Home Blog Page 271

2016, PLTU Tenayan Raya Beroperasi

source: skyscrapper
source: skyscrapper

Krisis listrik yang selama ini dialami oleh masyarakat Riau, khususnya Kota Pekanbaru, akan segera dapat teratasi. Hal tersebut seiring beroperasinya PLTU Tenayan Raya.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan Raya sendiri rencananya akan mulai beroperasi pada bulan Maret tahun 2016 mendatang.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ir Dedi Gusriadi MT, selaku Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Detdako Pekanbaru, Kamis (10/12).

Dedi mengatakan bahwa untuk tahap awal, yakni pada bulan Maret tahun 2016 mendatang, PLTU akan langsung dapat beroperasi dengan kapasitas mencapai 1x100MW.

Pemko Pekanbaru sendiri kemudian akan mempercepat proses pembangunannya, agar kapasitas PLTU meningkat menjadi 2x100MW nantinya.

Jika demikian, tentunya hal ini akan berdampak pada bebasnya Provinsi Riau dari pemadaman listrik. Serta dapat mengurangi ketergantungan pasokan listrik dari Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

Dijelaskan oleh Dedi, Pemko Pekanbaru tengah berupaya mencari solusinya untuk mengatasi krisis listrik. Salah satunya dengan bekerjasama pihak swasta dan PLN.

Langkah nyata yang telah dilakukan Pemko Pekanbaru saat ini adalah dengan memanfaatkan sampah menjadi energi listrik kepasitas 12 hingga 15 MW.

Adapun pemanfaatan sampah menjadi energi listrik ini berada di Kelurahan Muara Fajar, Kecamatan Rumbai. Dimana program ini sendiri telah berjalan selama enam bulan terakhir.

Dedi sendiri berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemko Pekanbaru ini nantinya Kota Pekanbaru akan mampu menghasilkan listrik sendiri.

Bahkan bukan tidak mungkin jika nantinya Kota Pekanbaru dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk kota lainnya di Provinsi Riau.

Kerugian Plaza Sukaramai Capai Rp 1T?

Sukaramai_8318

Diperkirakan kerugian akibat kebakaran dahsyat yang melanda Plaza Sukaramai sejak Selasa (8/12) lalu, mencapai Rp 1 Triliun.

Seperti yang kita ketahui bahwa kebakaran kali ini merupakan kebakaran yang paling lama dipadamkan oleh Tim Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru.

Adapun pernyataan ini disampaikan oleh Ismet Bakri, selaku Ketua Umum Himpunan Pedagang Plaza Sukaramai, Kamis (10/12).

Berdasarkan data yang ada pada pihaknya, ada sekitar 1.800 pedagang yang berjualan di Plaza Sukaramai. Bahkan salah satu pedagang saja ada yang memiliki aset mencapai Rp2 Miliar.

Pihaknya bersama para pedagang yang lain masih menunggu hasil dari Tim Labfor yang sedang bekerja untuk mengetahui penyebab kebakaran hebat ini.

Ia juga menuturkan bahwa berdasarkan dari salah seorang saksi yang menyatakan asal kebakaran ini berasal dari toko yang pada hari kejadian tidak berjualan.

Namun, ia tidak mau berpikiran macam-macam. Ia lebih menunggu kepastian penyebab kebakaran yang saat ini sedang diselidiki oleh Tim Labfor.

Ia turut mempertanyakan fasilitas di gedung ini banyak yang tidak berfungsi. Seperti ketiadaan racun api, serta hydrant yang airnya tidak ada.

Lebih lanjut, dirinya bersama dengan pedagang yang lain akan bertahan dan berjualan di sekitar pasar ini. Pihaknya ingin mengetahui terlebih dahulu kejelasan nasib mereka kedepannya.

Pemko Pekanbaru melalui Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi, mengaku prihatin dengan musibah kebakaran yang terjadi.

Mengenai angka kerugian, Ayat sendiri masih belum menerima laporan. Ia meminta Dinas Pasar agar segara berkoordinasi dengan BPKP untuk menginventarisir jumlahnya.

Mengenai pembangunan kembali Plaza Sukaramai ini, Ayat mengaku akan mempelajari kembali semua perjanjian tersebut.

Apakah nantinya pembangunan akan diambil alih Pemko Pekanbaru atau dilakukan oleh pihak ketiga. Ia menjelaskan bahwa yang paling penting saat ini adalah bagaimana para pedagang dapat berjualan kembali.

