Polemik tentang penetapan Pekanbaru sebagai lokasi penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG) III makin membingungkan. Pasalnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo kembali mengeluarkan statemen bahwa ISG batal di Pekanbaru, Riau. Padahal rapat untuk merumuskan hasil kunjungan kerja panitia pusat ISG ke Pekanbaru, Selasa (14/5) kemarin belum dilakukan.
“Ya, memang seharusnya begitu, kan. Sangat tidak pada tempatnya negara ini terlalu berani mempertaruhkan iven internasional kepada Ketua Pelaksana Daerah yang berstatus Tersangka KPK,” kata Menpora, Rabu (15/5).
Menurutnya, pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono saat meninjau kesiapan Pekanbaru sebagai tuan rumah ISG dua hari lalu agar tidak dipahami secara sepotong. Sebab, Menko Kesra dalam kunjungan ke Pekanbaru juga membawa pesan dari Presiden.
“Begini, statemen Pak Menko Kesra itu belum selesai loh ya. Jadi jangan dipotong. Pak Menko Kesra itu mendapat pesan dari Presiden, bahwa Presiden pun sebenarnya menginginkan, artinya masih bisa ISG diselenggarakan di Pekanbaru, tapi dengan Gubernur baru,” tutur mantan anggota DPR RI itu.
Nah, kalau dengan Gubernur baru, lanjutnya, berarti ISG III baru bisa terlaksana akhir November 2013 dan masih cukup persiapan untuk itu. Tapi, lanjut Menpora, catatan yang diberikan Presiden kepada Menko Kesra itu merupakan isyarat penolakan ISG III di Pekanbaru.
“Tapi sebenarnya Presiden itu menolak. Itu bahasa halus Presiden untuk menolak. Karena ISSF (Islamic Solidarity Games Federation) sudah mengatakan tidak memungkinkan ISG dilaksanakan di atas September, maksimal akhir September,” tegasnya.
Selain itu, Menpora juga menyebut justru pihak ISSF yang menyatakan bahwa Pekanbaru tidak siap menjadi tuan rumah ISG III setelah mereka meninjau kesiapan Riau dari berbagai sisi. “Kalau sikap saya selalu tegas. Tidak pernah di depan bilang A di belakang B. Saya bilang apa adanya,” tuturnya. (Riau Pos)