Pro dan kontra tempat pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 bisa diselesaikan dengan menunjuk Riau dan Jakarta sebagai tuan rumah.
Hal itu diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo di sela-sela upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-105 di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Senin (20/5).
Namun syaratnya, kata Roy Suryo, pelaksanaan pertandingan atau perlombaan di Riau dilakukan di arena yang tidak bermasalah.
“Ada pilihan lain nantinya. Sebagian di Pekanbaru (Riau) dan sebagian di Jakarta. Tetapi syaratnya yang di Riau bukan di venue yang bermasalah. Ini sebagai penghargaan terhadap persiapan yang telah dilakukan Riau,” jelas Roy.
Lebih jauh, Menpora mengatakan soal tempat penyelenggaran ISG 2013 tinggal menunggu surat keputusan presiden (Keppres). Namun ia mengakui belum bisa memastikan kapan tepatnya Keppres tersebut keluar.
“Masih ada sedikit koordinasi di level Kemenkokesra. Beliau (Menkokesra Agung Laksono) sangat bijak tidak ingin menyakiti masyarakat,” ujar Roy Suryo.
Masalah tuan rumah ISG 2013 memang masih mengundang polemik. Banyak pihak yang meminta even olahraga antarnegara Islam sedunia ini tetap digelar di Riau.
“Pembangunan sarana olahraga di Riau bukan hanya untuk PON lalu tapi juga untuk ISG 2013. Jadi buat apa dipindah ke Jakarta,” ujar anggota Komisi X DPR Dedi ‘Miing’ Gumelar, Minggu (19/5).
ISG 2013 rencananya akan digelar pada 22 September-1 Oktober setelah mundur dari 6-17 Juni. Pengunduran jadwal ini dikarenakan adanya venue yang belum siap digunakan.
Masalah utang pembangunan venue dan status hukum Gubernur Riau Rusli Zainal yang menjabat Ketua Pelaksana Daerah ISG 2013 juga menjadi pertimbangan kemungkinan dipindahnya pelaksaan ISG ke Jakarta. Rusli Zaenal sendiri tetap meminta ISG tidak dipindah ke Jakarta. (Metro TV)