Home Blog Page 264

Pekanbaru, MEA, dan Produk Lokal

Lambang-MEA

Akhir-akhir ini Encik dan Puan sering mendengar istilah MEA? MEA merupakan kepanjangan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola untuk mengintegrasikan ekonomi di kawasan ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara sesama negara anggota ASEAN.

Awal Januari 2016 ini, sebanyak empat perusahaan ritel waralaba asing telah mendatangi Kota Pekanbaru untuk memantau peluang bisnis. Demikian yang dikatakan oleh Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustian dan Perdagangan Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman, Selasa (19/1).

Adapun empat ritel asing itu, Mas Irba menyebutkan adalah Seven Eleven, Circle K, Swensens, dan K24. Di mana keempat ritel tersebut telah mendatangi Disperindag Pekanbaru untuk berdiskusi soal potensi bisnis dan perizinan usaha di Kota Pekanbaru.

Mengenai masuknya ritel asing di Kota Pekanbaru, Mas Irba mengaku bahwa Pemerintah Kota Pekanbaru tidak mempersoalkannya selama masih memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku. Pemko Pekanbaru secara terbuka menerima ritel yang ingin berinvestasi.

Dengan hadirnya investasi asing ini sendiri dapat memberikan peluang bagi Pekanbaru untuk meningkatkan pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi, terlebih Encik dan Puan ketahui bahwa Pekanbaru minim potensi wisata dan sumber daya alam.

Kota Pekanbaru sendiri memang menjadi daya tarik karena merupakan daerah investasi dengan dukungan penduduk di atas satu juta jiwa. Buktinya saat ini saja ada lebih dari 100 gerai milik dua ritel Alfamart dan Indomaret.

Selain dari sektor ritel, sektor pedagangan, properti dan jasa cukup diminati di Kota Pekanbaru. Yang mana nilai investasinya terus meningkat setiap tahun, bahkan hingga akhir November 2015 lalu mampu meraih Rp 11,8 triliun.

Dampak MEA ini sendiri cukup dirasakan di Kota Pekanbaru, bahkan Encik dan Puan dapat menemukan produk makanan impor yang bukan berasal dari negara ASEAN, seperti Jepang, Cina, dan Korea kini mulai membanjiri pasar hingga toko pinggir jalan.

Hal ini tentu saja merugikan keamanan Encik dan Puan selaku konsumen, karena kebanyakan produk impor tersebut tidak mencantumkan label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sementara itu hasil penelusuran Disperindag Pekanbaru di lapangan menunjukkan barang impor tersebut masuk melalui negara yang tergabung dalam kesepakatan MEA, yakni Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Disperindag Pekanbaru hanya bisa mengawasi peredaran barang impor dari negara non-ASEAN tersebut. Karena dalam kesepakatan MEA tersebut, pemerintah daerah tidak bisa lagi melakukan pelarangan barang masuk dari negara ASEAN.

Lalu bagaimana dengan produk lokal? Banyak UMKM di Riau yang kini tengah berjuang untuk terus berproduksi tentunya akan terkena dampak dari MEA. Dengan pasar bebas yang sudah di depan mata, tentunya para pelaku usaha mesti meningkatkan kualitas produknya agar tetap bertahan.

Untuk melindungi UMKM, Mas Irba mewajibkan kepada semua pusat perbelanjaan atau ritel maupun waralaba untuk menjual sebanyak 20 persen produk UMKM Pekanbaru dari total produk dan jasa yang dijual.

Hal tersebut dilakukan agar tidak ada kekhawatiran yang beranggapan pelaku UMKM di Pekanbaru mati karena tidak mampu bersaing. Sehingga, perlu ada aturan khusus yang diberikan kepada pelaku usaha dari luar Kota Pekanbaru.

Selain itu, Pemerintah Kota Pekanbaru mencanangkan program pengadaan rumah kemasan yang anggarannya berasal dari kas pemerintah pusat. Terkait hal tersebut, Kecamatan Payung Sekaki, Rumbai dan Tenayan Raya mengajukan daerahnya untuk dibangun rumah kemasan.

Rumah kemasan sendiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang kemasan, baik itu konsultasi kemasan, desain kemasan hingga produksi kemasan produk itu sendiri.

