Kehadiran Pak Ogah di Pekanbaru kini seolah menjadi sebuah fenomena. Bagi sebagian orang, kehadiran mereka dianggap membantu. Namun bagi sebagian lagi, mereka malah mengganggu.
Mengenal Pak Ogah
Pak Ogah, sebutan orang-orang yang biasanya menunggu di u-turn jalan yang berniat membantu para pengendara khususnya roda empat. Fenomena Pak Ogah di Kota Pekanbaru sendiri memang tidak bisa dipastikan kapan kemunculannya.
Namun belakangan banyak titik pada jalanan yang kemudian dijadikan Pak Ogah untuk melakukan aksinya. Pak Ogah yang awalnya berniat membantu mulai menjadi penganggu. Pada beberapa titik jalan Pak Ogah bahkan dinilai sebagai penyebab kemacetan pada jalan tersebut.
Jadi Sumber Kemacetan
Seperti pengamantan tim infoPKU pada area Jalan Tuanku Tambusai, ada beberapa u-turn yang dijaga oleh Pak Ogah. Bukannya memberikan bantuan pada pengguna jalan, mereka malah sebagai sebab utama kemacetan.
Tata cara yang digunakan Pak Ogah yang terlihat sedang mengatur jalan tentu tidak sama dengan yang dilakukan oleh Polisi Lalu Lintas (Polantas).
Seperti yang diketahui, keberadaan Polantas memang mengatur untuk menjadikan jalanan yang tadinya tersendat menjadi lebih lancar. Akan tetapi saat melihat seperti apa Pak Ogah mengatur jalanan, tentu melihat siapa yang bayar. Hal ini selain bisa sebabkan kemacetan, juga membahayakan.
Pemberhentian mendadak pengendara sering dilakukan oleh Pak Ogah, akibat dari mendahulukan siapa yang bersedia memberikan bayaran. Terkesan memang terdapat pembiaran yang dilakukan oleh pihak berwenang dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru.
Tanggapan Dishub
Terlihat tidak adanya tindakan tegas oleh pihak Dishub Kota Pekanbaru kemudian menjadikan Pak Ogah semakin banyak. Terkait dengan tuduhan pembiaran ini, dijawab oleh Sekretaris Dishub Kota Pekanbaru, Sunarko.
“Sudah sering kita tertibkan, bahkan terkadang kita memang standby di titik-titik tersebut,” ungkapnya, Selasa (27/3/2023).
Tindakan yang dilakukan oleh Dishub Pekanbaru belum bisa sepenuhnya dalam menindak lanjuti terkait dengan fenomena Pak Ogah di jalanan Kota Pekanbaru.
Kemudian muncul sebuah inisiasi dan imbauan bagi pengendara untuk tidak memberikan imbalan berbentuk uang kepada Pak Ogah. Hal ini merupakan usaha yang dilakukan pihak Dishub untuk mengurangi Pak Ogah yang mulai mengganggu bukan membantu.
Jadi Dilema
Pada faktanya, hal ini pun dirasakan banyak Encik dan Puan. Jika tetap memberi imbalan, maka Pak Ogah akan tetap ada di jalanan. Namun jika stop memberi imbalan kepada Pak Ogah, barang kali bisa setidaknya mengurangi kemunculan Pak Ogah di kawasan lain.
Sebagai pengguna jalan yang berharap kenyamanan, tentu menuntut kita untuk lebih bijaksana dalam memutuskan.