Pemerintah pusat seharusnya tidak melakukan pembiaran terlalu lama terkait penetapan tuan rumah iven Islamic Solidarity Games (ISG) III. Karena dengan segera mengeluarkan keputusan maka siapapun yang ditunjuk dapat melakukan persiapan dengan maksimal sesegera mungkin.
Demikian diharapkan Wakil Ketua II Panitia Daerah (Panda) ISG, Emrizal Pakis, Rabu (22/5) di Kantor Gubernur Riau. Disampaikannya, keputusan yang diambil terlalu lama terkait penetapan tuan rumah menjadi kendala tersendiri bagi daerah yang ditunjau.
‘’Jangan biarkan terlalu lama, segera ambil keputusan. Riau tetap tuan rumah atau tidak harus dipaparkan dengan jelas dan sesuai mekanisme,’’ ujarnya.
Dengan menunda-nunda keputusan, sebenarnya lanjut Emrizal bukan Riau saja yang dirugikan namun DKI Jakarta juga demikian. Karena persiapan jadi tertunda, dimana seharusnya sudah banyak yang bisa dikerjakan. Tapi karena masih belum diputuskan, kedua belah pihak jadi belum terlalu maksimal dalam melakukan persiapan.
â€Belum lagi anggaran dari APBN yang tak kunjung dicairkan menjadi permasalahan tersendiri bagi siapapun yang dipercaya sebagai tuan rumah nantinya. Seharusnya, pemerintah pusat dapat menilai faktor krusialnya suatu iven. ‘’Kalau memang penting harusnya diprioritaskan untuk diselesaikan bersama,’’ sambungnya.
Selain itu, Emrizal berharap salah satu dukungan yang juga harus segera bergerak adalah Komisi X DPR RI yang membidangi masalah olahraga. Dimana permasalahan pencairan anggaran juga berada di komisi tersebut.
Menurutnya, seharusnya komisi X dapat mempertemukan kedua belah pihak, baik panitia nasional maupun panitia daerah dan Presiden RI sehingga keputusan dapat segera dikeluarkan. Jika sudah dilakukan pertemuan tentu nantinya lanjut Emrizal akan ada solusi-solusi dari berbagai kendala yang tengah dihadapi.
‘’Ada banyak solusi untuk ISG ini, seharusnya bisa digesa pusat. Seperti menetapkan tuan rumah bersama, yang jelas jangan sampai Riau batal menjadi tuan rumah karena akan merusak persepsi daerah ini di luar,’’ lanjutnya.
Seandainya memang akan terjadi tuan rumah bersama, Emrizal berharap porsi penyelenggaraan di Riau seharusnya diberikan lebih besar dibanding DKI Jakarta sebagai lokasi kedua. Karena kesiapan belasan sarana dan prasarana dinilai lebih baik dibanding opsi pemerintah pusat melalui Menpora untuk dilaksanakan di Jakarta.
‘’Kalau memang ada opsi tuan rumah bersama, seharusnya pelaksanaan di Riau bisa 70 persen dari keseluruhan,†ujarnya. (Riau Pos)