Krisis listrik yang menerpa Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru pada khususnya akan dapat segera teratasi jika PLTU Tenayan Raya segera beroperasi.
Sehingga sering memunculkan pertanyaan “kapan PLTU Tenayan Raya beroperasi?”. Terlebih lagi beberapa waktu lalu muncul wacana bahwa Riau akan bebas listrik pada tahun 2018 mendatang.
Saat ini proses pembangunan PLTU Tenayan Raya telah mencapai 95 persen dan ditargetkan pada bulan Juli mendatang pembangunannya telah selesai serta dapat berfungsi dengan baik.
Hal tersebut disampaikan oleh Manager Unit Pelaksana Konstruksi PLTU Tenayan Raya, Sugiharto, Sabtu (23/4). Ia kemudian mengatakan bahwa pembangunan tersebut mencakup unit 1 dan unit 2.
Lebih lanjut lagi Sugiharto kemudian menjelaskan bahwa untuk unit 1 pembangunannya telah mencapai 97 persen, di mana pembangunannya sudah memasuki tahap steam blow.
Steam blow adalah tahap pembersihan pipa yang bertujuan untuk membersihkan pipa-pia main steam (pipa utama) dan juga pipa super heater yang ada. Saat ini sudah dilakukan 130 kali steam blow.
Setelah melalui tahapan steam blow, pihaknya kini telah mulai menyiapkan ke tahapan selanjutnya, yakni tahapan sinkron yang rencananya akan dilakukan pada pertengahan bulan Mei.
Jika sudah melalui tahapan sinkron ini, turbin dan generator pada PLTU sudah bisa diputar. Sehingga dapat menghasilkan energi listrik yang akan disambungkan ke sistem kelistrikan di Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV.
Mengenai tahapan sinkron ini akan dilakukan pada pertengahan bulan Mei, ia menjelaskan karena pada tahapan steam blow, pihaknya masih akan membongkar pipa-pipa steam blow.
Selain membongkar, pihaknya masih akan memasang secara permanen pipa-pipa tersebut sehingga akan membutuhkan waktu 7-10 hari untuk selanjutnya masuk pada tahapan load rejection.
Pada tahapan sinkron ini daya yang dapat dirasakan masyarakat pada awal penyaluran daya PLTU Tenayan Raya mulai dari 30 persen hingga 80 persen. Meski demikian, jika memungkinkan akan mencapai 100 persen.
Pihaknya masih akan melakukan uji coba, baik dari sisi pengaman maupun dari sistem pembangkitnya sendiri hingga mencapai tahap 100 persen.
Jika nanti telah mencapai tahap 100 persen, maka pihaknya akan shut down lagi untuk mempersiapkan ke tahapan selanjutnya, yakni tahap load rejection.
Tahapan load rejection ini adalah pemberian beban mulai dari 50 persen hingga 100 persen. Diterangkannya bahwa pihaknya akan melepas beban tersebut secara tiba-tiba.
Jika telah berhasil, barulah pihaknya memasuki tahapan selanjutnya, yakni tahapan reliability run. Tahapan ini adalah tahapan pemberian beban secara berkelanjutan di angka 80 persen selama 30 hari.
Untuk tahapan reliability run ini akan dijadwalkan pada bulan Juni. Setelah berhasil, pihaknya akan melanjutkan pada tahapan terakhir, yakni tahapan performance.
Sebagai tahapan terakhir, pihaknya akan melihat apakah telah sesuai dengan kontrak yang berlaku. Jika telah berhasil, maka pihaknya akan melakukan Commercial Operation Date (COD).
Commercial Operation Date (COD) ini berarti pembangkit telah mengantongi layak beroperasi dan sudah dapat dikomersilkan.