Masih ingat dengan telepon umum Encik dan Puan? Telepon umum di Pekanbaru tentunya punya kisah klasik bagi kita semua, karena fasilitas umum ini pernah banyak berjasa dan pernah menjadi bagian dari kehidupan kita di masa lampau.
Sesuai dengan perkembangan zaman, terutama saat teknologi komunikasi maju dengan pesatnya, telepon umum terbengkalai dan kini telah ditinggalkan. Demikian pula dengan telepon umum di Pekanbaru.
Saat ini telepon umum di Pekanbaru saat ini sudah jarang ditemukan. Bahkan satu-satunya telepon umum yang kami temukan saat ini berada di lantai 1 Plaza Citra Jalan Pepaya. Itupun bukan telepon umum koin, melainkan telepon umum kartu.
Jika Encik dan Puan masih ingat, tentunya tahu bahwa ada dua jenis telepon umum. Yakni telepon umum yang menggunakan uang koin dan telepon umum yang menggunakan kartu telepon.
Sejarah telepon umum di Indonesia
Awalnya telepon umum koin mulai diperkenalkan pada tahun 1981. Kemudian pada kurun tahun 1983-1988 tercatat terpasang sebanyak 5.724 unit. Sementara telepon umum kartu mulai digunakan pada tahun 1988. Lalu mulai dipasang sebanyak 95 unit, jumlahnya kemudian meningkat pesat menjadi 7.835 unit pada tahun 1993.
Telepon umum pada masa jayanya sering kali kita temukan di area-area publik dan terminal transportasi seperti bandar udara, stasiun kereta ataupun di perempatan jalan. Pemasangan telepon umum tersebut dengan persetujuan pemberian tanah keuntungan dari telepon umum.
Kenangan
Telepon umum di Pekanbaru tentu membekas bagi beberapa warga Pekanbaru, terutama yang sering menggunakannya. Terlebih lagi bagi yang menggunakan telepon umum koin, karena ada beberapa trik menelepon gratis atau sekedar mengambil koin kembali.
Seperti yang diungkapkan beberapa followers infoPKU di Instagram:
himawananwar: “Angka TUK paling belakang dijumlahkan m3njadi 10. Nelpon jadi lama ?”
f3_rhy: “Ngantriiii kalo mau nelp….? sambil siapain logam cepek”
iskandar02: “@abdul_aziz0191 kerjaan ko dlu men..ngacak nomor malam”..?”
abdul_aziz0191: “@iskandar02 bayar mah. Bntar aja habis 5ribu ??”
hadde_berta: “Paling sering tu congkel lubang bawah, biasanya ada 500an jatuh ??? lumayan uang jajan”
andrepunkgabean: “Wuahahhahahahaha dlu saya jaman sd suka iseng telp pakai ini. Kl ga salah dl ad triknya nelp tp uangnya bs keluar lagi tp sy dh lupa ????”
andrini_29: “Ini Telp termasuk keluaran terakhir d dijamannya..seharusnya masih bisa berguna kayak diluar negri?”
paramithaulfah: “Telpon nomor hantu ?”
Atau beberapa nostalgia dari beberapa followers infoPKU di Twitter:
Telpon koin nggak akrab.. Kalo wartel baru ?? .. Hape belum hits, kalo nelpon ke ortu kudu ke wartel dulu. #TesUmur ?
— HWs (@Hermanwaesyah) November 17, 2018
Dulu pas SMP sering make telepon ini maupun yg koin. Buat nelpon rumah pas pulang sekolah tp mau maen ato ngemol dulu. Atau mau pulang latihan silat, biar dijemput.
— Eka Bayuningtyas (@ekabayuningtyas) November 17, 2018
Dlu nelpon ayah, kluarga..
Jaman esdeh jam istirahat/pulang skolah rela ke wartel buat nelpon apatu nama ny lupaa??? https://t.co/HmtF2u79rI— fatmaaa (@fatmawatihusni1) November 17, 2018
Pernah gunain telepon umum cuma untuk isengin tetangga samping rumah yang dulu merekanya belum pakai ponsel.
— Obyk (@robyparm) November 21, 2018
Bagaimana dengan Encik dan Puan, ada yang bernostalgia juga dengan Telepon Umum di Pekanbaru juga?