Indonesia Tanah Air Pusaka

i_love_indonesia7

“Indonesia Tanah Air Pusaka”

Indonesia Tanah Air Beta, Tanahnya “Bayar” Airnya “Sewa”

Oleh :

Bung Dipa Nusantara

Indonesia merupakan tanah air pusaka warisan ibu pertiwi yang sangat mahal harganya. Indonesia sangat dikenal luas oleh seluruh negara di pelosok dunia.

Ya tepat sekali, Indonesia dikenal sebagai negara dengan iklim tropis yang hangat untuk tubuh dan kondisi alam yang sangat indah dan dapat menentramkan hati bagi siapa saja yang berkunjung kepadanya.

Kata orang “tanah kita tanah surga”, yang ingin penulis berikan sedikit improvisasi intelektual pada statement tersebut, tanah surga bagi siapakah Indonesia ini?

Mungkin surga bagi mereka yang memiliki kuasa, atau surga bagi mereka yang hanya mampu berbicara dan tidak memiliki kuasa.

Indonesia memang tanah surga, tanah yang terdapat kekayaan alam baik hayati ataupun non hayati didalamnya. Dimana, kekayaan tersebut, diperuntukkan untuk berbagai rakyat yang membutuhkannya, si miskin maupun si kaya.

Namun sayang, kondisi ini dimanfaatkan dan digunakan oleh mereka yang memiliki kuasa hanya untuk kepentingan individu ataupun kelompok semata.

Berbicara Indonesia, berarti kita berbicara hutan yang penuh dengan keanekaragaman hayati didalamnya. Dan berbicara kondisi hutan di Indonesia saat ini dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, sangat tepat apabila kita melihat kepada berbagai fakta yang ada.

Faktanya, saat ini hutan di Indonesia hanya dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang hanya rakus akan harta dan kekayaan semata.

Apabila hal ini dilihat dari perspektif politik, tepatnya kepada pendekatan kelembagaan, dapat dilihat titik berat permasalahannya terdapat pada tidak adanya peraturan-peraturan legal-formal yang tegas dan bersifat mengikat dengan sanksi yang tegas tentunya.

Seperti yang terlihat, hukum di Indonesia ini diibaratkan seperti gambar segitiga terbalik, yang makna filosofisnya hukum di Indonesia ini tumpul keatas dan tajam kebawah.

Artinya, saat ini banyak kesalahan-kesalahan dalam pola berfikir (mind set) ataupun kebiasaan bertindak (culture set).

Ya, ketika terjadi suatu permasalahan terkait permasalahan hutan dan alam, banyak stakeholders yang seolah-olah tidak peduli dan mendiamkan permasalahan tersebut.

Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa banyak pihak atau para pemangku kepentingan membiarkan sesuatu kesalahan berfikir dan bertindak pada masa lalu dan justru tidak mau mencoba untuk merubahnya guna masa depan yang baik.

Dapat dilihat pada kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang beberapa saat yang lalu terjadi.

Penulis melihat kebakaran hutan yang terjadi merupakan sebuah rencana yang telah sangat lama dicanangkan untuk saat ini ataupun seterusnya.

Mengapa demikian? Penulis mencoba berfikir secara logis, bahwa sebuah kebakaran hutan dan lahan yang ada tidak hanya terjadi pada satu atau dua tahun belakangan saja, bahkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi telah terjadi sejak tahun 1990-an yang lalu.

Hal ini dapat dilihat pada kebakaran hutan dan lahan yang ada di Riau, dan seluruh wilayah di Indonesia yang juga terkena dampak dari aktifitas pembangunan yang nantinya akan memberikan implikasi pada munculnya berbagai permasalahan lingkungan, pencemaran, dan permasalahan lainnya.

Dalam periode 50 tahun (1950-2000) Indonesia kehilangan 64,8 juta dari 162 juta hektar tutupan hutan yang dimilikinya.

Nah, pertanyaan yang muncul yakni, berapa juta hektar hutan lagi yang telah hilang dalam kurun 15 tahun terakhir (2000-2015)?

Ternyata negara Indonesia pusaka ini belum terbebas dari yang namanya penjajahan yang ada (imperialisme dan kolonialisme).