Pekanbaru Jual Wisata Budaya

Source: Instagram
Source: Instagram

Kota Pekanbaru selama ini memang bukan destinasi wisata. Selain kurangnya tempat rekreasi serta ruang hijau terbuka, Kota Pekanbaru juga tidak memiliki wisata alam. Oleh karena itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pekanbaru akan mengembangkan wisata budaya.

Seperti yang telah Encik dan Puan ketahui, di kawasan sungai Siak yang membelah Kota Pekanbaru, terutama di kawasan Senapelan terdapat banyak situs peninggalan sejarah.

Dijelaskan oleh Kepala Disbudpar Kota Pekanbaru, H Hermanius MM, Rabu (20/1), bahwa wisata budaya sangat potensial untuk dikembangkan. Pihaknya sendiri telah melakukan inventarisir situs bersejarah di Pekanbaru pada tahun 2015 yang lalu.

Adapun inventarisir tersebut dalam bentuk situs religi maupun budaya. Hermanius mengatakan bahwa dari 42 situs bersejarah yang ada di Pekanbaru, 19 situs telah selesai diinventarisir. Di mana 60 persennya berada di kawasan Sungai Siak.

Ia menambahkan, mengenai rencana pengembangan wisata budaya, nantinya di sekitar cagar budaya tersebut akan dibuat penataan ruang yang bagus, serta akan menjadi ikon wisata dan sejarah di Pekanbaru.

Adapun beberapa situs bersejarah yang ada di sekitar Sungai Siak antara lain seperti Mesjid Raya Senapelan beserta Marhum Bukit dan Marhum Pekan yang merupakan pendiri Pekanbaru dapat dijadikan tujuan wisata religi.

Sedangkan untuk wisata sejarah ada Rumah Singgah Tuan Kadi yang merupakan rumah persinggahan Sultan Syarif Kasim II saat berada di Pekanbaru, Tugu Titik Nol serta Tugu Bendera Proklamasi.

Untuk pelaksanaannya sendiri akan digesa pada 2016 ini. Sementara itu untuk wisata yang bersifat fisik, Disbudpar Kota Pekanbaru kini mengharapkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Pusat.

Disbudpar Kota Pekanbaru kini juga tengah disiapkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda). Hermanius berharap dengan adanya rencana ini, ada kemudahan untuk mendapatkan bantuan dana pengembangan pariwisata daerah.

Bus Hibah Kemenhub Tiba Februari

TMP
Bus TMP

Setelah sebelumnya dikabarkan pada April mendatang Pemko Pekanbaru akan menerima 50 bus hibah dari Kementerian Perhubungan RI, Arfifin Harahap selaku Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishukominfo) Kota Pekanbaru mengatakan bahwa bus tersebut akan tiba di Pekanbaru pada bulan Februari mendatang.

Arifin mengatakan bahwa pihaknya akan ke Jakarta pada bulan Januari ini untuk menandatangani serah terima bus hibah tersebut. Seperti yang telah dilansir pekanbaru.go.id, Wali Kota Pekanbaru, DR Firdaus ST MT berencana agar 50 bus hibah tersebut akan beroperasi di Pekanbaru saja.

Dikatakan oleh Wako nantinya ke-50 unit bus tersebut dioperasikan melayani masyarakat dalam Kota Pekanbaru. Sedangkan mengenai koridor mana saja yang akan dilalui bus itu, Wako mengatakan akan dirundingkan lagi nanti.

Mengenai ke-50 unit bus hibah tersebut apakah akan digunakan untuk kerjasama Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan atau yang biasa disingkat dengan pekansikawan, Wako menuturkan tidak, karena Pekansiwan itu merupakan wewenang dari Plt Gubernur Riau.

Nantinya bus hibah tersebut akan ditempatkan pada koridor-koridor yang ruas badan jalannya lebar. Untuk mengelola bus tersebut, Wako sendiri berencana akan menyerahkannya pada Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan dan UPTD Dishub.

Karena berdasarkan peraturan pemerintah, yang berhak mengelola hanya BUMD atau BUMN. Sehingga nantinya pemda setempat tidak lagi dibebani operasional angkutan massal ini.

PD Pembangunan Pekanbaru sendiri telah mengelola 70 unit angkutan bus massal, serta telah melayani tujuh koridor utama di Kota Pekanbaru.

