Nyanyi Sunyi Dalam Rantang, Film Ketidakadilan Hukum Indonesia

0
72
Nyanyi Sunyi Dalam Rantang

Special Screening “Nyanyi Sunyi Dalam Rantang” karya Garin Nugroho digelar perdana di Pekanbaru, tepatnya di XXI Mal Ciputra Seraya, Senin (22/9/2025).

Sebagai informasi, penayangan film ini merupakan hasil kerja sama Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) dengan GIZ.

Dihadiri Artisnya Langsung

Penayangan perdana film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang ini terasa lebih spesial, karena dihadiri langsung oleh pemeran utamanya yaitu Della Dartyan. Selain itu juga dihadiri perwakilan pejabat di Pekanbaru dan Riau umumnya.

Adapun pejabat yang hadir di antaranya, Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi Riau M Job Kurniawan, Wali Kota Dumai Faisal, Wakil Bupati Kampar Misharti, serta jajaran kepala OPD Provinsi Riau.

Turut hadir juga, Koordinator Harian Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) Sari Angraeni. Kemudian para tamu undangan yang berasal dari berbagai instansi dan mahasiswa.
Cegah Korupsi Lewat Film

Film garapan Garin Nugroho ini sendiri mengangkat realitas ketidakadilan hukum dan korupsi yang dialami masyarakat kecil di Indonesia.

Terinspirasi dari empat kasus nyata, film ini diharapkan bisa menjadi media untuk pendidikan anti-korupsi, serta seruan untuk keadilan di masyarakat. Terutama bagi aparat penegak hukum.

Diungkapkan oleh Koordinator Harian Stranas PK Sari Angraeni, film tersebut berisi pesan terkait pencegahan korupsi. Menurutnya, pencegahan korupsi merupakan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki tata kelola pemerintah.

“Film sendiri menjadi media yang kami pilih saat ini sebagai salah satu upaya untuk dapat menjangkau publik,” ujarnya.

Lebih lanjut Sari mengatakan, pendekatan ini dipilih karena Stranas PK tidak hanya sekadar bekerja yang formal. Dengan demikian diharapkan dapat menggambarkan dengan jelas kondisi dan realita yang terjadi.

“Paling penting adalah mencegah korupsi yang terjadi secara sistemik supaya tidak terjadi (korupsi, red) lagi,” tambah Sari.

Belum Ditayangkan

Bertema ketidakadilan hukum di Indonesia, film ini belum ditayangkan secara umum ke publik. Film ini sendiri baru ditayangkan di Rotterdam, Belanda, dan mendapatkan pujian.

Dijadwalkan terlebih dulu akan tayang di beberapa kota Indonesia, dengan tujuan untuk diperlihatkan kepada pemerintah daerah.

Realita Ketidakadilan Hukum Indonesia

Film ini menggambarkan seorang pengacara yang memperjuangkan keadilan hukum, Puspa. Dalam film tersebut menampilkan empat kisah nyata ketidakadilan kasus hukum yang menimpa masyarakat menengah ke bawah.

Mulai dari kasus pencurian buah kakao, kasus hak cipta bibit jagung, kasus UU ITE, serta kasus tanah adat. Dalam film tersebut, masyarakat yang tersandung dikenakan sanksi pidana.