Namun bedanya, dahulu kala Indonesia dijajah oleh penjajah asing yang mengeksploitasi kondisi alam serta berbagai harta karun yang ada di Indonesia.

Saat ini, Indonesia dijajah oleh bangsanya sendiri. Ya oleh mereka yang tidak pernah puas dalam mencari harta kekayaan dan kekuasaan.

Mereka yang penulis sebutkan sebagai penjajah bangsa sendiri tadi, memiliki pola dan gaya hidup sekuler. Berasal dari bahasa latin saeculum, kata sekuler berkonotasi waktu (sekarang) dan tempat (dunia) ini memang sangat kental dengan prinsip “yang penting sekarang dan di sini”.

Target utamanya adalah memberi kebebasan kepada manusia untuk melakukan apapun yang disukainya tanpa mempedulikan hal-hal yang dianggap normatif atau nilai yang telah mengakar kuat pada budaya di Indonesia.

Artinya, yang saat ini harus dilakukan adalah cintai lingkungan hidupmu seperti kamu mencintai diri kamu sendiri. Ya, cintai juga hutan di dalam lingkunganmu seperti kamu mencintai organ paru-paru yang ada di dalam tubuhmu.

Tidak dapat dipungkiri, hutan di Indonesia merupakan paru-paru bagi masyarakat didalamnya bahkan menjadi paru-paru dunia.

Mulailah kebiasaan untuk mencintai lingkungan hidup khususnya hutan dengan menjaga kelestarian di dalamnya, tidak melakukan penebangan hutan sembarangan dengan mengatasnamakan kekuasaan dan jabatan yang dimiliki.

Serta tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan hanya dengan alasan yang tidak logis seperti dengan membakar lebih menghemat anggaran untuk membuka lahan.

Sekali lagi penulis menekankan sebagai penikmat alam di lingkungan Indonesia, dan sebagai penikmat oksigen yang dihasilkan oleh hutan-hutan yang ada di Indonesia.

Indonesia adalah tanah air pusaka abadi nan jaya. Yang wajib kita jaga hingga akhir hayat dan dengan sekuat jiwa dan raga.

Jadilah generasi berani, yang mampu membela yang benar guna menumpas berbagai kesalahan yang selama ini terjadi, bukan menjadi generasi penakut atau generasi wacana yang hanya mampu membela yang bayar.

Mari sama-sama lestarikan hutan dan alam kita untuk saat ini, nanti, dan seterusnya. Jangan jadikan hutan dan alam ini sebagai objek pelampiasan nafsu yang tidak bertanggungjawab.

Karena hutan dan alam Indonesia ini merupakan milik seluruh rakyat, ya, mulai rakyat kelas atas hingga kelas bawah.

Jangan biarkan tawa kecil yang saat ini terpancar pada raut wajah anak-anak muda Indonesia hilang dan direnggut begitu saja, hanya karena kesenangan dan kenikmatan semata.

Karena bagaimanapun, hutan dan alam ini merupakan titipan Tuhan Yang Maha Esa, dan kita sebagai makhluk memiliki tanggungjawab untuk saling menjaga demi kelangsungan kehidupan yang harmonis dan nyaman.

Penulis teringat dengan lagu dari Gombloh yang sangat memiliki makna dan penuh arti bagi kita untuk terus melestarikan hutan dan alam.

Sedikit bait dari lagu tersebut :

Lestari Alamku, Lestari Desaku dimana Tuhan-Ku menitipkan Aku

Mengapa tanah ku rawan kini, Bukit-bukit pun telanjang berdiri

Mari sobat semua, cintai alam, cintai hutan, demi masa depan yang menanti untuk dinikmati dengan nyaman.

Inilah cerita tentang rumahku

Rumah yang aku sebut sebagai Indonesia

Rumah tempat ku dibesarkan

Cinta dalam hati ini tidak dapat diungkapkan untuk Indonesiaku

Karena begitu besarnya cintaku kepadanya

Adakah yang lebih indah dari semua ini

Rumah mungil bercerita cinta yang megah

Berbalut budaya yang begitu indah

Indonesia tanah air pusaka ku untuk kini, nanti, hingga akhir hayat

Pekanbaru Menuju City Gas

Dalam perkembangannya menuju Smart City, Kota Pekanbaru berbenah untuk memasang jaringan pipa ke rumah tangga dengan harga terjangkau. Konsep ini dikenal dengan nama gas perkotaan (City Gas).

