Penderita stunting di Pekanbaru hingga saat ini mencapi angka 115 orang anak. Hal ini dicatat oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
Jumlah Penderita Stunting di Pekanbaru Menurut
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyatakan bahwa angka tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru, Zaini Rizaldi Saragih mengatakan bahwa pada tahun 2022 kasus stunting di Kota Pekanbaru mencapai angka hingga 318 dan pada tahun 2023 kasus ini menurun hingga menjadi 115 orang anak.
Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Kota Pekanbaru akan melakukan upaya untuk menekan angka stunting di Kota Pekanbaru ini.
Program Penanganan Stunting
Untuk mencegah dan menangani kasus ini, Pemerintah membuat program penanganan stunting di setiap puskesmas.
Salah satu yang dilakukan dalam program tersebut ialah dengan memberikan edukasi kepada para orang tua tentang pola asuh anak yang baik dan benar serta memberikan bantuan asupan makanan.
Program Orang tua Asuh
Kemudian, terdapat juga program orang tua asuh untuk mendukung dalam upaya penurunan prevalensi stunting di Kota Pekanbaru.
Program ini melibatkan antara forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan juga perusahaan BUMN.
Sebelumnya, tim Penanggulangan Stunting Kota Pekanbaru telah melaksanakan untuk menentukan jumlah orang tua asuh.
Orang tua asuh ini nantinya yang akan mendampingi anak-anak stunting untuk tidak mengalami gangguan pertumbuhan.
Para orang tua asuh ini tidak hanya berasal dari pemerintah kota saja namun dari pelaku usaha. Sehingga orang tua asuh anak stunting ini berasal dari berbagai macam latar belakang.
Proses untuk mendapat orang tua asuh nantikan akan dilakukan secara bertahap. Orang tua asuh akan bertugas memberikan dukungan asupan gizi serta mengawasi anak asuhnya agar mengalami perbaikan gizi.
Apa Itu Anak Stunting?
Anak stunting merupakan seorang anak yang memiliki kondisi serius yang ditandai dengan tinggi badan anak yang di bawah rata-rata atau sangat pendek dan tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan usianya serta berlangsung dalam waktu yang lama.
Jika anak tersebut kekurangan gizi kronis, pada akhirnya akan terjadi gangguan kecerdasan pada anak. Kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor sejak di dalam kandungan ibu, yakni seperti infeksi pada kehamilan, kekurangan gizi (malnutrisi) pada ibu hamil.
Kemudian gizi yang tidak optimal pada bayi dari sejak lahir hingga tiga tahun pertama, infeksi berulang atau stimulasi yang buruk dari lingkungan.