Singa Jantan di Kasang Kulim Mati

singa afrika
Singa di Kebun Binatang Kasang Kulim

Seekor singa jantan yang berada di Kebun Binatang Kasang Kulim, Kabupaten Kampar, dikabarkan mati setelah mengalami sakit selama dua bulan.

Singa yang berusia 20 tahun itu diduga mati akibat penyakit tua. Hal tersebut dikatakan oleh Junaidi, seorang pawang Singa Afrika Kebun Binatang Kasang Kulim.

Ia menambahkan bahwa Singa yang diberi nama Simba ini sudah ada di kebun binatang ini sejak pertama dibuka. Simba sendiri berpasangan dengan Erna, Singa betina.

Sebelumnya Simba dan Erna telah memiliki tiga ekor anak pada akhir tahun 2014 yang lalu. Namun sayangnya, ketiga anaknya tersebut telah mati akibat sakit serta terinjak induknya sendiri.

Dalam kandang seluas lebih kurang 20×30 meter tersebut, Erna saat ini hanya hidup sebatang kara. Kabar baiknya, ia tengah bunting dan diprediksi dalam waktu dekat sudah akan beranak.

Singa Afrika sendiri saat ini populasi tengah menurun akibat perburuan dan makin sempitnya wilayah hidup mereka. Pada 2012 yang lalu saja hanya 32.000-35.000 ekor yang tersisa.

Singa sendiri merupakan hewan yang hidup berkelompok, biasanya dalam satu kelompok tersebut terdiri dari seekor jantan dan banyak betina.

Singa jantan sendiri beratnya bisa mencapai 150-250 kilogram, sementara singa betina beratnya mencapai 120-185 kilogram. Umur Singa mencapai 10 sampai 15 tahun jika di hutan, sedangkan jika dipelihara dapat sampai 20 tahun lebih.

#SayeSuke: Gerakan Sadar Sapta Pesona

sapta pesona

Encik dan Puan pasti sudah tak asing lagi dengan istilah Sapta Pesona. Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan berkunjung kesuatu daerah atau wilayah di negara kita.

Sesuai namanya, Sapta Pesona sendiri terdiri dari 7 unsur: Aman, Bersih, Tertib, Sejuk, Indah, Ramah tamah, Kenangan. Nah, salah satu unsur Sapta Pesona adalah bersih.

Berkaitan dengan Sapta Pesona, teman-teman dari OSIS SMP & SMA se-Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti mengadakan kegiatan Sosialisasi Sapta Pesona menuju Masyarakat Sadar Wisata.

Adapun kegiatan ini diadakan pada tanggal 16-17 Januari 2016 di SMAN 1 Pulau Merbau. Diawali dengan memberikan materi tentang Sapta Pesona dan pentingnya mengembangkan pariwisata.

Pada saat seminar ini diperkenalkanlah hashtag #sayesuke yang kemudian menjadi hashtag yang digunakan untuk memperkenalkan potensi pariwisata yang ada di Provinsi Riau.

Kemudian dilanjutkan hari Ahad (17/1) dengan melakukan Aksi Sapta Pesona, yakni dengan membersihkan area pantai dan membuat tempat pembuangan sampah.

Aksi tersebut berlokasi di Pantai Beting Beras Desa Kuala Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti ini dipandu oleh Dedy Safrizal (Bujang II Riau, anggota bidang Diklat PCMI Riau, serta alumni pertukaran pemuda antar negara).

Kegiatan ini sendiri diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab masyarakat sekitar maupun pengunjung tempat wisata untuk dapat menjaga kebersihan dan keindahan area wisata.

Yuk jaga kebersihan sekitar…

*Maju terus pariwisata Indonesia
*cintai objek wisata lokal
#sayesuke objek wisata Indonesia

Di Volks, Bisa Ngopi Sambil Ngantor

volks

Kerja di kantor sambil ngopi sih udah biasa, gimana jadinya kalau ngantor di tempat ngopi? Jawabannya bisa Encik dan Puan temukan di Volks.

Volks adalah perusahaan yang bergerak di bidang hospitally dan public relation yang kini hadir di Kota Pekanbaru. Berlokasi di Jalan Rajawali, Volks menyediakan 2 inovasi yakni Volks Facility dan Volks Koffie.

Sedangkan konsep ngantor di tempat ngopi ini disebut co-working space yang merupakan bagian dari Volks Facility.