Pekanbaru bersama 11 kota di Indonesia tengah ditargetkan oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk dapat mengaliri gas. Ke-11 kota tersebut antara lain Jakarta, Palembang, Surabaya, Medan, Sidoarjo, Lampung, dan Bogor.

Sesuai dengan Kepmen ESDM No 2436, PGN sendiri diharuskan untuk membangun 14 SPBG yang terdiri dari 12 permanen dan 2 MRU yang berlokasi di Jakarta, Jabar, Jatim, dan Riau.

Mengenai sumber gasnya sendiri, Wali Kota Pekanbaru, H. Firdaus, ST, MT mengatakan bahwa Pemko Pekanbaru telah melakukan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan PGN di Jakarta.

Kerja sama ini sendiri dilakukan agar PGN dapat memenuhi kebutuhan gas untuk masyarakat Pekanbaru melalui jaringan gas yang akan dibangun.

Selain itu, jaringan gas ini juga digunakan untuk menunjang pembangunan pembangkit listrik tenaga gas yang akan dipusatkan di Tenayan Raya.

Diharapkan dengan adanya kerja sama dengan pihak PGN ini, Kota Pekanbaru dapat menjadi City Gas yang pertama di Provinsi Riau.

Untuk tahap awal, dari 12 kecamatan yang ada di Pekanbaru, Kecamatan Lima Puluh dijadikan sebagai percontohan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Asissten II, Pekanbaru, Dedi Gusriady mengatakan bahwa empat kelurahan di Kecamatan Lima Puluh sudah dinyatakan oleh Kementerian ESDM sebagai percontohan City Gas Pekanbaru.

Saat ini sudah dilakukan penggalian seperti yang terlihat di Jalan Tanjung Datuk. Selanjutnya setelah proses galian selesai, maka pemerintah akan mengalirkan gas ke rumah-rumah masyarakat.

Untuk penerima aliran City Gas ini lebih diprioritaskan kepada masyarakat yang kurang mampu, sebab mereka selama ini menggunakan tabung tiga kilogram.

Mengenai harga, penggunaan City Gas ini akan tiga kali lipat lebih murah dari harga tabung tiga kilo. Jika tabung tiga kilo HET-nya Rp 18.000, maka penggunaan City Gas dengan ukuran yang sama hanya sekitar Rp 4.000-Rp 5.000.

Dengan dijadikannya Kecamatan Lima Puluh sebagai percontohan, maka akan membantu masyarakat ekonomi bawah. Untuk kecamatan lain, pemasangan aliran City Gas akan dilakukan secara bertahap dengan target selesai lima tahun.

Sebab Kebakaran Plaza Sukaramai Sulit Padam

0

Sukaramai_8318

Setelah lebih dari 24 jam, akhirnya petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru berhasil memadamkan api yang membakar Plaza Sukaramai.

Hingga dini hari sekitar pukul 01.30 WIB, Kamis (10/12), tim damkar terus berupaya memadamkan api yang menyala di lantai dasar (basement) Plaza Sukaramai.

Meski telah mengerahkan sebanyak 20 mobil pemadam kebakaran dari tim pemadam kebakaran kota Pekanbaru dan tim fire dari PT Chevron Pasifik Indonesia untuk memadamkan api, namun api terlalu sulit untuk dipadamkan.

Terkait kebakaran ini, petugas kesulitan sumber air dalam upaya pemadaman kebakaran. Bahkan mobil pemadam kebakaran harus kembali ke markas untuk mengambil air.

Selain itu, banyak barang yang mudah terbakar di basement tersebut seperti pakaian. Petugas juga kesulitan masuk, karena konstruksi basement yang sempit, hanya ada satu pintu masuk. Belum lagi gelap dan dipenuhi asap.

Bahkan para petugas terpaksa harus keluar kembali, karena api masih berkobar di basement akibat tidak adanya fentilasi. Beberapa pakaian yang tidak bisa diselamatkan juga menjadi penyebab api masih menyala.

Bahan material gedung pun juga sudah banyak yang berjatuhan, bahkan dinding bangunan telah retak. Saat ini diduga hampir 40 persen gedung telah terbakar, beberapa kendaraan di areal parkir pun tidak bisa keluar.

Terkait kebakaran ini Komisi II DPRD Pekanbaru akan menggelar hearing dengan PT Makmur Papan Perkasa (MPP), selaku pihak pengelola Plaza Sukaramai pada hari Senin (14/12).

