Sebagai warga Riau, tentunya Encik dan Puan mengenal Sungai Siak. Sungai sepanjang 370 Km ini melewati 5 wilayah di Provinsi Riau, yakni Kabupaten Siak, Bengkalis, Pekanbaru, Kampar, dan Rokan Hulu.
Terdalam di Indonesia
Sungai Siak juga dikenal sebagai sungai terdalam di Indonesia, dulu kedalamannya mencapai 30 meter. Namun akibat pendangkalan, kini kedalamannya hanya sekitar 18 meter.
Pendangkalan ini terjadi karena Sungai Siak merupakan jalur yang dilintasi oleh kapal-kapal besar seperti Tanker serta Peti Kemas. Dulu sungai ini berfungsi sebagai jalur perdagangan dari Sumatera menuju pelabuhan antar bangsa di Melaka.
Selain itu, adanya kapal cepat atau speed boat juga mempercepat terjadinya abrasi pada tepian sungai. Sehingga pendangkalan tidak dapat dihindari. Meski demikian, kini tidak banyak transportasi sungai yang melintasi Sungai Siak lagi.
Sumber Perekonomian
Di sepanjang tepi sungai Siak, terdapat banyak pabrik seperti pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan kayu, dan juga pabrik kertas.
Sungai Siak menjadi jalur transportasi penting di Riau yang turut menunjang pasokan kebutuhan barang hingga ke Pekanbaru, serta sebagai jalur pengangkutan produk komoditas Riau.
Di sungai ini beroperasi dua pelabuhan Pelindo 1, yaitu Pelabuhan Sei Pakning yang berada di muara sungai dan Pelabuhan Perawang yang berada di kilometer 144. Sedangkan di Pekanbaru sendiri, dulu terdapat Pelabuhan Pelindo 1 yang berada di Pasar Bawah.
View this post on Instagram
Asal-usul Sungai Siak
Asal-usul nama Sungai Siak sendiri tidak diketahui tahun berapa sebenarnya, karena sangat terbatasnya bukti pemberitaan serta peninggalan sejarahnya.
Meski demikian, berdasarkan sumber sejarah kuno zaman Hindu-Budha, diketahui bahwa yang disebut Siak adalah sebuah kerajaan yang berlokasi di salah satu tempat di sepanjang Sungai Siak.
-
-
Dahulu Bernama Sungai Jantan
-
Sebelum bernama Siak, sungai ini dahulu dikenal dengan nama Sungai Jantan. Akan tetapi, terjadi perpindahan pusat pemerintahan Kerajaan Sungai Siak yang awalnya berada di kawasan Kuantan dekat Sabak Auh. Akibat perpindahan tersebut, maka nama Sungai Jantan berubah menjadi Sungai Siak.
-
-
Erat Dengan Kerajaan Siak
-
Dalam berbagai sumber sejarah Indonesia yang ditulis para pujangga zaman Hindu-Budha maupun para sejarawan Indonesia modern dan asing, penyebutan kata “Siak” memang telah ada. Yang mana saat ini telah menjadi sebuah nama sungai yang di sepanjang aliran sungainya, terdapat jejak peninggalan Kerajaan Siak.
Arti Kata Siak
Bermacam-macam pendatang yang mengartikan kata “Siak”. Ada yang mengatakan bahwa artinya “pedas” dalam bahasa Tapanuli Selatan. Apabila diartikan demikian, tentunya ada latar belakang yang berhubungan antara keduanya. Nyatanya fakta sejarah tidak menunjukkan hal tersebut.
-
-
Suak
-
Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa kata “Siak” sama dengan kata “Suak”. Meski penggunaan kedua kata tersebut tidaklah sama dan saling berdiri sendiri.
Arti kata “Suak” sendiri adalah suatu tempat atau kampung yang dialiri oleh anak sungai kecil yang banyak terdapat di sepanjang Sungai Siak. Seperti Suak Rengas, Suak Lanjut, Suak Santai, Suak Nyonya, dan sebagainya.
Sementara itu, kata “Siak” sendiri digunakan untuk penyebutan nama sungai dan kota. Sehingga disimpulkan bahwa kata “Siak” bukanlah turunan kata dari “Suak”.
-
- Erat Dengan Islam
Dalam anggapan masyarakat Melayu, kata “Siak” sangat erat dengan agama Islam. Dimana orang Siak merupakan orang yang ahli agama Islam. Sehingga jika seseorang menekuni agama Islam dalam hidupnya, dapat disebut sebagai orang Siak. Hal tersebut dikarenakan, dahulu daerah Siak merupakan kerajaan Islam yang dipengaruhi Melaka dan Johor.
-
- Nama Tumbuhan
Yang terakhir, ada pendapat yang menyebut bahwa “Siak” berasal dari nama tumbuh-tumbuhan sejenis perdu yang tumbuh di aliran Sungai Siak, maupun di sekitar Kerajaan Siak. Tanaman yang bernama “siak-siak” tersebut, oleh masyarakat setempat digunakan sebagai bahan obat-obatan dan wangi-wangian.
Jika dihubungkan dengan Teori Diketengahkan oleh J. Kern., Profesor Pubotjoroko dan Profesor Muhammad Yamin tentang pemberian nama kerajaan/raja berdasarkan flora dan fauna, pendapat ini bisa saja benar.
Seperti halnya kebanyakan kerajaan nusantara yang diambil dari nama tumbuh-tumbuhan. Kerajaan Majapahit, diambil dari nama pohon “Maja” yang buahnya pahit. Kemudian Kerajaan Tarumanegara, dari pohon “Tarum”. Lalu Kerajaan Johor dari nama pohon “Johar”.
Sementara itu, nama raja nusantara kebanyakan diambil dari nama hewan. Seperti Hayam Wuruk yang berasal dari kata “hayam/ayam”, “Sisingamangaraja” dari kata “singa”, dan Gajah Mada dari kata “gajah”.
Penutup
Demikianlah penjabaran mengenal Sungai Siak, sejarah, dan asal-usulnya, semoga melalui tulisan ini Encik dan Puan lebih mengenal Sungai Siak ya. Terlepas dari fakta sejarahnya, Sungai Siak memiliki sisi eksotis dan mitosnya sendiri yang masih menjadi pembicaraan di tengah masyarakat.