan itu berstatus tersangka akibat terlibat tindak kriminal bersama kawanan geng motor. Dari catatan Polresta Pekanbaru, sebanyak 51 orang dari geng motor yang akan ditangkap karena tindak kriminal dan 11 diantaranya masih pelajar SMP dan SMA, termasuk didalamnya Ang.

Di lihat dari postur tubuhnya, para anggota geng motor yang ditangkap Polresta Pekanbaru jauh dari sosok tinggi kekar dan bertato seperti anggota geng motor Hells Angels yang sangat ditakuti di Amerika Serikat. Mereka mayoritas adalah remaja berusia belasan tahun alias ABG (anak baru gede), berbadan kurus dan jauh dari kesan seram.

Namun, tindakan mereka sudah masuk dalam kategori kriminal pidana berat. Catatan polisi menunjukkan selama tahun 2012 ada sedikitnya 25 kasus pidana yang dilakukan geng motor di Pekanbaru, dan awal tahun ini sudah ada sekitar 16 kasus. Kejahatan yang mereka lakukan antara lain pencurian dengan kekerasan, perusakan, penganiayaan, hingga pemerkosaan terhadap korban.

Penyesalan juga ditunjukkan oleh Fit, pemuda putus sekolah berusia 18 tahun yang kini juga berstasus tersangka. Ia mengaku baru dua bulan bergabung dengan geng motor XTC dan dipercaya sebagai panglima.

Ia ditangkap karena ikut menyaksikan pemerkosaan yang dilakukan tiga orang anggota geng motor terhadap seorang karyawati di Stadion Utama PON Riau di kompleks Universitas Riau, Minggu (5/5).

Fit mengungkapkan, banyak remaja yang ketika masuk ke geng motor akhirnya terjebak dan tidak bisa keluar dengan aman. Sebabnya, ketika keluar mereka kerap dianggap sebagai tertuduh apabila ada anggota geng motor yang ditangkap polisi. Akibatnya, banyak anggota geng motor takut untuk keluar karena ancamannya berat, yakni dibunuh sebagai pengkhianat.

“Orang yang keluar itu bakal jadi incaran anggota geng motor untuk dianiaya. Makanya kami takut untuk keluar,” ujarnya.

Modus Perekrutan

Aksi kriminal geng motor di Pekanbaru tidak lepas dari sosok Mardijo alias Klewang.

Kapolres Pekanbaru Kombes Pol Adang Ginanjar mengatakan, pria bangkotan berusia 57 tahun itu merupakan mantan residivis yang dianggap sebagai ketua tertinggi, bahkan seperti guru spiritual, bagi seluruh kelompok geng motor di Pekanbaru.

Pria tersebut ditakuti karena konon kebal senjata tajam, namun kini ia sudah tidak berdaya setelah dicokok oleh polisi.

“Klewang ini menjadi otaknya, karena ia memberi instruksi kapan anggotanya harus bergerak dan setiap penyerangan harus mendapat restu darinya,” kata Adang.

Penangkapan terhadap Klewang akhirnya mengungkap keterkaitan geng motor, termasuk modus perekrutan anggota di kalangan pelajar. Klewang sebenarnya merupakan anak dari keluarga polisi, namun saat dewasa menjadi kriminal dan berulang kali masuk penjara. Dua dari enam anak Klewang menjadi ketua geng motor di Pekanbaru.

Menurut Adang, kira-kira 2010, anak Klewang yang bernama Bambang Suprianto setelah pulang dari Bandung, Jawa Barat, membentuk geng motor XTC di Pekanbaru. Bambang menjadi Ketua XTC, sedangkan Klewang diangkat sebagai Ketua Besar.

Untuk membesarkan pengaruh geng motor itu, Klewang bersama Bambang mulai melakukan tindakan anarkis untuk menakuti kelompok geng motor lainnya sehingga mau bergabung dengan XTC.

Dalam proses perekrutan anggota, Klewang mewajibkan calon anggota berkelahi dengan anggota XTC untuk uji nyali.

“Sedangkan, untuk yang perempuan, tersangka (Klewang) akan menyetubuhinya,” kata Adang.

Klewang juga akan menentukan orang-orang terpercayanya untuk dijadikan panglima di geng motor. Tersangka juga mencari panglima yang berstatus pelajar di sekolah-sekolah untuk melakukan perekrutan di institusi pendidikan.

Setelah itu, setiap anggota wajib menyetor uang sebesar Rp5.000 setiap bulan dengan dalih uang kas untuk operasional. Tersangka juga memerintahkan anggota geng motornya melakukan perampasan, pemerasan yang hasilnya disetor kepada Klewang.

“Sedangkan jika mendapat sepeda motor, maka sepeda motor tersebut dijual atau digunakan sebagai sarana pergerakan mereka,” ujar Adang.

Menurut dia, Klewang sudah berhasil menghimpun sekitar 500 anggota geng motor dan membawahi enam kelompok. Kelompok tersebut antara lain XTC, ARC, JRC, Sincan, Street Demon, dan Atiet Abang.

“Setiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua, wakil ketua, bendahara dan panglima perang yang mantan residivis,” katanya.

Adang bertekad kepolisian yang kini dipimpinnya akan menumpas habis kawanan geng motor di Pekanbaru.

“Kami juga berkoordinasi dengan kepolisian di setiap daerah, karena informasinya ada tersangka yang buron kabur keluar Riau,” ujarnya.

