Sultan Siak II Sultan Mahammad Abdul Jalil Muzaffar Syah atau dikenal Tengku Buwang Asmara akan diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Kota Siak sebagai pahlawan nasional.
Encik dan Puan, apakah sudah mengenal sosok Tengku Buwang Asmara? ayo kenal beliau lebih lanjut.
Tengku Buwang Asmara sangat ditakuti Belanda
Tengku Buwang Asmara merupakan seorang pejuang yang sangat ditakuti dan disegani Belanda. Tengku Buang pernah berperang menaklukan Belanda di guntung dan sekarang dikenal dengan perang guntung.
Saat Tengku Buwang perang melawan Belanda, strategi yang ia buat sulit dibaca Belanda pada masa itu. Kepiawaiannya di medan perang membuat dirinya tercatat didalam sejarah dan berperan penting dalam mengusir penjajah pada 1746-1760 M.
Peperangan yang dipimpin oleh Tengku dengan Belanda memiliki tujuan yaitu untuk merebut kekuasaan dan pengaruh di Selat Malaka.
Tengku Buwang dinobatkan sebagai Sultan
Tengku Buwang dinobatkan sebagai Sultan pada 1746 M setelah Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah atau Raja Kecil wafat.
“Tengku Buwang Asmara dinobatkan di Buatan tahun 1746 dengan gelar Sultan Mahammad Abdul Jalil Muzaffar Syah,” tulis dalam buku ‘Dari Kebatinan Senapelan ke Bandaraya Pekanbaru’ yang ditulis oleh sejarahwan Suwardi MS, Wan Ghalib, Isjoni dan Zulkarnain.
Kemudian setelah dinobatkan, Tengku buwang mulai melakukan tugasnya yaitu memindahkan tempat kedudukannya ke Sungai Mempura. Hal ini dilakukan demi menghindari dirinya dari perangaruh Belanda.
Namun Belanda tidak pernah mengirim utusan. Hal ini dilakukan agar mendapatkan izin untuk bergadang di Sungai Siak.
Pada akhirnya Belanda mendapatkan izin sementara untuk berdagang dan mendirikan loji di guntung sebagai muara sungai siak. Adapun syarat yang harus dilakukan ialah syarat perdagangan bebeas dan tidak monopoli.
“Tetapi dalam pelaksanaannya, Belanda telah bertindak lebih jauh karena letak loji sangat strategis di muara Sungai Siak. Belanda dengan kekuatan senjatanya telah memaksa pedagang yang lewat menjual barangnya. Termasuk menetapkan cukai atas orang yang lalu lalang,” dalam buku terebut.
Terjadinya perang guntung
Hal tersebu membuat sultan memprotes dan terjadilah sengketa memuncak yang kemudian terjadi Perang Guntung. Perang ini terjadi pada tahun1750-1760 di Pulau Guntung. Belanda diserang habis-habisan oleh tentara Kerajaan Siak.
Setelah terjadinya penyerangan itu, membuat Belanda kehilangan perdagangannya. Hal itu bisa dilihat dalam laporan Gubernur di Malaka kepada Gubernur Jenderal Batavia pada 8 Maret 1758.
Dalam laporannya, Belanda Mengatakan bahwa ‘Sungai Siak adalah satu-satunya tempat dagang yang menonjol dari yang lainnya. Yang menghasilkan bahan-bahan penting dari jantung Sumatera dan emasnya jadi alat pembayaran yang sangat berharga yang menyebabkan Melaka menjadi terkemuka’.
Karena keberhasilan tersebutlah, nama Tengku Buwang Asmara menjadi sangat terkenal.
Saat ini telah dilakukan pengusulan untuk menjadi Pahlawan Nasional dari Kota Pustaka.
“Sebagai Sultan kedua Kerajaan Siak, Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah atau yang lebih dikenal dengan Tengku Buwang Asmara merupakan salah satu pahlawan yang sangat berjasa,” ujar Bupati Siak, Alfedri dalam akun Instagramnya.
Ia mengetakan Buwang Asmara telah berhasil mengusir belanda di masa kepemimpinannya. Hal tersebutnya yang menjadikan pertimbangan dasar pertimbangan mengusulkan Tengku Buwang Asmara sebagai Pahlawan Nasional.
“Beliau berhasil mengusir kolonial Belanda di masa kepemimpinannya pada tahun 1746-1760 M. Untuk mengenang jasanya dalam melawan dan mengusir penjajah, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak telah mengusulkan Tengku Buang Asmara sebagai Pahlawan Nasional,” pungakasnya.