Co-working space ini sendiri merupakan layanan yang akan memfasilitasi perusahaan-perusahaan start up, pekerja kreatif, maupun komunitas.

Apalagi Encik dan Puan ketahui bahwa saat ini dunia bisnis tak hanya sekedar menjalankan bisnis konvensional saja, tetapi juga yang berkembang saat ini adalah bisnis yang memanfaatkan kemajuan teknologi.

Co-working space Volks Facility sendiri memiliki kapasitas untuk 40 orang untuk function room dan 8 orang untuk meeting room.

Selain itu, co-working space ini juga menyediakan wifi dengan kecepatan hingga 20 MBPs menggunakan sistem mac addres, kotak pos, loker, proyektor, free air mineral, TV LED 40 inch dan 50 inch, serta sound system.

Nurul selaku owner Volks Koffie menjelaskan bahwa pihaknya melakukan inovasi dengan menggabungkan kantor bersama coffee shop berada dalam satu gedung.

Pada Grand Opening ini, Volks Koffie membuka clinic ngopi untuk para pecinta kopi di Kota Pekanbaru. Di mana para tamu undangan dapat mengetahui lebih jauh tentang pembuatan kopi dan karakter biji kopi itu sendiri.

Generasi Bahasa Inggris, Siapa Takut?

0

e-gen

Seperti halnya kata-kata Bung Karno mengenai pentingnya anak-anak muda untuk pembangunan negeri, English Generation (E-Gen), sebuah komunitas Bahasa Inggris yang berpusat di Pekanbaru, merupakan salah satu wadah bagi generasi muda untuk turut andil dalam membangun generasi yang dapat bersaing di tingkat global.

Penggagas E-Gen adalah Faszanaria Maya atau yang akrab disapa Maya. Adapun tujuan Maya mendirikan komunitas ini adalah untuk menciptakan lingkungan berbahasa Inggris.

Dengan dibantu teman-teman yang memiliki pendapat yang sama dengannya, Maya berharap dapat mengubah persepsi masyarakat yang terlanjur menganggap Bahasa Inggris itu sulit.

Selain itu, dengan adanya E-Gen, Maya juga berharap para anggota dapat saling membantu dan memotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, baik secara lisan ataupun tulisan.

Untuk aktifitas E-Gen sendiri terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu diskusi secara virtual melalui media sosial whatsapp group dan weekly gathering.

Diskusi secara virtual dilakukan setiap hari, yang berisikan motivasi, melakukan games edukasi, diskusi mengenai suatu topik (yang diberikan setiap hari), serta berbagi info lainnya.

Pada weekly gathering, yang merupakan kopi darat para anggota, diberikan games edukasi yang juga berfungsi untuk memupuk persahabatan antar anggota sebagai pembuka, dan pembahasan TOEFL sebagai inti dari acara.

E-Gen berdiri pada tanggal 15 Oktober 2015 yang lalu. Meskipun komunitas E-Gen ini baru, perkembangannya cukup pesat. Anggota E-Gen sudah mencapai 80 orang, yang menyebar di seluruh Indonesia dan juga di luar negeri.

Bagi Encik dan Puan yang ingin bergabung silakan hubungi via add contact WA:
Maya: 085265069933
Nanda: 081266827462

UMK 2016 se-Kabupaten/Kota di Riau

15(763)

Akhirnya Plt Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman, telah menandatangani Upah Minimum Provinsi (UMP) Riau 2016 pada Rabu (13/1) kemarin.

Dengan demikian maka UMK untuk 12 kabupaten/kota di Riau sudah dapat diterapkan, demikian pernyataan dari Plt Gubri, H Arsyadjuliandi Rachman.

Hal ini tentu melegakan banyak pihak, apalagi penetapan UMP ini sempat berlarut-larut akibat mengalami revisi mengenai besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

Untuk diketahui bahwa UMP Riau tahun 2016 adalah sebesar Rp2.095.000 atau naik 11,55 persen dari UMP tahun lalu yang sebesar Rp1.878.000. Sehingga upah minimum kabupaten/kota harusnya lebih tinggi dari angka tersebut.

UMK tahun 2016 untuk 12 kabupaten/kota di Riau juga mengalami kenaikan dengan besaran yang sama dengan UMP Riau, yakni sebesar 11,5%.

Kabupaten Bengkalis menjadi daerah dengan Upah Minimum yang terbesar, yakni sebesar Rp2.480.875. Sementara itu, Kabupaten Rohil menjadi yang terkecil, yakni Rp2.129.650.