Virus Terorisme

Ahli psikologi sosial dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Dr Mirra Noor Milla  mengatakan, fenomena kelompok kekerasan seperti geng motor tumbuh subur di kota-kota besar akibat adanya kultur kekerasan yang didukung oleh kondisi lingkungan.

Keberadaan geng motor di Pekanbaru tidak muncul secara tiba-tiba, karena kelompok seperti itu sudah sejak lama ada, yang biasanya dibentuk oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan hobi otomotif dan petualangan.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir kelompok yang mengutamakan kekerasan lebih mendominasi akibat pembiaran terhadap perilaku kekerasan itu terjadi tanpa ada upaya penghukuman berarti dari aparat.

“Yang sangat disayangkan adalah, kenapa sudah sejauh ini aparat kepolisian membiarkan kelompok itu berkembang,” kata Mirra.

Menurut dia, seharusnya Pemerintah Kota Pekanbaru dan aparat kepolisian bisa mencegah berkembangnya kelompok geng motor pimpinan Klewang dengan menghambat berkembangnya kultur kekerasan melalui penegakan hukum dan tidak memberi ruang bagi mereka untuk beraktivitas.

Sikap permisif dan pembiaran secara berulang-ulang itu membuat kekerasan dianggap menjadi budaya yang bisa diterima, dan fatalnya hal itu dianggap sesuatu yang hebat bagi generasi muda yang sedang mencari identitas. Dalam kasus geng motor, para remaja akhirnya menjadi korban dari tindakan pembiaran para penguasa dan aparat hukum terhadap virus anarkisme dan terorisme.

“Geng motor ini sudah bisa dikategorikan teroris, karena mendengar namanya saja orang sudah takut.” katanya.

Klewang dengan mudahnya melakukan perekrutan hingga ke institusi pendidikan dengan target para remaja yang merasa tidak mendapat peran di lingkungannya. Mereka, yang disebut Mirra sebagai remaja yang termarjinalkan, mendapati Klewang sebagai mentor dan panutan yang bisa menerima mereka dan memenuhi kebutuhan psikologis.

Perekrutan itu makin dipermudah dengan sikap Pemerintah Kota Pekanbaru yang alpa memberikan ruang dan peluang bagi remaja yang termarjinal untuk bisa beraktivitas secara positif.

“Saya melihat di Pekanbaru ini pemerintah daerah sangat kurang memberikan peluang bagi remaja yang termarjinalkan untuk berkompetisi melalui berbagai kegiatan-kegiatan positif,” katanya.

Jadi, sangat tidak arif ketika sekarang kita menyatakan perang terhadap geng motor sebagai pelaku kekerasan, ketika kita juga yang sebenarnya membiarkan mereka tumbuh subur di tengah masyarakat.

Berapa banyak lagi generasi muda di Bumi Lancang Kuning yang harus menjadi korban virus kekerasan dan terorisme yang akan merenggut masa depan gemilang mereka? (Antara Riau)

#eventPKU One Day Mini Festival (MiniFest) “Think. Do. Be. Positive”

0

kepoPKU

KepoPKU (Komunitas Energi Positive Pekanbaru) merupakan komunitas non-profit, sebagai wadah para individu yang bersemangat untuk menyebarkan ide positif, fresh dan berdaya gunaMengapa ide-ide itu pantas untuk disebarkan? Hal ini dikarenakan pengetahuan, wawasan dan pengalaman dapat mendorong orang lain untuk bisa mengaplikasikan ide-ide yang ada di dalam pikiran mereka dan meningkatkan kompetensi di bidang tertentu.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas cakrawala pengetahuan bagi siapapun dan merangsang berpikir tentang hal-haldi luar zona kenyamanan intelektual. Harapannya, Riau umumnya dan Pekanbaru khususnya, dengan potensi yang besar ini mampu melahirkan anak-anak muda dengan kemampuan melakukan sesuatu di luar zona kenyamanannya yang berdampak positif untuk daerah sendiri.

Follow

@kepoPKU

@kepominifest

Print

One Day Mini Festival (MiniFest) “Think. Do. Be. Positive” merupakan kegiatan terbesar kepoPKU di tahun 2013 sebagai aksi menyebar energi positif dan peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2013 bagi para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat Pekanbaru. MiniFest ini akan mengangkat tiga topik penting berupa: Pendidikan, Kreatifitas, dan Kepemudaan.

Akan dilaksanakan pada Minggu 19 Mei 2013 pukul 08.00 – 16.00 WIB di Gedung Pustaka Wilayah Soeman HS

Bentuk kegiatan

Indoor

  1. Workshop pendidikan kreatif akan diisi oleh Adez Aulia“Marketing Director of International Design School”

  2. Seminar Kepemudaan oleh Gracia Paramitha “Global Youth Advisor for TUNZA & UNEP”, Kreatifitas oleh Rino Dezapaty “Director of Riau Rhythm Chambers Indonesia” dan Indah Wita “CEO Indika Kreasindo”

Kompetisi

  1. Fotografi “Potret Pendidikan Riau”

  2. Project maker “Proposal ide projek positif untuk Pekanbaru”

FREE Untuk Kompetisi

HTM Rp 50.000,- Untuk Seminar dan Workshop

(Mahasiswa/Pelajar Rp25.000,-)

Siapa aja boleh ikutan ^^ Kompetisi, workshop, seminar, komplit. Yuk ikutan.

More info cek TL @kepoPKU / hub Redha 0813 7850 3999