Berawal dari ketika kami mengontrak rumah di daerah Jalan Rajawali Sakti Pekanbaru, Rumah Rajawali kami menyebutnya. Rumah tersebut bisa dibilang cukup besar dengan tiga kamar tidur dua kamar mandi satu ruang tamu satu ruang keluarga dan dapur, bonus pinjaman AC selama kami ngontrak di sana.
Sewa Rumah Rajawali ini hanya satu juta rupiah perbulannya, dan tanpa fikir panjang “deal” sambil menjabat tangan si pemilik rumah itu.
Awal kami datangi rumah ini memang terlihat sudah tidak terawat lagi, terlihat dari lantai yang kotor itu seolah bercerita berapa lama rumah ini tidak dimasuki orang.
Lantai yang kami pijak sekarang ini bukan lagi debu, tetapi sudah tanah yang menutupi keramik putih, ditambah lagi ada beberapa bangkai hewan yang sudah mongering. Plafon rumah dibagian ruang tamu terlihat jebol seukuran badan orang dewasa dan beberapa kaca jendela yang sudah pecah.
Hari pertama, setelah kami membersihkan Rumah Rajawali itu. Siang hari ketika istriku sedang bersih bersih kamar tengah, dia bercerita bahwa ketika sedang menyapu ada sepintas bayangan orang lewat di belakangnya. Namun ketika di cek tidak ada siapa-siapa disana, awalnya aku hanya berfikiran mungkin ini cuma halusinasi saja.
Rumah itu memiliki kamar belakang yang jendelanya tembus kearah garasi dan pagar rumah. Di hari kedua kami tinggal di sana, ketika itu hari sudah malam sekitar pukul 21:00 WIB aku baru pulang dari rumah orangtua menuju Rumah Rajawali yang kami sewa.
Ketika aku sampai di depan pagar dan hendak membuka pagar, saat itu posisi motorku masih menyala dan lampunya mengarah ke jendela kamar belakang tadi, entah mengapa saat itu mataku memandang jendela tersebut sambil membuka pagar yang bisa dibilang sangat sulit membukanya karena kuncinya yang macet.
Aku melihat ada pergerakan dijendela itu dan ketika aku perhatikan lebih seksama lagi pergerakan itu seperti orang yang menggunakan jaket dengan tutup kepala mengintip dari balik jendela dan hilang. Aku terpana dengan fenomena itu dan badan ini tak bisa bergerak, sejenak aku tarik nafas dan tenangkan diri barulah aku masuk kerumah untuk menemui istri dan anak kami yang masih balita.
Saat itu aku belum menceritakan apa yang aku lihat tadi dengan istriku, aku tahu dia cukup penakut dengan keadaan seperti ini. Untuk menghilangkan suasana seram dirumah itu aku sengaja menghidupkan lampu kamar belakang tadi. Kondisinya saat ini kami sedang makan diruang makan yang terletak disamping dapur, dan setelah memastikan kondisi hati ini sudah mulai tenang barulah aku mulai menceritakan apa yang kulihat tadi.
“Sayang, tadi pas aku buka pagar, aku lihat ada bayangan hitam mengintip dari balik jendela kamar itu,” sambil menunjuk ke arah kamar belakang. Kami terdiam sejenak sambil sama-sama melihat ke arah kamar itu, dan tiba-tiba “Tap!!” lampu kamar belakang yang kami lihat tadi, mati dengan sendirinya.
Hari ketiga kami tinggal di rumah itu, pagi-pagi istriku bercerita bahwa dia bermimpi bertemu dengan sosok yang kita kenal dengan sebutan neng kunti. Di mimpi itu si neng kunti berdiri di ruang tengah rumah dengan nada membentak menyuruh kami membersihkan rumah ini jika ingin tinggal disini. Mungkin ini peringatan untuk kami sebagai penghuni baru di rumah ini.
Semenjak kejadian horor tiga hari berturut turut itu, dengan niat tulus dan iklas kami perbaiki rumah itu. Mulai dari mengecat tembok yang sudah kusam, memperbaiki plafon yang jebol hingga membersihkan semak di halaman, Alhamdulillah, kami tidak pernah bertemu dengan kejadian mistis yang kami alami tiga hari berturut diawal kami tinggal disana.
Di bulan keenam kami putuskan untuk pindah dari rumah itu karena kami telah membeli rumah di daerah Garuda Sakti. Malam terakhir kami tidur di rumah itu istriku kembali bertemu dengan si neng kunti di dalam mimpi, saat itu si neng hanya berdiri diam di ruang tengah dan menghilang. Kami menganggap bahwa mimpi itu adalah ucapan selamat tinggal dari si neng dengan kami.