Berikut ini daftar UMK se-Kabupaten/Kota di Provinsi Riau:

NO.
Kabupaten/Kota
UMK
1.
Pekanbaru Rp2.146.375
2.
Dumai Rp2.453.000
3.
Rokan Hulu Rp2.146.375
4.
Indragiri Hulu Rp2.174.473
5.
Indragiri Hilir Rp2.163.658
6.
Kampar Rp2.138.570
7.
Bengkalis Rp2.480.875
8.
Siak Rp2.209.930
9.
Pelalawan Rp2.176.480
10.
Kuantan Singingi Rp2.207.700
11.
Kepulauan Meranti Rp2.163.100
12.
Rokan Hilir Rp2.129.650

Hotspot Kembali Muncul

suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU
suasana taman nasional Tesso Nilo yang terbakar, gambar diambil dari dalam bus | infoPKU

Kamis (14/1) ini, satelit Terra dan Aqua milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi empat titik panas atau hotspot di Provinsi Riau.

Jumlah hotspot ini menurung ketimbang Rabu (13/1) kemarin, yakni sebanyak lima titik. Sebelumnya BKMG stasiun Pekanbaru telah memprediksi bahwa di awal tahun 2016 ini Riau akan kembali kemarau.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi, mengatakan bahwa tiga hotspot berada di Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan.

Sedangkan satu hotspot lagi berada di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti. Meskipun demikian, empat hotspot tersebut tidak mengindikasikan terjadinya karhutla.

Sementara itu, jumlah hotspot di Pulau Sumatera sendiri berjumlah 10. Di mana ada empat di Riau, Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara masing-masingnya ada tiga.

Terkait potensi akan terjadinya karhutla kembali di tahun ini, Pemprov Riau telah menyiapkan anggaran sebesar Rp123 miliar dalam APBD Riau tahun 2016 ini.

Plt Gubri, H Arsyadjuliandi Rachman, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Pemprov Riau telah memulai pencegahan karhutla. Ia meminta kepada seluruh pihak untuk memulai upaya pencegahan.

Plt mengatakan bahwa upaya pencegahan karhutla harus dilakukan bersama-sama. Baik itu dari pihak pemerintah sendiri, pihak swasta bahkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan.

Klasifikasi SIM C Masih Wacana

0
launching SIM OL_1056
Launching SIM Online beberapa waktu yang lalu

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Condro Kirono, Senin (11/1), mengklarifikasi terkait klasifikasi SIM C yang menyatakan bahwa akan terbagi menjadi 3 jenis.

Sebelumnya Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Risyapudin Nursin, Ahad (9/1) lalu menyampaikan bahwa mulai Mei mendatang akan diberlakukan 3 jenis SIM C.

Condro pun membantah penggolongan penggunaan SIM C telah diberlakukan. Ia mengatakan bahwa penggolongan SIM tersebut saat ini masih menjadi wacana serta baru pembahasan internal saja.

Dijelaskan olehnya bahwa klasifikasi SIM C yang akan dilakukan oleh pihak kepolisian belum dalam waktu dekat akan dilaksanakan. Oleh karena itu ia meminta masyarakat untuk tidak resah.

Dikatakannya bahwa pihaknya mengundang beberapa Polda untuk melakukan pembahasan serta pendalaman klasifikasi SIM C, tetapi masih dalam tahap wacana.

Untuk aturan tersebut sendiri harus ada revisi peraturan Kapolri. Condro menjelaskan bahwa memang ada telegram soal SIM C tersebut, tetapi isi telegram itu terkait dengan SIM online.

Ditegaskannya bahwa pihaknya tidak pernah melakukan arahan terkait rencana Februari 2016 dimulai penggunaan atau penggolongan kategori SIM C.

Adapun bantahan ini disampaikan Condro untuk menjawab pemberitaan di berbagai media terkait penggolongan SIM C. Meski demikian, Condro tidak menampik jika ke depannya akan ada penggolangan penggunaan SIM C.

Diakuinya bahwa hal tersebut membutuhkan proses yang panjang, serta sosialisasi kepada masyarakat juga harus dilakukan. Terkait hal tersebut, ia berjanji akan mensosialisasikan apabila penggolongan tersebut akan diberlakukan.