Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau menyatakan Kota Pekanbaru pada April 2013 mengalami inflasi sebesar 0,34 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 137,65.
“Dengan begitu, laju inflasi tahun kalender di Pekanbaru mencapai 2,97 persen dan inflasi ‘year on year’ mencapai 5,50 persen,” kata Kepala BPS Riau, Mawardi Arsyad, di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan inflasi terjadi akibat adanya peningkatan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,86 persen, makanan jadi 0,61 persen, perumahan 0,47 persen dan kelompok kesehatan 0,07 persen.
Beberapa komoditas penyumbang inflasi antara lain bawang merah 0,26 persen, sewa rumah 0,09 persen, cabai merah 0,07 persen, nasi dan lauk 0,05 persen, dan ikan serai 0,03 persen.
Kemudian, komoditas jeruh, teh manis, rokok filter, rokok putih dan wortel masing-masing 0,02 persen. Sedangkan, kentang, gulai, pepaya, teri, upah pembantu, kerang dan tongkol masing-masing 0,01 persen.
“Bawang merah masih menjadi penyumbang inflasi, meski tidak terlalu besar seperti bulan sebelumnya karena harganya mulai stabil,” katanya.
Sementara itu, Mawardi mengatakan Kota Dumai pada April juga mengalami namun lebih rendah yakni 0,17 persen. Laju inflasi kalender Dumai mencapai 1,86 persen dan inflasi “year on year” 5,40 persen.
Inflasi di Dumai disebabkan peningkatan pada kelompok makanan jadi 1,01 persen, bahan makanan 0,24 persen, transpor 0,05 persen dan kelompok pendidikan 0,02 persen.
“Beberapa komoditas penyumbang inflasi di Dumai antara lain ketupat atau lontong sayur 0,21 persen, bawang merah 0,08 persen, bayam 0,07 persen, apel 0,06 persen, cabai merah 0,05 persen, teri 0,03 persen, tomat buah 0,02 persen, serta daing ayam ras, minyak goreng dan pisang masing-masing 0,01 persen,” katanya.
Ia menambahkan, inflasi Pekanbaru dan Dumai berada pada urutan ke-6 dan 11 di Sumatera. Sedangkan, secara nasional keduanya pada peringkat 11 dan 19. Inflasi tertinggi berada di Padang Sidempuan sebesar 0,81 persen.
Sumber : Antara Riau