Adapun pemanggilan ini terkait kebakaran Plaza Sukaramai. Komisi II akan mempertanyakan tentang standarisasi keamanan, kelayakan gedung yang telah dibangun sejak tahun 1999 silam dan sebagainya.

Mengenai nasib pedagang Plaza Sukaramai, pihak Dinas Sosial rencananya akan merelokasi para pedagang ke Pasar Central Plaza yang terletak di Jalan Ahmad Yani.

Korban Jiwa Kebakaran Belum Ada

Sukaramai_8318

Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono, secara tegas menyatakan bahwa kabar yang mengatakan adanya korban jiwa itu adalah hoax.

Memang issue mengenai 17 korban yang tewas ini sempat membuat heboh para netizen. Dibantah oleh Sugeng, bahwa hanya dua anggota Damkar yang terluka karena terkena material kaca dan sudah diberi penanganan.

Meski demikian, ia masih belum bisa memastikan ada tidaknya korban. Sebab dari pagi ini, dari pihak pemadam kebakaran yang masuk ke dalam belum menemukan adanya korban jiwa.

Mengenai penyebab kebakaran, ia menjelaskan sampai saat ini belum diketahui. Karena masih menunggu tim Labfor dari Medan. Namun tim labfor baru bisa bekerja kalau apinya telah padam.

Mengenai musibah kebakaran ini, Ketua Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Roni Amriel, mengatakan bahwa pihak manajemen selaku pengelola Plaza Sukaramai ini harus bertanggung jawab penuh.

Terlebih lagi, katanya, basement pada Plaza Sukaramai ini dijadikan sebagai tempat jual beli. Padahal di pusat perbelanjaan lain, basement digunakan untuk lahan parkir.

Karena sirkulasi udara yang kurang maksimal, maka kondisi di dalamnya sangat panas. Sehingga tentu saja basement itu tidak memenuhi syarat untuk dijadikan tempat berdagang.

Apalagi jika terjadi kebakaran seperti sekarang, tidak adanya jalur evakuasi yang khusus dan representatif. Ia turut mempertanyakan ketersediaan Hydrant serta alat pemadam kebakaran.

Kedepannya, Komisi IV akan memanggil pihak Damkar, Dishub, Distaruba serta manajemen Plaza Sukaramai untuk mendapatkan informasi yang transparan berkaitan basement yang dijadikan tempat berdagang.

Berdasarkan pantauan di lapangan, kebakaran yang meludeskan 950 Kios ini sulit untuk dipadamkan tim pemadam kebakaran kota Pekanbaru dan tim fire dari PT Chevron Pasifik Indonesia.

Kebakaran ini sendiri berlangsung lebih dari 24 jam, regu Damkar saat ini tengah fokus untuk memadamkan api yang berkobar di lantai tiga.

Demi kelancaran regu Damkar dalam memadamkan api, pihak kepolisian telah membentangkan garis polisi di halaman parkir luar gedung agar tidak terganggu masyarakat yang datang menonton.

Ekspansi Rute Penerbangan di Pekanbaru

Saat ini maskapai penerbangan saling bersaing melakukan ekspansi rute yang dianggap menguntungkan, salah satunya dengan melakukan ekspansi di kota Pekanbaru.

Hal ini disebabkan tingginya tingkat perekonomian kota bertuah dan juga secara geografis terletak di tengah Pulau Sumatera serta berdekatan dengan negara tetangga.

Sedangkan ekspansinya berupa pembukaan rute baru, persaingan di rute yang sudah ada dan juga rute lama yang dihidupkan kembali.

Pada Desember 2015 ini, Bandara kebanggaan kota bertuah, Sultan Syarif Kasim II (SSK II) International Airport kedatangan “tamu baru” sebanyak tiga maskapai, baik menerbangi rute domestik maupun internasional.

Kadiv Pelayanan dan Operasional Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Hasturman Yunus mengatakan bahwa dua diantaranya baru operasi di Pekanbaru seperti Jetstar dan Xpress Air. Sedangkan untuk rute baru ada penerbangan Pekanbaru-Jambi yang dilayani oleh Wings Air.

