Kota Pekanbaru juara Umum Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SMA tingkat Provinsi Riau. Gelar itu kembali diraih Pekanbaru setelah kontingennya berhasil mengondol tujuh medali emas, satu perak dan satu perunggu dari lima cabang olahraga yang dipertandingkan.
Medali emas paling banyak diraih di cabang pencak silat. Ada tiga emas yang diraih masing-masing oleh Rahmad Riadi di kelas B tanding putra, Rizkhi Fandriadi di nomor tunggal putra dan Lisma di kelas F tanding putri. Sementara di cabang Karate satu-satunya medali emas diraih Aryo Permana Putra di nomor Kata perorangan putra.
Berikutnya, di cabang atletik, medali emas Pekanbaru disumbangkan Ulfah Rizkiyah Mukhtar di nomor lompat jauh putri. Lalu, Teguh Hermelindo di cabang bulu tangkis dan terakhir oleh Ilya Dwita Putri di cabang tenis meja putri.
Sementara itu, juara umum kedua diraih Kabupaten Bengkalis yang berhasil mengumpulkan empat medali emas, empat perak dan tiga perunggu. Satu medali emas diperoleh Ajeng Sawitri dari cabang Karate di nomor Kumite -53 kilogram putri. Selanjutnya, oleh Wahdaniya pada cabang pencak silat di nomor B tanding putri, Nadia Maidina dari cabang atletik nomor Lari 100 meter putri serta Ochia pada cabang bulu tangkis putri.
Medali Perak Bengkalis diperoleh Muhammad Tripa Rezky dari cabang karate nomor Kumite -61 kilogram putra, Fajar Azni Agus dari cabang pencak silat nomor tunggal putra, Putri Wulandari kelas F tanding putri pencak silat dan Muslima dari cabang atletik nomor lompat jauh putri.
Sedangkan medali perunggu diraih Wendi Alfitri pada cabang karate nomor Kumite +61 kilogram, Nanda Khorianto pada cabang atletik nomor lari 100 meter putra serta Ericson di cabang bulu tangkis.
Sementara Kabupaten Kampar menempati posisi ketiga dengan perolehan tiga medali emas, empat perak dan satu perunggu. Emas masing-masing diraih Mai Aprilisma Wati pada cabang karate nomor Kata perorangan putri dan Citra Widya Anggraini dinomor Kumite +53 kilogram putri. Selanjutnya, oleh Rezki Rido Putra di cabang pencak silat nomor F tanding putra.
Selanjutnya, medali perak diraih Niko Ardian di cabang karate nomor Kata perorangan putra, Arsy Abi Midya di cabang pencak silat nomor B tanding putra dan oleh Rio Jaka Pamungkas pada nomor lompat jauh putra cabang atletik. Sementara, medali perunggu diraih Vera Mita Swastika di nomor Kumite -53 kilogram putri cabang karate.
Untuk nomor lainnya pada cabang karate medali emas nomor Kumite +61 kilogram putra diraih Yogi Prasetyo dari Siak, dan nomor kumite -61 kilogram putra diraih Samuel Simamora dari Pelalawan. Untuk medali emas pada cabang pencak silat kelas tunggal putri diraih Lita Novi Puspandini dari Siak. Medali emas nomor lari 100 meter putra dan nomor lompat jauh putra cabang atletik diraih Atlet dari Rokan Hilir. Masing-masingnya oleh Heri Sukandi dan Gunawan.
Selanjutnya di nomor loncat tinggi putra diraih Fajar Angga Wandana dari Pelalawan dan nomor Loncat Tinggi putri diraih Syarifah Lailatul Hikmah dari Kota Dumai. Medali emas cabang tenis meja putra diraih Charles Liem dari Kepulauan Meranti.
Ketua pelaksana, Affan SSos yang hadir dalam acara penutupan 02SN, Rabu malam kemarin menjelaskan, dari segi kualitas peserta tahun ini, persaingan terlihat begitu ketat. Bahkan, semua daerah mendapat medali. Peraihan medali di tiap jenis juga tak lebih dari tiga. Namun, setelah melalui persaingan ketat itu, Kota Pekanbaru berhasil keluar menjadi juara umum dengan raihan total medali tujuh buah.
Sehabis ini, O2SN akan menjalani tingkat nasional di Balikpapan. Sebelum itu, Disdik Riau akan menggelar pusat pelatihan untuk membentuk mental dan jiwa bersaing peserta. Apalagi, di tingkat nasional, mental bertanding kerap menjadi kelemahan kontingen asal Riau. “Karena itulah perlu dibentuk lewat pusat pelatihan,” paparnya.
Menurut dia, di tingkat nasional, kontingen Riau biasanya selalu mengharumkan nama daerah. Meskipun medali tak terlalu banyak, tapi setidaknya Riau mampu meraih beberapa medali. Misalnya di Palembang Riau berhasil meraih dua medali di cabang pencak silat. Karena itu, siswa yang nantinya bertanding diharap mampu juga melanjutkan kebanggaan ini. “Yang penting saat perlombaan tingkat nasional nanti, jangan takut dengan provinsi lain,” kata Affan.
Tak hanya itu, Affan juga berharap peserta yang akan berlaga di tingkat nasional segera menyelesaikan masalah administrasi. Jika administrasi peserta tidak lengkap sampai batas waktu yang ditentukan, maka Disdik akan mengirim pemenang kedua. “Di tingkat nasional tidak ada toleransi. Kalau administrasi tidak lengkap akan langsung di didiskualifikasi,” ungkap Affan.
Sementara itu, Kasi SMK Disdik, Zudi Santosa yang mewakili Kadisdik menjelaskan, O2SN merupakan wujud atau upaya pemerintah memberi pelayanan pendidikan yang baik bagi siswa. Pelayanan pendidikan tidak hanya mentransformasi ilmu pasti ataupun sosial. Tapi Disdik dituntut mampu melihat bakat siswa. Sehingga bisa disalurkan.
Dalam olahraga, siswa bisa bentuk jiwa sportifitas. Siswa berani jujur membela kebenaran. Sementara di bidang seni, siswa tidak saja menguasai akademik. Tapi juga mampu menunjukkan bakatnya. Dengan seni, siswa dapat menyampaikan pesan sosial dan rasa cinta.