Kota Pekanbaru sepanjang sejarahnya belum pernah dipimpin oleh perempuan. Kursi Pekanbaru satu dari perempuan seolah tabu.
Cawako Perempuan Pertama
Beberapa waktu lalu salah satu istri mantan Gubernur Riau Rusli Zainal, yang juga merupakan Anggota DPRD Riau, Septina Primawati sempat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Pekanbaru.
Kala itu ia berpasangan dengan Erizal Muluk. Namun dalam perjalanannya, ia kalah dalam penentuan suara. Lalu kenapa menjadikan perempuan sebagai Wali Kota Pekanbaru cukup penting untuk dibahas?
Mengenal Kota Pekanbaru
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Kursi Pekanbaru Satu dari perempuan, mari kita mengenal tentang Kota Pekanbaru itu sendiri.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru berdiri sejak 23 Juni 1784. Meskipun untuk ditetapkannya Pekanbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Riau terjadi pada 17 Mei 1956.
Pekanbaru merupakan kota yang terus berkembang. Semua sektor serta semua wilayah yang ada di sudut kota bertuah ini terus mengalami perkembangan pembangunan.
Smart City Madani
Selain itu, belakangan juga Pekanbaru populer dengan Smart City Madani. Slogan yang diharapkan bisa menjadikan Kota Pekanbaru menjadi kota cerdas dengan segala sesuatunya berbasis teknologi. Meski demikian tetap menjungjung tinggi syariat islam dan sopan santun khas Indonesia.
Namun, di tengah perkembangan dalam berbagai sektor ada satu hal yang belum bisa diwujudkan oleh Pekanbaru, yaitu memiliki pemimpin seorang perempuan.
Perempuan dalam Dunia Politik
Dalam dunia politik, perempuan merupakan sosok yang kredibelitasnya selalu dipertanyakan, kemampuannya selalu dipandang sebelah mata, terkadang cara mengambil keputusan seorang perempuan sering menimbulkan banyak keraguan.
Padahal, berbagai isu tentang kesejahteraan masyarakat separuhnya merupakan isu yang erat kaitannya dengan perempuan. Baik dalam isu ekonomi, hingga pendidikan.
Bahkan dalam bukunya yang berjudul Sarinah, Ir. Soekarno pernah menyebutkan bahwa mengurus negara separuhnya adalah mengurus perempuan. Namun sudahkan pemimpin kita ramah terhadap perempuan?
Di tengah himpitan ekonomi, kekhawatiran terhadap keselamatan, adakah kebijakan yang memberi kenyamanan dan keamanan yang nyata kepada kaum perempuan?
Mendidik Perempuan = Menyelamatkan Satu Generasi
Dalam suatu pertemuan serta perbincangan dengan salah satu Anggota Komisi V DPRD Riau yang merupakan politisi perempuan di Riau, Ade Hartati pernah menyebutkan bahwa mendidik satu perempuan, memberikan satu perempuan kesempatan untuk meng-upgrade diri saat itu dipastikan kita sedang menyelamatkan satu generasi.
“Ada banyak yang harus kita lakukan untuk mendidik perempuan karena itu merupakan upaya kita untuk menyelamatkan satu generasi. Namun terkadang kita terlalu konsentrasi untuk membangun banyak gedung tinggi, ketimbang mencerdaskan kaum perempuan,” ungkap Ade, Selasa (8/2/2022).
Di tahun 2024 mendatang, masyarakat Pekanbaru akan melakukan pemilihan kepala daerahnya. Tentu saja kita masih memiliki waktu untuk melihat politisi yang memang bekerja dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat banyak. Kota Pekanbaru tidak harus memiliki banyak gedung tinggi jika kita tidak mampu menyelamatkan satu generasi.