Jetstar

Pada rute Singapura-Pekanbaru telah lama dilayani Silk Air pergi pulang tiga kali sepekan, dan akan bersaing dengan Jetstar meskipun dengan hari berbeda dan pelayanan yang berbeda. Dimana Jetstar akan memulai terbang perdana pada kamis (10/12), dengan Pesawat Airbus 320 yang berkapasitas 180 kursi penumpang.

express-air-boeing-737-1024x683

Sedangkan Xpress Air akan menghidupkan rute yang dulu pernah dilalui maskapai Riau Airlines dan Sky Aviation, yaitu Pekanbaru-Palembang dan Pekanbaru-Tanjung Pinang yang akan terbang perdana pada Jum’at (18/12) dengan Pesawat dornier 328-100 yang berkapasitas 32 kursi penumpang.

Wings Air ATR 72 500

Selain itu rute baru adalah Pekanbaru-Jambi dilayani Wings Air dengan mengoperasikan pesawat ATR 72-500 berkapasitas 70 kursi penumpang.

Tidak perlu menunggu waktu lama, Lion Group melalui maskapai Wings Air, pada Rabu (9/12) akan terbang perdana  rute Jambi-Pekanbaru.

Penerbangan perdana diawali dari Pekanbaru menuju Jambi dengan jam terbang pukul 07.25 WIB dan kembali ke Pekanbaru pukul 18.00 WIB.

Hasturman menyebutkan “Beroperasi ketiga maskapai tersebut, berarti telah membawa dampak positif di semua sektor terutama telah memberi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau”.

Berdasarkan Data Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, terdapat 10 rute domestik telah dibuka seperti:

  1. Pekanbaru-Jakarta,
  2. Pekanbaru-Batam,
  3. Pekanbaru-Medan,
  4. Pekanbaru-Bandung,
  5. Pekanbaru-Yogyakarta,
  6. Pekanbaru-Surabaya,
  7. Pekanbaru-Pasir Pangaraian,
  8. Pekanbaru-Tembilahan,
  9. Pekanbaru-Dabo Singkep
  10. Pekanbaru-Tanjung Balai Karimun.

Ke-10 rute tersebut dilayani oleh delapan maskapai seperti Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, Indonesia AirAsia, Sriwijaya Air, Nam Air dan perintis dilayani Susi Air.

Sementara rute penerbangan internasional terdapat tiga maskapai yang melayani yakni AirAsia dengan rute Kuala Lumpur-Pekanbaru pergi pulang setiap hari.

Malindo Air dengan rute Malaka-Pekanbaru pergi pulang setiap hari dan Silk Air rute Singapura-Pekanbaru tiga kali dalam sepekan.

Kemilau Batik Riau, Batik Tabir

Pergelaran Kemilau Sumatera 2015 yang diselenggarakan di Atrium Utama Mal Pekanbaru menampilkan potensi pariwisata dan budaya Provinsi Riau, salah satunya Batik Tabir.

Sebagai Batik khas Riau, Batik Tabir merupakan salah satu produk UMKM yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sektor pariwisata.

Bahkan Batik khas Riau ini mendapat apresiasi dari Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Esthy Reko Astuty.

Pada saat pembukaan Kemilau Sumatera 2015 ini, ia mengagumi beberapa potensi pariwisata dan kerajinan daerah yang dipamerkan Riau.

Terutama sekali Batik Tabir, ia menyebutkan bahwa Batik khas Riau ini sangat bagus untuk dikembangkan, karena coraknya yang lembut.

Dinilainya bahwa Batik Tabir ini juga tidak kalah dengan batik ciri khas dari daerah lain. Ia mengatakan bahwa batik ini memiliki potensi untuk dikembangkan sampai ke tingkat nasional.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, yang membuka pameran Kemilau Sumatera 2015 ini mengatakan bahwa Riau tengah giat meningkatkan sektor pariwisata.

Adapun pariwisata yang tengah dikembangkan antara lain, wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, wisata budaya, wisata religi dan lainnya.

Salah satu wisata yang tengah dipromosikan Riau adalah wisata religi, yakni Ritual Mandi Safar di Pantai Tanjung Lapin, Pulau Rupat Utara, Kabupaten Bengalis Riau.

Terlebih lagi untuk menyongsong MEA pada akhir tahun ini, ia menilai bahwa kesiapan sumber daya manusia serta pengembangan potensi daerah harus dapat dimaksimalkan.

Untuk diketahui bahwa ini adalah pameran terakhir Kemilau Sumatera yang digelar di Pulau Sumatera sendiri, karena tahun depan Kemilau Sumatera bakal Tour ke luar pulau Sumatera.

Cegah Teroris, BNPT & FKPT Adakan Dialog

dialog terorisme

Selasa (8/12) pagi, bertempat di Hotel Alpha Jalan Imam Munandar, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Riau mengadakan dialog untuk mencegah aksi terorisme.

Dialog Pencegahan Radikalisme, Terorisme bagi Tokoh Pemuda dan Perempuan ini diharapkan mampu untuk menjawab persoalan mengenai maraknya paham radikalisme terorisme di Indonesia. Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh 265 peserta.

Para pesertanya berasal dari berbagai elemen masyarakat, antara lain Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Organisasi Wanita serta para mahasiswa dari beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Pekanbaru. Dialog ini dibuka oleh Kepala Sub Bidang Kewaspadaan / Deradikalisasi Terorisme  Dr. Andi Intang Dulung.

Menurut Andi, untuk mencegah terorisme tidak cukup hanya dengan melakukan komunikasi dan pertemuan serta kunjungan. Tetapi perlu memanfaatkan para tokoh pemuda dan perempuan, pemerintah yang ada di Provinsi Riau untuk menyampaikan pesan perdamaian yang sejuk kepada masyarakat umum.

Keterlibatan para tokoh pemuda dan perempuan ini tentunya sangat penting. Diharapkan dapat mempersempit ruang gerak radikalisme serta terorisme dalam menangani masalah radikal terorisme. Terlebih saat ini kalangan pemuda menjadi incaran utama.

Dialog ini terbagi dalam tiga sesi, pada sesi pertama ada pembahasan tentang peran TNI dalam mengatasi terorisme di Indonesia oleh Danrem 031 WIB. Sesi kedua memahami kembali esensi Islam dalam mencegah radikalisme oleh Prof Sudirman, MO.

Untuk sesi ketiga menampilkan dua pembicara, yakni Abdul Rahman Ayub dan Dr Andi Jamaro. Abdul Rahman Ayub yang merupakan mantan teroris ini menceritakan pengalamannya dulu sewaktu pernah menjadi teroris. Sedangkan Dr Andi Jamaro menjelaskan peran generasi muda dalam upaya pencegahan paham kekerasan dan Terorisme.

Plaza Sukaramai Terbakar

Selasa (8/12) sore, Plaza Sukaramai terbakar. Lantai dasar disinyalir menjadi sumber kebakaran, hingga kini asap masih mengepul dan 150 orang pemadam kebakaran terus berupaya memadamkan api.

Hingga saat ini masih belum diketahui apa penyebab kebakaran dan jumlah kerugian materil. Regu Pemadam Kebakaran yang menyisir sebagian bangunan Plaza Sukaramai belum menemukan ada korban jiwa.

Sebelumnya sempat beredar informasi, jika ada beberapa orang yang masih terkurung. Api yang berkobar dari lantai dasar akhirnya merembes ke blok-blok lainnya hingga ke atap bangunan.

Dua petugas pemadam kebakaran sempat terluka akibat terkena serpihan kaca yang berserakan. Sedangkan kondisi di dalam, hampir semuanya berantakan karena dilalap api.

Satu persatu bagian gedung rubuh telah menjadi arang, dikhawatirkan dapat ambruk kapan saja. Bahkan sempat terdengar suara ledakan dari dalam bangunan.

Sejumlah pedagang pun sangat kecewa, karena tabung racun api yang ada ternyata tidak berfungsi. Padahal mereka telah berupaya memadamkan api saat api pertama menjalar sore kemarin.

Anggota DPRD Pekanbaru, H Darnil SH menyayangkan kondisi ini. Padahal DPRD Pekanbaru sejak jauh hari telah mewanti-wanti kepada semua mal dan pusat perbelanjaan, agar menyiapkan racun api.

Pihaknya juga menyarankan kepada mal dan perusahaan untuk menyediakan hydrant besar beserta kolamnya. Selain itu pihaknya menyayangkan akses keluar-masuk lantai dasar yang sangat kecil dan hanya ada dua pintu.

Turut berduka untuk pedagang di Plaza Sukaramai yang terkena musibah ini, semoga api dapat segera dipadamkan dan para pedagang diberi ketabahan.

Berikut ini update kebakaran Plaza Sukaramai:

/